Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2303-1433

Pengaruh Program “Social Enterpreneurship” Kelompok ODHA Terhadap Stigma


Masyarakat Tentang HIV/AIDS Di Daerah Binaan KPA Kota Kediri.

(Influence Program "Social Enterpreneurship" group ODHA with HIV Stigma Against
People About HIV / AIDS In Local Patronage KPA Kediri.)

Siti Asiyah, Susanti Pratamaningtyas, Suwoyo


Prodi Kebidanan Kediri Jl.KH.Wakhid Hasyim 64 B Kediri

ABSTRACT
Sixth goal in the MDGs are handle a variety of the most dangerous infectious diseases.
At the top is intended to handle HIV, the virus that causes AIDS. The disease is a
devastating impact not only on public health but also to the overall state. This study aims
to look at the effect of social entrepreneurship program for public stigma about HIV /
AIDS. Analytical research design using cross sectional correlational techniques. The study
population is the ODHA, which had already independently of 50 people. Samples were
taken by simple random sampling technique, a number of 44 people. Statistical analysis
was performed with Chi Square at alpha 0.05. The result showed that, social
entrepreneurship programs that are run by people living with HIV have not succeeded run
and people living with HIV is almost entirely feel the stigma which is given by the society.
Chi Square Results obtained Alpha 0:00 less than Alpha 0.05. This means that, the Social
Entrepreneurship Program affect the public stigma about HIV / AIDS. The results of the
study can be used to support the Government's program to empower of ODHA.

Keywords: Social entrepreneurship, Stigma, ODHA

PENDAHULUAN kasus AIDS, 2479 diantaranya telah


Tujuan ke enam dalam MDGs yaitu meninggal. Kalopun kemudian dengan
menangani berbagai penyakit menular pengobatan yang baik, penderita dapat
paling berbahaya. Pada urutan teratas melanjutkan kehidupan, persoalan tidak
ditujukan untuk menangani HIV yaitu kemudian menjadi selesai bagi ODHA.
virus penyebab AIDS. Penyakit ini Ketika mereka berada di masyarakat,
membawa dampak yang menghancurkan Stigma masih menjadi persoalan yang
bukan hanya terhadap kesehatan banyak terjadi.
masyarakat namun juga terhadap Negara. Masyarakat relative masih mudah
Oleh karena itu, Masalah penanggulangan memberikan cap atau sebutan kepada
dan pencegahan HIV/AIDS harus diyakini seseorang yang diduga mengidap suatu
merupakan tanggungjawab penyakit yang berbahaya atau menular
bersama. Apabila tidak ditangani dengan tanpa berupaya menyelidiki
serius masalah ini dapat mengganggu kebenarannya. Faktor-faktor yang
bahkan mengancam ketenteraman hidup mempengaruhi Stigma antara lain bahwa
bangsa Indonesia masyarakat masih menganggap
Di Indonesia, jumlah penduduk yang HIV/AIDS adalah penyakit yang
hidup yang hidup dengan virus HIV mengancam hidup, ketakutan untuk
diperkirakan antara 172.000 - kontak dengan HIV, hubungan HIV/AIDS
219.000,sebagian besar adalah laki-laki. dengan perilaku seperti homoseksual,
Jumlah ini merupakan 0,1% dari jumlah IDU, PSK dan sebagainya, ODHA dinilai
penduduk. Menurut Komisi sebagai penyakit yang dibuat sendiri,
Penanggulangan AIDS Nasional (KPA), religi atau kepercayaan yang menyamakan
sejak 1987 sampai 2008, tercatat 12.686 penyakit ini dengan kesalahan moral,

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 29


ISSN 2303-1433

seperti penyimpangan seks yang pantas akibat HIV dan AIDS pada individu,
mendapat hukuman, status social keluarga dan masyarakat.
ekonomi, usia dan gender. Berbagai cara dapat dilakukan untuk
Dampak stigma yang masih kuat mengatasi masalah stigma di masyarakat
di masyarakat pada akhirnya akan berkaitan dengan HIV/AIDS, diantaranya
menyebabkan perubahan mengenai di pelayanan kesehatan dapat dilakukan
bagaimana seseorang dipandang oleh dengan cara: membantu penderita untuk
orang lain, penolakan social atau mengatasi ketakutan terhadap status
penurunan penerimaan dalam interaksi HIV/AIDS, mengajarkan ketrampilan
social, keterbatasan/ kehilangan dalam menangani penderita, sedangkan
kesempatan seperti misalnya tempat dimasyarakat dapat dilakukan upaya
tinggal, pekerjaan, akses terhadap melibatkan tokoh masyarakat dalam
pelayanan kesehatan, perasaan malu dan memasyarakatkan anti stigma. Dengan
benci terhadap diri sendiri, menurunkan upaya-upaya ini, maka diharapkan para
kualitas hidup seseorang, meningkatkan penderita HIV/AIDS dapat diterima di
deskriminasi, menambah beban ganda masyarakat dan dapat diberdayakan untuk
keluarga serta dapat menghambat upaya memandirikan mereka melalui kegiatan-
pencegahan dan perawatan. kegiatan social entrepreneurship
Berdasarkan survei Dampak Sosial (Kewirausahaan Sosial).
Ekonomi pada Individu dan Rumah Social Entrepreneurship akhir-akhir
Tangga dengan HIV di Tujuh Provinsi di ini menjadi makin popular. Namun di
Indonesia, didapatkan hasil bahwa rerata Indonesia sendiri kegiatan ini masih
hilangnya pendapatan akibat merawat belum mendapatkan perhatian yang
anggota rumah tangga yang sakit, 55% sungguh sungguh dari pemerintah dan
lebih tinggi pada rumah tangga ODHA para tokoh masyarakat karena memang
dibanding rumah tangga non ODHA. 74% belum ada keberhasilan yang menonjol
Menyatakan adanya tambahan secara nasional. Pengertian sederhana
pengeluaran akibat infeksi HIV. Rumah dari Social Entrepreneur adalah seseorang
Tangga ODHA mengeluarkan biaya yang mengerti permasalahan sosial dan
kesehatan 5 kali lebih tinggi dari Rumah menggunakankemampuan entrepreneursh
Tangga Non-ODHA. Rerata biaya ip untuk melakukan perubahan sosial
kesehatan ODHA sendiri 3 kali lebih (social change), terutama meliputi bidang
tinggi dari Rumah Tangga Non-ODHA. kesejahteraan (welfare), pendidikan dan
Dari data di atas dapat diketahui kesehatan (healthcare). Keberhasilan
bahwa ODHA dan keluarga ODHA akan Sosial Entrepreneurship diukur dari
menghadapi beban ganda, baik sosial manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
maupun ekonomi, meskipun mereka Pemberdayaan ODHA/OHIDHA
masih mendapat obat ARV gratis dari diyakini merupakan salah satu kunci bagi
bantuan pemerintah, namun masih banyak penanggulangan dan pencegahan
pengeluaran yang dibutuhkan oleh ODHA HIV/AIDS. Program pemberdayaan yang
dan keluarganya. Kebijakan nasional tepat dalam hal ini sangat dibutuhkan
penanggulangan HIV dan AIDS (Rima Jauharoh, 2011). Program
menggarisbawahi kebutuhan serangkaian pemberdayaan merupakan langkah yang
program layanan yang komprehensif dan positif oleh karena dapat menjawab
bermutu yang menjangkau luas kebutuhan sehingga para penderita
masyarakat dengan tujuan mencegah dan HIV/AIDS akan mengalami perubahan-
mengurangi penularan HIV, perubahan yang positif dan pada akhirnya
meningkatkan kualitas hidup ODHA dan turut pula meningkatkan mutu hidup
mengurangi dampak sosial dan ekonomi ODHA. Program pemberdayaan untuk
ODHA sejalan dengan prinsip

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 30


ISSN 2303-1433

dasar andragogy di mana program Jadi sampel penelitian ini adalah 44 orang
pemberdayaan tersebut dipandang oleh dengan ODHA
ODHA sebagai program pemberdayaan Kriteria Inklusi untuk ODHA:
yang partisipatif dan menempatkan 1. Berada di wilayah binaan KPA Kota
ODHA sebagai subyek bukan obyek Kediri
sehingga mereka dapat terlibat dalam 2. Menjalankan Usaha sebagai bentuk
upaya pencegahan dan penanggulangan program social enterpreneurship
HIV/AIDS. Dengan demikian perlu 3. Dapat membaca dan menulis
diadakan penelitian untuk melihat 4. Bersedia menjadi responden
Pengaruh Program Sosial Tempat Penelitian: Penelitian
Enterpreneurship pada ODHA terhadap dilaksanakan di daerah Binaan KPA Kota
Stigma masyarakat tentang HIV/AIDS. Kediri Waktu Penelitian : Dilakukan pada
bulan Agustus 2014. Variabel Penelitian:
Metode Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Desain yang digunakan dalam Program Social Enterpreneurship dan
penelitian ini adalah analitik korelasional, Variabel tergantungnya adalah Persepsi
yaitu melihat pengaruh Program Sosial ODHA tentang Stigma HIV/AIDS di
Enterpreneurship pada ODHA terhadap masyarakat
Stigma masyarakat tentang HIV/AIDS. Untuk menganalisa pengaruh
Pendekatan waktu yang digunakan adalah Program Sosial Enterpreneurship pada
cross sectional. ODHA terhadap Stigma Masyarakat
Populasi dalam penelitian ini tentang HIV/AIDS dilakukan uji Chi
adalah semua ODHA yang sudah Square dengan α 0,05.
mandiri dan menjadi binaan dari KPA
Kota Kediri. Sampel penelitian ini HASIL PENELITIAN
adalah sebagian ODHA yang sudah Data Umum
mandiri dan menjadi binaan dari KPA 1. Umur Responden
Kota Kediri yang diambil dengan Tabel 1 Umur Responden Pengaruh
simple random sampling. Besar sampel Program Sosial Enterpreneurship
ditentukan dengan penghitungan sbb: Kelompok ODHA terhadap Stigma
Masyarakat tentang HIV AIDS
N UMUR ∑ %
n= 20-35 24 54.5
1+ N (d)² >35 20 45.5
JUMLAH 44 100
Dari tabel di atas, tampak bahwa
Keterangan:
Responden ODHA pada penelitian ini
n = besar sampel
54,5% berumur 20-35 tahun.
d = Tingkat significansi
(0.05)
2. Pendidikan
N = Besar populasi
Tabel 2 Pendidikan Responden Pengaruh
Dengan Jumlah Populasi sebesar
Program Sosial Enterpreneurship
50, maka besar sampel yang
Kelompok ODHA terhadap Stigma
dibutuhkan adalah:
Masyarakat tentang HIV AIDS
50 PENDIDIKAN ∑ %
n= Dasar 11 25.0
1+ 50 (0.05)² Menengah 22 50.0
Perguruan Tinggi 11 25.0
50 JUMLAH 44 100
n= Dari tabel di atas, tampak bahwa
1,125 setengah Responden ODHA pada
= 44 orang
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 31
ISSN 2303-1433

penelitian ini berpendidikan menengah Dari tabel 5, jika dirinci bidang usaha
(SMA) . yang dijalankan didapatkan data sbb:
JENIS USAHA ∑ %
3. Jenis Kelamin Pertanian 2 4,5
Tabel 3 Jenis kelamin Responden Catering 5 11,4
Toko kelontong 8 18,2
penelitian Pengaruh Program Sosial Jualan Pakaian 2 4,5
Enterpreneurship Kelompok ODHA Menjahit 2 4,5
terhadap Stigma Masyarakat tentang HIV Lain-lain 25 56,9
AIDS JUMLAH 44 100
JENIS ∑ %
KELAMIN Dari tabel di atas, tampak bahwa jenis
Laki-laki 23 52.3
usaha yang paling banyak dikerjakan oleh
Perempuan 21 47.7
JUMLAH 44 100 Responden ODHA pada penelitian ini
adalah bidang wirausaha lainnya seperti
Dari tabel di atas, tampak bahwa model, jual bakso, bakpau, laundry,
Jenis Kelamin Responden ODHA pada beternak ayam dll. Dari jenis usaha/jenis
penelitian ini hampir berimbang antara kegiatan yang dijalankan ODHA diatas,
yang berjenis kelamin laki-laki dan terdapat beberapa hal yang dapat menjadi
perempuan. penghambat dan pendukung dalam
mengembangkan usaha para ODHA yaitu:
4. Pekerjaan
Tabel 4 Pekerjaan Responden penelitian 1.a. Kesesuaian Minat Dan Bakat Dengan
Pengaruh Program Sosial Usaha Yang Dijalankan
Enterpreneurship Kelompok ODHA Tabel 6 Minat ODHA dalam menjalankan
terhadap Stigma Masyarakat tentang HIV Program Sosial Enterpreneurship
MINAT DAN ∑ %
AIDS BAKAT
PEKERJAAN ∑ % Sesuai 40 90.9
Petani 2 4.5 Tidak Sesuai 4 9.1
Wiraswasta 42 95.5 44 100
JUMLAH
JUMLAH 44 100

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa usaha


Dari tabel di atas, tampak bahwa
yang dijalankan oleh ODHA saat ini
Pekerjaan Responden ODHA pada
90,9% sesuai dengan minat dan bakat
penelitian ini 95,5% bekerja di sektor
para ODHA.
wiraswasta
1.b. Kecocokan Bidang Usaha Yang
Data Khusus
Dijalankan
1. Jenis Kegiatan Usaha Sosial
Tabel 7 Kecocokan bidang usaha yang
Enterpreneurship Yang Dijalankan Odha
dijalankan para ODHA
Tabel 5 Rincian usaha yang dijalankan KECOCOKAN ∑ %
Responden penelitian Pengaruh Program Cocok 40 90.9
Sosial Enterpreneurship Kelompok Tidak Cocok 4 9.1
ODHA terhadap Stigma Masyarakat JUMLAH 44 100
tentang HIV AIDS
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa
90,9% ODHA merasa cocok dengan
usaha yang dijalankan saat ini. Dan hanya
4 orang saja yang merasa tidak cocok
dengan usahanya saat ini.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 32


ISSN 2303-1433

1.c. Pemenuhan Kebutuhan Hidup Dari Berdasar tabel di atas, dapat


Usaha Yang Dijalankan disimpulkan bahwa ¾ ODHA
Tabel 8 Pemenuhan kebutuhan Hidup para mengungkapkan bahwa adanya hambatan
ODHA dari usaha yang dijalankan berpengaruh terhadap pengembangan
PEMENUHAN ∑ % usaha
KEBUTUHAN
HIDUP
1.g. Cara Mengatasi Hambatan
Terpenuhi 32 72.7
Tidak Terpenuhi 12 27.3 Tabel 12 Cara ODHA mengatasi
JUMLAH 44 100 hambatan dalam Usaha yang dijalankan
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan CARA ∑ %
MENGATASI
bahwa lebih dari separo (72,7%) ODHA HAMBATAN
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari Cari pinjaman 21 47.7
usaha yang selama ini di jalankan. Berkonsultasi 10 22.7
Pendekatan pada
8 18.2
1.d. Kendala Dalam Menekuni Usaha masyarakat
Tabel 9 Kendala para ODHA dalam Lainnya 5 11.4
JUMLAH 44 100
menekuni usaha
KENDALA ∑ % Dari tabel 12 diketahui, bahwa solusi
DALAM USAHA terbanyak yang dipilih oleh ODHA untuk
Ada 21 47.7 mengatasi hambatan yang ada dalam
Tidak ada 23 52.3 mengembangkan usaha adalah dengan
JUMLAH 44 100 mencari pinjaman, di susul dengan
berkonsultasi kepada pihak yang
Berdasar tabel 9 dapat disimpulkan kompeten.
bahwa jumlah ODHA yang mengatakan
tidak ada kendala dalam menekuni 1.h. Dukungan Keluarga
usahanya, sedikit lebih banyak dari pada Tabel 13 Dukungan Keluarga dalam
yang merasakan kendala menjalankan usaha
DUKUNGAN ∑ %
1.e. Penyebab Hambatan KELUARGA
Tabel 10 Penyebab hambatan dalam Ada 43 97.7
menjalankan usaha Tidak ada 1 2,3
PENYEBAB ∑ % JUMLAH 44 100
HAMBATAN Dari tabel 13 diketahui, bahwa
Kurang Modal 38 86.4 hampir seluruh ODHA mendapatkan
Lain-lain 6 13.6 dukungan dari keluarga dalam
JUMLAH 44 100 mengembangkan usaha
Berdasar tabel 4.10, dapat
disimpulkan bahwa hambatan terbesar 1.i. Penerimaan Masyarakat Terhadap
para ODHA dalam menjalankan usaha Usaha Yang Dijalankan
adalah kurangnya modal (86,4%) Tabel 14 Penerimaan Masyarakat
terhadap usaha yang dijalankan ODHA
1.f. Pengaruh Hambatan PENERIMAAN ∑ %
Tabel 11 Pengaruh hambatan dalam MASYARAKAT
pengembangan usaha Diterima 44 100.0
PENGARUH ∑ % Tidak Diterima 0 0
HAMBATAN JUMLAH 44 100
THD USAHA Dari tabel 14, dapat dilihat bahwa
Berpengaruh 33 75.0 seluruh masyarakat dapat menerima
Tidak berpengaruh 11 25.0 dengan baik usaha-usaha yang dilakukan
JUMLAH 44 100
oleh ODHA

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 33


ISSN 2303-1433

1.j. Bantuan Organisasi Kemasyarakatan Dari tabel 18, dapat disimpulkan


Tabel 15 Bantuan dari Organisasi bahwa 72,7 % ODHA belum pernah
Kemasyarakatan untuk mengembangkan mengikuti pelatihan yang relevan dengan
Usaha para ODHA bidang usaha yang dijalankan
BANTUAN DARI ∑ %
ORMAS 1.n. Peran Lsm
Ada 9 20.5
Tabel 19 Peran LSM bagi para ODHA
Tidak Ada 35 79.5
PERAN LSM ∑ %
JUMLAH 44 100
Ya 22 50.0
Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa Tidak 22 50.0
lebih dari separo (79,5%) ODHA JUMLAH 44 100
mengungkapkan bahwa mereka tidak Dari tabel 19, dapat disimpulkan
mendapat bantuan dari organisasi bahwa ODHA yang mengungkapkan
Kemasyarakatan dalam mengembangkan bahwa LSM berperan bagi ODHA dan
usaha yang menjawab tidak berperan dalam
pengembangan ODHA adalah sama
1.k. Dampak Usaha Untuk Meningkatkan besarnya (50%)
Kepercayaan Diri
Tabel 16 Dampak Usaha untuk 2. Keberhasilan Program Sosial
Kepercayaan diri para ODHA Enterpreneurship
KEPERCAYAAN ∑ % Tabel 20 Keberhasilan Program Sosial
DIRI
Enterpreneurship yang dijalankan pada
Ada 43 97.7
Tidak Ada 1 2,3 Kelompok ODHA
JUMLAH 44 100 KEBERHASILAN ∑ %
PROGRAM
Dari tabel 16, dapat dilihat bahwa 5 11,4
Berhasil
hamper seluruh ODHA menyatakan Tidak Berhasil 39 88,6
bahwa usaha yang mereka jalani JUMLAH 44 100
meningkatkan kepercayaan diri para
ODHA Dari tabel di atas, tampak bahwa
Program Sosial Enterpreneurship yang
1.l. Jalinan Kemitraan dijalankan ODHA pada penelitian ini
Tabel 17 Jalinan Kemitran yang di miliki 88,6% berada pada kategori tidak berhasil
para ODHA
MENJALIN ∑ % 3. Stigma Masyarakat Tentang Hiv/Aids
KEMITRAAN
Tabel 21 Stigma masyarakat tentang
Ya 32 72.7
Tidak 12 27.3 HIV/AIDS berdasar persepsi dari para
JUMLAH 44 100 ODHA
Dari tabel 17, dapat disimpulkan STIGMA ∑ %
Ada 40 90,9
bahwa 72,7 % ODHA menjalin kemitraan
Tidak Ada 4 9,1
dengan pihak lain dalam mengembangkan JUMLAH 44 100
usaha
Dari tabel di atas, hampir seluruh
1.m. Pelatihan Untuk Pengembangan responden (90,9%) mempersepsikan
Usaha bahwa masyarakat memberikan Stigma
Tabel 18 Pelatihan yang di ikuti para (cap buruk) tentang HIV/AIDS
ODHA
PELATIHAN ∑ %
Ya 12 27.3
Tidak 32 72.7
JUMLAH 44 100

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 34


ISSN 2303-1433

4. Pengaruh Program Sosial maka hal ini tentu merupakan hal yang
Enterpreneurship Terhadap Stigma memprihatinkan. Karena justru di usia
Masyarakat Tentang Hiv/Aids yang rata-rata masih muda yang
Untuk menganalisa pengaruh seharusnya mereka memiliki masa depan
Program Sosial Enterpreneurship pada dan generasi muda yang potensial, mereka
ODHA terhadap Stigma Masyarakat harus dihadapkan pada kenyataan bahwa
tentang HIV/AIDS dilakukan mereka menderita HIV.
menggunakan uji Chi Square dengan α Berdasar tabel 3, dapat dilihat bahwa
0,05. Dari hasil uji didapatkan α 0,00 (< α jumlah ODHA laki-laki dan perempuan
0,05) artinya ada pengaruh program Sosial yang terpilih dalam sampel penelitian ini
Enterpreneurship terhadap Stigma hampir berimbang. Hal ini dapat
masyarakat tentang HIV/AIDS (hasil uji dijelaskan, bahwa di kota Kediri jumlah
terlampir) penderita HIV/AIDS tidak lagi didominasi
oleh kaum lelaki, tetapi jumlah wanita
Pembahasan juga menunjukkan trend meningkat.
Jenis kegiatan Social Enterpreneurship Dari jenis kegiatan yang dilakukan
yang sesuai pada ODHA oleh para ODHA juga dapat disampaikan
Berdasarkan tabel 4 dan 5, dapat hal-hal sbb: bahwa usaha yang digeluti
dilihat, bahwa bidang usaha atau jenis para ODHA sebagian besar sudah sesuai
kegiatan yang dijalani oleh ODHA adalah dengan minat dan bakat mereka (90,9%),
pada bidang Wiraswasta. Dengan rincian dan mereka merasa cocok menjalankan
bidang usaha terbesar adalah pada pilihan usaha tersebut. Walaupun usaha yang
lain-lain seperti menekuni dunia dijalankan belum besar, para ODHA
modeling, jasa laundry, pedagang bakso mengungkapkn bahwa usahanya sudah
dan lain-lain. Jika dikaitkan dengan data dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan
yang diperoleh selama penelitian, pilihan (72,7%). Persoalan hambatan dalam
bidang kerja ini berkaitan dengan mengembangkan usaha, para ODHA
beberapa hal yaitu: dapat dikaitkan (47,7%) mengungkapkan menemui
dengan umur responden. Sebagian besar kendala dalam berusaha. Kendala terbesar
responden berusia antara 20- 35 tahun adalah persoalan modal yang kurang
(54,5%) dengan pendidikan terakhir (86,4%), dan upaya yang dipilih oleh
terbanyak adalah SMA. Usia ini termasuk sebagian besar responden sebagai solusi
ke dalam kelompok usia produktif. Usaha- adalah mencari pinjaman kepada pihak
usaha yang ditekuni oleh para ODHA, lain atau keluarga. Dukungan keluarga di
sudah sejalan dengan kebijakan rasakan hamper seluruh responden
Pemerintah Kota Kediri. Sebagai daerah (97,7%).
perkotaan (urban), sektor perdagangan Menurut ODHA, dalam
dan jasa di Kota Kediri paling banyak mengembangkan usaha, semua
memberikan kesempatan dan lapangan masyarakat dapat menerima usaha mereka
kerja bagi penduduknya. Pengembangan karena rata2 masyarakat tidak mengetahui
sektor perdagangan dan jasa ini menjadi bahwa mereka dalah ODHA. Bantuan dari
fokus Pemerintah Kota Kediri dalam organisasi kemasyarakatn belum
mengatasi pengangguran, sebab program- dirasakan oleh sebagian responden,
program pembangunan ekonomi riil di begitupun kesempatan untuk mengikuti
sektor jasa dan perdagangan inilah yang pelatihan-pelatihan. Sedangkan LSM
terbukti mampu menggerakkan aktivitas perannya masih dirasakan oleh separo saja
ekonomi masyarakat (LAKIP Kota Kediri, ODHA.
2013).
Tetapi jika melihat usia tersebut dan
dikaitkan dengan penyakit yang dialami

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 35


ISSN 2303-1433

Stigma Masyarakat tentang HIV/AIDS Menurut Herek GM (2002), stigma HIV


Berdasarkan tabel 4. Didapatkan data AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga
bahwa 90,9% responden mempersepsikan kategori, yaitu :
bahwa masyarakat memberikan stigma 1) Stigma instrumental, yaitu refleksi
(cap buruk) terhadap penyakit ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal
HIV/AIDS. Dan hanya 9,1 % saja yang yang berhubungan dengan penyakit
menganggap masyarakat memperlakukan mematikan dan menular.
para ODHA sama dengan orang lain pada 2) Stigma simbolis, yaitu penggunaan
umumnya. HIV AIDS untuk mengekspresikan sikap
Stigma adalah suatu ancaman,sifat terhadap kelompok sosial atau gaya hidup
dan karakteristik bahwa masyarakat tertentu yang dianggap berhubungan
menerima ketidaknyamanan yang sangat dengan penyakit tersebut.
tinggi. Mendapat ancaman tersebut 3) Stigma kesopanan, yaitu hukuman
membuat seseorang menerima sosial atas orang yang berhubungan
stigmatisasi (Goffman, 1963 dalam dengan isu HIV AIDS atau orang yang
Pusdiklat kemenkes, 2013). Stigmatisasi positif HIV. Stigma AIDS sering
adalah tindakan memfonis seseorang diekspresikan dalam satu atau lebih
sebagai buruk moral. stigma, terutama yang berhubungan
Dalam penelitian ini, stigma yang dengan homoseksualitas, biseksualitas,
secara umum selalu dirasakan oleh para pelacuran, dan penggunaan narkoba
ODHA diterima dari masyarakat adalah melalui suntikan. Banyak negara maju,
bahwa masyarakat samapai saat ini selalu terdapat penghubungan antara AIDS
ketakutan dengan penyakit HIV/AIDS dan dengan homoseksualitas atau
akan menghindari jika mengetahui ada biseksualitas, yang berkorelasi dengan
penderita HIV/AIDS di sekitarnya. Hal ini tingkat prasangka seksual yang lebih
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh tinggi, misalnya sikap-sikap anti
UNAIDS, 2006, bahwa Hukuman sosial homoseksual. Demikian pula terdapat
atau stigma oleh masyarakat di berbagai anggapan adanya hubungan antara AIDS
belahan dunia terhadap pengidap HIV dengan hubungan seksual antar laki-laki,
AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara termasuk bila hubungan terjadi antara
lain tindakan-tindakan pengasingan, pasangan yang belum terinfeksi.
penolakan, diskriminasi, dan Kemensos (2011) menyatakan,
penghindaran atas orang yang diduga seseorang yang terjangkit HIV AIDS
terinfeksi HIV, diwajibkannya uji coba dapat berdampak sangat luas dalam
HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih hubungan sosial, dengan keluarga,
dahulu atau perlindungan kerahasiaannya, hubungan dengan teman-teman, relasi dan
dan penerapan karantina terhadap orang- jaringan kerja akan berubah baik kuantitas
orang yang terinfeksi HIV (UNAIDS : maupun kualitas. Orang-orang yang
2006). terjangkit HIV AIDS secara alamiah
Kekerasan atau ketakutan atas hubungan sosialnya akan berubah.
kekerasan yang dirasakan oleh para
penderita HIV/AIDS, telah mencegah Analisa pengaruh program Social
banyak orang untuk melakukan tes HIV, Enterpreneurship kelompok ODHA
memeriksa bagaimana hasil tes mereka, terhadap Stigma Masyarakat tentang
atau berusaha untuk memperoleh HIV/AIDS di daerah Binaan KPA Kota
perawatan, sehingga mungkin mengubah Kediri
suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan Pengaruh Program Sosial
menjadi “hukuman mati” dan menjadikan Enterpreneurship pada ODHA terhadap
meluasnya penyebaran HIV AIDS. Stigma Masyarakat tentang HIV/AIDS
dilakukan menggunakan uji Chi Square

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 36


ISSN 2303-1433

dengan α 0,05. Dari hasil uji didapatkan α Sosialisasi itu perlu agar masyarakat bisa
0,00 (< α 0,05) artinya ada pengaruh sadar dari persepsi buruk mereka terhadap
program Sosial Enterpreneurship terhadap ODHA, dan yang terpenting adalah
Stigma masyarakat tentang HIV/AIDS menghindari perilaku-perilaku yang bisa
(hasil uji terlampir). Kegiatan social menyebarluaskan epidemi HIV AIDS
entrepreneurship yang berhasil terhadap masyarakat luas.
dilaksanakan dengan baik, akan Nursalam (2005) menjelaskan bahwa
memperbaiki cap buruk atau stigma yang seorang penderita HIV AIDS setidaknya
diberikan oleh masyarakat. Begitupun membutuhkan bentuk dukungan dari
sebaliknya, jika ODHA tidak memiliki lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan
kegiatan social entrepreneurship akan sosial meliputi tiga hal, yaitu : 1)
meningkatkan persepsi buruk masyarakat Emotional support, meliputi perasaan
tentang HIV/AIDS yang dirasakan oleh nyaman, dihargai, dicintai, dan
para ODHA. Hal ini dapat dijelaskan diperhatikan. 2) Cognitive support,
sbb: meliputi informasi, pengetahuan dan
Orang-orang yang terjangkit HIV nasehat. 3) Materials support, meliputi
AIDS secara alamiah hubungan sosialnya bantuan atau pelayanan berupa sesuatu
akan berubah. Dampak yang paling berat barang dalam mengatasi suatu masalah.
dirasakan oleh keluarga dan orang-orang Orang yang hidup dengan HIV dan
dekat lainnya. Perubahan hubungan sosial AIDS (ODHA) termasuk di antara
dapat berpengaruh positif atau negatif kelompok-kelompok yang paling rentan
pada setiap orang. Reaksi masing-masing dalam masyarakat Indonesia. Stigmatisasi
orang berbeda, tergantung sampai sejauh sosial akibat tidak adanya pemahaman
mana perasaan dekat atau jauh, suka dan sehubungan dengan risiko penularan dari
tidak suka seseorang terhadap yang orang yang terinfeksi menyebabkan
bersangkutan. Upaya kuratif pada aspek banyak ODHA kehilangan pekerjaan
sosial harus diterapkan kepada pengidap mereka atau tidak dapat memperoleh
HIV AIDS, hal itu dengan melihat bahwa pekerjaan untuk menafkahi diri mereka
pengidap HIV AIDS mengalami proses sendiri maupun keluarganya. Banyak
“labelling” oleh masyarakat dimana ODHA menanggulangi masalah ini
mereka mendapatkan label buruk sebagai dengan berusaha bekerja di sector
“orang-orang yang tidak berguna”. Upaya informal, sering kali dengan mulai
kuratif pada aspek sosial difokuskan membuka usaha mikro atau usaha kecil.
dalam upaya mendorong pengidap HIV Oleh sebab itu, memberikan bantuan
AIDS agar menjadi produktif dan punya untuk mewujudkan terbentuknya usaha-
kontribusi terhadap masyarakat, maka usaha seperti itu oleh ODHA dan
secara tidak langsung akan mengurangi keluarganya merupakan strategi yang
stigma buruk di masyarakat. berharga. Untuk mengurangi beban yang
Selain hal-hal seperti yang disebutkan dihadapi oleh orang-orang yang terinfeksi
di atas, ada hal lain yang perlu HIV dan anggota rumah tangga mereka
diperhatikan akibat dari kurangnya (ILO, 2009)
pengetahuan dan pemahaman terhadap
penyakit HIV AIDS, kebanyakan Kesimpulan
masyarakat berasumsi ODHA itu Jenis Kegiatan yang paling banyak
berbahaya, pembawa sial, orang hina, dijalankan oleh ODHA di Kota Kediri
tidak berguna, dan segala caci maki yang adalah Sektor Wiraswasta. Hampir
menusuk hati. Oleh karena itu, sangat seluruh ODHA mempersepsikan adanya
perlu sosialisai tentang penyakit HIV Stigma dari masyarakat tentang
AIDS pada masyarakat umum, terutama HIV/AIDS
pada masyarakat desa.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 37


ISSN 2303-1433

Program Sosial Enterpreneurship HIV/AIDS terhadap Psikologis dan


berpengaruh terhadap Stigma Masyarakat ekonomi para ODHA
tentang HIV/AIDS
Daftar Pustaka
Saran Bappeda Kota Kediri, 2013. LAKIP Kota
Untuk Tempat Penelitian Kediri.
Mengacu pada hasil penelitian ini maka Depkes, RI. 2003. Buku Pedoman
perlu kiranya dilakukan hal-hal sebagai Nasional Perawatan, Dukungan,
berikut: dan pengobatan bagi ODHA. Buku
1. Perlunya memberikan Emotional Pegangan bagi Petugas Kesehatan
support, meliputi perasaan nyaman, dan Petugas Lainnya. Jakarta
dihargai, dicintai, dan diperhatikan Depkes, RI. 2009. Sehat dan Positif untuk
melalui peningkatan partisipasi aktif para ODHA. Jakarta
ODHA dalam kegiatan kelompok Depkes, RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan
pendukung sebaya. Perlu dilakukan Kewaspadaan Universal di
konseling pada ODHA untuk Pelayanan Kesehatan. Jakarta
penguatan mental spiritual, dan KPA Nasional, 2010. Pedoman
konseling pada keluarga ODHA dan Pencegahan HIV melalui
masyarakat agar dapat memberikan Transmisi Seksual. Jakarta
dukungan pada ODHA secara M. Zainuddin, 2000. Metodologi
konstruktif Penelitian. Surabaya
2. Perlunya peningkatan Cognitive support. Nursalam. (2003) Konsep Penerapan
Melalui penyebarluasan informasi Metodologi Penelitian Ilmu
tentang HIV /AIDS ,peningkatan Keperawatan. Salemba Medika,
pengetahuan melalui upaya pelatihan- Jakarta.
pelatihan dan penguatan psikologis para Nursalam. (2008) Konsep dan Penerapan
ODHA melalui kerjasama dengan pihak Metodologi Penelitian Ilmu
yang terkait. Melakukan pendidikan keperawatan (Edisi 2). Salemba
pada masyarakat untuk mengurangi Medika, Jakarta
stigma dan diskriminasi, membangun Pusdiklatnakes Kemenkes, RI. 2013.
dan mengembangkan sebanyak Modul Pelatihan Managemen
mungkin dukungan sosial baik dari HIV/AIDS bagi Tenaga Pendidik.
komunitas ODHA sendiri maupun di UPT Pelatihan Kesehatan
luar ODHA. Masyarakat Murnajati
3. Pemberian Materials support, meliputi Richard, Muma. 2000.HIV Manual Untuk
bantuan atau pelayanan berupa Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta
peningkatan pelayanan VCT, dan
Ronald Hutapea, 2003. AIDS& PMS dan
pemberdayaan masyarakat untuk
Perkosaan. Rineke Cipta: Jakarta
meningkatkan kemandirian para ODHA.
Soekidjo Notoatmodjo. (2005).
Perlu pengembangan program
Metodologi Penelitian Kesehatan.
rekreasional, dan pengembangan
Rineka Cipta, Jakarta
potensi ODHA terutama pemberdayaan
Sugiyono. (2006). Statistika untuk
ekonomi, pemanfaatan pengalam hidup
Penelitian. Alfabeta, Bandung
sebagai penderita HIV/AIDS untuk
World Bank. 2009. HIV and AIDS in
mensupport orang-orang yang senasib
South Asia: An Economic
Development Risk. World Bank.
Untuk Penelitian Selanjutnya
Washington, DC
Perlu dikembangkan penelitian
yang lebih komprehensif dengan
melibatkan beberapa pihak yang terlibat
misalnya mengevaluasi dampak

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 38

Anda mungkin juga menyukai