Kebebasan Berpendapat Pada Era Reformasi
Kebebasan Berpendapat Pada Era Reformasi
20191510032
Ilmu Komunikasi
Universitas Kebangsaan Republik Indonesia
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Nya yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah serta Inayah Nya kepada kami sehingga saya bisa
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Kebebasan Berpendapat di Media
Sosial sejak Era Reformasi”
Akhir kata kami berharap semoga artikel dalam mata kuliah, Sistem
Komunikasi Indonesia ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang....................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................iv
1.3 Tujuan Penelitan..................................................................................................iv
BAB II............................................................................................................................v
PEMBAHASAN............................................................................................................v
2.1 Pengertian Reformasi............................................................................................v
2.2 Kebebasan Berpendapat pada Era Reformasi.......................................................v
2.3 Sistem Komunikasi yang dibangun oleh Pemerintah Pusat...............................vii
BAB II...........................................................................................................................ix
PENUTUP.....................................................................................................................ix
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................ix
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................ix
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Era Reformasi?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
2.3 Kebebasan Berpendapat di Media Sosial sejak Era Reformasi
Sebagai generasi milenial berpendapat adalah merupakan hal yang melekat di
zaman sekarang, di mana kebebasan berpendapat semakin di permudah, mengingat
kita hidup di era teknologi yang maju dan berkembang maka semua bisa dengan
mudah untuk disampaikan dengan menggunakan banyak media, dan jika kita
perhatikan hal ini menjadi penting, masyarakat terutama remaja harus sadar
pentingnya kebebasan berpendapat dengan bebas tanpa adanya Batasan dengan tetap
memperhatian pendapat tersebut tidak menyebarkan kebencian dan SARA (Suku Ras
dan Agama).
vi
Bahkan saking dinamisnya, sedikit banyak media sosial juga mempengaruhi
perkembangan media di Tanah Air, khususnya media online.
Hanya dengan menggunakan jari dan gadget mereka, semua ekspresi dan
pendapat bisa dengan mudah didengarkan oleh pemerintah, yang nantinya adalah
menjadi tugas pemerintah untuk mengimplementasikan pendapat yang baik dan
mengontrol pendapat yang buruk untuk kesejahteraan masyarakat. karena hal tersebut
media sosial menjadi tempat paling optimal karena bersifat dua arah, Namun tak
jarang masyarakat saat ini lebih banyak mengeluarkan pendapat “kritik negatif dan
unjaran kebencian” dari pada memuji seseorang atau pemerintah terhadap sesuatu
yang sudah dicapai.
Contoh saat ini yang terjadi di masyarakat, ialah mengeluarkan pendapat negatif
terhadap sistem pemerintah dalam mengurangi kasus positif covid-19 di media sosial,
baik itu dengan postingan ataupun mengisi kolom komentar. masyarakat terus
mencerca upaya pemerintah dengan banyak kebijakan yang dikeluarkan kurang baik
tanpa adanya solusi untuk masyarakat. bahkan tak jarang memberi pendapat secara
langsung dengan gamplang saat sebuah siaran perpajangan PPKM yang
diinformasikan oleh presiden.
Maka dari itu, Kebebasan berpendapat harus memikirkan banyak faktor, apakah
menyinggung masyarakat? Apakah opini kita mengandung sara? Atau rasisme? Hal
ini perlu di pertimbangkan, karna jika salah, bukannya menjadi sesuatu yang positif,
tetapi memicu kontra apalagi di media sosial, semua dapat tersebar dengan cepat.
Maka dari itu ada baiknya kita meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan yaitu
dengan menghindari beropini yang menyulut perpecahan, mengetahui isu secara
detail, menyampaikan pendapat dengan sopan dan santun dan berpendapatlah sesuai
dengan aturan yang sudah ditentukan pemerintah
vii
komunikasi ialah mendapatkan hasil akhir yang baik dengan melakukan komunikasi
secara dua arah.
Beda kasusnya dalam kondisi saat ini, semua informasi disampaikan dengan
menggunakan teknologi digital. Sehingga dalam pelaksanaannya pemerintah pusat
dan daerah terus melakukan resume secara berkala, agar seluruh informasi yang
disampaikan bisa diterima oleh masyarakat dengan baik, terutama pada Kawasan
yang masih kekurangan infrastruktur teknologi dan komunikasi dengan jaringan
viii
internet.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ismiyarto, 2016, Budaya Organisasi dan Reformasi Birokrasi pada Organisasi Publik
(Teori, Kebijakan, dan Aplikasinya). Alfabeta, Bandung.
ix