Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan praktikum
Ilmu Hijauan Makanan Ternak.
Laporan praktikum ini disusun sebagai syarat dan satu rangkaian dalam mengikuti
mata kuliah Ilmu Hijauan Makanan Ternak sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penyusun
mengucapkan terima kasih pada kesempatan kali ini kepada :
1. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada.
2. Ir. Djoko Soetrisno, M.Sc., Ir. Bambang Suhartanto, DEA., Bambang Suwignyo,
S.Pt., MP., Ph.D., Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., dan Nilo Suseno, S.Si.,
M.Si., selaku dosen mata kuliah Ilmu Hijauan Makanan Ternak.
3. Seluruh asisten Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura yang telah
membimbing praktikan.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi kebaikan
penyusunan laporan ini. Harapan penyusun semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hijauan dalam bidang peternakan sangat dibutuhkan dapat dikatakan bahwa
kebutuhan untuk ternak ruminansia itu muklak.Dibidang peternakan dalam hal ini
sangat dibutuhkan dalam pengembangan peternakan yang modern dan berkompeten
untuk bersaing dalam mencukupi kebutuhan daging.Hijauan makanan ternak merupkan
kelompok tanaman yang unggul dan berkualitas, sebagai kebutuhan utama makanan
ternak yang mengandungan nutrient (gizigizi) yang lebih efisien dan bermanfaat
terhadap ternak.Hijauan makanan ternak berasal daripada 2 bagaian komunitas besar
yaitu kelompok rumput-rumputan (Graminae) dan kacang-kacangan
(Leguminosa).Dalam penentuan keberadaan hijauan makanan ternak terdapat
pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
daripada produktifitasnya yaitu system penanamannya.Hingga saat ini banyak para ahli
ingin menngusahakan system penanaman hijauan makanan ternak yang lebih unggul
dan efisien serta tidak mengandung unsur genetik yang rendah sebagai penyedia
hijauan makanan ternak yang terbaik.
Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan
kualitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai sumber
karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan
pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat
dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada
sumber hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah
ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan
berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang
mencukupi untuk ternak. Bahan pakan ternak merupakan bahan yang sudah dapat
dimakan, dicerna dan digunakan oleh ternak itu sendiri.Ada berbagai macam jenis
bahan pakan, seperti bahan pakan yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut
dengan hijauan dan ada juga yang berasal dari hewan atau campuran berbagai macam
jenis bahan pakan atau yang lebih dikenal dengan konsentrat.Penyediaan bahan pakan
pada hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak.Untuk
mengetahui berapa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak. Pemberian pakan
merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi pada ternak guna
meningkatkan produktifitasnya. Nilai gizi yang baik akan diindikasikan dengan nilai
energi yang baik pula.
1.2.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan graminae
2. Bagaimana cara mengidentifikasi graminae
3. Apa yang di maksud dengan leguminosa
4. Bagai cara mengidentifikasi leguminosa
1.3.Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis Rumput (Graminae) dan leguminosa
2. Mahasiswa dapat mengetahui kerakteristik dan ciri-ciri Rumput (Graminae) dan
Leguminosa.
3. Mahasiswa dapat membedakan jenis rumput (Graminae)
4. Mahasiswa dapat membedakan jenis Leguminosa
5. Bagaimana cara mengedifitikasi graminae dan leguminosa ...?
6. Untuk mengetahui cara mengedentifikasi graminae dan leguminosa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
-Tahan kering
-Tanaman ini berbunga
3 Chloris Gayana -Tidak berbulu dan pajang
(Rumput Rhodes) -Batang bekecabang-cabang dan
lebat berkembang pesat dengan
stolon
-Daun halus agak berbulu
-Tanaman tahunan yang mempu-
nyai perkar-an yang kuat
-Tumubuh membentuk hamparan
Digitaria yang tidak rapat
4 Decumbens -Stolon yang panjang dan memiliki
(Rumput Pangola) buku-buku
-Memiliki bunga berbentuk mayang
jari
-Akarnya membentuk serabut dan
mempunyai lidah daun berbulu
-Mempunyai lida daun yang ber-
5 Panicum Maximum bulu
(Rumput Benggala) -Dapat bertolerasi dengan berba-
gai jenis tanah dan tahan nau-
ngan
-Batang tegak,kuat,dan membe-
ntuk rumpun
2. Kacang-kacang (Luguminosa)
-Pohonnya meranggas
-Batang pendek
-Daunnya berseling dan meyirip
5 Gliricidia maculata -Warnanya kuning hijau dan
(Gamal) -Merambat halus
BAB III
MATERI DAN METODE
1.5. Materi
Materi yang di pengenalan hijaun pakan
I. Alat
a. Pensil
b. Pulpen
c. Kertas HVS
d. Solasi/Latban
e. Gunting
II. Bahan
a. Graminae
1. Rumput Bede ( Brachiaria Decumbens )
2. Para Grass,Kolonjono ( Brachiaria mutica )
3. Rumput Rhodes ( Chloris Gayana )
4. Rumput Benggala ( Panicum maximum )
5. Rumput Gajah ( Pennisetum purpureum )
6. Rumput Australia ( Paspalum dilatatun )
7. Rumput Belulang ( Eleucine indica )
b. Leguminosa
1. Centro ( Centrosema pubescens )
2. Siratro ( Macroptillium atropurpureum )
3. Kudzu ( Pueraria phaseoloides )
4. Lamtoro ( Leucaaena Leucocephala )
5. Gamal (Gliricidia sepium)
1.7.Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman
atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong
dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 2006)
Penyediaan bahan pakan pada hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan ternak.Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring
dengan peningkatan kualitas pakan hijauan.Karena pakan hijauan dapat juga
berfungsi sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk
menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai
kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan
makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah
ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan
berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan
yang mencukupi untuk ternak.
1. Brachiria decumbens
Klasifikasi
Divisi : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Graminaea
Family : Graminaea
Genus: Brachiaria
2. Brachiaria mutica
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Graminae
Genus : Brachiaria
Nama lain : Rumput ini terkenal dengan nama rumput Para, rumput Maurutius
signal, rumput Pasto para, dan rumput Angola.
Asal : Rumput ini berasal dari Afrik barat dan Brazil. Saat ini tersebar sebagai
rumput makanan ternak di daerah tropika basah dan sub-tropika.
Deskripsi : Rumput ini merupakan tanaman tahunan, menjalar dengan stolon
yang panjangnya dapat mencapai 2.7 – 4.6 m, kemudian dari setiap buku stolon
ini tumbuh tunas atau anakan dengan daun yang lebar tetapi pendek dan
berbulu halus. Tanaman ini tingginya dapat mencapai 200 cm. Daunnya kadang-
kadang tidak berbulu akan tetapi umumnya berbulu dengan panjang daun 10 –
30 cm dan lebarnya 8 – 20 mm. Malainya dapat terdiri dari 10 – 20 tandan
kadang-kadang tunggal atau berpasangan dengan panjang tandan 2.5 – 15 cm.
Panjang spikilet 3 – 4 mm, floret panjangnya 3 mm. Jumlah kromosom pada
rumput ini yaitu 2n = 36.
Adaptasi : Temperatur optimum untuk pertumbuhannya yaitu 21 ºC, dengan
temperatur minimum untuk pertumbuhannya 15 ºC. Tanaman ini sensitive
terhadap embun beku dan tidak dapat tumbuh bila suhu lebih rendah dari 8 ºC.
Rumput ini dapat tumbuh pada ketinggian mencapai 1000 m diatas permukaan
laut dengan curah hujan yang diperlukan 1000 mm atau lebih. Tanaman ini lebih
tahan terhadap genangan air atau air permukaan tanah yang tinggi. Tanaman ini
tidak tahan terhadap keadaan kering (penggembalaan berta karena system
perakarannya dangkal. Toleransi terhadap jenis tanah cukup luas asal cukup
terdapat air. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek dan dapat tumbuh bila
terlindungi secara ringan, akan tetapi lebih menyukai penyinaran penuh.
Tanaman ini responsive terhadap pemupukan nitrogen dengan dosis 200 – 400
kg/ha. Pada tanah yang kekurangan posfor dapat dapat diberikan 500 kg/ha,
umumnya diberikan 120 – 250 kg/ha pertahun.
Kultur teknik :Rumput ini dapat diperbanyak dengan biji atau dengan potongan
batang sepanjang kurang lebih 23 cm pada jalur-jalur yang berjarak 60 – 90 cm.
Penanaman dapat pula dilakukan dengan pols pada jarak tanam 1.8 x 1.8 meter.
Penyebaran biji dapat dilakukan dan kedalaman tanaman tidak boleh lebih dari 1
cm . waktu penyebaran biji pada musim semi, panas atau akhir musim dingin
dengan dosis biji 2.5 – 4.5 kg/ha. Rumput ini umumnya dominan pada daerah
padang rumput yang merupakan kondisi yang disukai. Leguminosa yang cocok
tumbuh dengannya yaitu Desmodium heterophylium, Pueraria phaseoloides,
Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides . tanaman ini dapat
bersaingan dengan gulma, ternak menyukai tanaman yang masih muda, akan
tetapi tanaman ini jangan direnggut terlalu sering, pertamkali pemotongan
setelah tinggi tanaman 30 – 60 cm dan dapat tumbuh dengan baik setelah
berumur 12 bulan. Produksi bahan kering pada 3 – 4 kali pemotongan dapat
mencapai 2 500 – 7 500 kg/ha. Di Queensland produksi bahan keringnya dapat
mencapai 29 818 kg/ha pertahun. Kandungan protein kasar dapat mencapai 5.5
– 15 %. Rumput ini dapat disimpan dalam bentuk hay dan silase. Tanaman yang
muda batang dan daunnya sangat palatable. Produksi biji dapat mencapai 31
kg/ha.
3. Chloris gayana
Klasifikasi
Kerajaan/Kingdom : Plantea
Class :Monokotil
Ordo :Poales
Family :Chloris
Genus :Chloridoidaea
Spesies :Chloris gayana
Nama lain :Rumput ini terkenal dengan sebutan rumput Rhodes, atau Paswto
Rhodes.
Asal : Tanaman ini merupakan rumput asli daerah Afrika Selatan dan Timur
meluas ke Afrika Barat.
Adaptasi : Rumput ini sesuai untuk daerah tropik. Temperatur optimum untuk
pertumbuhan yang di butuhkan 30 – 40 ºC pada siang hari dan pada malam hari
26 – 29 ºC, temperatur minimum untuk pertumbuhan yaitu 8 ºC. Tanaman ini
tahan terhadap embun beku, ketinggian yang diperlukan 600 – 2 000 m diatas
permukaan tanah, curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan yang baik
600 – 750 mm/tahun. Tanaman ini tahan kekeringan, akarnya dapat mengambil
air pada kedalaman 4.25 m, pada keadaan yang sangat basah pertumbuhannya
agak kerdil dan berwarna kekuning-kuningan. Rumput ini masih dapat tumbuh
baik pada setiap jenis tanah dengan pH 6.5 – 7.0, tahan terhadap kadar garam
yang agak tinggi, sangat tahan terhadap api. Apabila terlalu lama tidak
dimanfaatkan cenderung berbatang-batang dan tak disukai ternak. Tanaman ini
termasuk rumput yang tahan penggembalaan berat, merupakan tanaman hari
panjang dan tidak tahan terhadap naungan.
Kultur teknik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan pols dan potongan batang
dengan jarak tanam 40 x 40 cm atau dengan biji dengan dosis 1 – 4 kg/ha
dengan kedalaman tanam tidak lebih dari 2 cm. Pertumbuhan kecambah sangat
baik. Interval pemotongan 28 hari lebih banyak produksi bahan keringnya
dibandingkan dengan interval pemotongan 14 hari, bila sudah tumbuh dengan
baik segera dipangkas untuk mencegah pembungaan, apabila sudah berbunga
nilai nutrisinya menurun dengan cepat. Produksi bahan kering 58 00 kg/ha.
Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk hay yang dipangkas pada awal
berbunga, tanaman yang sudah tua memberikan kualitas hay yang rendah,
silase juga dibuat akan tetapi hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan
hay. Kandungan protein kasar berkisar 4 – 13 % dengan kandungan serat kasar
30 – 40 %. Di Australia kandungan protein kasar meningkat dari 6.3 % menjadi
9.5 – 9.8 % bila dipupuk dengan 440 kg N/ha. Kecernaan bahan keringnya
mencapai 40 – 60 %. Tanaman yang muda sangat palatable, akan tetapi setelah
tanaman menghasilkan biji tidak palatable. Produksi biji dapat mencapai 100 –
650 kg/ha.
4. Panicum maximum
Klasifikasi
Filum : Spermatophiyta
Sub Filum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Giumiflora
Famili : Poaceae
Genus: Panicum
Spesies: Panicum Maximum
Nama lain : Tanaman ini dikenal sebagai rumput Guinea, Pasto Guinea. Di
Indonesia rumput ini terkenal dengan nama rumput benggala sedangkan di pulau
jawa terkenal dengan sebutan suket lundo.
Asal :Tanaman ini berasal dari daerah Afrika tropik dan sub-tropik dan sekarang
telah tumbuh disemua daerah tropik.
Kultur tekhnik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji atau secara vegetatif
yaitu : pols. Perbanyak vegetatif dapat dilakukan secara praktis, dalam satu ha
diperlukan 5000 hingga 1000 pols. Bila rumput ini ditanam pada daerah basah,
tanaman ini pertama kali di pangkaspada umur 3 – 4 bulan setelah penanaman.
Biji dapat disebar dan menghasilkan kecambah yang baik akan tetapi produksi
biji sedikit karena biji tersebut mudah rontok. Umumnya di siapkan persamaian
biji. Dosis biji yang di gunakan adalah 4 – 10 kg/ha, akan tetapi semua ini
tergantung dari kualitas benih. Biji dengan 100 % kemurnian dan daya tumbuh
dapat disebar 1 – 2 kg/ha. Biji segar sebaiknya tidak langsung disebar, akan
tetapi disimpan terlebih dahulu karena perkecambahan akan dapat ditingkatkan
bila biji disimpan terlebih dahulu. Kedalaman tanamanuntuk biji 1 – 2 cm.
Perkecambahan dan munculnya kecambah lambat dan tanaman baru perlu
perlindungan dari gulma dengan pemberian herbisida. Jarak tanam untuk
tanaman yang menggunakan pols adalah 60 x 60 cm. Tanaman ini dapat
dipotong degan intensitas 15 – 20 cm dari permukaan tanah. Pada umur 1.5 – 3
bulan setelah tanam sudah dapat di panen atau di gembalakan. Interval
pemotongan selanjutnya dapat dilakukan 3 – 9 minggu, sebaiknya pemotongan
dilakukan sebelum tanaman berbunga. Tanaman ini akan menghasilkan produksi
yang baik bila diberi pupuk nitrogen dengan dosis 100 – 250 kg N/ha. Pemberian
pupuk N dapat dilakukan dengan cara setelah panen kemudian diberikan pupuk
N dengan dosis 50 kg N/ha atau 100 kg N/ha setiap dua kali panen. Produksinya
dapat mencapai 100 – 150 ton hijauan segar per ha per tahun. Tanaman ini
cocok ditanam dengan kacang-kacangan Centrosema pubescens, Stylosanthes
guyanensis, Macroptilium antropurpureum, Pueraria phaseoloides.
5. Pennisetum purpureum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kindom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Liliannea
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Cenchrus L.
Spesies : Cenchrus Purpureus
Nama lain :Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di Indonesia,
mempunyai berbagai nama antara lain : elepant graas, Napier graas, Uganda
graas, elefente grass, Pasto gigante grass, rumput gajah.
Asal :Rumput ini berasal dari Nigeria dan tersebar sampai daerah sub-tropik
Afrika dan sekarang telah diintroduksi ke negara-negara tropika dan sub-tropik.
6. Paspalum dilatatum
Klasifikasi
Filum : Spermatophiyta
Ordo : Giumiflora
Famili : Poaceae
Genus: Pasphlum
Nama lain :Nama umum tanaman ini Common Paspalum, Dallis grass, Pasto
miel dan rumput Australia.
Karakteristik
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili :Poaceae
Genus :Eleusine
Spesies : E.Indica
Asal :Berasal dari daratan Eropa dan Afrika beriklim tropik serta Asia.
Deskripsi : Tumbuh membentuk rumpun yang jumlahnya sedikit dam mengkilat.
Buluhnya sering ditemukan bercabang pada bagian pangkalnya. Tinggi tiap
buluh dapat mencapai 50 cm. Pada tiap bukunya terdapat 3 - 5 helaidaun yang
saling menutupi. Dari salah satu ketiak daun tumbuh tunas baru. Pelepahnya
berwarna hijau muda, berbulu halus yang ukurannya panjang. Pada ujung
daunnya terdapat bulu-bulu panjang yang menyebar.Pembungaannya tegak
terdiri dari 4 - 6 bulir yang tersusun dan terpusat diujung, satu sampai dua bulir
yang terbawah letaknya berseling. Panjang masing-masing bulir antara 3 - 5 cm.
Bulirnya rata dan licin terdapat 4 - 12 buah bunga. Musim berbungaa sepanjang
tahun. Sistem perakaran padat dan mampu memegang tanah sangat kuat.
Adaptasi : Berkembang biak cepat dan umumnya hanya melalui biji. Dapat
tumbuh diberbagai jenis tanah, baik tanah padat. Sangat tahan terhadap injakan
dan renggutan ternak. Tumbuh tersebar dari daerah pantai hingga 1000 m
diatas permukaan air laut.
Pemanfaatan : Daun rumput jampang yang muda sangat disukai ternak karena
tahan injakan dan renggutan. Rumput ini sangat cocok untuk rumput
penggembalaan. Rumput ini oleh peternak digunakan sebagai rumput potongan.
1.9. LEGUMINOSA
Nama umum dari tumbuhan ini adalah siratro. Siratro merupakan tanaman yang
berasal dari Amerika tropis, yang tumbuh di pesisir timur Queensland dan pesisir
New South Wales sebagai tanaman padang rumput. Siratro umumnya tumbuh di
pinggir jalan dan daerah yang tidak dimakan ternak. Belakangan ini, siratro
adalah vegetasi pada saluran air dan berada di pesisir gundukan pasir. Siratro
awalnya diperkenalkan ke Australia utara sebagai tanaman pakan ternak tetapi
sangat invasif dan merusak di semak dan sepanjang tepi sungai.
- tanaman ini juga dapat digunakan untuk potong angkut dan membuat hay
(biasanya bersama rumput), sifatnya yang saling membelit mungkin akan
menyulitkan panen. Juga digunakan sebagai konservasi tanah dan sebagai
penutup tanah, tanaman sela (termasuk setelah padi),
Kultur teknik : Tanaman ini diperbanyak dengan biji dengan dosis 1 – 3 kg/ha,
kedalaman tanam berkisar 1.5 – 2.5 cm. Untuk memecahkan dormansi karena
biji keras dapat dilakukan dengan diretas, direndam asam sulfuric selama 25
menit, inokulasi dengan Rhizobium tidak perlu dilakukan. Produksi bahan kering
11 610 kg/ha yang ditanam bersama rumput Digitaria decumbens. Kandungan
bahan kering 35 %, 16.8 % protein kasar, 33.4 % serat kasar. Kecernaan bahan
kering 50.4 %, 53.4 % kecernaan bahan organic, 67.6 % kecernaan protein dan
50.9 % kecernaan serat kasar. Produksi biji 1000 kg/ha/tahun.
Kultur teknik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, dosisnya 4 –
6 kg/ha. Untuk mematahkan dormansi dilakukan merendam biji didalam air panas 80 ºC
selama 2 – 3 menit atau diretas. Pemangkasan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan
setelah penanaman, dan dapat diulang 4 bulan sekali. Produksi bahan kering 6 – 18 ton
atau bahan segar 20 – 80 ton/ha/tahun. Tipe Giant menghasilkan hijauan dengan
interval pemotongan 8 – 12 minggu, tipe Peru lebih produktif menghasilkan hijauan
dengan interval pemotongan 4 – 6 minggu. Kandungan protein hijauan 25 – 30 %,
kecernaannya 70 %. Untuk produksi hijauan yang baik dapat ditanam dengan
kepadatan tanamnya 75 cm. Lamtoro mengandung mimosine 3 – 5 % dari bahan kering
yang dapat menyebabkan kerontokan bulu dan mempengaruhi fetus pada ternak
nonruminan. Produksi kayu 40 – 50 meter-kubik/ha/tahun.
Nama lain : Gliricidia maculata (H.B.K.) Steud, mother of cacao, mata-rotan, kakauati
(Philipina), Mexican lilac, Madera negra, gamal (Indonesia), rat killer, quick stick.
Asal : Tanaman ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah, tanaman ini mempunyai
fungsi yang serba guna sehingga tanaman ini banyak tersebar di dunia.
Deskripsi : Tanaman ini merupakan legum pohon yang tumbuh tidak begitu besar,
dapat tumbuh mencapai 10 meter. Diameter batang dapat mencapai 30 cm. Tipe
daunnya majemuk sederhana terdiri dari 3 – 11 pasang daun. Panjang helai daun 2.25
– 6 cm, berwarna hijau. Bunga kupu-kupu berwarna putih dan merah jambu. Panjang
polong 22 cm dan lebar polong 1.5 cm. Pada umur satu tahun dapat mencapai 3 meter
atau lebih. Tanaman ini banyak kegunaannya antara lain : pupuk hijau tanaman
pangan, kayu bakar, kayu, hijauan makanan ternak, tetapi racun untuk beberapa
binatang misalnya kuda dan tikus, tanaman peneduh pada kopi, teah dan coklat,
sebagai pagar hidup, bunganya menghasilkan nectar yang diperlukan lebah untuk
menghasilkan madu.
Adaptasi : Tanaman ini cocok untuk daerah tropika dengan temperatur yang diperlukan
22 – 30 ºC, dapat ditemukan tumbuh mencapai ketinggian berkisar 1600 m diatas
permukaan air laut di Amerika Tengah, tetapi umumnya dibawah 500 m diatas
permukaan air laut. Curah hujan yang dibutuhkan berkisar 1500 – 2300 mm pertahun
atau lebih. Adaptasi tanah yang cukup luas, dapat tumbuh pada tanah yang kurang
subur dan tanah asam, tidak menyukai tanah yang kering dan lembab, bahkan tanah
yang mengandung kapur cukup tinggi.
Kultur teknik : Tanaman ini diperbanyak dengan biji, atau dengan menggunakan stek
yang panjangnya 1 – 2 meter. Untuk memecahkan dormansi biji dilakukan perendaman
di dalam air panas, direndam dalam air semalam, ditanam pada pagi harinya. Tanaman
ini dapat ditanam dengan pola tanam system alley cropping dengan tanaman pangan
jagung, singkong, dan mentimun. Bila ditanam sebagai batas digunakan jarak 4 meter
dipangkas 5 kali pertahun akan menghasilkan 100 – 200 kg N/ha. Di Costa Rica bila
dimanfaatkan sebagai pagar dapat menghasilkan 0.6 dan 13 ton/km dengan waktu
pemotongan 3 dan 6 bulan dengan jarak antar tanaman 1.5 m. Produksi kayu bakar
menghasilkan energi potensial 4762 kkal/kg bahan kering, menghasilkan kayu bakar
sebanyak 40 meterkubik/ha/tahun. Kandungan protei kasar berkisar 22 – 27 %, serat
kasar 14 %, NDF 45 %, ADF 34 % dan daya cernanya 50 – 75 %.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ilmu tanaman pakan adalah, Hijauan sangat penting
untuk ternak maka dari itu perlu adanya budidaya hijauan tanaman pakan ternak
khususnya rumput unggul.Dalam budidaya tanaman pakan harus dilakukan dengan
baik agar hasil yang diperoleh juga baik dan banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sehingga kita harus benar-benar mrngetahui semua keadaan itu
di lapangan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput dan legum salah satunya
dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, kandungan air dalam tanah dan keadaan hama
dan penyakit serta gulma. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kebutuhan
produktivitas ternak maka dalam pengolahan tanaman untuk ternak harus kita lakukan
pemupukan baik pupuk organik maupun anorganik agar tanaman pakan dapat tumbuh
dengan baik.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebelum melakukan praktikum sebaiknya
mahasiswa harus tahu terlebih dahulu tujuan praktikum ini dan harus memahami
prosedur yang akan dilaksanakan maupun yang akan diamati serta membawa
peralatan yang dibutuhkan seperti cangkul atau parang agar praktikum berjalan lancar
dan dalam menjalankan praktikum tidak ada kendala apapun. Sehingga kelak dapat
diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
1. Brachiaria Decumbens
Gambar 1. Rumput BD
2. Brachiaria Mutica
Gambar 2. kolonjono
3. Chloris gayana
Gambar 3. Rumpur rodes
4. Panicum maximum
5. Pannisetum purpureum
Gambar 5. Rumput gajah
6. Paspalum dilatatun
7. Eleusine indica
Gambar 7. Rumput belulang
2. Leguminosa
1. Centrosema pubescens
2. Macroprilium arropurpurem
Gambar 2. Daun siratro
3. Pueraria Phaseoloides
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan , F.H dan Khairudin. 2007. Pengaruh Penggunaan Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran
Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Agribisnis. Juni
2007.Vol. 3 No. 1. Jakarta
Fatimah dan Junairiah. 2004. Peranan Hormon Giberellin Dalam Pemecahan Dormansi Bibit
Jati (Tectona grandis linn. F). http://infolitbang. ristek.go.id/index.php. Diakses pada
tanggal 27 November 2016.
Indriani, Y.H., 2007. Membuat Pupuk Organik Secara Singkat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Isroi. 2008. Kompos. Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.Dari
http://isroi.files.wordpress.com/2008/02/kompos.pdf. Bogor. (diakses 27 November
2016).