Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan praktikum
Ilmu Hijauan Makanan Ternak.

Laporan praktikum ini disusun sebagai syarat dan satu rangkaian dalam mengikuti
mata kuliah Ilmu Hijauan Makanan Ternak sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penyusun
mengucapkan terima kasih pada kesempatan kali ini  kepada :

1. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada.
2. Ir. Djoko Soetrisno, M.Sc., Ir. Bambang Suhartanto, DEA., Bambang Suwignyo,
S.Pt., MP., Ph.D., Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., dan Nilo Suseno, S.Si.,
M.Si., selaku dosen mata kuliah Ilmu Hijauan Makanan Ternak.
3. Seluruh asisten Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura yang telah
membimbing praktikan.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi kebaikan
penyusunan laporan ini. Harapan penyusun semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Yogyakarta, Mei 2015

 
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Hijauan dalam bidang peternakan sangat dibutuhkan dapat dikatakan bahwa
kebutuhan untuk ternak ruminansia itu muklak.Dibidang peternakan dalam hal ini
sangat dibutuhkan dalam pengembangan peternakan yang modern dan berkompeten
untuk bersaing dalam mencukupi kebutuhan daging.Hijauan makanan ternak merupkan
kelompok tanaman yang unggul dan berkualitas, sebagai kebutuhan utama makanan
ternak yang mengandungan nutrient (gizigizi) yang lebih efisien dan bermanfaat
terhadap ternak.Hijauan makanan ternak berasal daripada 2 bagaian komunitas besar
yaitu kelompok rumput-rumputan (Graminae) dan kacang-kacangan
(Leguminosa).Dalam penentuan keberadaan hijauan makanan ternak terdapat
pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
daripada produktifitasnya yaitu system penanamannya.Hingga saat ini banyak para ahli
ingin menngusahakan system penanaman hijauan makanan ternak yang lebih unggul
dan efisien serta tidak mengandung unsur genetik yang rendah sebagai penyedia
hijauan makanan ternak yang terbaik.
Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan
kualitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai sumber
karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan
pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat
dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada
sumber hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah
ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan
berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang
mencukupi untuk ternak. Bahan pakan ternak merupakan bahan yang sudah dapat
dimakan, dicerna dan digunakan oleh ternak itu sendiri.Ada berbagai macam jenis
bahan pakan, seperti bahan pakan yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut
dengan hijauan dan ada juga yang berasal dari hewan atau campuran berbagai macam
jenis bahan pakan atau yang lebih dikenal dengan konsentrat.Penyediaan bahan pakan
pada hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak.Untuk
mengetahui berapa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak. Pemberian pakan
merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi pada ternak guna
meningkatkan produktifitasnya. Nilai gizi yang baik akan diindikasikan dengan nilai
energi yang baik pula.

1.2.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan graminae
2. Bagaimana cara mengidentifikasi graminae
3. Apa yang di maksud dengan leguminosa
4. Bagai cara mengidentifikasi leguminosa
1.3.Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis Rumput (Graminae) dan leguminosa
2. Mahasiswa dapat mengetahui kerakteristik dan ciri-ciri Rumput (Graminae) dan
Leguminosa.
3. Mahasiswa dapat membedakan jenis rumput (Graminae)
4. Mahasiswa dapat membedakan jenis Leguminosa
5. Bagaimana cara mengedifitikasi graminae dan leguminosa ...?
6. Untuk mengetahui cara mengedentifikasi graminae dan leguminosa
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Abidin (1987) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat menyebabkan


dormansi adalah adanya kulit biji yang keras, impermeabel, biji yang belum masak
fisiologis, dan terdapatnya zat penghambat dalam biji.
Akoso (2006) menyatakan bahwa hijauan pakan ternak adalah semua bentuk
bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum
dipotong maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar.
Amrin, R. (2005) menyatakan bahwa proses penanaman hijauan makanan
ternak berupa kelompok rumputan (graminaae) maupun leguminosa (kacang-
kacangan) dengan efisiensi penanaman yang berbeda akan menunjukkan produksi
tanamannya yang berbeda.
Anonymous (2012) menyatakan bahwa pemupukan adalah suatu cara
pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah dengan tujuan agar dapat diserap oleh
tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman).
Collins (2009) menyatakan bahwa pemupukan adalah hal yang diperlukan
melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhan
tanaman secara optimum.
Dahlan dan Kaharudin (2007) menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara
dalam tanah, struktur tanah, tata udara yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan akar serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara.
Fatimah dan Junairiah (2004) menyatakan bahwa giberellin mampu mengatasi
dormansi benih pada berbagai spesies dan berlaku sebagai pengganti suhu rendah,
panjang hari dan cahaya merah.Salah satu efek giberellin pada benih adalah
mendorong pemanjangan sel sehingga radikula dapat menembus endopserm kulit biji
atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan.
Hartatik dan Widowati (2010) menyatakan bahwa penambahan bahan organik
sebagai teknologi produksi pada tanaman tidak hanya untuk meningkatkan hasil
tanaman, tetapi juga memperbaiki kesuburan tanah serta mengarahkan pada sistem
pertanian berkelanjutan yang dapat menjamin kelestarian usaha tani.Tanah yang subur
dan banyak mengandung bahan organik tanah dapat memberikan produktivitas yang
optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Salah satu bahan organik yang
baik berasal dari pupuk kandang yang didefinisikan sebagai semua produk buangan
dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki
sifat fisik, dan biologi tanah.
Hartatik dan Widowati (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi memiliki
keunggulan dibanding pupuk kandang lainnya yaitu mempunyai kadar serat yang tinggi
seperti selulosa, menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, serta
memperbaiki daya serap air pada tanah.
Indriani (2007) menyatakan bahwa manfaat EM-4 yaitu memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologis tanah; menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman;
menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan
produksi; menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman,
atau disemprotkan ke daun tanaman; dan mempercepat pembuatan kompos dari
sampah organik atau kotoran hewan.
Isroi (2008) menyatakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari
materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh
bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk
organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena
bahan dasar pupuk organik berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, sekam padi,
kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya.
Kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik adalah
kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik, dan babi.Disamping itu, dengan
berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri maka bahan dasar kompos
semakin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain tinja, limbah cair,
sampah kota dan permukiman.
Isroi (2008) menyatakan bahwa tanaman yang dipupuk dengan kompos juga
cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia,
misal hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu meningkatkan kesuburan tanah,
memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah,
meningkatkan aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai
gizi dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan
pertumbuhan/serangan penyakit pada tanaman, meningkatkan retensi/ketersedian hara
didalam tanah.
Lesman (2011) menyatakan bahwa hijauan makanan ternak (forage) merupakan
bahan makanan atau pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar
dalam usaha pengembangan peternakan.Untuk meningkatkan produktivitas ternak,
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah penyediaan pakan sepanjang
tahun baik kualitas dan kuantitas yang cukup.Upaya tersebut dapat dilakukan agar
pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk mempertahankan kelestarian
hidup dan keutuhan alat tubuh ternak (kebutuhan hidup pokok) dan tujuan produksi
(kebutuhan produksi) dapat berkesinambungan.Hal ini dimungkinkan bila kita mampu
mengelola strategi penyediaan pakan hijauan baik rumput maupun legum.
NU Online (2007) menyatakan bahwa kelebihan lain dari pengolahan limbah
menjadi pupuk organik adalah aman bagi produk dan lahan pertanian; pupuk organik
dapat dibuat sendiri oleh masyarakarat luas dengan bahan baku yang cukup sederhana
dan mudah dijumpai ; proses pembuatannya yang tidak terlalu rumit. Dengan pupuk
organik, petani dapat menekan biaya pembelian pupuk kimia hingga 60 persen lebih,
selain itu produksi tanaman juga meningkat.
Rivaie (2006) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi mengandung bahan
organik yang berperan penting memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.Bahan
organik tersebut dapat membantu pembentukan agregat, struktur tanah dan
mempermudah menyerapan unsur hara.Pupuk kandang sapi mempunyai komposisi
kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut
rendah walaupun kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi.
Sadjad (1994)menyatakan bahwa bila benih berkemampuan tinggi menghasilkan
tanaman normal pada kondisi tersebut maka benih itu mempunyai vigor yang
tinggi.Benih bervigor tinggi jika persentase vigor lebih dari 70%.
Saut (2002) menyatakan bahwa giberellin merupakan senyawa
diterpenoit.Struktur dasar kimia giberellin adalah kerangka giban dan kelompok
karboksil bebas. Terdapat bermacam-macam bentuk giberellin yaitu GA1, GA2, GA3,
…, GA52. Zat ini memiliki sifat-sifat antara lain : berbentuk kristal, sedikit larut dalam air,
larut dengan bebas alam methanol, ethanol, aseton, dan larut sebagian dalam etil
asetat.
Sumekto (2006) mengatakan bahwa kompos yang baik adalah kompos yang
sudah mengalami pelapukan dengan ciri-ciri warna yang berbeda dengan warna bahan
pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah, dan mempunyai suhu ruang (Sumekto,
2006).
Sutopo (1988) mengatakan bahwa proses perkecambahan benih meliputi lima
tahapan. Tahap pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh
benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan
sel-sel dan naiknya tingkat respirasi benih.Tahap ketiga adalah penguraian bahan-
bahan seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan
yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan
pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan
dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada
titik tumbuh.
Syekhfani (2000) menyatakan bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami
dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,
dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).Selain itu, pupuk
kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah,
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.
Yuwono (2005) menyatakan bahwa EM-4 tidak berbahaya bagi lingkungan
karena kultur EM4 tidak mengandung mikroorganisme yang secara genetika telah
dimodifikasi. EM4 terbuat dari kultur campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat
dalam lingkungan alami, bahkan EM4 bisa diminum langsung.
Yuwono (2005) mengatakan bahwa kompos merupakan istilah untuk pupuk
organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan
makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses pembuatan kompos dapat berjalan
secara aerob dan anaerob yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu.
Secara keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi.
1. Rumput-rumputan (Graminae)

No Graminae Ciri-ciri Gambar


-Memiliki batang tegak
-Tumbuh berumpun
-Memiliki bunga dengan tandan
-Dapat bertahan hidup pada tan-
1 Brcaharia ah kurang subur
Decumbens -Daun panjang dan bebulu agak
(Rumput Bede) halus dan kasar
-Memiliki daun berwarna hijau ge-
lap

-Setiap buku stolon tumbuh tunas


atau anakan dengan daun lebar
Bracharia mutica dan bebulu halus
2 (Para -Menjalar dengan stolon yang pan-
grass,Kolonjono) jang dan betunas
-Tumbuh tegak membentuk rum-
pun lebat

-Tahan kering
-Tanaman ini berbunga
3 Chloris Gayana -Tidak berbulu dan pajang
(Rumput Rhodes) -Batang bekecabang-cabang dan
lebat berkembang pesat dengan
stolon
-Daun halus agak berbulu
-Tanaman tahunan yang mempu-
nyai perkar-an yang kuat
-Tumubuh membentuk hamparan
Digitaria yang tidak rapat
4 Decumbens -Stolon yang panjang dan memiliki
(Rumput Pangola) buku-buku
-Memiliki bunga berbentuk mayang
jari
-Akarnya membentuk serabut dan
mempunyai lidah daun berbulu
-Mempunyai lida daun yang ber-
5 Panicum Maximum bulu
(Rumput Benggala) -Dapat bertolerasi dengan berba-
gai jenis tanah dan tahan nau-
ngan
-Batang tegak,kuat,dan membe-
ntuk rumpun

-Tipe daun helai sejajar dan perm-


ukaan halus
-Berdiri tegak dan berakar dalam
-Tumbuh membentuk rumpun
6 Pannisetum -Pelapah daun gundul hingga ber-
Purpureum garis berbulu pendek
(Rumput Gajah) -Helai daun bergaris dengan dasar
yang lebar dan ujungnya runcing
-Daun halus
-Sifat batang keras
Tepi daun agak keras
-Pangkal batang merah
7 Setaria Sphacelata -Berumpun yang lebat
(Seteria) -Tonjolan batang daun jelas
-Bunga berwarna keemasan

2. Kacang-kacang (Luguminosa)

N Lugeminosa Ciri-ciri Gambar


o
-Tumbuh menjalar dan merambat
-Tumbuh baik didaerah lebat
-Daun bebentuk oval dan lebat
Calopogonium -Tangkainya terdapat tiga helai
1 Muconoides daun
(calopo) -Tidak tahan naungan lebat tetapi
dapat tumbuh dengan baik
didaerah yang lembab
-Batangnya panjang dan sering be-
rakar pada bukunya
2 Centrosema -Bunga berbentuk tanda berwarna
Pubescens unggu muda
(Centro) -Tumbuh dengan membelit pada
tanaman lain

-Tumbuh tegak dan berupa pohon


-Tidak berduri
-sistem perkarannya dalam
Leucaena -Daun berkarang dan kecil
3 Leucocephala -Bunga majemuk menyerupai caw-
(Lamtoro) an tetapi tanpa daun pembalut
-Bunganya berbentuk bola dan be-
rwarna putih kekuningan
-Akar tunggang besar yang dalam
-Batangnya membelit dan menjalar
-Helai daun memanjang dan bebu-
4 Macropatilium lu halus
Atropurpureum -Bunga berbentuk tabung dan
(Siratro) berwarna unggu tua
-Buahnya sejenis polangan

-Pohonnya meranggas
-Batang pendek
-Daunnya berseling dan meyirip
5 Gliricidia maculata -Warnanya kuning hijau dan
(Gamal) -Merambat halus
BAB III
MATERI DAN METODE

1.4. Tempat dan Waktu


Praktikum produksi hijaun pakan dilaksanakan setiap hari Sabtu dari bulan
September sampai bulan Novemberpada pukul 9.00 WIB sampai dengan selesai yang
bertempat di Laboraturium Pertanian,Peternakan dan perikanan Universitas
Muhammadiyah Pare Pare.

1.5. Materi
Materi yang di pengenalan hijaun pakan

1.6. Alat dan Bahan

I. Alat
a. Pensil
b. Pulpen
c. Kertas HVS
d. Solasi/Latban
e. Gunting

II. Bahan
a. Graminae
1. Rumput Bede ( Brachiaria Decumbens )
2. Para Grass,Kolonjono ( Brachiaria mutica )
3. Rumput Rhodes ( Chloris Gayana )
4. Rumput Benggala ( Panicum maximum )
5. Rumput Gajah ( Pennisetum purpureum )
6. Rumput Australia ( Paspalum dilatatun )
7. Rumput Belulang ( Eleucine indica )
b. Leguminosa
1. Centro ( Centrosema pubescens )
2. Siratro ( Macroptillium atropurpureum )
3. Kudzu ( Pueraria phaseoloides )
4. Lamtoro ( Leucaaena Leucocephala )
5. Gamal (Gliricidia sepium)

1.7.Prosedur Kerja

1. Siapkan Alat dan Bahan


2. Ambil satu bahan dan letakkan diatas satu kertas hvs,tempel
menggunakan latban. Susun dengan rapi.
3. Tulis nama rumput atau legume pada kertas hvs, agar memudahkan
pengamatan
4. Amati setiap bahan yang ada.
5. Analisa setiap Ciri dan Karakteristikan hijauan pakan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman
atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong
dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 2006)
Penyediaan bahan pakan pada hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan ternak.Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring
dengan peningkatan kualitas pakan hijauan.Karena pakan hijauan dapat juga
berfungsi sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk
menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai
kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan
makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah
ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan
berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan
yang mencukupi untuk ternak.

1.8. Rumput ( Graminae )

1. Brachiria decumbens

Klasifikasi

Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Graminaea

Family : Graminaea

Genus: Brachiaria

Species: Brachiaria Decumbens


Nama lain : Rumput ini di Australia terkenal dengan nama rumput Signal, di
Jamaika dengan nama rumput Surinamae, di Indonesia terkenal dengan rumput
Bede.
Asal : Rumput ini berasal dari Uganda dan sekarang telah tersebar pada daerah
tropika dan sub-tropika.
Deskripsi : Rumput ini merupakan tanaman tahunan dengan tumbuh tegak
membentuk hamparan lebat dan sangat agresif. Batang yang sedang berbunga
dapat mencapai tinggi 30 – 60 cm, kadang-kadang dapat mencapai 100 cm .
daun pendek, kaku dan berstruktur halus, warna hijau gelap, berbulu. Panjang
daun 4 – 14 cm dengan lebar 8 – 12 mm. Batang yang tegak tumbuh dari dasar
buku yang terdapat pada stolon yang menjalar di atas permukaan tanah.
Bunganya mempunyai tipe malai bendera dengan dua atau tiga tandan. Panjang
tandan 2 – 5 cm dengan rhachis yang gepeng. Spikilet berbulu panjangnya 4 – 5
mm. Panjang floret 3.5 – 4 mm. Pada pertanaman yang sudah tua cepat
membentuk akumulasi daun basal yang kering yang dapat menghambat
pembentukan tunas atau anakan baru. Untuk menghindari hal tersebut dapat
dilakukan pemangkasan dan penggembalaan berat. Tanaman ini jumlah
kromosomnya 2n = 36.
Adaptasi : Temperatur optimum untuk pertumbuhannya yaitu 30 – 35 ºC.
Tanaman ini tahan embun beku dan dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian
sampai 1750 m diatas permukaan air laut. Rumput ini sangat penting pada
daerah tropika basah, akan tetapi masih tahan terhadap kekeringan 4 – 5 bulan
bila lebih dari 5 bulan tidak baik pertumbuhannya. Curah hujan yang dibutuhkan
1500 mm atau lebih pertahun. Tanaman ini cocok pada tanah yang bertekstur
ringan sampai sedang dengan Ph 6 – 7, dan sedikit dipengaruhi oleh kadar air
yang tinggi. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek. Tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik pada cahaya yang tidak penuh dan dapat tumbuh dengan
baik dabawah tanaman kelapa. Untuk produksi yang maksimum diberikan pupuk
Posfat dan akan memberikan respon yang linear bila diberi pupuk Nitrogen 400
kg/ha. Tanaman ini tahan terhadap penggembalaan berat dan injakan ternak.
Tanaman ini sangat cocok unutk menahan erosi karena dapat menutup tanah
dengan baik.
Kultur teknik : Rumput ini dapat ditanam dengan pols dan biji, tetapi karena daya
tumbuhnya rendah lebih lazim ditanam dengan mempergunakan pols dengan
jarak tanam 30 x 30 cm untuk memperoleh penutupan tanah yang cepat.
Persiapan lahan diperlukan untuk pertumbuhan yang baik, akan tetapi persiapan
lahan yang kasar dapat dilakukan. Kedalaman tanaman yang diperlukan tidak
lebih dari 1 cm dan ditutupi tanah setelah penyebaran biji. Penyebaran biji dapat
dilakukan pada musim hujan dengan dosis 2 – 5 kg/ha. Untuk memecah
dormansi diperlukan waktu 12 bulan setelah biji masak. Perlakuan biji untuk
meningkatkan perkecambahan dapat dilakukan dengan menambahkan asam
sufurik selama 15 menit. Pertumbuhan kecambah sangat baik, dalam waktu 3
bulan sudah dapat menutupi tanah. Tanaman ini cocok ditanam dengan
leguminosa seperti Stylosanthes, Centrosema dan Pueraria untuk waktu yang
singkat,akan tetapi kemudian akan menekan pertumbuhan tanaman leguminosa
tersebut. Tanaman ini dapat menekan pertumbuhan gulam secara efektif.
Produksi bahan kering rata-rata 27 072 kg/ha dengan penambahan pupuk
Nitrogen dalam bentuk Amonium posfat 450 kg/ha. Tanaman ini cocok untuk
disimpan dalam bentuk hay dan silase. Kandungan protein kasar dapat
mencapai 11.2 %, serat kasar 28 % bila dipangkas pada awal berbunga. Rumput
ini sangat palatable terutama pada waktu masih muda. Produksi biji dapat
mencapai 100 – 200 kg/ha.

2. Brachiaria mutica
Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Phylum : Spermatophyta

Sub Phylum: Angiospermae

Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora

Familia : Graminae

Genus : Brachiaria

Spesies : Brachiaria mutica

Nama lain : Rumput ini terkenal dengan nama rumput Para, rumput Maurutius
signal, rumput Pasto para, dan rumput Angola.
Asal : Rumput ini berasal dari Afrik barat dan Brazil. Saat ini tersebar sebagai
rumput makanan ternak di daerah tropika basah dan sub-tropika.
Deskripsi : Rumput ini merupakan tanaman tahunan, menjalar dengan stolon
yang panjangnya dapat mencapai 2.7 – 4.6 m, kemudian dari setiap buku stolon
ini tumbuh tunas atau anakan dengan daun yang lebar tetapi pendek dan
berbulu halus. Tanaman ini tingginya dapat mencapai 200 cm. Daunnya kadang-
kadang tidak berbulu akan tetapi umumnya berbulu dengan panjang daun 10 –
30 cm dan lebarnya 8 – 20 mm. Malainya dapat terdiri dari 10 – 20 tandan
kadang-kadang tunggal atau berpasangan dengan panjang tandan 2.5 – 15 cm.
Panjang spikilet 3 – 4 mm, floret panjangnya 3 mm. Jumlah kromosom pada
rumput ini yaitu 2n = 36.
Adaptasi : Temperatur optimum untuk pertumbuhannya yaitu 21 ºC, dengan
temperatur minimum untuk pertumbuhannya 15 ºC. Tanaman ini sensitive
terhadap embun beku dan tidak dapat tumbuh bila suhu lebih rendah dari 8 ºC.
Rumput ini dapat tumbuh pada ketinggian mencapai 1000 m diatas permukaan
laut dengan curah hujan yang diperlukan 1000 mm atau lebih. Tanaman ini lebih
tahan terhadap genangan air atau air permukaan tanah yang tinggi. Tanaman ini
tidak tahan terhadap keadaan kering (penggembalaan berta karena system
perakarannya dangkal. Toleransi terhadap jenis tanah cukup luas asal cukup
terdapat air. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek dan dapat tumbuh bila
terlindungi secara ringan, akan tetapi lebih menyukai penyinaran penuh.
Tanaman ini responsive terhadap pemupukan nitrogen dengan dosis 200 – 400
kg/ha. Pada tanah yang kekurangan posfor dapat dapat diberikan 500 kg/ha,
umumnya diberikan 120 – 250 kg/ha pertahun.
Kultur teknik :Rumput ini dapat diperbanyak dengan biji atau dengan potongan
batang sepanjang kurang lebih 23 cm pada jalur-jalur yang berjarak 60 – 90 cm.
Penanaman dapat pula dilakukan dengan pols pada jarak tanam 1.8 x 1.8 meter.
Penyebaran biji dapat dilakukan dan kedalaman tanaman tidak boleh lebih dari 1
cm . waktu penyebaran biji pada musim semi, panas atau akhir musim dingin
dengan dosis biji 2.5 – 4.5 kg/ha. Rumput ini umumnya dominan pada daerah
padang rumput yang merupakan kondisi yang disukai. Leguminosa yang cocok
tumbuh dengannya yaitu Desmodium heterophylium, Pueraria phaseoloides,
Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides . tanaman ini dapat
bersaingan dengan gulma, ternak menyukai tanaman yang masih muda, akan
tetapi tanaman ini jangan direnggut terlalu sering, pertamkali pemotongan
setelah tinggi tanaman 30 – 60 cm dan dapat tumbuh dengan baik setelah
berumur 12 bulan. Produksi bahan kering pada 3 – 4 kali pemotongan dapat
mencapai 2 500 – 7 500 kg/ha. Di Queensland produksi bahan keringnya dapat
mencapai 29 818 kg/ha pertahun. Kandungan protein kasar dapat mencapai 5.5
– 15 %. Rumput ini dapat disimpan dalam bentuk hay dan silase. Tanaman yang
muda batang dan daunnya sangat palatable. Produksi biji dapat mencapai 31
kg/ha.
3. Chloris gayana
Klasifikasi
Kerajaan/Kingdom : Plantea
Class :Monokotil
Ordo :Poales
Family :Chloris
Genus :Chloridoidaea
Spesies :Chloris gayana

Nama lain :Rumput ini terkenal dengan sebutan rumput Rhodes, atau Paswto
Rhodes.
Asal : Tanaman ini merupakan rumput asli daerah Afrika Selatan dan Timur
meluas ke Afrika Barat.

Deskripsi : Rumput ini merupakan tanaman berumur panjang, membentuk


hamparan dengan stolon yang dapat mencapai tinggi 0.5 – 2 m. Stolon dapat
menyebar sampai 4.7 m. Daun tidak berbulu dengan panjang daun 15 – 50 cm,
dan lebar daun 2 – 20 mm. Tipe bunga adalah malai menjari, panjang tandan 4 –
15 cm. Spikilet terdiri dari 3 – 4 floret, panjang floret 2.5 – 3.5 mm, dengan awn
yang panjangnya 1 – 10 mm. Jumlah kromosom 2 n = 20, 30, 40. Rumput ini
terdapat varietas yang terkenal yaitu : Pioneer (yang umumnya dikembangkan
sekarang), Callide (tinggi, cenderung sangat rimbun dan agresif, pada umumnya
umur tua masih disukai ternak, Samford (dalam banyak hal mirip Callide, juga
sangat disukai ternak, daya tahannya terhadap embun beku lebih rendah
dibandingkan Pioneer), Katambora (berdaun lembut, dengan jaringan stolon
yang lebat, daya tahan terhadap kekeringan tidak seperti Pioneer).

Adaptasi : Rumput ini sesuai untuk daerah tropik. Temperatur optimum untuk
pertumbuhan yang di butuhkan 30 – 40 ºC pada siang hari dan pada malam hari
26 – 29 ºC, temperatur minimum untuk pertumbuhan yaitu 8 ºC. Tanaman ini
tahan terhadap embun beku, ketinggian yang diperlukan 600 – 2 000 m diatas
permukaan tanah, curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan yang baik
600 – 750 mm/tahun. Tanaman ini tahan kekeringan, akarnya dapat mengambil
air pada kedalaman 4.25 m, pada keadaan yang sangat basah pertumbuhannya
agak kerdil dan berwarna kekuning-kuningan. Rumput ini masih dapat tumbuh
baik pada setiap jenis tanah dengan pH 6.5 – 7.0, tahan terhadap kadar garam
yang agak tinggi, sangat tahan terhadap api. Apabila terlalu lama tidak
dimanfaatkan cenderung berbatang-batang dan tak disukai ternak. Tanaman ini
termasuk rumput yang tahan penggembalaan berat, merupakan tanaman hari
panjang dan tidak tahan terhadap naungan.

Kultur teknik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan pols dan potongan batang
dengan jarak tanam 40 x 40 cm atau dengan biji dengan dosis 1 – 4 kg/ha
dengan kedalaman tanam tidak lebih dari 2 cm. Pertumbuhan kecambah sangat
baik. Interval pemotongan 28 hari lebih banyak produksi bahan keringnya
dibandingkan dengan interval pemotongan 14 hari, bila sudah tumbuh dengan
baik segera dipangkas untuk mencegah pembungaan, apabila sudah berbunga
nilai nutrisinya menurun dengan cepat. Produksi bahan kering 58 00 kg/ha.
Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk hay yang dipangkas pada awal
berbunga, tanaman yang sudah tua memberikan kualitas hay yang rendah,
silase juga dibuat akan tetapi hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan
hay. Kandungan protein kasar berkisar 4 – 13 % dengan kandungan serat kasar
30 – 40 %. Di Australia kandungan protein kasar meningkat dari 6.3 % menjadi
9.5 – 9.8 % bila dipupuk dengan 440 kg N/ha. Kecernaan bahan keringnya
mencapai 40 – 60 %. Tanaman yang muda sangat palatable, akan tetapi setelah
tanaman menghasilkan biji tidak palatable. Produksi biji dapat mencapai 100 –
650 kg/ha.

4. Panicum maximum
Klasifikasi
Filum : Spermatophiyta
Sub Filum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Giumiflora
Famili : Poaceae
Genus: Panicum
Spesies: Panicum Maximum

Nama lain : Tanaman ini dikenal sebagai rumput Guinea, Pasto Guinea. Di
Indonesia rumput ini terkenal dengan nama rumput benggala sedangkan di pulau
jawa terkenal dengan sebutan suket lundo.

Asal :Tanaman ini berasal dari daerah Afrika tropik dan sub-tropik dan sekarang
telah tumbuh disemua daerah tropik.

Deskripsi :Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, kadang-kadang


mempunyai rhizom yang pendek. Tingginya bervariasi dapat mencapai 50 – 450
cm, batangnya tumbuh tegak keatas berbulu atau tidak berbulu, batangnya dapat
mempunyai 3 – 15 buku. Helai daun lebarnya dapat mencapai 35 mm dan
panjang daun 15 – 100 cm. Tipe bunganya malai terbuka dengan banyak
cabang. Panjang malai 15 – 60 cm dengan lebar dapat mencapai 25 cm.
Panjang spikilet 3 – 4 mm. Warna bunga hijau atau keunguan, tidak berbulu atau
kadang-kadang berbulu. Tanaman ini mudah berbiji akan tetapi bijinya mudah
rontok. Daya kecambahnya rendah, akan tetapi setelah 6 bulan disimpan daya
kecambahnya akan tinggi. Tanaman ini merupakan jenis rumput yang banyak
varietasnya, yaitu : a. tipe raksasa dengan tinggi tanaman 3.6 – 4.2 meter,
adalah varietas Hamil dan Coloniao, b.. tipe sedang dengan tinggi tanaman 1.5
– 2.5 meter adalah varietas Common, Gotton dan Makueni, c. tipe kecil dengan
tinggi tanaman sampai 1 meter adalah varietas Sabi, Petrie, Trichoglume.
Jumlah kromosom 2 n = 18, 32, 48

Adaptasi : Tanaman ini sesuai untuk dataran rendah, di daerah pegunungan


yang tinggi peka terhadap embun. Temperatur optimum untuk pertumbuha yaitu
19.1 – 22.9 ºC. tanaman ini tumbuh dengan baik pada musim panas. Temperatur
minimum yang diperlukan untuk pertumbuhan yaitu 5.4 – 14.2 ºC, rumput ini
dapat tumbuh sampai ketinggian 2500 meter di atas permukaan laut. Curah
hujan yang diperlukan umumnya lebih dari 1000 mm per tahun. Varietas Gatton
tidak tahan terhadap kondisi yang basah. Tanaman ini tidak tahan terhadap
kekeringan dan juga tidak tahan genangan air, hanya sedikit tahan terhadap
kadar garam yang tinggi. Tanaman ini umumnya tahan lindungan atau naungan
sedang sehingga memungkinkan ditanam diantara pohon-pohon di daerah
perkebunan. Tanaman ini membutuhkan draenasi yang baik, cocok pada tanah
yang berpasir (sandy loam), tidak tahan terhadap tanah yang liat (clay).

Kultur tekhnik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji atau secara vegetatif
yaitu : pols. Perbanyak vegetatif dapat dilakukan secara praktis, dalam satu ha
diperlukan 5000 hingga 1000 pols. Bila rumput ini ditanam pada daerah basah,
tanaman ini pertama kali di pangkaspada umur 3 – 4 bulan setelah penanaman.
Biji dapat disebar dan menghasilkan kecambah yang baik akan tetapi produksi
biji sedikit karena biji tersebut mudah rontok. Umumnya di siapkan persamaian
biji. Dosis biji yang di gunakan adalah 4 – 10 kg/ha, akan tetapi semua ini
tergantung dari kualitas benih. Biji dengan 100 % kemurnian dan daya tumbuh
dapat disebar 1 – 2 kg/ha. Biji segar sebaiknya tidak langsung disebar, akan
tetapi disimpan terlebih dahulu karena perkecambahan akan dapat ditingkatkan
bila biji disimpan terlebih dahulu. Kedalaman tanamanuntuk biji 1 – 2 cm.
Perkecambahan dan munculnya kecambah lambat dan tanaman baru perlu
perlindungan dari gulma dengan pemberian herbisida. Jarak tanam untuk
tanaman yang menggunakan pols adalah 60 x 60 cm. Tanaman ini dapat
dipotong degan intensitas 15 – 20 cm dari permukaan tanah. Pada umur 1.5 – 3
bulan setelah tanam sudah dapat di panen atau di gembalakan. Interval
pemotongan selanjutnya dapat dilakukan 3 – 9 minggu, sebaiknya pemotongan
dilakukan sebelum tanaman berbunga. Tanaman ini akan menghasilkan produksi
yang baik bila diberi pupuk nitrogen dengan dosis 100 – 250 kg N/ha. Pemberian
pupuk N dapat dilakukan dengan cara setelah panen kemudian diberikan pupuk
N dengan dosis 50 kg N/ha atau 100 kg N/ha setiap dua kali panen. Produksinya
dapat mencapai 100 – 150 ton hijauan segar per ha per tahun. Tanaman ini
cocok ditanam dengan kacang-kacangan Centrosema pubescens, Stylosanthes
guyanensis, Macroptilium antropurpureum, Pueraria phaseoloides.

5. Pennisetum purpureum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kindom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Liliannea
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Cenchrus L.
Spesies : Cenchrus Purpureus

Nama lain :Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di Indonesia,
mempunyai berbagai nama antara lain : elepant graas, Napier graas, Uganda
graas, elefente grass, Pasto gigante grass, rumput gajah.

Asal :Rumput ini berasal dari Nigeria dan tersebar sampai daerah sub-tropik
Afrika dan sekarang telah diintroduksi ke negara-negara tropika dan sub-tropik.

Deskripsi :Tanaman ini merupakan tanaman tahunan (perennial) dengan sistem


perakaran yang kuat, tumbuh tegak membentuk rumpun dengan rhizom yang
pendek. Umumnya batang tumbuh tegak mencapai tinggi 200 – 600 cm, jumlah
buku dapat mencapai 20, diameter batang bagian bawah dapat mencapai 3 cm.
Pelepah daun tidak berbulu dengan dasar bonggol yang berbulu. Panjang daun
kira-kira 30 – 120 cm, dan lebar helai daun 10 – 50 mm, kadang-kadang tidak
berbulu atau berbulu atau berbulu khususnya pada bagian dasar. Tipe bunga
bulir (spike) dengan panjang panicle 10 – 30 cm dan lebarnya 15 – 30 mm.
Warna bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan tau keunguan. Spikilet
dikelilingi oleh Bristles (bulu-bulu yang kaku dan pendek) yang panajangnya 10 –
16 mm. Spikilet panjangnya 5 – 7 mm terdiri dari 2 – 5 pasang dan hanya satu
yang fertile. Panjang biji 2 mm.

Adaptasi : Pertumbuhan yang baik pada waktu musim panas. Temperatur


optimum untuk pertumbuhannya umumnya 25 – 40 ºC dengan rata-rata 21.1 º ±
2.8 ºC. Temperatur minimum untuk pertumbuhan kira-kira 15 ºC. Rata-rata
temperatur minimum pada bulan yang terdingin adalah 11.5 ºC ± 5.4 ºC.
Tanaman ini tidak tahan terhadap embun beku. Ketinggian diatas permukaan
laut dapat tumbuh sampai 2000 m., akan tetapi pada ketinggian lebih dari 1000
m baru dapat membentuk biji yang berisi, akan tetapi daya tumbuhnya sangat
rendah. Curah hujan yang dibutuhkan adalah yaitu lebih dari 1500 mm per tahun,
akan tetapi dengan system perakaran yang dalam dapat tahan hidup pada waktu
musim kemarau. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air. Tanah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah dalam, subur dan draenase
yang baik. Tanaman ini merupakan tanaman hari pendek, yang tidak akan
tumbuh bila tanaman tersebut ternaungi, akan tumbuh dengan sangat baik bila
cahaya penuh. Jumlah kromosom 2n = 27, 28 dan 56. varietas yang dikenal yaitu
: Merkeri, Capricorn, Hawaii, Afrika dan Mott dwarf (gajah mini).

Kultur teknik : Pemupukan yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan


produksi yang baik dibagian barat India digunakan Nitrogen 463 kg/ha, Fosfor
96 kg/ha dan Kalium 594 kg/ha per tahun. Bahan tanam yang digunakan yaitu
dengan biji, stek dan pols. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan
penggaruan kemudian dibuat guludan atau larikan untuk menanam benih. Bahan
tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan dua buku
masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada dipermukaan tanah. Satu ha
dari tanaman rumput dapat memenuhi kebun rumput seluas 15 – 25 ha. Jarak
tanam yang digunakan 1 x 1 meter. Kedalaman tanam kira-kira 15 cm. Waktu
penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen
dengan system dipotong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry).
Pemangkasan pada umur 6 – 9 minggu dengan intensitas pemotongan 90 cm
memberikan hasil yang baik. Pupuk nitrogen dapat diberikan setelah
pemangkasan. Tanaman ini cocok untuk disimpan dengan sistem basah yaitu
silase, sedangkan untuk sistem kering yaitu hay digunakan daun yang muda.
Rumput ini cocok ditanam dengan kacang-kacang yaitu Centrosema pubescens,
Pueraria phaseoloides. Produksi bahan kering dapat mencapai 84.8 ton/tahun
bila di pupuk dengan 807 kg N/ha pertahun dan dipotong setiap 90 hari dengan
curah hujan kira-kira 2000 mm per tahun.

6. Paspalum dilatatum

Klasifikasi

Filum : Spermatophiyta

Sub Filum : Angiospermae


Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Giumiflora

Famili : Poaceae

Genus: Pasphlum

Spesies: Paspalum Dilatatun

Nama lain :Nama umum tanaman ini Common Paspalum, Dallis grass, Pasto
miel dan rumput Australia.

Asal : Tanaman ini berasal dari Amerika selatan.

Deskripsi : Rumput ini merupakan rumput berumur panjang, berdaun banyak,


kaku, berakar dalam, dengan batang yang muncul dari rhizom yang pendek,
tingginya dapat mencapai 50 – 150 cm, daun tidak berbulu dengan panjang
sampai 45 cm dan lebar daun 3 – 13 mm. Rangkum bunga terdiri dari 3 – 11
tandan dengan panjang tandan 3 – 10 cm. Rhachis dari tandan gepeng dengan
lebar 2 mm, spikilet panjangnya 2.5 – 4 mm. Dengan satu gluame. Tanaman ini
merupakan tanaman hari panajgn yaitu dengan panjang hari 14 jam dengan rata-
rata 8 – 12 jam. Temperatur malam yang dingin dan hari-hari dingin akan
menghambat pembungaan. Jumlah kromosom 2 n = 40, 50.

Adaptasi : Tanaman ini cocok dengan daerah-daerah tropika dan sub-tropika


yang basah dengan curah hujan tidak kurang dari 800 – 1000 mm setahun. Suhu
optimal untuk pertumbuhan daun 30 ºC, untuk pertumbuhan anakan 27 ºC dan
untuk pembungan 22.5 ºC. produksi biji dihambat pada suhu dibawah 13 ºC.
tanaman ini cukup tahan terhadap embun beku. Tanaman ini dapat tumbuh
dengan ketinggian sampai 2000 m diatas permukaan laut. Tanaman ini cukup
tahan terhadap kekeringan dan terhadap genangan air dan hanya sedikit tahan
terhadap kadar garam yang tinggi. Tanaman ini tidak respon terhadap
fotoperioda, tetapi panjang hari yang dibutuhkan adalah 14 – 16 jam untuk
produksi biji yang baik. Tanaman ini tidak tumbuh dengan baik bila trnaungi.
Kultur teknik: Dilakukan dengan pembajakan, penggaruan untuk memperoleh
hasil yang baik. Kedalaman tanam yang diperlukan yaitu 1 – 1.5 cm dan
umumnya ditutupi tanah kembali tipis saja. Dosis biji yang diperlukan adalah 9 –
14 kg/ha, dan dapat disebar pada permulaan musim hujan. Kekuatan kecambah
tanaman cukup baik. Apabila sudah tumbuh dengan baik dapat berkompetisi
dengan tanaman gulma yang berdaun lebar, akan tetapi pertumbuhannya akan
menurun bila bersaing dengan tanaman Axonopus spp. Tanaman ini dapat di
defoliasi berat karena mempunyai persediaan akar di bawah tanah yang baik.
Pemangkasan tidak boleh lebih rendah dari 5 – 7.6 cm. Produksi bahan kering
15000 kg/ha, dengan kandungan protein kasar 9.9 %. Tanaman ini cocok
disimpan dalam bentuk hay dan silase. Tanaman ini pada awal berbunga sangat
palatable akan tetapi bila terinfeksi dengan jamur akan menurun. Produksi biji 90
– 500 kg/ha. Biji dapat tahan sampai umur dua tahun .

7. Rumput Jampang ( Eleusine indica (L) Gaertn)

Karakteristik

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili :Poaceae

Genus :Eleusine

Spesies : E.Indica

Nama : Dikenal sebagai rumput jampang (Sunda) atau jampangan (Indonesia)

Asal :Berasal dari daratan Eropa dan Afrika beriklim tropik serta Asia.
Deskripsi : Tumbuh membentuk rumpun yang jumlahnya sedikit dam mengkilat.
Buluhnya sering ditemukan bercabang pada bagian pangkalnya. Tinggi tiap
buluh dapat mencapai 50 cm. Pada tiap bukunya terdapat 3 - 5 helaidaun yang
saling menutupi. Dari salah satu ketiak daun tumbuh tunas baru. Pelepahnya
berwarna hijau muda, berbulu halus yang ukurannya panjang. Pada ujung
daunnya terdapat bulu-bulu panjang yang menyebar.Pembungaannya tegak
terdiri dari 4 - 6 bulir yang tersusun dan terpusat diujung, satu sampai dua bulir
yang terbawah letaknya berseling. Panjang masing-masing bulir antara 3 - 5 cm.
Bulirnya rata dan licin terdapat 4 - 12 buah bunga. Musim berbungaa sepanjang
tahun. Sistem perakaran padat dan mampu memegang tanah sangat kuat.

Adaptasi : Berkembang biak cepat dan umumnya hanya melalui biji. Dapat
tumbuh diberbagai jenis tanah, baik tanah padat. Sangat tahan terhadap injakan
dan renggutan ternak. Tumbuh tersebar dari daerah pantai hingga 1000 m
diatas permukaan air laut.

Pemanfaatan : Daun rumput jampang yang muda sangat disukai ternak karena
tahan injakan dan renggutan. Rumput ini sangat cocok untuk rumput
penggembalaan. Rumput ini oleh peternak digunakan sebagai rumput potongan.

Kandungan nutrisi : BK 90,1 % , PK 12,19 ,LK 22,6 ,P 0,28

1.9. LEGUMINOSA

1. Centrosema pubescens Benth


Klasifikasi
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliosida
Bangsa :Roseles
Suku :Ceasalpiniaceae
Marga :Centosema
Jenis : Centrosema Pubescens
Nama lain : Centro (Australia), Jetirana (Argentina, Brasil), Gejuko de chivo
(Colombia), Campanilla (Colombia), butterfly pea.
Asal : Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Introduksi pertama kali
kedaerah Asia Selatan dan telah ditanam dengan hasil baik didaerah tropik dan
sub-tropik.
Deskripsi : Tanaman ini merupakan tanaman berumur panjang (perennial), yang
tumbuh kuat dengan cara merambat dan memanjat yang tumbuh menyebar
sehingga cepat menutupi tanah dengan tinggi antara 40 – 45 cm dalam waktu 4
– 8 bulan setelah ditanam. Tanamn ini berdaun banyak, batangnya agak berbulu
dan batangnya tidak berkayu sampai umur 18 bulan. Bentuk daun trifoliate,
dengan helai daun berwarna hijau gelap berbentuk elips. Helai daun agak
berbulu khususnya dibawah permukaan daun. Stipules (tangkai daun) panjang
dan kuat. Panjang daun 1.5 – 7 cm dan lebar daun 0.6 – 4.5 cm. Bunganya
besar yang tersusun dalam tandan yang pendek. Warna bunga violet keputihan.
Panjang calyx (kelopak bunga) 6 – 10 mm. Polongnya berbentuk linear dengan
panjang 4 – 17 cm dan lebar 6 – 7 mm. Polong terdiri dari 20 biji. Apabila matang
polong akan merekah dan bijinya akan terlontar. Warna biji coklat kemerahan
terdapat ornamen berwarna keputihan. Panjang biji 4 – 5 mm dan lebar biji 3 mm
serta ketebalannya 2 mm. Tanaman ini terdapat dua kultivar yaitu Belalto dan
Common.
Adaptasi : Tanaman ini beradaptasi daerah basah di daerah tropika atau sub-
tropika dengan curah hujan tahunan kira-kira 1 5000 mm akan tetapi lebih
disukai curah hujan 1200 – 1500 mm per tahun. Tanaman ini merupakan
tanaman yang tahan kekeringan karena system perakaran yang dalam. Pada
saat kekeringan akan kehilangan daunnya akan tetapi tanaman ini masih dapat
hidup, apabila pada musim kering dilakukan pengairan akan menghasilkan
produksi yang baik. Temperatur yang diperlukan 25.6 ºC, dalam musim dingin
akan rusak, membutuhkan proteksi pada bagian bawah batang. Tanaman ini
dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 915 meter di atas permukaan air
laut. Tanaman ini tidak begitu tahan genangan yaitu tidak lebih dari 2 bulan, akan
tetapi masih lebih baik dibandingkan siratro dan lebih baik pada Pueraria.
Tanaman ini akan dapat tumbuh pada tanah yang cikup luas dari tanah berpasir
sampai tanah liat. Tumbuh baik pada tanah alluvial dan tanah pegunungan di Fiji.
Tanaman ini akan tumbuh nodul dengan kisran pH 4.9 – 5.5. Untuk mencegah
keracunan Mn maka dilakukan pengapuran dan menghasilkan peningkatan 65 %
dari jumlah Nitrogen yang difiksasi. Tanaman yang baru tumbuh
pertumbuhannya lambat dibawah kondisi yang ternaungi akan tetapi tanaman
yang telah dewasa tahan naungan. Cocok ditanaman dengan rumput Panicum
maximum, Hyparrhenia rufa, Paspalum dilatatum, kadang-kadang ditanam
bersama-samalegum Calopogonium mucunoides dan Pueraria phaseoloides.
Apabila ditanaman bersama-sama dengan rumput maka rumput tersebut
dipertahankan tingginya 37.5 – 45 cm. Tanaman ini mampu menpfiksasi 100 kg
N per ha pada lapisan tanah setebal 15 cm. Tanaman ini tahan penggembalaan,
akan tetapi tanaman tersebut jangan digembalakan sebelum berumur 1 tahun.
Tanaman ini tahan api bila sudah tumbuh dengan baik, dan akan tumbuh
kembali setelah dibakar melalui biji. Respon terhadap pemupukan posfor yaitu
100 – 200kg P205 per ha. System penyerbukannya sendiri dengan jumlah
kromosom 2 n = 20.
Kultur teknik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji. Apabila ditanam
dengan biji memerlukan pengolahan lahan yang berat sehingga diperoleh tekstur
tanah yang remah. Biji dapat ditanam dengan larikan dengan ukuran 1 m x 50
cm atau dapat disebar bila lahan yang akan ditanami cukup luas. Tanah akan
tertutupi dengan baik kira-kira 4 – 6 bulan. Kedalaman tanah yang diperlukan 2.5
– 5 cm tanpa mempengaruhi perkecambahan, dosis yang diperlukan 3.3 – 4.4
kg/ha. Unutk mematahkan dormasi karena kulit bijinya yang keras dapat
dilakukan dengan merendam kedalam air dengan suhu 77 ºC, merendam biji
dengan asam sulfur selama 7 menit, diretas, rendam dengan glysin pada suhu
30 ºC. Produksi bahan kering dapat mencapai 12 ton/ha di Australia dari kultivar
Belalto. Produksi biji berkisar 300 – 600 kg/ha/tahun. Kandungan nutrisi dari
tanaman ini yaitu protein kasar berkisar 11 – 24 %, mengandung asam oksalat
2.22 %, kecernaan bahan kering 53.5 %, kecernaan bahan organic 53.2 % dan
kecernaan protein kasar 62.4 %. Serat kasar berkisar 33 %.
2. Macroprilium arropurpureum
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Sub Phylum : Angiospermae
Order :Fabales
Family : Fabaceae
Sub Family : Faboideae
Tribe : Phaseoleae
Sub Tribe :Phaseoleae
Genus :Macroptillum
Spesies :Macroptillium Antropurpureum

Nama umum dari tumbuhan ini adalah siratro. Siratro merupakan tanaman yang
berasal dari Amerika tropis, yang tumbuh di pesisir timur Queensland dan pesisir
New South Wales sebagai tanaman padang rumput. Siratro umumnya tumbuh di
pinggir jalan dan daerah yang tidak dimakan ternak. Belakangan ini, siratro
adalah vegetasi pada saluran air dan berada di pesisir gundukan pasir. Siratro
awalnya diperkenalkan ke Australia utara sebagai tanaman pakan ternak tetapi
sangat invasif dan merusak di semak dan sepanjang tepi sungai.

Merupakan tanaman tahunan dengan akar tunggang besar yang dalam,


Batangnya membelit, menjalar, dan memanjat. Diameter batangnya > 5mm
untuk yang tua, dan yang muda sekitar 1-2 mm. Daun berdaun tiga (trifoliate),
helai daun memanjang 2-7 x1,5-5 cm, hijau tua dan berbulu halus pada
permukaan atas, bewarna hijau abu. Bunga berbentuk tabung , panjang 8-9 mm
dan lebar 3 mm, bewarna ungu tua dengan merah di dekat dasar bunga.
Buahnya sejenis polongan. Bijinya berbntuk bulat , cokelat muda sampai hitam
dn bulat pipih ukuran 4 x 2,5 x2 mm. menghasilkan 75.000 biji/kg.

Produksi BK biasanya sekitar 5-10 ton/ha/yahun, meskipun produksi akan


lebih rendah dalam kondisi penggembalaan dan pemotongan yang lebih sering..
Penggembalaan sedang menghasilkan pertambahan berat badan per hektar
yang baik pada ternak tetapi hasil/ha yang sedang (moderat) disebabkan oleh
penurunan..
Keuntungan :

- Tumbuh pada jenis tanah bervariasi

- Tahan terhadap kekeringan

- Digunakan sebagai padang pengembalaan jangka pendek dan permanen

- tanaman ini juga dapat digunakan untuk potong angkut dan membuat hay
(biasanya bersama rumput), sifatnya yang saling membelit mungkin akan
menyulitkan panen. Juga digunakan sebagai konservasi tanah dan sebagai
penutup tanah, tanaman sela (termasuk setelah padi),

- Nilai nutrisi tinggi dan disukai oleh ternak.

- Mengikat nitrogen dengan baik

- Tumbuh baik pada daerah rawa, tergenang air.

- Mendukung produksi tinggi untuk ternak ruminansia.

- Menyebar dengan cepat melalui stolon.

Ketebalan penutupan tanaman Siratro berkisar 15 – 16 cm dengan menutup


tanah 60%. Produksi biji Siratro dipengaruhi intensitas cahaya. Pada intensitas
cahaya 100 dan 80% hasil biji maupun kualitas lebih tinggi kemudian diikuti 60
dan 40% dari panen pertama sampai panen keempat. Daya kecambah pada
intensitas cahaya 80% yaitu 67%, tertinggi dan terendah pada intensitas cahaya
40% yaitu 31%. Ketersediaan hara tanah pada kondisi ternaungi juga ada
peningkatan 11,67% kandungan N, P, K dan Ca setelah dua tahun pertumbuhan
Siratro pada intensitas cahaya 100, 80 dan 60%.

Deskripsi : Tanaman ini merupakan tanaman legum berumur panjang yang


tumbuh merambat dan memanjat dengan system perakaran yang dalam. Tipe
daun trifoliate berwarna hijau gelap dan berbulu dipermukaan bagian atas, dan
pada bagian bawah permukaan daun berbulu berwarna putih keperakan. Kedua
helai daun yang dipinggir mempunyai lekukan spesifik pada ujungnya.
Pembentukan daun sangat lebat. Rangkum bunga tersusun dalam tandan terdiri
dari 6 – 12 bunga yang berwarna merah lembayung (ungu kemerahan). Polong
terdiri dari 12 – 13 biji dengan panjang polong 7.5 cm. Warna biji coklat muda
sampai hitam. System penyerbukan adalah penyerbukan sendiri dengan jumlah
kromosom 2n = 22.
Adaptasi : Temperatur optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sekitar 26.5
– 30 ºC. Dengan temperatur harian rata-rata sekitar 21 ºC. Ketinggian yang
dibutuhkan mencapai 1600 m diatas permukaan air laut, curah hujan yang
dibutuhkan sekitar 615 mm/tahun, akan tetapi lebih disukai lebih dari 850
mm/tahun. Tanaman ini tahan kering karena system perakarannya yang dalam,
akan tetapi tidak tahan genangan air. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah
yang mempunyai pH berkisar 4 – 8, merupakan tanaman legum terbaik dibawah
kondisi tanah yang cukup mengandung kadar garam. Pada tanah podsolik
diberikan pupuk sampai 500 kg/ha Mo superposfat untuk produksi maksimum.
Pemberian pupuk tahun sekitar 125 – 200 kg superposfat dan 125 kg NaC1.
Untuk mempertahankan produksi pada tanah berpasir. Pembungan terjada pada
hari pendek dan hari panjang, akan tumbuh baik bila ternaungi akan tetapi lebih
suka cahaya. Tanaman ini cocok ditanam bersama-sama Chloris gayana,
Cenchrus ciliaris, Panicum maximum, Setaria. Tanaman ini dapat menfiksasi
nitrogen sekitar 100 – 175 kg/ha/tahun, tanaman ini tidak tahan bila dipotong
dengan tinggi 3.75 cm dari permukaan tanah dapat mempertahankan
pertumbuhan kembali. Cocok disimpan dalam bentuk silase dengan
menambahkan molasses sekitar 8 % pada pemotongan pertama dan 4 % pada
pemotongan kedua, penyimpanan dalam bentuk hay agak sulit dilakukan karena
daunnya mudah rontok.

Kultur teknik : Tanaman ini diperbanyak dengan biji dengan dosis 1 – 3 kg/ha,
kedalaman tanam berkisar 1.5 – 2.5 cm. Untuk memecahkan dormansi karena
biji keras dapat dilakukan dengan diretas, direndam asam sulfuric selama 25
menit, inokulasi dengan Rhizobium tidak perlu dilakukan. Produksi bahan kering
11 610 kg/ha yang ditanam bersama rumput Digitaria decumbens. Kandungan
bahan kering 35 %, 16.8 % protein kasar, 33.4 % serat kasar. Kecernaan bahan
kering 50.4 %, 53.4 % kecernaan bahan organic, 67.6 % kecernaan protein dan
50.9 % kecernaan serat kasar. Produksi biji 1000 kg/ha/tahun.

3. Pueraria phaseoloides (Roxb.) Benth.


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Order : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Papilionoideae
Tribe :Phaseoleae
Subtribe : Glyciniae
Genus :Pueraria
Species :P.Phaseoloides
Nama lain : Puero (Australia), tropical kudzu.
Asal : Tanaman ini berasal dari Asia Selatan, Malaysia dan Indonesia.
Deskripsi : Tanaman ini termasuk legum berumur panjang bersifat menjalar dan
memanjat dengan system perakaran yang luas dan dalam. Diameter batang
sekitar 0.6 cm dan dapat menjalar sampai 5 – 6 m, bercabang banyak dari tiap
bukunya, hamparan yang terbentuk diatas permukaan tanah dapat mencapai
tinggi 60 – 75 cm. Tipe daun trifoliate, daun muda ditutupi oleh bulu-bulu
berwarna coklat, daunnya berbentuk oval agak segitiga dan lebar, panjang
tangkai daun 5 – 10 cm yang ditutupi dengan bulu yang berwarna coklat.
Rangkum bunganya tersusun dalam tandan dengan panjang 15 – 30 cm,
berwarna violet keputihan. Polongnya panjang, silinder dan agak melengkung
berwarna kehitaman setelah masak, panjangnya sekitar 3 mm. Tanaman ini
sistempenyerbukannya adalah penyerbukan sendiri dengan jumlah kromosom
2n = 22
Adaptasi : Temperatur optimum untuk pertumbuhan sekitar 15 ºC, sedangkan
temperatur minimum 12.5 ºC. Umumnya ketinggian untuk pertumbuhannya
dibawah 600 m diatas permukaan tanah, akan tetapi di Colombia dapat tumbuh
mencapai ketinggian 2000 m diatas permukaan air laut. Curah hujan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang terbaik yaitu 2500 mm/tahun, apabila curah
hujan lebih dari 2000 mm akan sulit untuk mengontrol tanaman kakao (coklat).
Tanaman ini tidak tahan kekeringan, akan tetapi tahan terhadap genangan air.
Adaptasi terhadap tanah cukup luas dari tanah berpasir sampai tanah liat,
meskipun tanaman ini tidak akan tumbuh baik bila ditanam pada tanah liat yang
berat. Tumbuh baik dengan pH 5.5, dan dapat meningkatkan pertumbuhannya
dengan pH 5.3 – 6.5, tidak tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Tanaman ini
membutuhkan pemupukan P, Ca, Mg, K, Na, N. Tanaman ini cocok ditanam
bersama Melinis minutiflora, Panicum maksimum, Pennisetum purpureum,
umumnya digunakan sebagai tanaman penutup tanah, cukup tahan pemotongan
yang sedang dan akan tumbuh kembali dengan baik, tidak tahan api.
Pertumbuhannya lambat sampai umur 3 – 4 bulan, kemudian akan cepat
tumbuh, bila sudah tumbuh dengan baik akan cepat menekan pertumbuhan
gulma dan akan memanjat ke pohon dan pagar. Tanaman ini merupakan
tanaman hari pendek dan berbunga setelah berumur 180 hari setelah ditanam,
tahan terhadap naungan sedang, dapat ditanam dibawah pohon kelapa.
Kultur teknik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji dan
potongan stolon. Dosis biji yang digunakan diretas 3 – 6 kg/ha tetapi bila tidak
diretas 8 – 10 kg/ha dan ditanam dengan kedalaman tanam 1.5 cm. Bila
digunakan potongan stolon dengan panjang 0.7 – 1 meter. Untuk mematahkan
dormansi dilakukan dengan merendam biji dalam larutan asam sulfuric selama
20 menit, direndam dengan air hangat 50 – 70 ºC selama beberapa jam,
direndam dalam glysirine pada 50 ºC selama satu jam. Tanaman ini dapat
dipangkas dengan ketinggian 25 cm. Produksi bahan kering 9 607 kg/ha/tahun di
Australia. Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk kering (hay), dapat
dipotong 2 – 4 kali pertahun untuk memberikan produksi hay yang baik.
Kandungan protein kasar 19.9 %, 22.59 % bahan kering. Produksi biji 330
kgha/tahun.
4. Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Mimosaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena Leucocephala L.
Nama lain : Leucaena, ipil-ipil (Philipina), lamtoro (Indonesia), guaje, yaje, uaxin
(Amerika latin). Leadtree.
Asal : Tanaman ini berasal dari Mexico dan diintroduksi ke pulau Pasifik, Philipina,
Indonesia, Papua New Guinea, Malaysia dan Afrika Barat, sekarang telah berkembang
di daerah tropika.
Deskripsi : Tanaman ini termasuk legum pohon yang mempunyai banyak varietas
tergantung dari bentuk dan besarnya. Telah diketahui lebih dari 800 varietas yang
diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu: tipe common, tipe giant, tipe Peru.
Tipe Common : Tanaman pendek, tingginya mencapai 5 meter dan mulai berbunga
pada umur muda yaitu 4 – 6 bulan, tipe ini berasal dari Mexico dan telah tersebar
secara luas didaerah tropik. Bunganya tersusun dalam bonggol berwarna putih.
Tanaman ini menghasilkan biji yang banyak, produksi kayu dan hijauannya sedikit,
digunakan sebagai kayu bakar, tanaman peneduh.
Tipe Giant : Tanaman ini tinggi dapat mencapai 20 meter dengan daun yang besar,
bunganya berbunga dua kali setahun dan sedikit menghasilkan biji, berasal dari
Amerika Tengah dan Mexico, menghasilkan lebih banyak biomassa dibandingkan
dengan tipe common.
Tipe Peru : Tanaman ini merupakan tanaman yang sedang, tingginya mencapai 10
meter, dengan cabang yang banyak, menghasilkan lebih banyak hijauan untuk
makanan ternak.
System perakaran tanaman ini dalam. Tipe daun majemuk ganda bunga tersusun
didalam bongkol berwarna putih kekuningan. Tanaman ini banyak digunakan sebagai
hijauan makanan ternak, kayu bakar, kayu, timber, pupuk hijau, tanah peneduh dan
tanaman hias
Adaptasi : Tanaman ini hanya tumbuh pada daerah tropik dan sub-tropik, tidak tahan
terhadap embun beku. Untuk baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m diatas
permukaan tanah, tanaman dapat tumbuh di dataran tinggi tetapi kekuatannya rendah.
Tanaman ini tumbuh baik dengan curah hujan berkisar 1000 – 3000 mm/tahun,
tanaman ini tahan musim kering sampai 8 bulan, bahkan 10 bulan, tanaman ini
dominan di daerah Honolulu walaupun curah hujannya kurang dari 250 mm/tahun.
Tanaman ini adaptasi tanahnya cukup luas dari tanah berbatu sampai tanah liat yang
berat. Tahan terhadap kadar garam yang tinggi, tumbuh baik pada tanah yang netaral
atau tanah basah yaitu dengan pH terbaik 6 – 7.7. Banyak didaerah tropik tahan
terhadap tanah asam akan tetapi kekurangan unsure P, Ca, Mg, S, Mo, dan Zn, bila
tumbuh pada tanah asam dengan pH dibawah 5.5 perakarannya akan tumbuh lambat.
Agr pertumbuhannya baik perlu dilakukan pengontrolan terhadap gulma.

Kultur teknik : Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, dosisnya 4 –
6 kg/ha. Untuk mematahkan dormansi dilakukan merendam biji didalam air panas 80 ºC
selama 2 – 3 menit atau diretas. Pemangkasan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan
setelah penanaman, dan dapat diulang 4 bulan sekali. Produksi bahan kering 6 – 18 ton
atau bahan segar 20 – 80 ton/ha/tahun. Tipe Giant menghasilkan hijauan dengan
interval pemotongan 8 – 12 minggu, tipe Peru lebih produktif menghasilkan hijauan
dengan interval pemotongan 4 – 6 minggu. Kandungan protein hijauan 25 – 30 %,
kecernaannya 70 %. Untuk produksi hijauan yang baik dapat ditanam dengan
kepadatan tanamnya 75 cm. Lamtoro mengandung mimosine 3 – 5 % dari bahan kering
yang dapat menyebabkan kerontokan bulu dan mempengaruhi fetus pada ternak
nonruminan. Produksi kayu 40 – 50 meter-kubik/ha/tahun.

5. Gliricidia sepium (Jacq.) Steud. ( Gamal )


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Rosanae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Gliricidia Kunth
Spesies : Gliricidia Sepium (jacq.) Kunth

Nama lain : Gliricidia maculata (H.B.K.) Steud, mother of cacao, mata-rotan, kakauati
(Philipina), Mexican lilac, Madera negra, gamal (Indonesia), rat killer, quick stick.
Asal : Tanaman ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah, tanaman ini mempunyai
fungsi yang serba guna sehingga tanaman ini banyak tersebar di dunia.
Deskripsi : Tanaman ini merupakan legum pohon yang tumbuh tidak begitu besar,
dapat tumbuh mencapai 10 meter. Diameter batang dapat mencapai 30 cm. Tipe
daunnya majemuk sederhana terdiri dari 3 – 11 pasang daun. Panjang helai daun 2.25
– 6 cm, berwarna hijau. Bunga kupu-kupu berwarna putih dan merah jambu. Panjang
polong 22 cm dan lebar polong 1.5 cm. Pada umur satu tahun dapat mencapai 3 meter
atau lebih. Tanaman ini banyak kegunaannya antara lain : pupuk hijau tanaman
pangan, kayu bakar, kayu, hijauan makanan ternak, tetapi racun untuk beberapa
binatang misalnya kuda dan tikus, tanaman peneduh pada kopi, teah dan coklat,
sebagai pagar hidup, bunganya menghasilkan nectar yang diperlukan lebah untuk
menghasilkan madu.
Adaptasi : Tanaman ini cocok untuk daerah tropika dengan temperatur yang diperlukan
22 – 30 ºC, dapat ditemukan tumbuh mencapai ketinggian berkisar 1600 m diatas
permukaan air laut di Amerika Tengah, tetapi umumnya dibawah 500 m diatas
permukaan air laut. Curah hujan yang dibutuhkan berkisar 1500 – 2300 mm pertahun
atau lebih. Adaptasi tanah yang cukup luas, dapat tumbuh pada tanah yang kurang
subur dan tanah asam, tidak menyukai tanah yang kering dan lembab, bahkan tanah
yang mengandung kapur cukup tinggi.
Kultur teknik : Tanaman ini diperbanyak dengan biji, atau dengan menggunakan stek
yang panjangnya 1 – 2 meter. Untuk memecahkan dormansi biji dilakukan perendaman
di dalam air panas, direndam dalam air semalam, ditanam pada pagi harinya. Tanaman
ini dapat ditanam dengan pola tanam system alley cropping dengan tanaman pangan
jagung, singkong, dan mentimun. Bila ditanam sebagai batas digunakan jarak 4 meter
dipangkas 5 kali pertahun akan menghasilkan 100 – 200 kg N/ha. Di Costa Rica bila
dimanfaatkan sebagai pagar dapat menghasilkan 0.6 dan 13 ton/km dengan waktu
pemotongan 3 dan 6 bulan dengan jarak antar tanaman 1.5 m. Produksi kayu bakar
menghasilkan energi potensial 4762 kkal/kg bahan kering, menghasilkan kayu bakar
sebanyak 40 meterkubik/ha/tahun. Kandungan protei kasar berkisar 22 – 27 %, serat
kasar 14 %, NDF 45 %, ADF 34 % dan daya cernanya 50 – 75 %.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ilmu tanaman pakan adalah, Hijauan sangat penting
untuk ternak maka dari itu perlu adanya budidaya hijauan tanaman pakan ternak
khususnya rumput unggul.Dalam budidaya tanaman pakan harus dilakukan dengan
baik agar hasil yang diperoleh juga baik dan banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sehingga kita harus benar-benar mrngetahui semua keadaan itu
di lapangan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput dan legum salah satunya
dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, kandungan air dalam tanah dan keadaan hama
dan penyakit serta gulma. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kebutuhan
produktivitas ternak maka  dalam pengolahan tanaman untuk ternak harus kita lakukan
pemupukan baik pupuk organik maupun anorganik agar tanaman pakan dapat tumbuh
dengan baik.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebelum melakukan praktikum sebaiknya
mahasiswa harus tahu terlebih dahulu tujuan praktikum ini dan harus memahami
prosedur yang akan dilaksanakan maupun yang akan diamati serta membawa
peralatan yang dibutuhkan seperti cangkul atau parang agar praktikum berjalan lancar
dan dalam menjalankan praktikum tidak ada kendala apapun. Sehingga kelak dapat
diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari.

Praktikan sebaiknya lebih teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan


terhadap hijauan pakan yang diamati karna setiap jenis hijauan pakan memiliki ciri atau
karakteristik yang berbeda sehingga diharapkan praktikan dapat benar-benar
mengetahui dan mengenali karakteristik dari setiap jenis hijauan pakan.
Pembaca sebaiknya melakukan pengamatan terhadap hijauan pakan (Graminae dan
Leguminosa ) sehingga dapat mengetahui langsung karakteristik dan ciri yang terdapat
pada masing masing jenis hijauan pakan karena pada laporan ini juga masih terdapat
beberapa kekurangan mengenai informasi tentang karakteristik hijauan pakan.
LAMPIRAN PENGESAHAN
Lembar kerja praktikum

1. Brachiaria Decumbens
Gambar 1. Rumput BD
2. Brachiaria Mutica

Gambar 2. kolonjono
3. Chloris gayana
Gambar 3. Rumpur rodes

4. Panicum maximum

Gambar 4. Rumput benggalah

5. Pannisetum purpureum
Gambar 5. Rumput gajah
6. Paspalum dilatatun

Gamabar 6. Rumput australia

7. Eleusine indica
Gambar 7. Rumput belulang

2. Leguminosa
1. Centrosema pubescens

Gambar 1. Daun centro

2. Macroprilium arropurpurem
Gambar 2. Daun siratro
3. Pueraria Phaseoloides

Gambar 3. Daun kudzu


4. Leucaena leucocephala
Gambar 4. Daun latoro
5. Gliricidia sepium (Jacq.)

Gambar 5. Daun gamal

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, B.S. 1987. Dasar pengetahuan Ilmu Tanaman. PT Angkasa, Bandung.

Akoso, 2006.Dasar pengetahuan Ilmu Tanaman. PT Angkasa, Bandung.

Amrin.2005. Ilmu Gizi Dan Makanan Ternak.Angkasa. Bandung.

Anonym.2007. PW NU Sumbar Latih Petani Buat Pupuk Organik. www.nu.or.id diakses


tanggal 27 November 2016

Anonym.2009.Struktur Biji.www.My Gardening Page.com.( diakses: 27 November 2016)


Anonymous. 2012. Keunggulan dan kelemahan pupuk
http://maglayang.blogsome.com/dargjas-kardin-teknologi-kompos. Diakses pada 27
November 2016 pukul 6.48 WIB.

Collins,2009.Dictionary of English. Colling PUB: New YorkPeternakan, IPB, Bogor.

Dahlan , F.H dan Khairudin. 2007. Pengaruh Penggunaan Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran
Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Agribisnis. Juni
2007.Vol. 3 No. 1. Jakarta

Fatimah dan Junairiah. 2004. Peranan Hormon Giberellin Dalam Pemecahan Dormansi Bibit
Jati (Tectona grandis linn. F). http://infolitbang. ristek.go.id/index.php. Diakses pada
tanggal 27 November 2016.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati, 2010. Pupuk Kandang. http://www.balittanah.litban


g.deptan.go.id.Diakses tanggal 27 November 2016.

Indriani, Y.H., 2007. Membuat Pupuk Organik Secara Singkat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Isroi. 2008. Kompos. Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.Dari
http://isroi.files.wordpress.com/2008/02/kompos.pdf. Bogor. (diakses 27 November
2016).

Lesman. 2011. Teknologi Pengawetan Makanan Ternak. http://


lestarimandiri.org/id/peternakan/pakan-ternak/91- pakan-ternak/152-teknologi-
pengawetan-makanan-ternak.html

Rivaie.A.A. 2006.Pupuk Kandang Sapi. PT. Kreatif Energi


Indonesia.http://www.indobiofuel.com /menu%20artikel%20jarak %209. Diakses tanggal
27 November 2016

Sadjad, S.D. 1994. Teknologi Pembenihan Hijauan. PT Angkasa, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai