Pengaruh Program "Social Enterpreneurship" Kelompok ODHA Terhadap Stigma Masyarakat Tentang HIV/AIDS Di Daerah Binaan KPA Kota Kediri
Pengaruh Program "Social Enterpreneurship" Kelompok ODHA Terhadap Stigma Masyarakat Tentang HIV/AIDS Di Daerah Binaan KPA Kota Kediri
(Influence Program "Social Enterpreneurship" group ODHA with HIV Stigma Against
People About HIV / AIDS In Local Patronage KPA Kediri.)
ABSTRACT
Sixth goal in the MDGs are handle a variety of the most dangerous infectious diseases.
At the top is intended to handle HIV, the virus that causes AIDS. The disease is a
devastating impact not only on public health but also to the overall state. This study aims
to look at the effect of social entrepreneurship program for public stigma about HIV /
AIDS. Analytical research design using cross sectional correlational techniques. The study
population is the ODHA, which had already independently of 50 people. Samples were
taken by simple random sampling technique, a number of 44 people. Statistical analysis
was performed with Chi Square at alpha 0.05. The result showed that, social
entrepreneurship programs that are run by people living with HIV have not succeeded run
and people living with HIV is almost entirely feel the stigma which is given by the society.
Chi Square Results obtained Alpha 0:00 less than Alpha 0.05. This means that, the Social
Entrepreneurship Program affect the public stigma about HIV / AIDS. The results of the
study can be used to support the Government's program to empower of ODHA.
seperti penyimpangan seks yang pantas akibat HIV dan AIDS pada individu,
mendapat hukuman, status social keluarga dan masyarakat.
ekonomi, usia dan gender. Berbagai cara dapat dilakukan untuk
Dampak stigma yang masih kuat mengatasi masalah stigma di masyarakat
di masyarakat pada akhirnya akan berkaitan dengan HIV/AIDS, diantaranya
menyebabkan perubahan mengenai di pelayanan kesehatan dapat dilakukan
bagaimana seseorang dipandang oleh dengan cara: membantu penderita untuk
orang lain, penolakan social atau mengatasi ketakutan terhadap status
penurunan penerimaan dalam interaksi HIV/AIDS, mengajarkan ketrampilan
social, keterbatasan/ kehilangan dalam menangani penderita, sedangkan
kesempatan seperti misalnya tempat dimasyarakat dapat dilakukan upaya
tinggal, pekerjaan, akses terhadap melibatkan tokoh masyarakat dalam
pelayanan kesehatan, perasaan malu dan memasyarakatkan anti stigma. Dengan
benci terhadap diri sendiri, menurunkan upaya-upaya ini, maka diharapkan para
kualitas hidup seseorang, meningkatkan penderita HIV/AIDS dapat diterima di
deskriminasi, menambah beban ganda masyarakat dan dapat diberdayakan untuk
keluarga serta dapat menghambat upaya memandirikan mereka melalui kegiatan-
pencegahan dan perawatan. kegiatan social entrepreneurship
Berdasarkan survei Dampak Sosial (Kewirausahaan Sosial).
Ekonomi pada Individu dan Rumah Social Entrepreneurship akhir-akhir
Tangga dengan HIV di Tujuh Provinsi di ini menjadi makin popular. Namun di
Indonesia, didapatkan hasil bahwa rerata Indonesia sendiri kegiatan ini masih
hilangnya pendapatan akibat merawat belum mendapatkan perhatian yang
anggota rumah tangga yang sakit, 55% sungguh sungguh dari pemerintah dan
lebih tinggi pada rumah tangga ODHA para tokoh masyarakat karena memang
dibanding rumah tangga non ODHA. 74% belum ada keberhasilan yang menonjol
Menyatakan adanya tambahan secara nasional. Pengertian sederhana
pengeluaran akibat infeksi HIV. Rumah dari Social Entrepreneur adalah seseorang
Tangga ODHA mengeluarkan biaya yang mengerti permasalahan sosial dan
kesehatan 5 kali lebih tinggi dari Rumah menggunakankemampuan entrepreneursh
Tangga Non-ODHA. Rerata biaya ip untuk melakukan perubahan sosial
kesehatan ODHA sendiri 3 kali lebih (social change), terutama meliputi bidang
tinggi dari Rumah Tangga Non-ODHA. kesejahteraan (welfare), pendidikan dan
Dari data di atas dapat diketahui kesehatan (healthcare). Keberhasilan
bahwa ODHA dan keluarga ODHA akan Sosial Entrepreneurship diukur dari
menghadapi beban ganda, baik sosial manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
maupun ekonomi, meskipun mereka Pemberdayaan ODHA/OHIDHA
masih mendapat obat ARV gratis dari diyakini merupakan salah satu kunci bagi
bantuan pemerintah, namun masih banyak penanggulangan dan pencegahan
pengeluaran yang dibutuhkan oleh ODHA HIV/AIDS. Program pemberdayaan yang
dan keluarganya. Kebijakan nasional tepat dalam hal ini sangat dibutuhkan
penanggulangan HIV dan AIDS (Rima Jauharoh, 2011). Program
menggarisbawahi kebutuhan serangkaian pemberdayaan merupakan langkah yang
program layanan yang komprehensif dan positif oleh karena dapat menjawab
bermutu yang menjangkau luas kebutuhan sehingga para penderita
masyarakat dengan tujuan mencegah dan HIV/AIDS akan mengalami perubahan-
mengurangi penularan HIV, perubahan yang positif dan pada akhirnya
meningkatkan kualitas hidup ODHA dan turut pula meningkatkan mutu hidup
mengurangi dampak sosial dan ekonomi ODHA. Program pemberdayaan untuk
ODHA sejalan dengan prinsip
dasar andragogy di mana program Jadi sampel penelitian ini adalah 44 orang
pemberdayaan tersebut dipandang oleh dengan ODHA
ODHA sebagai program pemberdayaan Kriteria Inklusi untuk ODHA:
yang partisipatif dan menempatkan 1. Berada di wilayah binaan KPA Kota
ODHA sebagai subyek bukan obyek Kediri
sehingga mereka dapat terlibat dalam 2. Menjalankan Usaha sebagai bentuk
upaya pencegahan dan penanggulangan program social enterpreneurship
HIV/AIDS. Dengan demikian perlu 3. Dapat membaca dan menulis
diadakan penelitian untuk melihat 4. Bersedia menjadi responden
Pengaruh Program Sosial Tempat Penelitian: Penelitian
Enterpreneurship pada ODHA terhadap dilaksanakan di daerah Binaan KPA Kota
Stigma masyarakat tentang HIV/AIDS. Kediri Waktu Penelitian : Dilakukan pada
bulan Agustus 2014. Variabel Penelitian:
Metode Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Desain yang digunakan dalam Program Social Enterpreneurship dan
penelitian ini adalah analitik korelasional, Variabel tergantungnya adalah Persepsi
yaitu melihat pengaruh Program Sosial ODHA tentang Stigma HIV/AIDS di
Enterpreneurship pada ODHA terhadap masyarakat
Stigma masyarakat tentang HIV/AIDS. Untuk menganalisa pengaruh
Pendekatan waktu yang digunakan adalah Program Sosial Enterpreneurship pada
cross sectional. ODHA terhadap Stigma Masyarakat
Populasi dalam penelitian ini tentang HIV/AIDS dilakukan uji Chi
adalah semua ODHA yang sudah Square dengan α 0,05.
mandiri dan menjadi binaan dari KPA
Kota Kediri. Sampel penelitian ini HASIL PENELITIAN
adalah sebagian ODHA yang sudah Data Umum
mandiri dan menjadi binaan dari KPA 1. Umur Responden
Kota Kediri yang diambil dengan Tabel 1 Umur Responden Pengaruh
simple random sampling. Besar sampel Program Sosial Enterpreneurship
ditentukan dengan penghitungan sbb: Kelompok ODHA terhadap Stigma
Masyarakat tentang HIV AIDS
N UMUR ∑ %
n= 20-35 24 54.5
1+ N (d)² >35 20 45.5
JUMLAH 44 100
Dari tabel di atas, tampak bahwa
Keterangan:
Responden ODHA pada penelitian ini
n = besar sampel
54,5% berumur 20-35 tahun.
d = Tingkat significansi
(0.05)
2. Pendidikan
N = Besar populasi
Tabel 2 Pendidikan Responden Pengaruh
Dengan Jumlah Populasi sebesar
Program Sosial Enterpreneurship
50, maka besar sampel yang
Kelompok ODHA terhadap Stigma
dibutuhkan adalah:
Masyarakat tentang HIV AIDS
50 PENDIDIKAN ∑ %
n= Dasar 11 25.0
1+ 50 (0.05)² Menengah 22 50.0
Perguruan Tinggi 11 25.0
50 JUMLAH 44 100
n= Dari tabel di atas, tampak bahwa
1,125 setengah Responden ODHA pada
= 44 orang
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 Mei 2015 31
ISSN 2303-1433
penelitian ini berpendidikan menengah Dari tabel 5, jika dirinci bidang usaha
(SMA) . yang dijalankan didapatkan data sbb:
JENIS USAHA ∑ %
3. Jenis Kelamin Pertanian 2 4,5
Tabel 3 Jenis kelamin Responden Catering 5 11,4
Toko kelontong 8 18,2
penelitian Pengaruh Program Sosial Jualan Pakaian 2 4,5
Enterpreneurship Kelompok ODHA Menjahit 2 4,5
terhadap Stigma Masyarakat tentang HIV Lain-lain 25 56,9
AIDS JUMLAH 44 100
JENIS ∑ %
KELAMIN Dari tabel di atas, tampak bahwa jenis
Laki-laki 23 52.3
usaha yang paling banyak dikerjakan oleh
Perempuan 21 47.7
JUMLAH 44 100 Responden ODHA pada penelitian ini
adalah bidang wirausaha lainnya seperti
Dari tabel di atas, tampak bahwa model, jual bakso, bakpau, laundry,
Jenis Kelamin Responden ODHA pada beternak ayam dll. Dari jenis usaha/jenis
penelitian ini hampir berimbang antara kegiatan yang dijalankan ODHA diatas,
yang berjenis kelamin laki-laki dan terdapat beberapa hal yang dapat menjadi
perempuan. penghambat dan pendukung dalam
mengembangkan usaha para ODHA yaitu:
4. Pekerjaan
Tabel 4 Pekerjaan Responden penelitian 1.a. Kesesuaian Minat Dan Bakat Dengan
Pengaruh Program Sosial Usaha Yang Dijalankan
Enterpreneurship Kelompok ODHA Tabel 6 Minat ODHA dalam menjalankan
terhadap Stigma Masyarakat tentang HIV Program Sosial Enterpreneurship
MINAT DAN ∑ %
AIDS BAKAT
PEKERJAAN ∑ % Sesuai 40 90.9
Petani 2 4.5 Tidak Sesuai 4 9.1
Wiraswasta 42 95.5 44 100
JUMLAH
JUMLAH 44 100
4. Pengaruh Program Sosial maka hal ini tentu merupakan hal yang
Enterpreneurship Terhadap Stigma memprihatinkan. Karena justru di usia
Masyarakat Tentang Hiv/Aids yang rata-rata masih muda yang
Untuk menganalisa pengaruh seharusnya mereka memiliki masa depan
Program Sosial Enterpreneurship pada dan generasi muda yang potensial, mereka
ODHA terhadap Stigma Masyarakat harus dihadapkan pada kenyataan bahwa
tentang HIV/AIDS dilakukan mereka menderita HIV.
menggunakan uji Chi Square dengan α Berdasar tabel 3, dapat dilihat bahwa
0,05. Dari hasil uji didapatkan α 0,00 (< α jumlah ODHA laki-laki dan perempuan
0,05) artinya ada pengaruh program Sosial yang terpilih dalam sampel penelitian ini
Enterpreneurship terhadap Stigma hampir berimbang. Hal ini dapat
masyarakat tentang HIV/AIDS (hasil uji dijelaskan, bahwa di kota Kediri jumlah
terlampir) penderita HIV/AIDS tidak lagi didominasi
oleh kaum lelaki, tetapi jumlah wanita
Pembahasan juga menunjukkan trend meningkat.
Jenis kegiatan Social Enterpreneurship Dari jenis kegiatan yang dilakukan
yang sesuai pada ODHA oleh para ODHA juga dapat disampaikan
Berdasarkan tabel 4 dan 5, dapat hal-hal sbb: bahwa usaha yang digeluti
dilihat, bahwa bidang usaha atau jenis para ODHA sebagian besar sudah sesuai
kegiatan yang dijalani oleh ODHA adalah dengan minat dan bakat mereka (90,9%),
pada bidang Wiraswasta. Dengan rincian dan mereka merasa cocok menjalankan
bidang usaha terbesar adalah pada pilihan usaha tersebut. Walaupun usaha yang
lain-lain seperti menekuni dunia dijalankan belum besar, para ODHA
modeling, jasa laundry, pedagang bakso mengungkapkn bahwa usahanya sudah
dan lain-lain. Jika dikaitkan dengan data dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan
yang diperoleh selama penelitian, pilihan (72,7%). Persoalan hambatan dalam
bidang kerja ini berkaitan dengan mengembangkan usaha, para ODHA
beberapa hal yaitu: dapat dikaitkan (47,7%) mengungkapkan menemui
dengan umur responden. Sebagian besar kendala dalam berusaha. Kendala terbesar
responden berusia antara 20- 35 tahun adalah persoalan modal yang kurang
(54,5%) dengan pendidikan terakhir (86,4%), dan upaya yang dipilih oleh
terbanyak adalah SMA. Usia ini termasuk sebagian besar responden sebagai solusi
ke dalam kelompok usia produktif. Usaha- adalah mencari pinjaman kepada pihak
usaha yang ditekuni oleh para ODHA, lain atau keluarga. Dukungan keluarga di
sudah sejalan dengan kebijakan rasakan hamper seluruh responden
Pemerintah Kota Kediri. Sebagai daerah (97,7%).
perkotaan (urban), sektor perdagangan Menurut ODHA, dalam
dan jasa di Kota Kediri paling banyak mengembangkan usaha, semua
memberikan kesempatan dan lapangan masyarakat dapat menerima usaha mereka
kerja bagi penduduknya. Pengembangan karena rata2 masyarakat tidak mengetahui
sektor perdagangan dan jasa ini menjadi bahwa mereka dalah ODHA. Bantuan dari
fokus Pemerintah Kota Kediri dalam organisasi kemasyarakatn belum
mengatasi pengangguran, sebab program- dirasakan oleh sebagian responden,
program pembangunan ekonomi riil di begitupun kesempatan untuk mengikuti
sektor jasa dan perdagangan inilah yang pelatihan-pelatihan. Sedangkan LSM
terbukti mampu menggerakkan aktivitas perannya masih dirasakan oleh separo saja
ekonomi masyarakat (LAKIP Kota Kediri, ODHA.
2013).
Tetapi jika melihat usia tersebut dan
dikaitkan dengan penyakit yang dialami
dengan α 0,05. Dari hasil uji didapatkan α Sosialisasi itu perlu agar masyarakat bisa
0,00 (< α 0,05) artinya ada pengaruh sadar dari persepsi buruk mereka terhadap
program Sosial Enterpreneurship terhadap ODHA, dan yang terpenting adalah
Stigma masyarakat tentang HIV/AIDS menghindari perilaku-perilaku yang bisa
(hasil uji terlampir). Kegiatan social menyebarluaskan epidemi HIV AIDS
entrepreneurship yang berhasil terhadap masyarakat luas.
dilaksanakan dengan baik, akan Nursalam (2005) menjelaskan bahwa
memperbaiki cap buruk atau stigma yang seorang penderita HIV AIDS setidaknya
diberikan oleh masyarakat. Begitupun membutuhkan bentuk dukungan dari
sebaliknya, jika ODHA tidak memiliki lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan
kegiatan social entrepreneurship akan sosial meliputi tiga hal, yaitu : 1)
meningkatkan persepsi buruk masyarakat Emotional support, meliputi perasaan
tentang HIV/AIDS yang dirasakan oleh nyaman, dihargai, dicintai, dan
para ODHA. Hal ini dapat dijelaskan diperhatikan. 2) Cognitive support,
sbb: meliputi informasi, pengetahuan dan
Orang-orang yang terjangkit HIV nasehat. 3) Materials support, meliputi
AIDS secara alamiah hubungan sosialnya bantuan atau pelayanan berupa sesuatu
akan berubah. Dampak yang paling berat barang dalam mengatasi suatu masalah.
dirasakan oleh keluarga dan orang-orang Orang yang hidup dengan HIV dan
dekat lainnya. Perubahan hubungan sosial AIDS (ODHA) termasuk di antara
dapat berpengaruh positif atau negatif kelompok-kelompok yang paling rentan
pada setiap orang. Reaksi masing-masing dalam masyarakat Indonesia. Stigmatisasi
orang berbeda, tergantung sampai sejauh sosial akibat tidak adanya pemahaman
mana perasaan dekat atau jauh, suka dan sehubungan dengan risiko penularan dari
tidak suka seseorang terhadap yang orang yang terinfeksi menyebabkan
bersangkutan. Upaya kuratif pada aspek banyak ODHA kehilangan pekerjaan
sosial harus diterapkan kepada pengidap mereka atau tidak dapat memperoleh
HIV AIDS, hal itu dengan melihat bahwa pekerjaan untuk menafkahi diri mereka
pengidap HIV AIDS mengalami proses sendiri maupun keluarganya. Banyak
“labelling” oleh masyarakat dimana ODHA menanggulangi masalah ini
mereka mendapatkan label buruk sebagai dengan berusaha bekerja di sector
“orang-orang yang tidak berguna”. Upaya informal, sering kali dengan mulai
kuratif pada aspek sosial difokuskan membuka usaha mikro atau usaha kecil.
dalam upaya mendorong pengidap HIV Oleh sebab itu, memberikan bantuan
AIDS agar menjadi produktif dan punya untuk mewujudkan terbentuknya usaha-
kontribusi terhadap masyarakat, maka usaha seperti itu oleh ODHA dan
secara tidak langsung akan mengurangi keluarganya merupakan strategi yang
stigma buruk di masyarakat. berharga. Untuk mengurangi beban yang
Selain hal-hal seperti yang disebutkan dihadapi oleh orang-orang yang terinfeksi
di atas, ada hal lain yang perlu HIV dan anggota rumah tangga mereka
diperhatikan akibat dari kurangnya (ILO, 2009)
pengetahuan dan pemahaman terhadap
penyakit HIV AIDS, kebanyakan Kesimpulan
masyarakat berasumsi ODHA itu Jenis Kegiatan yang paling banyak
berbahaya, pembawa sial, orang hina, dijalankan oleh ODHA di Kota Kediri
tidak berguna, dan segala caci maki yang adalah Sektor Wiraswasta. Hampir
menusuk hati. Oleh karena itu, sangat seluruh ODHA mempersepsikan adanya
perlu sosialisai tentang penyakit HIV Stigma dari masyarakat tentang
AIDS pada masyarakat umum, terutama HIV/AIDS
pada masyarakat desa.