"PEMBERDAYAAN APARATUR
PEMERINTAH TERHADAP
PRESTASI KERJA PEGAWAI"
Disusun untuk memenuhi tugas
Oleh:
NAMA : ALBERTH MAINAKE
JURUSAN : ADMINISTRASI PUBLIK
ALBERTH MAINAKE
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A...Latar Belakang Masalah ........................ 1
B...Rumusan Masalah .................................. 1
C...Tujuan Penulisan ..................................... 2
D...Manfaat Penulisan .................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A...Kesimpulan .............................................. 9
B...Saran ...................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan nasional tergantung dari
kesempurnaan aparatur negara. Pegawai negeri
merupakan aparatur negara sehingga kalau kita berbicara
mengenai kedudukan pegawai negeri dalam Negara
Republik Indonesia berarti kita bicara mengenai
kedudukan aparatur negara secara umum. Dalam posisi
aparatur negara sebagai alat untuk melaksanakan
pembangunan, diperlukan adanya pegawai yang benar-
benar mampu, berdaya guna, berkualitas tinggi, dan sadar
akan tanggung jawabnya sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat.
Pemberdayaan aparatur merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk meningkatkan kapasitas atau
kemampuan aparatur, baik kapasitas secara
fungsional maupun secara konseptual. Diharapkan
dengan adanya peningkatan kinerja mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas rutin juga meningkatkan
daya kreasi dan inovasi dalam melaksanakan
pekerjaan. Kinerja yang baik yang dilakukan oleh
aparatur akan memberikan kontribusi positif
terhadap pencapaian tujuan organisasi, dan bahkan
dapat dikatakan bahwa kinerja yang baik merupakan
suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan.
Bahwa pengembangan kompetensi dalam konteks
mikro terkait dengan peningkatan kinerja sangat
diperlukan sehingga ada keseimbangan antara
kompetensi dan bidang tugasnya. Sedangkan dalam
konteks makro bahwa pengembangan diarahkan
sebagai asset organisasi dan untuk mengatasi
persoalan ke depan yang semakin komplek. Usaha
pemberdayaan aparatur harus ditingkatkan demi
tercapainya tujuan organisasi/pemerintah.
Pemberdayaan yang dilakukan terhadap aparatur
pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja
yang lebih baik. Untuk meningkatkan prestasi kerja
maka perlu diadakan peningkatan sumber daya
manusia selaku tenaga kerja melalui usaha-usaha
pemberdayaan. Berkaitan dengan hal itu maka
seorang aparatur perlu mendapatkan pemberdayaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas
maka perumusan masalah adalah :
"Adakah pengaruh pemberdayaan aparatur
pemerintah terhadap prestasi kerja".
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah :
1. Untuk menginformasikan, menganalisis, dan
membujuk dengan cara yang lugas dan
memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan
aparatur pemerintah terhadap prestasi kerja.
3. Untuk mengetahui prestasi kerja.
D. MANFAAT PENULISAN
Yang menjadi manfaat dari penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir melalui
penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-
teori yang telah saya terima selama perkuliahan di
Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Yapis Papua.
2. Penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan untuk meningkatkan pelaksanaan
pemberdayaan aparatur pemerintah terhadap prestasi
kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Shardlow (dalam Rukminto,2003:55),
menyatakan bahwa pemberdayaan pada intinya
membahas tentang bagaimana individu, kelompok, atau
komunitas mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
memperoleh kekuatan untuk membentuk masa depan
mereka sendiri.
2. Pemberdayaan Aparatur Pemerintah
Pemberdayaan aparatur pemerintah berarti peningkatan
efektivitas, menghendaki dilakukannya perubahan
administrasi (birokrasi) atau reformasi kinerja aparatur
pemerintah.(Wibowo, 2001:200). Pemberdayaan aparatur
pemerintah adalah segala usaha untuk lebih meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan.(Widjaja,1995:60).
3. Pengertian Prestasi Kerja
Telah kita ketahui setiap organisasi diciptakan hanyalah
untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan dengan kata
lain berupa prestasi. Menurut P. Sondang Siagian
(1994:54), prestasi kerja adalah kemampuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana
dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan
keluaran (output) yang optimal, bahkan kalau mungkin
yang maksimal.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pemberdayaan
Secara harfiah, kata pemberdayaan dapat diartikan
sebagai upaya memajukan dan mengembangkan
sesuatu.Pemberdayaan aparatur pemerintah daerah
merupakan bagian dari pembangunan aparatur pemerintah
daerah yang meliputi lembaga, tata kerja dan aparatur
pemerintah daerah yang semata-mata diarahkan pada
penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat efektif,
efisien, serta tanggap terhadap kondisi wilayah dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada daerah
tersebut.Demikian pula aparatur pemerintah daerah harus
mampu memahami aspirasi yang berkembang di dalam
masyarakat dan mampu melakukan pembangunan
diberbagai bidang.Menurut shardlow, pengertian
pemberdayaan adalah: “Pemberdayaan pada intinya
membahas tentang bagaimana individu, kelompok, atau
komunitas mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
memperoleh kekuatan untuk mebentuk masa depan
mereka sendiri”. Pengertian yang lebih spesifik mengenai
pemberdayaan yang dikemukakan oleh Deepa Narayan
(2002:14-15), yaitu:“Empowerment is the expansion of
assets and capabilities of people to participate in,
negotiatie with influence, control, and hold accountable
institutions that affaect their lives”.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta.
Buchari Zainun, 1985. Manajemen dan Motivasi, Balai Pustaka, Jakarta.
Hasibuan, Malayu. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Koswara, E, 2000. Otonomi Daerah : Untuk Demokrasi dan
Kemandirian Rakyat, PT. Sembrani Aksara Nusantara, Jakarta
Kanshil dan Christine, 1903-2001.Pemerintah Daerah Di
Indonesia :Hukum Administrasi daerah.
Notoadmodjo, 1998.Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka
Cipta, Jakarta.
Onny S. Prijono dan Pranarka, 1996. Pemberdayaan : Konsep,
Kebijakan dan Implementasi, CSIS, Jakarta
Rukminto, Adi Isbandi. 2003. Pemberdayaan, Pegembangan Masyarakat,
dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan
Praktis).
Jakarta : LPFE UI
Rasyid, M, Ryaas, 1987. Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan dan
Politik Orde Baru, Yasrif Watampone, Jakarta
Siagian, 1985.Pengembangan Sumber Daya Insani, Gunung Agung,
Jakarta.
Supriatna, Tjahya, 1993. Sistem Administrasi Pemerintahan Di Daerah,
Bina Aksara, Jakarta.
Syafiie, Inu Kencana, 2007. Pengantar Ilmu Pemerintahan, Refika
Aditama, Bandung.
Toha Miftah, 1999. Kepemimpinan dalam Manajemen, Rajawali Pers,
Jakarta.
Wajong, J, 1975. Azas dan Tujuan Pemerintahan Daerah. Jembatan,
Jakarta.
Yudoyono, Bambang, 2001. Otonomi Daerah, Desentralisasi dan
Pengembangan
Sumber Daya Manusia aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Zainun, Buahari, 1985. Manajemen dan Motivasi, Balai Pustaka, Jakarta.