Peristiwa ini merupakan pembantaian terhadap orang-orang yang diduga terafiliasi dengan Partai
Komunis Indonesia menyebabkan sekitar 500.000 hingga 3 juta orang tewas.
Kasus pelanggaran HAM berat ini hingga kini masih diingat oleh masyarakat Indonesia sebagai
peristiwa Gerakan 30 September yang dikenal dengan nama GS30 PKI.
Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib adalah seorang aktivis HAM. Ia telah banyak melakukan pembelaan hukum pada
orang-orang tertindas. Salah satunya adalah menjadi pembela keluarga korban penculikan paksa yang
terjadi pada tahun 1997 dan 1998. Munir juga merupakan pengkritik pemerintah yang berkuasa saat
itu.
Di tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat yang menuju Amsterdam. Hasil autopsi yang
dilakukan oleh tim forensik Belanda menemukan adanya senyawa arsenik dalam jasad Munir. Hasil ini
mengindikasikan bahwa aktivis HAM ini sengaja diracun oleh pihak tertentu yang bermaksud
menyingkirkannya.
Penembakan Misterius (1982 – 1986)
Kasus penembakan misterius, sering disingkat Petrus, merupakan suatu operasi rahasia pada
Pemerintahan Soeharto tahun 1980-an. Pada waktu itu Petrus digunakan sebagai media menanggulangi
tingkat kejahatan yang begitu tinggi.
Operasi ini secara umum termasuk operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang
dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat, khususnya di wilayah Jakarta dan Jawa
Tengah. Pelaku dari peristiwa ini tidak jelas dan tidak pernah tertangkap. Oleh sebab itu muncullah
istilah “petrus” (penembak misterius). Korban peristiwa ini mencapai 2.000 hingga 10.000 orang.
Penculikan aktivis 1997/1998 adalah peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan
terhadap para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan
Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998. Adapun jumlah korban atas
penghilangan orang tersebut adalah 1 orang terbunuh, 11 orang disiksa, 12 orang dianiaya, 23 orang
dihilangkan secara paksa, dan 19 orang dirampas kemerdekaan fisiknya secara sewenang-wenang.
Kekejaman Hitler
Pada zaman rezim Adolf Hitler, warga Yahudi yang tinggal di Jerman merasakan kehidupan yang
mencekam. Mereka diusir dan dibantai secara besar-besaran oleh pemimpin Nazi ini.
Pembantaian ini dikenal dengan nama holokaus dan menewaskan sekitar 6 juta orang Yahudi.
Pembantaian massal ini terjadi pada era perang dunia ke dua.
Orang yahudi Eropa yang tinggal di Jerman atau wilayah kekuasaannya akan dibawa ke kamp
konsentrasi. Di sana, mereka disiksa atau diperintah melakukan kerja paksa hingga akhirnya
meninggal. Sebagian lainnya di bawa ke kamp pemusnahan dimana mereka dimasukkan ke dalam
kamar gas hingga tewas.
Muslim Rohingya merupakan etnis minoritas yang tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Keberadaan muslim Rohingya sudah ada semenjak nenek moyang mereka. Namun, pada tahun 2015,
Pemerintah Myanmar, mengusir mereka dan membantai mereka yang tidak mau pindah. Mereka
diberantas haknya karena mereka adalah kaum minoritas dan dianggap tidak memiliki
kewarganegaraan.
Pada tahun pertama, sebanyak 80.000 warga Rohingya kehilangan tempat tinggal, 1200 warga hilang,
dan 650 orang tewas. Menurut laporan Reuters, sebanyak 700.000 warga etnis Rohingnya melarikan
diri dari serangan militer Myanmar selama pelanggaran HAM yang berlangsung dari tahun 2016
hingga 2017.
PELANGGARAN HAM
Pada tahun 1992 hingga 1995, sebuah perang sipil terjadi antara Bosnia dan Serbia. Perang ini terjadi
setelah negara Yugoslavia pecah menjadi negara-negara kecil. Dalam perang ini, 800 muslim Bosnia
yang tinggal di Sebrenica dibantai.
Bassar Al Ashad adalah pemimpin Suriah. Ia memimpin negara ini sejak tahun 2000, menggantikan
ayahnya yang telah meninggal.
Rezim pemerintahannya merupakan sebuah rezim yang kejam. Banyak kebijakan presiden ini yang
ditentang oleh warga melalui demonstrasi.
Selama rezim ini, ada banyak sekali kekejaman yang terjadi. Penyiksaan, pemerkosaan wanita Yazidi,
dan penyerangan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap pemberontak.
Hingga kini perang saudara di Suriah masih berlangsung dan mengakibatkan 500 ribu orang tewas dan
11 juta orang mengungsi.
PELANGGARAN HAM
Peristiwa ini merupakan pembantaian terhadap orang-orang yang diduga terafiliasi dengan Partai
Komunis Indonesia menyebabkan sekitar 500.000 hingga 3 juta orang tewas.
Kasus pelanggaran HAM berat ini hingga kini masih diingat oleh masyarakat Indonesia sebagai
peristiwa Gerakan 30 September yang dikenal dengan nama GS30 PKI.
Pembantaian Talangsari, Lampung (1989)
Tragedi Talangsari 1989 atau Peristiwa Talangsari 1989 merupakan salah satu kasus pelanggaran
HAM berat masa lalu yang terjadi pada 7 Februari 1989 di Dusun Talangsari III, Desa Rajabasa Lama,
Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.
Peristiwa ini berawal dari menguatnya doktrin pada masa pemerintah Soeharto tentang adanya asas
tunggal Pancasila. Hingga akhirnya aturan tersebut memancing reaksi kelompok Islam di Indonesia
termasuk kelompok Warsidi di Lampung. Oleh pemerintahan Soeharto, melalui aparat militer dan
polisi mengambil tindakan represif untuk mengatasi kelompok Islam ini. Akhirnya Warsidi dan
kelompoknya dituduh sebagai kelompok Islam radikal sehingga menyebabkan tragedi pembantaian
sehinga 130 orang tewas dan 229 orang dianiaya.
Pada 4 April 2003 pukul 01.00 waktu Papua, sekelompok massa nggak dikenal membobol gudang
senjata Markas Kodim 1702/Wamena. Penyerangan tersebut menewaskan dua anggota Kodim,
Selanjutnya, aparat TNI-Polri melakukan penyisiran, penangkapan, penyiksaan, perampasan secara
paksa, dan menyebabkan korban jiwa. Tercatat 42 orang meninggal .
mukan pemaksaan penandatanganan surat pernyataan, serta perusakan fasilitas umum.
Kekejaman Husni Mubarak di Mesir
Husni Mubarak adalah diktator Mesir yang berkuasa selama 30 tahun, yaitu sejak 1981 sampai 2011.
Ia didesak mundur oleh para pendemo di Kairo. Para pendemo ini kemudian ditembaki oleh pasukan
pengikut Mubarak hingga ratusan demonstran tewas. Mubarak juga terkenal otoriter dan kejam.
Selama masa kepemimpinannya, banyak terjadi kasus penyiksaan dan penculikan yang dibuat-buat
oleh polisi. Target polisi tersebut adalah orang-orang oposisi. Selain itu, banyak tahanan yang
mengalami perlakuan kejam. Sehingga, dilaporkan bahwa, dari tahun 2000 hingga 2009, ada 125 kasus
penyiksaan yang berakibat tewasnya tahanan.
Kekejaman Hitler
Pada zaman rezim Adolf Hitler, warga Yahudi yang tinggal di Jerman merasakan kehidupan yang
mencekam. Mereka diusir dan dibantai secara besar-besaran oleh pemimpin Nazi ini.
Pembantaian ini dikenal dengan nama holokaus dan menewaskan sekitar 6 juta orang Yahudi.
Pembantaian massal ini terjadi pada era perang dunia ke dua.
Orang yahudi Eropa yang tinggal di Jerman atau wilayah kekuasaannya akan dibawa ke kamp
konsentrasi. Di sana, mereka disiksa atau diperintah melakukan kerja paksa hingga akhirnya
meninggal. Sebagian lainnya di bawa ke kamp pemusnahan dimana mereka dimasukkan ke dalam
kamar gas hingga tewas.
PELANGGARAN HAM
Tragedi Simpang KKA dikenal juga dengan Insiden Dewantara atau Tragedi Krueng Geukueh.
Pristiwa ini berlangsung saat konflik Aceh pada tanggal 3 Mei 1999 di Kecamatan Dewantar, Aceh.
Pada saat itu, pasukan militer Indonesia menembaki keurmunan warga yang sedang berunjuk rasa
memprotes insiden penganiyaan warga yang terjadi pada tanggal 30 April di Cot Murong,
Lhokseumawe. Pelaku atas kejadian ini masih belum ditangkap dan diali. Hingga saat ini insiden ini
masih diperingati oleh masyarakat Aceh.
Pembunuhan Marsinah
Marsinah adalah seorang buruh pabrik di Jawa Timur
dan juga aktivis pada zaman Orde Baru.
Pada tahun 1993, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan
surat edaran yang berisi agar perusahaan di Jawa
Timur menaikkan upah buruh sebesar 20% dari gaji
pokok.
Akan tetapi PT tempat Marsinah bekerja, PT Catur
Putra Surya, tidak terlalu setuju dengan himbauan ini.
Akibatnya, Marsinah dan kawan-kawannya mogok
kerja dan melakukan demonstrasi pada tanggal 3 dan 4
Mei 1993. Selain demonstrasi, Marsinah beserta 13
perwakilan buruh juga melakukan perundingan dengan
pihak pabrik.
Pada tanggal 5 Mei, siang harinya, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo karena tuduhan
menghasut para buruh agar tidak masuk kerja dan mengadakan rapat gelap.
Mereka dipaksa untuk mengundurkan diri. Marsinah kemudian datang ke Kodim untuk menanyakan
dimana rekan-rekannya. Malamnya, Marsinah menghilang. Teman-temannya tidak ada yang tahu
keberadaannya. Mereka mencarinya selama tiga hari namun tidak menemukannya. Marsinah baru
ditemukan pada 8 Mei 1993 dalam keadaan meninggal.Hasil autopsi menyebutkan bahwa Marsinah
mengalami penyiksaan berat.
Pada tahun 1979 hingga 1990, Uni Soviet yang kini pecah menjadi Rusia dan negara lainnya
melakukan intervensi terhadap Afghanistan.
Pada awalnya, 85 ribu tentara Uni Soviet datang ke negara ini untuk membantu pemerintah mengatasi
pergolakan yang sedang terjadi dan mereka berniat menciptakan perdamaian akan tetapi, alasan ini
ternyata hanya kedok belaka. Mereka malah memecah Afghanistan menjadi beberapa negara bagian.
Tentara Soviet juga menyerang siapa saja yang dianggap mencurigakan serta menghalangi tujuan
mereka. Akibatnya, banyak warga Afghanistan yang tewas.
Baca juga: Contoh Teks Eksplanasi (LENGKAP): Tsunami, Banjir, Sosial, dan Budaya
Pada awalnya, orang-orang Yahudi tersebut hidup rukun berdampingan dengan orang Palestina.
Namun, lama-kelamaan mereka malah membentuk negara dan mengakui tanah Palestina yang mereka
tinggali sebagai kekuasaan mereka.
Kini, Israel telah mencaplok wilayah kekuasaan Palestina serta mengusir warganya hingga negara ini
menjadi negara kecil dan mudah ditindas.
Militer Israel juga rajin melakukan serangan militer kepada warga Palestina. Banyak warga sipil dan
bahkan relawan yang menjadi korban serangan tersebut.
Israel juga mengadakan blokade, sehingga warga Palestina memiliki akses yang sangat terbatas.
Mereka hanya bisa mengakses makanan dan obat-obatan, itu saja dalam jumlah terbatas. Akses keluar
masuk Palestina juga diperketat oleh militer Israel.
3.
4.
6.
7.