Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami kesuksesan
dari kepemimpinan, yaitu dengan memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh pemimpin tersebut. Jadi yang dimaksudkan disini adalah gayanya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada seseorang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang diinginkannya. Gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Kepemimpinan transformasional dapat menciptakan sesuatu yang baru dari
sesuatu yang lama. Menurut Avolio & Bruce (Suseno dan Sugiyanto, 2010), praktik gaya kepemimpinan transformasional mampu membawa perubahan- perubahan yang lebih mendasar seperti perubahan nilai-nilai, tujuan, dan kebutuhan bawahan. Sedangkan Bass (Suseno & Sugiyanto, 2010) mengemukakan mengenai konsep kepemimpinan ini merupakan gabungan antara paradigma “trait” dan gaya pendekatan kontingensi atau ketergantungan, hal ini sering juga disebut sebagai psikologi integratif. Lebih lanjut Suseno & Sugiyanto (2010) yang mengutip pendapat Bruce, mengartikan kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan kepercayaan, dan perilaku pemimpin-pemimpin lain dengan maksud untuk menyelesaikan misi organisasi.
Kepemimpinan transformasional berusaha untuk mengubah status quo dan
mewujudkan suatu visi tertentu tentang seperti apa seharusnya organisasi. Hal ini dilakukan dengan cara mengejawantahkan visi pada anggota dan menanamkan nilai-nilai yang dapat membawa perubahan ke arah pengembangan anggota dan organisasi. Perwujudan ini memerlukan seorang pemimpin yang dikagumi oleh pengikutnya. Kekaguman tersebut terjadi karena kemampuannya, sifat-sifatnya yang terpuji, semangatnya, daya tarik pribadinya, kemampuan retoriknya, perhatiannya dengan kesejahteraan orang lain dan kemajuan organisasi (Badeni, 2013).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai penilaian kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk membangkitkan kesadarannya akan pentingnya hasil kerja, mendahului kepentingan kelompok dan meningkatkan kebutuhan- kebutuhan bawahan pada tingkatan yang lebih tinggi sehingga tercapai kualitas hidup yang lebih baik.
Kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah
transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud berupa Sumber daya manusia, Fasilitas, dana, dan faktor eksternal organisasi.
memberi teladan, mendorong kinerja bawahan, mengharmoniskan lingkungan kerja, memberdayakan bawahan bertindak atas sistem nilai, meningkatkan kemampuan terus menerus, dan mampu menghadapi situasi yang rumit (Sudarwan Danim dan Suparno, 2009: 62 ).
Seorang Pemimpin berkewajiban juga untuk melakukan kegiatan
pengendalian, agar dalam usahanya memengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anggota organisasi, selalu terarah pada tujuan organisasi. Adapun karakteristik kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut:
1. Idealized influence (or charismatic influence)
Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya. 2. Inspirational motivation Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya. 3. Intellectual stimulation Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lebih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif. 4. Individualized consideration Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu,seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan. Terdapat empat komponen dalam kepemimpinan transformasional. Komponen-komponen tersebut adalah: 1. Inspirational Motivation Pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas. Mereka mampu mengartikulasikan visi mereka kepada anggota tim. 2. Intellectual stimulation Pemimpin Transformasional tidak hanya menantang status quo; mereka juga mendorong kreativitas di kalangan anggota tim. Pemimpin mendorong anggota timnya untuk mengeksplorasi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dan kesempatan baru untuk belajar. 3. Individualized Consideration Kepemimpinan transformasional juga melibatkan, menawarkan dukungan dan dorongan kepada masing-masing individu dalam tim. Mereka juga menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sehingga anggota tim merasa bebas untuk berbagi ide dan memberikan pengakuan langsung dari kontribusi unik dari setiap anggota tim. 4. Idealized Influence Pemimpin transformasional berfungsi sebagai panutan bagi pengikutnya. Mereka tidak hanya memimpin tapi mereka juga memberikan contoh nyata. DAFTAR PUSTAKA
Badeni. (2013). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Penerbit : ALFABETA
Bandung.
Shalahuddin, S. (2015). Karakteristik Kepemimpinan Transformasional. Al-
Fikrah: Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, 6, 56599.
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen Kepemimpinan Transformasional Ke
Kepalasekolahan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
Suseno, Miftahun N dan Sugiyanto. (2010). Pengaruh Dukungan Sosial dan
KepemimpinanTransformasional Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Mediator Motivasi Kerja. Jurnal Psikologi , Volume 37, No. 1, 94-109.
Susiawan, S., & Muhid, A. (2015). Kepemimpinan transformasional, kepuasan
kerja dan komitmen organisasi. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 4(03).