109-Article Text-182-1-10-20180507
109-Article Text-182-1-10-20180507
1,2,3)
Pendidikan Kejuran, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Email: 1)ulinnuha1992@gmail.com
Abstrak
Abstract
The high percentage of open unemployment rate among vocational graduates shows that SMK
graduates have not been able to meet the demands of the world of work. The size of the world of
work in viewing the competence of vocational school graduates is to pay attention to the quality
and level of work productivity. Therefore, education in vocational schools has the responsibility
to prepare skills and job skills and readiness both mentally in entering the workforce. One of the
efforts of vocational education to form students work skills or readiness of students through the
provision of knowledge, skills, and the formation of work attitude in accordance with the real
needs of DUDI through Industrial Work Practice. Purpose Writer of this article to conduct a
study of SMK in order to be able to print graduates who can keep up with developments in the
Industry. This study is divided into several subjects such as: (1) The relationship between SMK
with the Industrial World, (2) Industrial Work Practices (Prakerin), (3) Implementation of
Industrial Practices with the Needs of the World of Work.
kejuruan sering dicermati orang melalui mutu langsung. Namun, kesediaan dunia industri
lulusannya dan seberapa banyak lulusan dalam melakukan evaluasi dan pemasaran
tersebut diserap oleh dunia usaha dan lulusan cenderung kurang, karena mereka
mutu dan relevansi yaitu jumlah penyerapan Kendala yang sering didapati oleh
Renstra 2010 – 2014, 83-85). Mutu lulusan antara latar belakang disiplin ilmu siswa
tersebut dapat dilihat dari kemampuan dan dengan dunia usaha tujuan bekerja dan
keterampilan kerja, kesiapannya, baik dari adanya poses penyesuaian diri oleh siswa
segi mental, dalam memasuki dunia kerja. pada tahap awal, (Surunuddin, 1997). Siswa
dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang kompleksitas masalah yang ada di industri.
dapat diterima dan bekerja di dunia industri, Sementara dunia kerja atau industri kurang
serta waktu yang relatif pendek mendapatkan optimal dalam menyerap tenaga kerja
pekerjaan. Dengan demikian peran Sekolah tamatan SMK, dunia industri lebih berminat
Menengah Kejuruan sangat penting dalam mengunakan tenaga kerja yang sudah
kerja, kesiapannya, baik dari segi mental, sehingga tenaga kerja lulusan SMK tidak
dalam memasuki dunia kerja. terpakai dan menganggur. Hal ini yang
Salah satu permasalahan pokok yang memicu terjadinya ketimpangan antara dunia
pendidikan kejuruan. Hal ini telah pada penyediaan tenaga kerja industri dan
diungkapkan oleh Wardiman (1998) bahwa ahli teknologi, sebagai bagian dari
seharusnya pendidikan kejuruan didasarkan tenaga yang dihasilkan oleh dunia pendidikan
atas “demand driven” yakni permintaan kejuruan, oleh sebab itu kebijakan
dunia kerja. Kemajuan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia harus
dinamika tempat kerja serta tantangan di mulai dari pembenahan system pendidikan
dunia kerja yang menuntut kompetensi kerja yang mengarah pada penyediaan tenaga yang
dan menghadapi perubahan tersebut dengan dunia industri melalui konsep Prakerin
kerja. Untuk mendapatkan kompetensi yang diperoleh link and match antara pendidikan
sesuai dengan dunia kerja maka siswa perlu di SMK dengan di Industri. Rhodes & Shiel
nyata melalui Praktik Kerja Industri atau mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan
kecakapan kerja siswa atau kesiapan kerja Salah satu permasalahan pokok yang
SMK kurang maksimal dalam melakukan tuntutan dunia kerja. Yang pertama Guru
proses pendidikan terhadap siswa sehingga sebagai manager yang baik, artinya guru
menghasilkan tamatan dengan kualitas menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
rendah, dengan kata lain belum sesuai mampu membimbing kegiatannya sendiri,
dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam mengarahkan siswa dalam membangun self
penelitian Wayong (2010) ada beberapa hal control dan self activity melalui proses
yang harus dilakukan sekolah agar Praktik pembelajaran.
Industri relevan dan sesuai kebutuhan pasar Yang kedua Guru sebagai mediator
kerja, diantaranya 1) Memahami budaya yang terampil mempergunakan pengetahuan
kerja industri yang dikemas dalam pola tentang bagaimana orang berinteraksi dan
pembelajaran, 2) Mengenalkan sekolah berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat
dengan program keahlian yang ada pada menciptakan secara maksimal kualitas ling-
dunia kerja (industri), 3) Melakukan promosi kungan yang interaktif. Yang ketiga Guru
dengan menyebarkan brosur ke dunia kerja sebagai Evaluator juga dimaksudkan untuk
yang berisikan kompetensi-kompetensi yang menilai seluruh kegiatan siswa dalam belajar
dimiliki siswa, 4) Mengundang industri dan termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai
lembaga yang terkait dalam temu wicara oleh siswa, baik secara teori maupun praktek.
untuk menginformasikan program dan Dengan demikian guru kejuruan berperan
sebagai jembatan untuk pelaksanaan prakerin dalam usaha mempersiapkan siswa
dan recruitment. Dari hasil penelitian diatas mengoptimalkan potensi dirinya agar nanti-
menujukkan. nya lulusan mememiliki ketrampilan sesuai
Disamping itu kesiapan sekolah juga yang diharapkan oleh Industri /Perusahaan
terlihat dari sumber daya manusia yang pemesan.
dimiliki terutama pada ketersediaan guru
pembimbing yang berpengalaman. Peran KESIMPULAN
guru di sini sangat penting dalam Berdasarkan pembahasan yang telah
membangun pengalaman latihan untuk diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan beberapa komponen yang harus dimiliki
dalam pekerjaannya. Maeliah (2010) SMK agar praktik Industri relevan dan sesuai
menjabarkan beberapa peran guru dalam kebutuhan dunia kerja diantaranya: 1)
menyiapkan kompetensi kerja siswa sesuai kesiapan sekolah terutama dalam menerap-
kan pola pembelajaran yang menanamkan Rhodes, G. & Shiel, G. 2007. “Meeting the
Needs of the Workplace and the
budaya kerja industri , mengenalkan sekolah
Learner Through Work-Based
dengan program keahlian yang ada pada Learning”. Journal of Work- place
Learning, 19(3), 173-187
dunia kerja (industri), melakukan komuni-
Soetopo Hendayat, 2005. Pendidikan dan
kasi dengan dunia kerja terkait kompetensi Pembelajaran Teori, Permasalahan
dan Peraktek. Penerbit Universitas
siswa serta menginformasikan program
Muhamadyah Malang.
pelaksanaan prakerin dan recruitment; (2) Tuloli Nani, 2006. Issu Strategis
Pengembangan Pendidikan
peran guru dalam menyiapkan kompetensi
Teknologi Kejuruan, Makalah
kerja siswa meliputi kemampuan guru disampaikan pada Konvensi
Nasional III APTEKINDO, dan
sebagai manager dalam membangun self
TEMU KARYA XIV di Gorontalo.
control dan self activity siswa , sebagai Wardiman D. 1998. Pengembangan Sumber
Daya Manusia melalui Sekolah
mediator yang terampil menciptakan secara
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta:
maksimal kualitas lingkungan yang inter- Jayakarta.
Wayong, Aaltje D. Ch.. 2010. Relevansi
aktif , sebagai Evaluator siswa dalam belajar
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai. pada Sekolah Kejuruan dengan
Kebutuhan Dunia Kerja . Dosen
Fakultas Teknik UNIMA
REFERENSI
Ariff, M. dan H.Hill. 1985. Export Oriented
Industrialization: The ASEAN
Experience. Allen dan Unwin,
Sydney
Asian Development Bank, 2014. Sustainable
Vocational Training Toward
Industrial Upgrading and Economic
Transformation: A Knowledge
Sharing Experience. Mandaluyong
City, Philippines:
Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan
Sumberdaya Manusia melalui
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Maeliah, Mally.2010 Peran Guru dalam
Menyiapkan Kompetensi Kerja
Siswa Sesuai Tuntutan Dunia Kerja
di Industri Busana . Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI)
Bandung