Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN


GEDUNG BERTINGKAT DI SURAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas: Manajemen Proyek
Konstruksi
Dosen Pengampu : Puguh Novi P. S, Pd, MT

Oleh :
1. Dony Prasetyo Budi (20051417007)
2. Rahmantyo Ghani Wicaksono (20051417022)
3. Aghata Cahyani Ayuning T. (20051417034)

KELAS 2020

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


1
2021

2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan RidhoTuhan Yang Maha Esa,
karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan rampung tepat pada waktu yang ditentukan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak
Puguh Novi P. Selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Proyek Konstruksi yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang studi kasus proyek pembangunan gedung
bersama balai kota malang
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Sebagai
manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna di masa mendatang.

Surabaya, Senin 11 Oktober 2021

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 5


1.3 Maksud dan Tujuan Studi Kasus 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 6
2.1 Pengertian Tim Proyek Kontruksi 6

2.2 Tim Peserta Proyek Konstruksi 6


BAB III PEMBAHASAN 8
3.1 Tim Proyek 8
3.2 Karakteristik Tim Proyek 8
3.3 Kinerja Tim Proyek 9
3.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja Tim Proyek 9
3.5 Faktor – faktor yang berhubungan dengan keberhasilan proyek 10
3.6 Struktur Organisasi Tim Proyek pembangunan Gedung bertingkat di Surakarta 11
3.7 Pembagian Jobdesk / peran dalam Tim proyek Gedung bertingkat di Surakarta 11
BAB IV KESIMPULAN 12
DAFTAR PUSTAKA 13

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang jasa konstruksi sebagai salah satu sektor yang sangat berperan dalam
menentukan langkah kegiatan perekonomian dan menjadi penggerak pada sektor-sektor
lainnya perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan kualitas proyek yang diinginkan, tepat waktu dan dengan biaya yang
optimal.
Pihak-pihak yang terkait dalam industri jasa konstruksi baik pemilik, konsultan,
kontraktor maupun instansi pemerintah dan swasta di tuntut untuk bekerja secara baik dan
professional. Mereka dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja kontraktor
misalnya tidak hanya ditentukan oleh pimpinan perusahaan saja, tapi oleh semua aspek yang
turut andil dalam perusahaan tersebut.
Sebuah tim yang terbentuk dan berhasil dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan
belum tentu cocok untuk diterapkan dalam pekerjaan yang lain. Sebuah tim terbentuk dari
beragam orang yang bersatu sedemikian rupa sebagai sebuah kesatuan bagai merakit sebuah
mesin yang terdiri atas beragam komponen. Tim yang solid dan kuat menjadi kunci
keberhasilan sebuah perusahaan, bukan segelintir individu yang hebat yang bekerja sendirian
di dalam tim. Jadi keberhasilan suatu tim dalam menyelesaikan pekerjaan tidak hanya
tergantung kepada manajer atau pimpinan perusahaan, melainkan atas kerjasama semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Untuk itu dalam studi kasus ini
dibatasi pada tim proyek yang ada pada pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor di
Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja tim proyek pada proyek konstruksi dan mengetahui hubungan dari faktor-faktor
tersebut terhadap keberhasilan proyek konstruksi.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Tim Proyek ?
2. Mengapa sebuah tim diperlukan dalam pengerjaan suatu proyek ?

3. Bagaimana pembagian peran ( jobsheet ) pada setiap anggota tim proyek ?


4. Faktor apa saya yang mempengaruhi kinerja tim proyek ?
5. Apakah faktor-faktor tersebut memiliki hubungan terhadap keberhasilan proyek ?

1.3 Maksut dan Tujuan Studi Kasus


1. Untuk mengidentifikasi pengertian dan kegunaan adanya tim proyek dalam pengerjaan
suatu proyek konstruksi
2. Untuk mengetahui tugas – tugas atau peran tiap anggota tim proyek
3. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja tim proyek
4. Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan keberhasilan proyek

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tim Proyek Konstruksi


Tim Proyek adalah suatu kelompok yang biasanya bersifat sementara, dan dipakai pada
suatu periode terbatas untuk memecahkan masalah-masalah yang spesifik atau untuk
mengembangkan suatu produk baru.
2.2 Tim Peserta Proyek Konstruksi
 Pemilik Proyek ( Owner )
Pemilik proyek adalah pemberi tugas dan sebagai pemrakarsa proyek yang dapat berasal dari
perorangan, institusi pemerintahan dan kalangan swasta.
Pemilik proyek bertugas dan berperan dari awal tercetusnya ide sampai dengan tahapan
operasional proyek dan berfungsi sebagai fasilitator, motivator, katalisator dan stabilisator bagi
seluruh tim proyek.

 Konsultan Manajemen Konstruksi ( MK )


Konsultan manajemen konstruksi (MK) adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dengan sertifikasi keahlian untuk pelaksanaan tugas konsultasi dalam bidang manajemen
konstruksi.
Konsultan MK bertugas sebagai pengendali dan koordinator dalam keseluruhan sistem
rekayasa, sejak persiapan perencanaan dimulai sampai dengan pelaksanaan konstruksi berakhir.
Penggunaan konsultan MK memungkinkan pelaksanaan fisik di lapangan dapat langsung
dimulai tanpa harus menunggu pekerjaan perencanaan selesai secara keseluruhan, sehingga waktu
proyek dapat dipersingkat. Dengan mempersingkat waktu proyek, maka biaya overhead dapat
dikurangi.

 Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan
sertifikasi keahlian untuk pelaksanaan tugas konsultasi dalam bidang perencanaan lingkungan,
perancangan bangunan beserta kelengkapannya.
Secara fisik kegiatan konsultan perencana lebih dipusatkan di studio perencanaan dan
melibatkan banyak dari stafnya yang berkeahlian spesialis untuk membahas, berdiskusi serta
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Tugas mengumpulkan data dan informasi lapangan, menyusun pra-rancangan, menyusun
pengembangan rancangan pelaksanaan, menyusun rancangan detail, mempersiapkan paket lelang,
membantu panitia pelelangan, melaksanakan pengawasan berkala, menyusun konsep petunjuk
pemakaian dan pemeliharaan hasil proyek, dalam kegiatan aplikasi VE memberikan penjelasan
rancangan untuk menyusun studi kelayakan VE.

 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas berfungsi untuk membantu pemilik proyek melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi fisik, sehingga mulai bertugas sejak pemberian penjelasan pada saat pelelangan
sampai penyerahan hasil konstruksi fisik.

7
 Kontraktor
Peran utama kontraktor dalam proyek konstruksi adalah sebagai manajer sumber daya yang
bertugas untuk mengubah dokumen perencanaan menjadi keluarankeluaran berupa bangunan fisik.

 Pelaksana Rekayasa Nilai ( Value Engineering-VE)


Pengadaannya konsultan VE dimaksudkan untuk mendapatkan biaya proyek konstruksi secara
keseluruhan sehemat mungkin. Aplikasi program VE dilakukan sejak tahap konsep perencanaan
sampai dengan proyek mulai berfungsi dan selesai melalui tahapan informasi, tahap spekulasi, tahap
analisis, tahap pengembangan, tahap presentasi, tahap implementasi.

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tim Proyek
Tim proyek (project team) merupakan salah satu struktur inti (core structure) dari
organisasi perusahaan konstruksi. Setidaknya ada dua alasan mengapa tim proyek ditempatkan
sebagai struktur inti yaitu tim proyek merupakan one of the real profit makers perusahaan
konstruksi, dan organisasi proyek sebagai induk dari tim proyek, dengan segala keluasan dan
kerumitan permasalahan dan tantangannya, merupakan lahan terbaik bagi kaderisasi calon-calon
pimpinan perusahaan konstruksi di masa mendatang

3.2 Karakteristik Tim Proyek


Goestiandi (2004) menuliskan, ada 4 karakter yang lazim muncul pada anggota tim.
Keempat karakter tersebut adalah :
 Penggerak (Move), yaitu tipe yang mengawali dan memprakarsai dan mengawali seluruh
gerak tim
 Pengikut (Follow), yaitu tipe yang mendukung si penggerak,
 Pelawan (Oppose), yaitu tipe yang menentang si penggerak
 Penyanggah (Bystand), yaitu tipe yang menawarkan perpektif alternatif terhadap si
penggerak.
Menurut Nurick & Thamhain (1999), beberapa organisasi mempunyai cara sendiri-sendiri
untuk membentuk karakter tim proyeknya, karena karakter tim itu terbentuk dari budaya dan
filosofi yang berbeda setiap organisasi tersebut.
Cleeland (2002) menjelaskan tentang karakteristik sebuah tim proyek dan kinerja sebuah
tim proyek tergantung dari tiga faktor yang menentukan yaitu : faktor lingkungan, gaya
kepemimpinan, dorongan dan hambatan terhadap kinerja tim.
Gilbert et al (1999) menjelaskan, langkah pertama mengelola tim secara efektif adalah
mengetahui karakteristik tim, artinya, cara tim mengembangkan peran kepemimpinan, norma,
dan kekompakan

9
3.3 Kinerja Tim Proyek
Nurick & Thamhain (1999) dalam tulisannya menerangkan, ada empat variabel yang
spesifik yang akan mempengaruhi kinerja sebuah tim proyek dapat berprestasi, yaitu variabel
kepemimpinan (leadership variables), variabel yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan
(task-related variables), yang berhubungan dengan anggotanya (people-related), dan variabel
organisasi atau perusahaan (organizational variables).
Bubshait & Farooq (2003) menyebutkan tentang faktor-faktor pengaruh kualitas dan
efektivitas suatu tim proyek dibagi menjadi empat bagian, yaitu : Variabel yang berhubungan
dengan gaya kepemimpinan, Variabel yang berhubungan dengan tugas, Variabel yang
berhubungan dengan anggota tim, Variabel yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaan.
Menurut Gilbert et al (1999) ada beberapa faktor yang membantu prestasi tim.
 Petama, penugasan kelompok kerja harus ditujukan pada isu spesifik dan nyata bukan
generalisasi yang luas.
 Kedua, pekerjaan harus dipecah-pecah dan ditugaskan kepada subkelompok dan
anggota.
 Ketiga, keanggotaan tim harus didasarkan pada apa yang dapat dicapai oleh setiap
anggota dan ketrampilan dari masing-masing anggota, bukan didasarkan pada
wewenang formal atau posisi organisasi dari seseorang.
 Keempat, setiap anggota tim harus melakukan pekerjaan yang kira-kira sama banyak,
sehingga tidak muncul perasaan iri sesama angota tim.

3.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja Tim Proyek

No. Variabel No. Variabel No. Variabel


1 Komunikasi yang baik 10 Berorganisasi 19 Memecahkan masalah
2 Tepat Waktu & Biaya 11 Keberhasilan Jobsheet 20 Hubungan antar anggota
3 Mutu yang dihasilkan 12 Manajemen Perusahaan 21 Mengatasi perbedaan
4 Memotivasi anggota 13 Strategi Perusahaan 22 Ingin Berprestasi
5 Peran serta anggota tim 14 Semangat & Komitmen 23 Mengembangkan tim
6 Menyelesaikan Masalah 15 Saling Percaya 24 Inovasi dan kreativitas
7 Fasilitator 16 Tujuan Perusahaan 25 Gaya Kepemimpinan
8 Keberhasilan teknis 17 Adaptasi yang baik 26 Mudah saling tatap muka
9 Analisis resiko proyek 18 Lingkungan kerja 27 Budaya Perusahaan

Korelasi antara keberhasilan pelaksanaan faktor-faktor pengaruh kinerja tim proyek dengan

10
keberhasilan proyek,. Nilai korelasi yang positif ini menunjukkan bahwa antara faktor-faktor
pengaruh kinerja tim proyek mempunyai hubungan dengan keberhasilan proyek yang dikerjakan.
Hal ini berarti semakin besar faktor-faktor pengaruh ini dikerjakan dengan baik semakin besar
pula dicapainya keberhasilan proyek yang dikerjakan. Nilai signifikan tersebut menunjukkan
bahwa faktor-faktor pengaruh tersebut berkorelasi secara signifikan dengan keberhasilan proyek
pada tingkat kepercayaan 95 %.

3.5 Faktor – faktor yang berhubungan dengan keberhasilan proyek

No. Variabel
1 Kemampuan anggota memecahkan masalah
2 Saling percaya
3 Semangat & komitmen anggota
4 Keberhasilan pekerjaan yang pernah dikerjakan
5 Mutu yang dihasilkan
6 Tepat Waktu & Biaya
7 Budaya perusahaan
8 Kemampuan menganalisis resiko proyek
9 Manajemen Perusahaan

Korelasi keberhasilan pelaksanaan faktorfaktor yang berhubungan dengan anggota tim


terhadap keberhasilan proyek, nilai koefisien korelasi antara faktor-faktor yang berhubungan
dengan anggota tim proyek terhadap keberhasilan proyek adalah 0,289. Hal ini menunjukkan
bahwa antara faktor-faktor yang berhubungan dengan anggota tim dengan keberhasilan proyek
yang dikerjakan terdapat korelasi positif. Artinya, apabila faktor-faktor tersebut lebih ditekankan
lagi pelaksanaannya, maka kemungkinan tercapinya keberhasilan proyek akan semakin besar.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan anggota tim ini terbukti mendukung keberhasilan
proyeknya. Nilai signifikan sebesar 0,040 membuktikan bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan anggota tim tersebut berkorelasi secara signifikan dengan keberhasilan proyek pada
tingkat kepercayaan 95 %.
Korelasi keberhasilan pelaksanaan faktorfaktor yang berhubungan dengan tugas terhadap
keberhasilan proyek, dari uji korelasi, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.244. Artinya,
terdapat korelasi positif antara faktor-faktor pengaruh yang berhubungan dengan tugas terhadap
keberhasilan proyek yang dikerjakan. Dengan demikian, faktorfaktor yang berhubungan dengan
tugas ini apabila dalam pelaksanaan mendapat perhatian secara serius akan mendukung
keberhasilan proyeknya. Nilai signifikan sebesar 0,036 membuktikan bahwa faktorfaktor yang
berhubungan dengan tugas berkorelasi secara signifikan dengan keberhasilan proyek pada tingkat
kepercayaan 95 %.
Korelasi keberhasilan pelaksanaan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemimpin
terhadap keberhasilan proyek, dengan uji korelasi Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,105. Hal ini menunjukkan bahwa antara faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemimpin terhadap keberhasilan proyek terdapat suatu hubungan walaupun tidak kuat, karena
nilai koefisien korelasinya mendekati nol. Dengan nilai signifikan sebesar 0,222 membuktikan
bahwa faktor-faktor ini tidak berkorelasi secara signifikan. Artinya faktorfaktor tersebut tidak

11
mempengaruhi keberhasilan proyek secara langsung.
Korelasi keberhasilan pelaksanaan faktorfaktor yang berhubungan dengan perusahaan/
organisasi terhadap keberhasilan proyek, koefisien korelasi dari faktor-faktor yang berhubungan
dengan perusahaan/organisasi adalah sebesar 0,238. Artinya terdapat korelasi positif antara
faktor-faktor yang berhubungan dengan perusahaan terhadap keberhasilan proyek. Walaupun
hubungan yang terjadi tidak terlalu kuat karena tidak mendekati +1, tetapi apabila dilaksanakan
dengan baik akan dapat mempengaruhi keberhasilan tim proyeknya
3.6 Struktur Organisasi Tim Proyek pembangunan Gedung bertingkat di Surakarta

Pemilik Proyek

Finansial dan Perijinan

Perencana Kontraktor

Arsitek Konstruktor
Pekerja Material Lokasi kerja Komitmen

Informasi Metoda Motivasi Leadership


Alat

3.6 Pembagian Jobdesk / peran dalam Tim proyek Gedung bertingkat di Surakarta
Sebuah tim terbentuk dari beragam orang yang bersatu sedemikian rupa sebagai sebuah kesatuan
bagai merakit sebuah mesin yang terdiri atas beragam komponen. Tim yang solid dan kuat menjadi kunci
keberhasilan sebuah perusahaan, bukan segelintir individu yang hebat yang bekerja sendirian di dalam
tim. Jadi keberhasilan suatu tim dalam menyelesaikan pekerjaan tidak hanya tergantung kepada manajer
atau pimpinan perusahaan, melainkan atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
Praktisi
Pembagian Jobdesk Tim Proyek Gedung bertingkat di Surakarta adalah sebagai berikut :
Pelak
1) Pemilik Proyek, bertugas sebagai donatur( masalah
Man financial ) dan yang mengatur perizinan
sana

jalannya proyek . dor


Keahl
ian
2) Perencana , Tim perencana terdiri dari Arsitek dan
HasilKontsruktur. Arsitek akan mengerjakan

bagian gambar atau desain gedung tahap arsitektural , kemudian akan diteruskan ke
konstruktur untuk pengerjaan tahap struktural.
3) Kontraktor , Tim kontraktor akan memuat jobdesk diantaranya yaitu pekerja/tenaga , material
, lokasi , Informasi , alat , dll . Hal itu semua nantinya akan diatur oleh tim kontraktor dengan
saling berkoordinasi dengan tim perencana agar tidak terjadi miss komunikasi dalam
pengerjaan proyek tersebut .

12
4) Praktisi , adalah tim yang bertugas sebagai eksekutor di lokasi kerja . Diantaranya yaitu ada
bagian pelaksana , mandor , bagian ahli dan hasil .

13
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tim Proyek adalah sekelompok orang dari berbagai individu dan keahlian yang dijadikan satu
untuk mengerjakan sesuatu atau memecahkan masalah dalam periode atau waktu yang
terbatas.
2. Keberadaan tim proyek terbukti sangat diperlukan keberadaannya , karena berjalannya proyek
bergantung dengan adanya tim proyek itu sendiri. Jobdesk bisa dikerjakan oleh banyak pihak
dan proyek akan berjalan dengan tahapan-tahapan yang runtut .
3. Pembagian Jobdesk disesuaikan dengan tiap latar belakang atau keahlian individu agar bisa
lebih efisien dalam pengerjaan jobdesk tersebut.
4. Berdasarkan hasil ranking pengolahan data, maka faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
tim proyek, dapat diketahui ada lima faktor yang dominan berdasarkan penilaian responden
adalah :
(a) Komunikasi yang baik antara anggota tim,
(b) Tim proyek berhasil menyelesaikan pekerjaan tepat waktu (on time),
(c) Tim proyek berhasil menyelesaikan pekerjaan sesuai mutu yang disepakati (Quality
Result),
(d) Tim proyek berhasil menyelesaikan pekerjaan berdasarkan alokasi biaya,
(e) Kemampuan pimpinan tim proyek memotivasi anggota tim.
5. Berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja tim proyek dengan keberhasilan proyek.
Faktor-faktor tersebut adalah :
(a)Kemampuan anggota memecahkan masalah,
(b)Saling percaya antara anggota tim, semangat dan komitmen anggota tim,
(c) Keberhasilan proyek yang pernah dikerjakan oleh anggota tim,
(d) Tim berhasil menyelesaikan pekerjaan sesuai mutu, tepat waktu,
(e) Budaya perusahaan,
(f) Kemampuan perusahaan menganalisis resiko suatu proyek, dan
(g) Manajemen perusahaan

14
DAFTAR PUSTAKA
https://20Abriyani-Unsiq%20Wonosobo.pdf
https://17543-19651-1-PB.pdf
https://%20Proyek%20Konstruksi.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai