0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mata kuliah Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi dari berbagai aspek seperti tujuan pendidikan, sejarah, filsafat, hubungannya dengan mata kuliah lain, makna bertuhan, konsep spiritualitas, dan upaya membumikan Islam di Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan konsep insan kamil, pradigma Al-Quran, dan bagaimana agama dapat membahagiakan manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mata kuliah Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi dari berbagai aspek seperti tujuan pendidikan, sejarah, filsafat, hubungannya dengan mata kuliah lain, makna bertuhan, konsep spiritualitas, dan upaya membumikan Islam di Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan konsep insan kamil, pradigma Al-Quran, dan bagaimana agama dapat membahagiakan manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mata kuliah Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi dari berbagai aspek seperti tujuan pendidikan, sejarah, filsafat, hubungannya dengan mata kuliah lain, makna bertuhan, konsep spiritualitas, dan upaya membumikan Islam di Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan konsep insan kamil, pradigma Al-Quran, dan bagaimana agama dapat membahagiakan manusia.
REVIEW MATERI PERTEMUAN 1-6 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pentingnya mata kuliah PAI di Perguruan Tinggi
Pentingnya mata kuliah PAI di Perguruan Tinggi adalah bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta sehat jasmani dan rohani dengan demikian pendidikan nasional akan membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Kualitas manusia yang ingin dicapai adalah kualitas seutuhnya yang mencakup tidak saja aspek rasio, intelek atau akal budinya dan aspek fisik atau jasmaninya, tetapi juga aspek psikis atau mentalnya, aspek sosial yaitu dalam hubungannya dengan sesama manusia lain dalam masyarakat dan lingkungannya, serta aspek spiritual yaitu dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta. PAI dilihat dari Aspek Historis dan Filosofis Secara historis sesungguhnya peran penting pendidikan agama terutama pendidikan agama Islam adalah sebagai penangkal paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa salah satunya paham komunisme. Secara filosofis bisa dikatakan bahwa budaya, kebiasaan, karakter, dan segala hal yang tercipta pada masyarakat merupakan cerminan dari hasil pendidikan Islam. Oleh karena itu peran penting pendidikan Islam adalah bagaimana agar ajaran Islam yang rahmatan lilalamin benar- benar diterapkan oleh setiap insan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama adalah sebuah kebutuhan yang harus diajarakan agar bisa mencetak peserta didik yang paripurna (insan kamil) meskipun pada lembaga pendidikan umum. Insan kamil adalah suatu kondisi fisik dan mental secara bersamaan terjadi satu kesatuan yang terpadu sehingga dalam penampilan atau kegiatan kehidupan sehari-hari tidak terjadi pendikotomian antara jasmani dengan rohani dan dunia dengan akhirat. Hubungan PAI dengan Mata Kuliah Lain Dalam pembelajaran PAI mahasiswa didorong dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan lebih dalam disesuaikan dengan kerangka pengembangan konsep-konsep keilmuan didasarkan pada prodi yang dia pilih. Oleh karena itu bidang ilmu atau keahlian sesuai dengan prodi yang mahasiswa tekuni benar-benar dipandu dan disumberkan pada ajaran-ajaran Islam. Tujuan dan Fungsi PAI diajarkan di Perguruan Tinggi Tujuan pendidikan agama Islam juga dapat dirumuskan sebagaimana berikut: 1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakekat) agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia. 2. untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama yang asli, bagaimana penjabaran Islam sepanjang sejarahnya. 3. untuk mempelajari secara mendalam sumber ajaran agama Islam yang tetap abadi dan dinamis, bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. 4. untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prisip dan nilai-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini. Makna Bertuhan Tuhan dihadirkan dalam kehidupan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang terbatas. Semakin banyak kesadaran akan kelemahan diri, maka semakin seseorang butuh terhadap tuhan, semakin tinggi pula ketergantunganya terhadap tuhan. Dalam setiap agama selalu diajarkan tentang Tuhan, sebagai suatu prinsip dasar dari ajaran agama itu sendiri dan Tuhan dinyatakan adanya sebagai pencipta semua yang ada ini. Semua agama prinsip dasarnya adalah keyakinan terhadap Tuhan. Konsep Spiritulitas Sebagai Landasan Kebertuhanan Agama adalah seperangkat doktrin, kepercayaan, atau sekumpulan norma dan ajaran yang bersifat universal dan mutlak kebenarannya. Adapun keberagaman adalah penyikapan atau pemahaman para penganut agama terhadap doktrin, kepercayaan, atau ajaran Tuhan itu, yang tentu saja menjadi bersifat relatif, dan sudah pasti kebenarannya pun menjadi bernilai relatif. Hal ini disebabkan karena setiap penyikapan terikat oleh sosio kultural, dan setiap lingkungan sosio-kultural tertentu sangat mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap agamanya. Dari sinilah muncul keragaman pandangan dan paham keagamaan. Alasan Mengapa Manusia Memerlukan Spiritualitas Sangat erat kaitannya antara manusia dengan spiritualitas karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk menyembah kepada Allah. Oleh sebab itu untuk bisa mencapai arti hubungan manusia dan spiritualitas kita harus mampu menggabungkan atau menyatukan diri kita dengan spiritualitas. Dengan cara kita melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya. Dan apabila kita sudah mampu melakukanya, maka kita mencapai spiritualisme Islam. Yakni : 1. Memahami dan merasakan keagungan Allah. Memahami itu dengan akal dan merasakan itu dengan hati. Akal dan hati menyatu di dalam makrifat. Akibatnya diri merasa amat kecil dihadapan yang maha agung. Orang yang cerdas secar spiritualitas adalah orang yang mampu menangkap sinyal keagungan Allah dan mampu merasakan kedhasyatan sifat-sifat-Nya. 2. Memahami dan merasakan keindahan Illahi. Orang yang cerdas secara spiritual juga mampu merasakan keindahan illahi. Segala sesuatu terlihat indah tak ada kecantikan selain kecantikan Allah. 3. Larut dalam aturan-aturan main yang telah ditetapkan oleh Allah. Setelah keagungan dan keindhan Illahi didapatkan, maka sang penapak jalan spiritual kemudian terluka mata hatinya, terdengar suara hati nuraninya menyentuh langit- langit jiwanya. 4. Mencapai cinta Illahi Akhirnya yang ingin didapatkan oleh orang yang mencapai jalan spiritual adalah cinta Allah.Walaupun sebagian besar orang telah merasa puas dengan pekerjaan dan penghasilan yang mereka dapat, dan sedikit sekali memberikan perhatian kepada persoalan spiritualitas, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang mempunyai keinginan dalam dirinya untuk mengetahui dan mengenal tentang kebenaran yang hakiki. Dorongan hati yang tersembunyi itu bisa saja tidak terlalu menonjol dalam diri seseorang sehingga tidak terlihat di permukaan, tetapi konsepsi spiritual tersebut bisa saja sewaktu-waktu bangkit. Konsep dan Karakteristik Agama Sebagai Jalan Menuju Tuhan dan Kebahagiaan Dalam konsep islam, kebahagiaan dunia adalah semu dan fana. Sewaktu-waktu manusia bisa mendapatkan kebahagiaan, sewaktu-waktu manusia juga bisa mendapatkan kedukaan. Antara susah, senang, dan rasa biasa saja (netral) silih berganti. Untuk itu, ketika manusia mencari kebahagiaan sejati di dunia hal itu mustahil ditemukan. Alasan Manusia harus beragama dan bagaimana agama dapat membahagiakan umat manusia Islam berpandangan bahwa hakikat manusia adalah perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh merupakan substansi yang berdiri sendiri, yang tidak tergantung adanya oleh yang lain. Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua substansi adalah substansi alam. Sedang alam adalah makhluk. Konsep dan urgensi Islam, Iman dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil (Manusia Sempurna) Insan kamil ialah manusia yang sempurna dari segi wujud dan pengetahuannya. Munculnya insan kamil dapat ditelusuri melalui dua sisi. Pertama melalui tahap-tahap tajalli Tuhan pada alam sampai munculnya insan kamil. Kedua melalui maqamat(peringkat-peringkat kerohanian) yang dicapai oleh seseorang sampai pada kesadaran tertinggi yang terdapat pada insan kamil. Insan kamil jika dilihat dari segi fisik biologisnya tidak berbeda dengan manusia lainnya. Namun dari segi mental spiritual ia memiliki kualitas-kualitas yang jauh lebih tinggi dan sempurna dibanding manusia lain. Konsep dan karakteristik pradigma Qur’ani untuk menghadapi kehidupan modern Dapat dikatakan bahwa paradigm adalah cara pandang, cara berpikir, cara berpikir tentang suatu realitas. Adapun secara terminologis, paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas dengan metode keilmuan yang bisa atau dapat dipercaya. Dengan demikian, paradigma Qur’ani adalah cara pandang dan cara berpikir suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan Al-Quran. Paradigma Qur’ani sangat penting bagi kehidupan modern? Al-Qur’an bagi umat islam adalah sumber primer dalam segala aspek kehidupan. Al-Qur’an adalah sumber ajaran teologi, hukum, mistisisme, pemikiran, pembaharuan, pendidikan, akhlak dan aspek-aspek lainnya.Sebagaian tujuan di tegakkannya paradigma Qur’ani bagi kehidupan modern seperti sekarang. Membumikan Islam di Indonesia Saat ini kedudukkan agama dan negara pada posisi yang saling menguatkan, merupakan jalan terbaik. Sejarah banyak mencatat bahwa agama dan negara adalah dua entitas yang saling memberi legitimasi, utamanya pada pemerintahan kerajaan di nusantara dahulu. Umat Islam Indonesia harus menjadi muslim nasionalis yang proaktif dalam membangun negara dengan berlandaskan pada nilai-nilai keislaman. Keyakinan agama yang berada di ranah kejiwaan yang metafisik, harus menjadi spirit dalam membangun negara di ranah fisik-materi.