Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KEMISKINAN DI INDONESIA”

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SOSIOLOGI PEDESAAN)

Dosen Pembimbing

Novi Itsna Hidayati,SP.,M.MA

Disusun Oleh :

Risma Melati

PROGAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Sengonagung, 09 DESEMBER 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C.Tujuan ......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................2
A. Pengertian Kemiskinan............................................................................................................2
B. Penyebab Kemiskinan.............................................................................................................2
1. Kurangnya Lapangan Pekerjaan yang Tersedia di Indonesia........................................3
2. Tidak Meratanya Pendapatan Penduduk Indonesia.......................................................3
3. Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Rendah ..............................................................3
4. Merosotnya Standar Perkembangan Pendapatan Per Kapita Secara Global..................3
5. Menurunnya Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat.................................................3
6. Biaya Kehidupan yang Tinggi........................................................................................3
7. Pembagian Subsidi Income Pemerintah yang Kurang Merata ......................................3
8. Kurangnya Perhatian dari Pemerintah............................................................................4
C. .   Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan...................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara
yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan
revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari
tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah,
sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman
kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas,
dan pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai kemiskinan yang sudah menjadi dilema
mengglobal yang sangat sulit dicari cara pemecahan terbaiknya.

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini
masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan
adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang
melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami
kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa.
Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an
dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai negara adidaya dan
terkaya di dunia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut:

1. Apa pengertian kemiskinan?

2. Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari sudut pandang sosiologi
politik.?

3. Bagaimana peran dan strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan apakah
penyebab kegagalan strategi tersebut.?

C.    Tujuan

          Adapun tujuan penyusun membuat makalah  ini adalah untuk mencapai beberapa tujuan
antara lain dapat di kemukakan sebagai berikut:

1
1. Agar dapat  mengetahui Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari
sudut pandang sosiologi politik
2. Agar Dapat memahami apakah dampak negatif dan positif yang di timbulkan akibat
kemiskinan.
3. .Agar dapat mengerti serta memahami bagaimana peran dan strategi pemerintah dalam
mengatasi kemiskinan dan apakah penyebab kegagalan strategi tersebut

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang
ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang
sangat miskin. Secara etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan
masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari
interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh. Kemiskinan juga
dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam
arti minimnya materi yang di mana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif


dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih
luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang diutarakan
oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja
di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas
adalah bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan
adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga
mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal
dengan kemiskinan struktural.

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan


relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

B. Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat berdasarkan
persoalan real dalam masyarakat tersebut. Persoalan real dalam masyarakat biasanya karena
2
adanya kecacatan individual dalam bentuk kondisi dari kelemahan biologis, psikologis, maupun
kultural sehingga dapat menghalanginya untuk memperoleh peruntungan untuk dapat
memajukan hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan yang tidak beruntung, yaitu
kemiskinan fisik yang lemah, kerentanan, keterisolasian, dan ketidakberdayaan.

Pada umumnya di negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai


berikut:
1. Kurangnya Lapangan Pekerjaan yang Tersedia di Indonesia
Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan
jumlah penduduk yang ada di mana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh
penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia.
2. Tidak Meratanya Pendapatan Penduduk Indonesia
Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relatif
tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia
mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini yang disebut tidak meratanya pendapatan penduduk di
Indonesia.
3. Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Rendah
Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja. Dan pada umumnya untuk memperoleh
pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai
memiliki ketrampilan yang memadai sehingga dapat memperoleh pendapatan yang dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik
dan kemiskinan dapat ditanggulangi.
4. Merosotnya Standar Perkembangan Pendapatan Per Kapita Secara Global

Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per kapita:
Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

 Politik ekonomi yang tidak sehat.

 Faktor-faktor luar negeri, di antaranya adalah rusaknya syarat-syarat perdagangan, beban


hutang, kurangnya bantuan luar negeri, dan perang.
5. Menurunnya Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh
karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan
SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan maksimal.

3
6. Biaya Kehidupan yang Tinggi
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realitas di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga
kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik, dan banyaknya pengangguran.
7. Pembagian Subsidi Income Pemerintah yang Kurang Merata
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan
untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.
Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
8. Kurangnya Perhatian dari Pemerintah
Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi masalah negara yang semakin berkembang
setiap tahunnya dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah tersebut.
Kurangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

Dampak Kemiskinan

Kemiskinan yang mana sudah menjadi penyakit bangsa ini mempunyai dampak yang
sangar besar demi perkembangan atau kemajuan negara dalam mensejahterakan
rakyatnya,berikut kami akan membahas apa saja yang menjadi dampak dari kemiskinan tersebut
yang mana terdiri dari:

1.      Dampak Negatif Kemiskinan

Dampak Negatif kemiskinan dapat kita lihat dari beberapa segi yaitu diantaranya adalah:

a.      Dari Segi lapangan Pekerjaan

                Meluasnya pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat


pendidikan seseorang. Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu
memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika terjadi krisis ekonomi di
kawasan Asia tahun 1997 silam misalnya banyak perusahaan yang melakukan perampingan
jumlah tenaga kerja. Sebab, tak mampu lagi membayar gaji karyawan akibat defisit anggaran
perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka
terpaksa di-PHK [Putus Hubungan Kerja.

b.      Kekerasan( Kriminal)

Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari
pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan
halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan
hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau
menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura
kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan
mudah ia mendapatkan uang dari memalak.

4
Contoh:

a)      Tetoris bom bunuh diri

teroris bom buninh diri,rata rata orng yang melakukan bunuh diri adalah orang yang
miskin,kepepet,tidak bekerja dan membutuhkan uang,dengan iming imingan uang yang banyak
untuk melakukan bom bunuh diri,mungkin patut di coba.apapun di lakukan demi uang,padahal
belum tentu setelah mati mendapatkan uangnya.

b)      Pembunuhan

Seorang Ibu membunuh  2 anak kandungnya ssendiri dengan cara menceburkannya ke


sungai akibat tidak sanggup membiayainya ( miskin )

c)      Berebutan sedekah sehingga ter-injak-injak  (padahal ada orang yang berhak namun tidak
mendapatkan nya )

d)     Fasilitas umum / produksi (pabrik), yang dibangun dengan waktu yang cukup lama dan biaya
besar, dirusak dalam sekejap oleh masyarakat / karyawan sendiri.

c.       Pendidikan

            Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.
Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia
sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat
mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah
kesulitan.walaupun sekarang terdapat dana bos tetapi dana tersebut hanya berupa pembebasan
uang spp dan buku saja,belum termasuk biaya pungutan pungutan yang di lakukan oleh sekolah
dan banyaknya peralatan sekolah yang harus di beli.

Contohnya:

seorang penarik becak misalnya yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari
kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher. Sementara anak-anak
orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas
lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melakukan "pemiskinan struktural"
terhadap rakyatnya.

            Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat
putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan
mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan
menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang
menuntut keterampilan di segala bidang.

d.      Kesehatan

5
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang
biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

e.       Konflik Sosial

konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari
kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan
"keamanan" dan perlindungan hukum dari negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjektif.

2.      Dampak Positif kemiskinan

Sebagai warga negara yang tingkat pendapatannya rendah atau miskin tidak perlu
berkecil hati karena dari kemiskinan dapat pula kita tarik dampak positifnya,Bila kita amati
secara mendetai ,kemiskinan juga memiliki daya guna,antara lain:

a.   Menambah nilai guna suatu barang.

Contoh:

jika kita memiliki pakaian bekas, pasti jika tidak di jadikan  kain lap, pasti di kasihkan kepada
seseorang,dari pada menumpuk . dan tidak mungkin kita kasihkan kepada orang
mampu(kaya),melainkan kepada orang tidak mampu ( miskin) nilai guna baju tersebut juga akan
lebih panjang atau berguna bila di pakai orang miskin.

b.   Memperkuat status sosial seseorang. jika kita orang kaya, kita akan lebih terpandang bila punya
anak buah yang banyak. apakah anak buahnya atau pembantunya orang kaya,mana ada orang
kaya mau jadi pembantu, tentu tidak!! pasti orang miskin.

c.   Untuk mengerjakan pekerjaan paling Hina dan kotor. jika tidak ada orang miskin, siap yang akan
menyapu jalan raya,siapa yang mau membersihkan parit dan riol yang bau, siapa yang mau
menguras septik tank kalo penuh, apakah orang kaya mau melakukan pekerjaan itu,tentu tidak?

d.   Sebagai TUMBAL PEMBANGUNAN. Kalo kita punya tanah dan tanah tersebut akan di jadikan
sarana umum, maka tanah kita tsb akan di bayar dengan layak. Sedangkan untuk pemukiman
kumuh, hal tersebut jarang sekali terjadi.

e.   Sebagai sarana ibadah. setiap agama pasti diajarkan menyantuni orang miskin. dalam agama saya
(islam), zakat (sejenis sedekah tapi hukumnya WAJIB) termasuk dalam hukum islam. jika saya
tidak berzakat maka saya belum sempurna Islamnya. bagai mana kalo semua orang di dunia ini
jadi kaya, mau di berikan siapa zakat tersebut. sedangkan syarat zakat harus di berikan pada fakir
miskin.

6
f.    Membuka lapangan kerja. aneh memang. tapi dari kemiskinan akan terbuka lapangan kerja baru.
antara lain, tukang kredit(jika semua orang kaya mana ada yang mau kredit),jasa transportasi
(becak) dan yang paling menghasilkan dan beromzet milyaran dollar per hari dari seluruh dunia
adalah JUDI. judi merupakan sarana untuk menjadikan duit yang sedikit menjadi berlipat. 80%
orang yang berjudi adalah orang miskin.

Jadi kemiskinan bukan selalu berdampak negatif. Kekayaan tidak ada artinya jika tidak
ada kemiskinan.

C.   Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan


penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta
digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan tahunan.

Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan
pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun
melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia.
Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan
Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan
sosial dalam mengatasi kemiskinan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:

1.    Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;

a.    penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka
sumber air bersih.

b.    pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.

c.    redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan
instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .

2.    Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal
usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

3.    Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain:

a.    pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi
murid yang kurang mampu

7
b.    jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit
kelas tiga.

Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.

Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan
diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung
Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong
orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. DalaM
melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa
mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.

Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan
permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan
targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung,
dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin
sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa
semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan
semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah,
melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
B. SARAN
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap Negara berkembang, wacana
kemiskinan dan pemberantasannya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah dan
pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat
diperlukan, terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis
(strategic planning) tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
Berhubung kemiskinan adalah masalah yang kompleks, tentu penanganannya tidak bisa
distrukturkan secara tersentralisir. Penanganan kemiskinan juga menuntut kepekaan
sosiokultural. Dengan masih besarnya tingkat kemiskinan di masyarakat maka pemerintah harus

8
lebih tanggap dalam mengatasi masalah ini. Karena seperti yang kita ketahui kemiskinan
merupakan salah satu penyebab ketidakmakmuran masyarakat Indonesia. Dengan demikian
kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, harus berpihak pada kaum miskin agar
mereka tidak semakin tertindas dengan masalah kemiskinan yang mereka hadapi. Selain itu
harusnya pemerintah dapat memperbanyak sector-sektor usaha angka pengangguran dapat
ditekan karena seperti yang kita ketahui pengangguran merupakan salah satu penyebab
kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Gunarso Dwi. 2006. Modul Globalisasi. Banyumas:. CV. Cahaya Pustaka.

Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta: The Indonesian Army Press

Anda mungkin juga menyukai