PENDAHULUAN
1. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikan ini adalah :
1. Membuat dan mengoprasikan rangkaian astable multivibrator
2. Memahami dan menghitung “waktu pulsa”. “waktu interval pulsa”.
Perbandingan antara waktu pulsa dan interval pulsa, dan frekuensi.
3. Memperbaiki “rise time” gelombang kotak, dengan rangkaian modifikasi,
dibandingkan dengan bentuk gelombang yang dibangkitkan oleh rangkaian
dasar.
4. Memperlihatkan bentuk gelombang tegangan keluaran (VQ1, VQ2) dan
masukan (VBE1, VBE2).
5. Menyebutkan hubungan fasa antara bentuk gelombong keluaran.
BAB II
TUGAS PENDAHULUAN
Dalam hal ini yang akan dibahas adalah astable multivibrator atau free running,
yang berarti bahwa multivibrator berisolasi dengan sendirinyadan tidak memerlukan
suatu sinyal untuk mengubah keadaan. Multivibrator dikatakan tidak stabil karena
mengalami kondisi tidak stabil ketika salah satu stagenya mati (cut-off).
Rangkaian dasar AMV terdiri dari dua transistor yang koduksi penuh ketika yang
lainnya mati (off), dan sebaliknya. Keadaan ini karena adanya hubungan silang pada
rangkaian kolektor dua transistor. Penyambungan silang resistor dan kapasitor biasanya
pada harga yang sama menghubungkan keluaran transistor yang satu kemasukan
transistor yang lain.
Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya
mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi.
Peralihan (switching) di antara kedua tingkat tegangan keluaran tersebut terjadi secara
cepat. Dua keadaan tingkat tegangan keluaran multivibrator tersebut, yaitu stabil (stable)
dan Quasistable.
c. Multivibrator astable.
Sebuah multivibrator terdiri atas dua penguat yang digandeng secara silang.
Keluaran penguat yang satu dihubungkan dengan masukan penguat yang lain. Karena
masing-masing penguat membalik isyarat masukan, efek dari gabungan ini adalah berupa
balikan positif. Dengan adanya (positif) balikan, osilator akan “regenerative” (selalu
mendapatkan tambahan energi) dan menghasilkan keluaran.
Gambar 1 memperlihatkan rangkaian multivibrator menggunakan dua buah transitor
bipolar dengan konfigurasi emitor bersama.
1 R dan 2 R memberikan tegangan panjar maju pada basis masing-masing transistor.
Kapasitor 1 C menggandeng kolektor 1 Q ke basis 2 Q.
Kapasitor 2 C menggandeng kolektor 2 Q ke basis 1 Q.
Akibat adanya gandengan silang, satu transistor akan konduktif dan yang
lainnya cutoff. Kedua transistor secara bergantian akan hidup dan mati sehingga keluaran
diberi label Q atau Q. Ini menunjukkan bahwa keluaran mempunyai polaritas
berkebalikan. Saat daya diberikan pada multivibrator pada gambar, satu transistor
misalnya 1 Q berkonduksi terlebih dahulu. Dengan 1 Q berkonduksi terjadi penurunan
tegangan pada 1 R dan C V menjadi berharga lebih rendah dari CC V.
Ini mengakibatkan terjadinya tegangan ke arah negatif pada 1 C dan tegangan
basis positif 1 Q akan berkurang. Konduksi 2 Q akan berkurang dan tegangan
kolektornya akan naik ke harga CC V. Tegangan ke arah positif dikenakan pada 2 C .
Tegangan ini akan ditambahkan pada basis 1 Q dan membuatnya lebih berkonduksi.
Proses ini berlanjut sampai 1 Q mencapai titik jenuh dan 2 Q mencapai cutoff. Saat
tegangan keluaran masing-masing transistor mencapai kestabilan, maka tidak terdapat
tegangan balikan. 2 Q akan kembali berpanjar maju melalui 2 R.
Sebuah multivibrator astable sederhana (atau free-running oscillator) dapat dibuat dari
inverter Schmitt trigger 74HC14 dan rangkaian RC seperti gambar 3.
Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian pada gambar 3
ditunjukkan pada gambar 4.
R4(2)
C
R1 R2 R3 R4
1k 10k 10k 10k D
C1 C2
100uF 100uF
Q1
Q2
BC108BP
BC108BP
R4(2)
R1 R2 R3 R4
1k 10k 10k 10k
A
C1 C2
B
C
100uF 100uF
D
Q1
Q2
BC108BP
BC108BP
4.2 Gambar Rangkaian Modifikasi Percobaan Kedua
Gambar 4.3 Rangkaian Modifikasi Percobaan Kedua
R5(2)
A
R1 R2 R3 R4 R5
1k 10k 10k 1k 1k B
C2
C1 D1 C
D
1N4007
100uF
100uF
Q1
Q2
BC108BP
BC108BP
R5(2)
A
R1 R2 R3 R4 R5
1k 10k 10k 1k 1k B
C2
C1 D1 C
D
1N4007
100uF
100uF
Q1
Q2
BC108BP
BC108BP
BAB V
LANGKAH PERCOBAAN
B. Langkah kerja
a. Rangkaian Dasar
1. Pastikanlah semua komponen dalam keadaan baik.
2. Rangkaialah sesuai dengan gambar 4.1
3. Mintalah kepada pengawas untuk memeriksa hasil rangkaian yang anda buat.
4. Nyalakan sumber tegangan.
5. Perlihatkan bentuk gelombang keluaran, VQ1,VQ2 dan gambarkan.
6. Ukur dan hitunglah parameter dibawah ini:
Waktu pulsa, t1 = 0,7 RB1 c1
Waktu interval pulsa, t2 = 0,7 RB2 c2
Waktu periode, T = t1 + t2
Frekuensi, f = 1/T
Rasio antara t1 dan t2
Rise-time
7. Tampilkan dan gambarkan bentuk gelombang tegangan VQ dan juga pada
tegangan base VBE.
8. Matikan sumber tegangan.
b. Rangkaian Modifikasi
1. Ulangilah langkah-langkah seperti pada rangkaian dasar sebelumnya dengan
menggunakan gambar 4.2
2. Rapikan alat.
BAB VI
ANALISIS DATA
Untuk percobaan kedua yang menggunakan dioda rangkaian VQ1 sama akan tetapi
rangkaian VQ2 yang berubah, tetapi yang berubah hanya keluaran output V Q2 karena dioda
meghalangi arus yang masuk ke 1 k dioda mengikui pengisian dimana saat pengisian
tidak ada arus yang mengalir maka gelombangnya akan lebih tajam disebabkan oleh
dioda. Maka untuk melakukan pengisian pada kapasitor arus hanya mengalir pada resistor
4,7 K. Dan pada rangkaian ini juga terjadi pergantian kedudukan ON dan OFF, dimana
saat ON tegangannya 0,7 V dan saat OFF berarti gelombangnya mines mengikuti
tegangan pada kapasitor, tanda mines menandakan polaritas terbalik.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari Hasil praktik yang dilakukan tentang Astable Multivibrator, dapat kami
simpulkan: