NIM : 32110013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha esa, yang atas rahmat dan
kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Teori
Pembentukan Bumi”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi
nilai tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar IBM asmi Jakarta
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,
baik selama mengikuti pelajaran maupun dalam menyelesaikan makalah ini. Semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan karya tulis ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 4
A.LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 4
B.LATAR BATASAN MASALAH ................................................................................................... 4
C.LATAR TUJUAN PENELITIAN .................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................. 15
PENUTUP .................................................................................................................................... 15
A.KESIMPULAN ........................................................................................................................... 15
B.SARAN ...................................................................................................................................... 15
C.LAMPIRAN ........................................................................................................................... 1xx5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari.
Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu
hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh,
tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar
(Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah
mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet
yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan Matahari,
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
B. Batasan Masalah
C. Tujuan Makalah
a. Mengetahui terbentuk nya jagat raya dan sejarah pembentukan muka bumi.
b. Mengetahui semua yang ada di dalam jagat raya dan permukaan bumi serta
mengetahui faktor-faktor mendorong terbentuknya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira
250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa
daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu
Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari
Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang
terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan
dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena
itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi, yang sangat kita rasakan luas
sekali. Bayangkan saja jari-jari bumi 6.370 km. Panjang keliling khatulistiwa (garis
ekuator) 40.000 km, berarti 40 kali panjang Pulau Jawa. Bumi merupakan salah satu
anggota tata surya (sistem matahari).
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari.
Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu
hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh,
tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar
(Matahari) tersebut.
5
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari planet,
tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang
disebut Bulan atau Satelit. Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama.
Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun yang lalu.
Sesudah
Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan
bagian luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia,
tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar memiliki
ketebalan ± 1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai
oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).
Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat
menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsur-unsur silikon dan
magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur
persenyawaan logam sulfida.
Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari
masing-masing bagian dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa
karena gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada
lapisan tersebut.
Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain:
6
menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan
Amerika Utara. Gondwana pecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
5. Teori Konveksi
Teori ini menyatakan bahwa di alam bumi ini masih dalam keadaan panas dan berpijar
terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya.
Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:
7. Teori Kabut(Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut
yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena
pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam
tata surya.Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu
Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat
dan besar.
Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan
7
materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang
disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
8. Teori Planetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa
besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan
matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan.
Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut
mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni
bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan
ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke
arah bintang besar itu.Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya
kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu
planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh
8
matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan
pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar
pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar
ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut
dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
9
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di
alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia
telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan
berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah
komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet.
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat piringan yang merupakan
protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet – planet.Dalam teorinya beliau juga
mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri
dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian
yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya
membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta
suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
10
kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen
dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut
menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan
menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata
surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata
surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan.
Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya
menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan
yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir
Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-State”.Teori steady-state
menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa.
Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan
dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan.
Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang.
Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada'
ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi
meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa
radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson
dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA
mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk
melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan
teori Big Bang.
11
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal.
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain
meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan
sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia
berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang
di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang',
dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol'
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu
pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas
pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.
Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta
muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa
alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20.
C. Perkembangan Bumi
Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.
12
2.Teori Descartes dan Suess
Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah
proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,
lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori
kontraksi.
3.Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh
Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan
sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan
Himalaya, Alpina dan Andes.
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi
mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen
yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar
cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses
orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen
yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi
didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya
cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah
pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.
13
4. Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya
bumi, yaitu :
1. Bumi berasal dari duatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian
membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima
Sakti, lalu sistem tata surya. Bumi terbentuk dari bagian kecil yang terlempar ke luar saat
gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah
bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti
dlam inti luar, mantel dalam, mentel luar, dan kerak bumi.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga sebaik-baiknya
segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
C. Lampiran
Terbentuknya Bumi
15
Teori Kabut (Nebula)
Teori Planetisimal
16
Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori Bigbang
17
Teori Kontraksi Pembentukan Bumi
Teori Geosinklin
18
Teori Pengapungan Benua
19
DAFTAR PUSTAKA
Sutamar, Mustafa. 2006. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya. Jakarta : Percetakan
Offcet.
20