1. Wawasan nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan
berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat. Dibuatnya pandangan mengenai wawasan nusantara bukan serta merta tidak memiliki tujuan. Tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia sendiri dibagi menjadi dua. Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan kehidupan bangsa. Sebagai negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki wawasan nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. 2. Latar belakang WASNUS 1. Alasan historis: Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu : Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan, kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa. 1. Alasan geografis: Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui visi menjadi bangsa yang satu dan utuh .
Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :
Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritim
Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang) Indonesia terletak pada garis khatulistiwa Bab II 3. Dikarenakan UUD 45 adalah landasan konstitusi negara dimana disana terdapat banyak landasan dan dasar negara indonesia. 3. Kenapa sistem pemerintahan yang demokratis menggunakan mekanisme checks and balances. Karena bangsa Indonesia secara tegas sudah menyatakan bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang berdasarkan atas hukum, Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 menyebutkan, “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD. Kedaulatan itu tetap punya rakyat, kemudian rakyat memberikan kedaulatan itu kepada wakil-wakilnya, bisa melalui pemilu. Selanjutnya para wakil itulah menjalankan kekuasaan pemerintahan berdasarkan hukum, di antaranya UUD sebagai hukum tertinggi. Dengan UUD itulah kekuasaan memperoleh legitimasi. Terdapat juga empat hal yang melatarbelakangi pembentukan Mahkamah Konstitusi di berbagai negara. Hal pertama, sebagai implikasi dari paham konstitualisme. Paham konstitualisme memiliki 2 esensi: sebagai konsep negara hukum bahwa kewibawaan hukum secara universal mengatasi kekuasaan negara, serta kebebasan warga negara dijamin oleh konstitusi dan kekuasaan negara pun dibatasi oleh konstitusi. Hal kedua, sebagai mekanisme checks and balances atas separation of power. Pelaksanaan prinsip checks and balances diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi overlapping antara kewenangan yang ada. Dengan mendasarkan pada prinsip negara hukum, maka sistem kontrol yang relevan adalah sistem kontrol judisial. Hal ketiga, Mahkamah Konstitusi dibentuk demi penyelenggaraan negara yang bersih (clean government). Sedangkan hal keempat, Mahkamah Konstitusi dibentuk sebagai perlindungan terhadap hak asasi manusia, sebagai salah satu cabang kekuasaan negara yang bertugas menjaga penyelenggaraan negara tetap berpijak pada prinsip demokratis, menghormati serta melindungi hak asasi manusia. 5. Berikut adalah nilai bilai kebudayaan demokrasi: Kebebasan Persamaan Toleransi Solidaritas Menghormati Kejujuran Penalaran serta keadaban BAB III 6. HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan anugerah Tuhan YME. 6. Dikarenakan indonesia adalah negaea kesajehteraan, maka negara menjalankan rule of law yang dinamis hal ini menyebabkan indonesia dalam pelaksanaan HAMnya menganut prinsip relativisme cultural. Contoh: pasal 28A: setiap orang berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya