Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DALAM MENYESUAIKAN


KEBUTUHAN DUNIA KERJA

Muhammad Ulinnuha Musthofa1), Hary Suswanto2), Amat Nyoto3)

1,2,3)
Pendidikan Kejuran, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Email: 1)ulinnuha1992@gmail.com

Abstrak

Tingginya presentase tingkat pengangguran terbuka di kalangan lulusan SMK menunjukkan


bahwa lulusan SMK belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja . Ukuran dunia kerja dalam
melihat kompetensi tenaga kerja lulusan SMK adalah dengan memperhatikan kualitas dan tingkat
produktivitas kerjanya . Oleh karena itu pendidikan di SMK memiliki tanggung jawab
menyiapkan kemampuan dan keterampilan kerja serta kesiapannya baik dari segi mental dalam
memasuki dunia kerja . Salah satu upaya pendidikan kejuruan untuk membentuk kecakapan kerja
siswa atau kesiapan kerja siswa melalui pemberian pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan
sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI melalui kegiatan Praktik Kerja Industri .
Tujuan Penulisam artikel ini untuk melakukan kajian tentang SMK agar mampu mencetak lulusan
yang dapat mengikuti perkembangan yang ada di Industri. Kajian ini dibagi kedalam beberapa
bahasan diantaranya: (1) Hubungan SMK dengan Dunia Industri, (2) Praktik Kerja Industri
(Prakerin), (3) Implementasi Praktik Industri dengan Kebutuhan Dunia Kerja.

Kata kunci : praktek kerja industri, dunia kerja

Abstract

The high percentage of open unemployment rate among vocational graduates shows that SMK
graduates have not been able to meet the demands of the world of work. The size of the world of
work in viewing the competence of vocational school graduates is to pay attention to the quality
and level of work productivity. Therefore, education in vocational schools has the responsibility
to prepare skills and job skills and readiness both mentally in entering the workforce. One of the
efforts of vocational education to form students work skills or readiness of students through the
provision of knowledge, skills, and the formation of work attitude in accordance with the real
needs of DUDI through Industrial Work Practice. Purpose Writer of this article to conduct a
study of SMK in order to be able to print graduates who can keep up with developments in the
Industry. This study is divided into several subjects such as: (1) The relationship between SMK
with the Industrial World, (2) Industrial Work Practices (Prakerin), (3) Implementation of
Industrial Practices with the Needs of the World of Work.

Keywords : industrial work practice, world of work

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


244
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

PENDAHULUAN kerja . Dengan demikian sistem pendidikan


Rendahnya mutu tamatan SMK dan kejuruan perlu dirancang sesuai dengan
makin besarnya tantangan yang dihadapi kebutuhan Industri dan salah satu cara
bangsa Indonesia dalam persaingan global di meningkatkan kualitas sumber daya manusia
abad 21 menjadikan bangsa Indonesia harus Indonesia adalah dengan meningkatkan
mampu mengelola dan mengembangkan kualitas tamatan SMK yang dapat ber-
sumber daya manusianya. Rendahnya mutu adaptasi dengan perkembangan dunia
ini dapat dilihat dari semakin sulitnya lulusan Industri.
SMK untuk memperoleh pekerjaan, Menurut Asian Development Bank
sementara jumlah lulusannya semakin (2014) tiga faktor penting untuk memak-
bertambah. Banyaknya lulusan SMK yang simalkan sumber daya manusia: 1)
tidak mendapatkan pekerjaan memperlihat- membangun sistem pendidikan yang
kan ketidaksiapan lulusan memasuki dunia fleksibel; 2) mengembangkan dan memper-
kerja . Menurut dari data terakhir Badan barui keterampilan yang diperlukan; dan 3)
Pusat Statistik (BPS) tentang angkatan kerja meningkatkan kemampuan kerja. Oleh
pada februari 2016 dimana lulusan SMK karena itu diperlukan suatu jembatan bagi
tercatat sebagai penyumbang terbesar angka SMK agar dapat mengikuti perkembangan
pengangguran. Data tersebut menunjukkan yang ada di Industri dimana siswa dapat
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) SMK mengembangkan dan memperbarui keteram-
mencapai 1,35 juta orang atau, 9% dari total pilan sesuai perubahan teknologi yang ada
angkatan kerja lulusan SMK. Tingkat sehingga mereka mampu mening-katkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kemampuan kerja sesuai kebutuhan yang ada
SMK lebih tingggi dari pada lulusan SMA di Industri
dan SMP yang masih dibawah 9%, hal ini Dunia Usaha dan Dunia Industri
sangat memprihatinkan mengingat SMK (DUDI) merupakan salah satu elemen yang
seharusnya mencetak lulusan yang siap kerja penting dalam dunia ketenagakerjaan. Hal ini
dibanding lulusan menengah lainnya. tidak bisa dipungkiri karena dunia usaha
Tingginya presentase tingkat industri merupakan salah satu penyerap
pengang-guran terbuka di kalangan lulusan tenaga kerja yang cukup dominan sehingga
SMK menunjukkan bahwa lulusan SMK perlu adanya penyesuaian antara DUDI
belum mampu memenuhi tuntutan dunia dengan dunia pendidikan sebagai sumber

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


245
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

penghasil tenaga kerja. Menurut Djojonegoro Semakin berkembangnya teknologi baru


(1998) ukuran Dunia kerja dalam melihat dalam dunia industri, maka kebutuhan
kompetensi tenaga kerja lulusan SMK adalah pekerja yang memiliki kemampuan teknologi
dengan memperhatikan kualitas dan tingkat sangat penting. Sumbangan pekerja teknis
produktivitas kerjanya melalui dua ukuran akan semakin meningkat, secara perlahan
dasar yaitu accepted (baik) dan rejected menggantikan pekerja tradisional (Suryadi &
(ditolak) .Kualitas kerja ini tidak lain dapat Budimansyah, 2004). Kemampuan meng-
tercermin melalui sikap profesionalitas atasi ketidakpastian (uncertainty) merupakan
tenaga kerjanya yakni sesuatu yang tertanam kunci untuk bertahan di duni kerja Hal ini
dalam diri seseorang yang mempengaruhi dikarenakan pengetahuan yang spesifik
perilakunya diantara-nya peduli kepada memiliki kecenderungan cepat menjadi
mutu, mampu bekerja cepat, tepat, dan usang (obsolete), di sisi lain keterampilan
efisien, serta menghargai waktu dan menjaga umum yang bisa digunakan untuk mengatasi
reputasi. masalah dalam konteks professional dan
Pembelajaran di pendidikan kejuruan ketidakpastian pasar kerja.
secara spesifik harus bisa menanamkan Berdasarkan uraian diatas tentang
kualitas kerja SDM yang telah ditetapkan kondisi lulusan SMK serta gambaran
oleh industri agar tidak terjadi kesenjangan kebutuhan dunia kerja maka diperlukanlah
antara kualitas lulusan dengan kebutuhan kajian tentang bagaimana SMK agar mampu
industri . SDM yang dibutuhkan sekarang mencetak lulusan yang dapat mengikuti
oleh dunia usaha/industri dan produksi perkembangan yang ada di Industri. Kajian
adalah tenaga kerja yang dapat menghadapi ini dibagi kedalam beberapa bahasan
tantangan perubahan teknologi, karena diantaranya: (1) Hubungan SMK dengan
perkembangan teknologi industri menuntut Duni Industri, (2) Praktik Kerja Industri
peningkatan penguasaan pengetahuan, (Prakerin), (3) Analisis Implementasi Praktik
kemampuan dan ketrampilan sumberdaya Industri dengan Kebutuhan Dunia Kerja.
manusianya (Tuloli, 2006).
Berkembangnya pendayagunaan
tekno-logi juga mengakibatkan perubahan
kompo-sisi angkatan kerja menurut jenis
jabatan dan tingkatan keahlian pekerja.

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


246
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

PEMBAHASAN menunjukkan bahwa tanggapan dunia


Hubungan Sekolah Menegah Kejuruan industri dalam rangka program link and
dengan Dunia Industri match pada pelaksanaan pendidikan adalah

Kualitas lembaga pendidikan cukup positif dan cenderung bersedia terlibat

kejuruan sering dicermati orang melalui mutu langsung. Namun, kesediaan dunia industri

lulusannya dan seberapa banyak lulusan dalam melakukan evaluasi dan pemasaran

tersebut diserap oleh dunia usaha dan lulusan cenderung kurang, karena mereka

industri. Keberhasilan penyelenggaraan menganggap tidak memiliki keahlian

pendidikan kejuruan dapat dilihat dari tingkat dibidang tersebut.

mutu dan relevansi yaitu jumlah penyerapan Kendala yang sering didapati oleh

lulusan dan kesesuaian bidang. (Depdiknas, industri di lapangan, yaitu: ketidaksesuaian

Renstra 2010 – 2014, 83-85). Mutu lulusan antara latar belakang disiplin ilmu siswa

tersebut dapat dilihat dari kemampuan dan dengan dunia usaha tujuan bekerja dan

keterampilan kerja, kesiapannya, baik dari adanya poses penyesuaian diri oleh siswa

segi mental, dalam memasuki dunia kerja. pada tahap awal, (Surunuddin, 1997). Siswa

Kualitas lembaga pendidikan itu sendiri masih dianggap kurang memahami

dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang kompleksitas masalah yang ada di industri.

dapat diterima dan bekerja di dunia industri, Sementara dunia kerja atau industri kurang

serta waktu yang relatif pendek mendapatkan optimal dalam menyerap tenaga kerja

pekerjaan. Dengan demikian peran Sekolah tamatan SMK, dunia industri lebih berminat

Menengah Kejuruan sangat penting dalam mengunakan tenaga kerja yang sudah

menyiapkan kemampuan dan keterampilan mempunyai pengalaman kerja yang bagus,

kerja, kesiapannya, baik dari segi mental, sehingga tenaga kerja lulusan SMK tidak

dalam memasuki dunia kerja. terpakai dan menganggur. Hal ini yang

Salah satu permasalahan pokok yang memicu terjadinya ketimpangan antara dunia

menjadi penyebab Dunia Industri memiliki industri dengan dunia pendidikan

ketidakpercayaan terhadap SMK, dimana Praktik Industri di Sekolah Menengah


SMK kurang maksimal dalam melakukan Kejuruan
proses pendidikan terhadap siswa sehingga
Pendidikan menengah kejuruan
menghasilkan tamatan dengan kualitas
merupakan salah satu bentuk pendidikan
rendah. Hasil penelitian Sunaryo (1996),

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


247
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

yang diselenggarakan pemerintah untuk (Mohammad Ali, 2009:315). Menurut Oemar


menghasilkan manusia yang berkualitas. Hamalik praktik industri atau dibeberapa
Berdasarkan Undang - Undang Sistem sekolah disebut dengan On The Job Training
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 (OJT) merupakan modal pelatihan yang di
pasal 15 dijelaskan bahwa “ Pendidikan selenggarakan di lapangan, bertujuan untuk
kejuruan merupakan pendidikan menengah memberikan kecakapan yang diperlukan
yang mempersiapkan siswa terutama untuk dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan
bekerja dalam bidang tertentu”. Dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan
demikian lulusan pendidikan kejuruan (2007:21).
diharapkan dapat memasuki lapangan kerja, Berdasarkan beberapa pengertian
bekerja di industri/perusahaan dan mengem- Prakerin diatas, dapat disimpulkan Prakerin
bangkan sikap profesional sesuai dengan merupakan salah satu bentuk upaya
bidangnya masing-masing. Salah satu pendidikan kejuruan untuk membentuk
inovasinya adalah pelaksanaan Praktik Kerja kecakapan kerja siswa atau kesiapan kerja
Industri yang merupakan program SMK siswa melalui pemberian pengetahuan,
dimana siswa melakukan Praktik kerja keterampilan, dan pembentukan sikap kerja
(magang) di perusahaan atau industri yang yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI
merupakan bagian integral dari proses .Hasil dari pelaksanaan praktik industri ini
pendidikan dan pelatihan di SMK. diharapkan dapat mempersiapkan dan
Menurut Siman dan Darmawati mengarahkan tamatan Pendidikan kejuruan
(2006: 145) Prakerin meliputi pekerjaan menjadi tenaga yang siap dilatih dan dilatih
nyata di lini produksi bukan simulasi, yang kembali (trainable and retrainable), dalam
sinkron dengan bidang keahlian yang arti selalu siap dan mampu menyesuaikan
dimiliki siswa, yang terkait dengan penerapan atau pengembangan ilmu
pengetahuan yang didapatkannya di sekolah, pengetahuan dan teknologi, seni dan
dan mengacu pada kompetensi yang sesuai keterampilan yang diperolehnya dengan
dengan standar profesi tertentu di Dunia kebutuhan dan tuntutan pekerjaan yang
Usaha Dunia Industri (DUDI). Pendidikan dilakukannya, yang dapat berubah atau
kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan berkembang dari waktu kewaktu.
untuk membentuk kebiasaan kerja dan
kebiasaan dalam pekerjaannya nanti

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


248
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

Implementasi Praktik Industri dengan keterampilan, dan pembentukan sikap kerja


Kebutuhan Dunia Kerja yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI

Tenaga kerja yang sesuai dengan Di Indonesia dunia pendidikan yang

kebutuhan DUDI merupakan tantangan dipersiapkan mengarah orientasinya lebih

pendidikan kejuruan. Hal ini telah pada penyediaan tenaga kerja industri dan

diungkapkan oleh Wardiman (1998) bahwa ahli teknologi, sebagai bagian dari

salah satu karakteristik pendidikan kejuruan pembangunan era industrialisasi. Sumber-

adalah mempersiapkan siswa untuk daya yang menopang dilaksanakan-nya

memasuki lapangan kerja, sehingga industrialisasi di Indonesia tidak lain adalah

seharusnya pendidikan kejuruan didasarkan tenaga yang dihasilkan oleh dunia pendidikan

atas “demand driven” yakni permintaan kejuruan, oleh sebab itu kebijakan

dunia kerja. Kemajuan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia harus

dinamika tempat kerja serta tantangan di mulai dari pembenahan system pendidikan

dunia kerja yang menuntut kompetensi kerja yang mengarah pada penyediaan tenaga yang

yang tinggi, mengharuskan institusi digunakan dalam industri (Soetopo, 2005) .

pendidikan kejuruan untuk mengantisipasi Pelatihan langsung bagi siswa di

dan menghadapi perubahan tersebut dengan dunia industri melalui konsep Prakerin

menyiapkan lulusan yang mampu merupakan cara mengembangkan dan

mengoptimalkan potensi dirinya untuk memperbarui kompetensi yang diperoleh

memiliki kompetensi yang diharapkan dunia selama kegiatan pembelajaran sehingga

kerja. Untuk mendapatkan kompetensi yang diperoleh link and match antara pendidikan

sesuai dengan dunia kerja maka siswa perlu di SMK dengan di Industri. Rhodes & Shiel

diberikan pengalaman belajar di dunia kerja (2007) menekan-kan perlunya siswa

nyata melalui Praktik Kerja Industri atau mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan

Prakerin . prakerin melalui peningkatan pemahaman

Prakerin Merupakan bagian dari lingkungan kerja, pemahaman bidang ilmu,

pengembangan kapasitas kerjasama dengan dan keterampilan menggunakan peralatan

lembaga mitra kerjasama untuk membentuk yang ada di industri.

kecakapan kerja siswa atau kesiapan kerja Salah satu permasalahan pokok yang

siswa melalui pemberian pengetahuan, menjadi penyebab Dunia Industri memiliki


ketidakpercayaan terhadap SMK, dimana

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


249
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

SMK kurang maksimal dalam melakukan tuntutan dunia kerja. Yang pertama Guru
proses pendidikan terhadap siswa sehingga sebagai manager yang baik, artinya guru
menghasilkan tamatan dengan kualitas menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
rendah, dengan kata lain belum sesuai mampu membimbing kegiatannya sendiri,
dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam mengarahkan siswa dalam membangun self
penelitian Wayong (2010) ada beberapa hal control dan self activity melalui proses
yang harus dilakukan sekolah agar Praktik pembelajaran.
Industri relevan dan sesuai kebutuhan pasar Yang kedua Guru sebagai mediator
kerja, diantaranya 1) Memahami budaya yang terampil mempergunakan pengetahuan
kerja industri yang dikemas dalam pola tentang bagaimana orang berinteraksi dan
pembelajaran, 2) Mengenalkan sekolah berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat
dengan program keahlian yang ada pada menciptakan secara maksimal kualitas ling-
dunia kerja (industri), 3) Melakukan promosi kungan yang interaktif. Yang ketiga Guru
dengan menyebarkan brosur ke dunia kerja sebagai Evaluator juga dimaksudkan untuk
yang berisikan kompetensi-kompetensi yang menilai seluruh kegiatan siswa dalam belajar
dimiliki siswa, 4) Mengundang industri dan termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai
lembaga yang terkait dalam temu wicara oleh siswa, baik secara teori maupun praktek.
untuk menginformasikan program dan Dengan demikian guru kejuruan berperan
sebagai jembatan untuk pelaksanaan prakerin dalam usaha mempersiapkan siswa
dan recruitment. Dari hasil penelitian diatas mengoptimalkan potensi dirinya agar nanti-
menujukkan. nya lulusan mememiliki ketrampilan sesuai
Disamping itu kesiapan sekolah juga yang diharapkan oleh Industri /Perusahaan
terlihat dari sumber daya manusia yang pemesan.
dimiliki terutama pada ketersediaan guru
pembimbing yang berpengalaman. Peran KESIMPULAN
guru di sini sangat penting dalam Berdasarkan pembahasan yang telah
membangun pengalaman latihan untuk diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan beberapa komponen yang harus dimiliki
dalam pekerjaannya. Maeliah (2010) SMK agar praktik Industri relevan dan sesuai
menjabarkan beberapa peran guru dalam kebutuhan dunia kerja diantaranya: 1)
menyiapkan kompetensi kerja siswa sesuai kesiapan sekolah terutama dalam menerap-

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


250
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

kan pola pembelajaran yang menanamkan Rhodes, G. & Shiel, G. 2007. “Meeting the
Needs of the Workplace and the
budaya kerja industri , mengenalkan sekolah
Learner Through Work-Based
dengan program keahlian yang ada pada Learning”. Journal of Work- place
Learning, 19(3), 173-187
dunia kerja (industri), melakukan komuni-
Soetopo Hendayat, 2005. Pendidikan dan
kasi dengan dunia kerja terkait kompetensi Pembelajaran Teori, Permasalahan
dan Peraktek. Penerbit Universitas
siswa serta menginformasikan program
Muhamadyah Malang.
pelaksanaan prakerin dan recruitment; (2) Tuloli Nani, 2006. Issu Strategis
Pengembangan Pendidikan
peran guru dalam menyiapkan kompetensi
Teknologi Kejuruan, Makalah
kerja siswa meliputi kemampuan guru disampaikan pada Konvensi
Nasional III APTEKINDO, dan
sebagai manager dalam membangun self
TEMU KARYA XIV di Gorontalo.
control dan self activity siswa , sebagai Wardiman D. 1998. Pengembangan Sumber
Daya Manusia melalui Sekolah
mediator yang terampil menciptakan secara
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta:
maksimal kualitas lingkungan yang inter- Jayakarta.
Wayong, Aaltje D. Ch.. 2010. Relevansi
aktif , sebagai Evaluator siswa dalam belajar
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai. pada Sekolah Kejuruan dengan
Kebutuhan Dunia Kerja . Dosen
Fakultas Teknik UNIMA
REFERENSI
Ariff, M. dan H.Hill. 1985. Export Oriented
Industrialization: The ASEAN
Experience. Allen dan Unwin,
Sydney
Asian Development Bank, 2014. Sustainable
Vocational Training Toward
Industrial Upgrading and Economic
Transformation: A Knowledge
Sharing Experience. Mandaluyong
City, Philippines:
Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan
Sumberdaya Manusia melalui
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Maeliah, Mally.2010 Peran Guru dalam
Menyiapkan Kompetensi Kerja
Siswa Sesuai Tuntutan Dunia Kerja
di Industri Busana . Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI)
Bandung

Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 – 4696


251

Anda mungkin juga menyukai