Anda di halaman 1dari 11

MICROTEACHING MODULE

BASIC TEACHING SKILLS

CREATED BY:

MEGA PUTRI YANA

A1M219011

ENGLISH DEPATRMENT EDUCATION

FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION

HALU OLEO UNIVERSITY

2021

BASIC TEACHING SKILLS

1
A. PENGANTAR

Mata Kuliah Micro Teaching dimasukkan ke dalam kurikulum persiapan tenaga


kependidikan sangatlah relevan dengan tuntutan pembentukan profesionalitas
seseorang yang berkompetensi sarjana pendidikan. Materi utama modul ini
dikembangkan berdasarkan perangkat panduan pengajaran mikro (micro teaching)
yang disiapkan oleh Tim Pengembangan Program Pengalaman Lapangan FKIP
Undana (tutor termasuk anggota tim) sebagai suatu upaya strategis untuk
mempersiapkan mahasiswa calon guru yang sedang kuliah di FKIP Undana.
Selanjutnya perangkat panduan pengajaran mikro ini dikembangkan lebih lanjut
untuk memenuhi tuntutan tercapainya kompetensi kelayakan mengajar serta
penguasaan pengetahuan keguruan yang inovatif sesuai dengan tuntutan pekerbangan
teori dan paradigma pembelajaran dewasa ini.

A. TUJUAN
Melalui pengajaran keterampilan mengajar dasar, para mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar;
2. Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembentukan
kemampuan, dan;
3. Menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi.

2
B. LANGKAH KEGIATAN

Pengantar Pengenalan Tanya-jawab;


Konsep dasar Diskusi
Micro T Kelas

1 2 3

Pembagian Pengenalan Rangkuman


Kelompok; Panduan
Penetapan Jadwal Observasi

6 5 4

Pertemuan 1: Kegiatan 1 – 6

Langkah yang disarankan dalam unit ini adalah:


1. Pengantar (10 menit)
Tutor menyampaikan pengantar tentang kegiatan perkuliahan yang akan
dilaksanakan serta garis-garis besar dan tujuan dari mata kuliah Micro
Teaching.
2. Pengenalan Konsep Dasar Micro Teaching (60 menit)
Kegiatan ini didominasi oleh kuliah atau penyampaian informasi tentang apa
dan bagaimana pengajaran mikro itu, rasionale, prinsip pelaksanaan micro
teaching, tahap-tahap pembelajaran micro teaching serta ke-8 jenis
keterampilan mikro beserta konsep dasar dari masing-masing keterampilan.
Penyampaian konsep dasar pengajaran mikro dilakukan dengan media dan alat
bantu Power Point. Mahasiswa menyimak dan mencatat.

3
3. Tanya-jawab dan Diskusi Kelas (30 menit)
Tutor memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya; jawaban
terlebih dahulu ditawarkan kepada mahasiswa lainnya sebelum tutor sendiri
menjawabnya. Selain itu mahasiswa diminta memberikan tangapan atas
jawaban teman atau tutor atau untuk mempertanyakan gagasan orang lain.

4. Rangkuman (30 menit)


Mahasiswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok dan masing-masing kelompok
diminta untuk membuat rangkuman tentang aspek-aspek pokok dari satu jenis
keterampilan pengajaran mikro dan menuliskannya di kertas plano untuk
kemudian dipajang di tembok kelas. Hasil rangkuman tersebut nantinya akan
diperkaya oleh mahasiswa setelah menyelesaikan praktek mengajar terbatas
masing-masing keterampilan.

5. Pengenalan Panduan Observasi Kelas (60 menit)


Tutor mengenalkan berbagai lembar observasi dari masing-masing
keterampilan melalui Power Point dan menjelaskan item-item dari masing-
masing panduan. Handout panduan akan diberikan kepada mahasiswa pada
saat praktek dilaksanakan.

6. Pembagian Kelompok Jadwal Praktek (40 menit) dan Penutup


Tutor bersama mahasiswa membentuk kelompok-kelompok untuk berpraktek
mengajar terbatas di kelas, dan memilih ketua untuk masing-masing kelompok.
Selanjutnya jadwal dan pembagian tugas masing-masing sebagai (1)
mahasiswa praktek, (2) mahasiswa pengamat (3), dan mahasiswa yang
berperan sebagai siswa. Setelah itu pertemuan pertama ditutup dengan sedikit
penguatan oleh tutor.

4
C. BAHAN BACAAN DOSEN

1. Micro Teaching: Apa dan Bagaimana?


Pendapat bahwa mengajar adalah proses menyampaikan atau meneruskan
pengetahuan sudah makin ditinggalkan banyak orang. Sekarang istilah mengajar
diartikan sebagai suatu perbuatan kompleks, yaitu penggunaan sejumlah keterampilan
secara integratif untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-
keterampilan dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan pada suatu
wawasan. Aplikasinya terjadi secara unik dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh
semua komponen belajar-mengajar antara lain: tujuan yang ingin dicapai, atau seperti
yang telah dikemukakan di atas, pesan yang ingin disampaikan kepada siswa yang
belajar, fasilitas dan lingkungan belajar, dan tidak kalah pentingnya, guru sendiri,
dalam arti keterampilan, kebiasaan serta wawasannya tentang diri dan misinya
sebagai pendidik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar itu mengandung secara
serempak unsur-unsur teknologi, ilmu, seni, dan bahkan juga pilihan nilai. Dari segi
teknologi mengajar itu dilihat sebagai prosedur kerja dengan mekanisme dan
perangkat alat yang (dapat, harus) diuji secar empirik. Keilmiahan mengajar
menunjuk pada sistem eksplanasi dan prediksi yang mendasarinya. Sedangkan
hakekat seninya terwujud dalam kenyataan bahwa aplikasi prinsip, mekanisme dan
alat bantu terjadi secara unik, memerlukan pertimbangan-pertimbangan situasional,
bahkan penyesuaian-penyesuaian transaksional, yang banyak dituntun oleh perasaan
dan naluri, tidak semata-mata bertolak dari sekumpulan dalil dan rumus.
Aliran pengajaran mikro (micro-teaching) secara teknis bertolak dari asumsi
bahwa keterampilan-keterampilan mengajar yang kompleks itu dapat dipreteli
menjadi unsur-unsur keteramilan yang lebih kecil, yang masing-masing dapat
dilatihkan secara jauh lebih efisien dan efektif apabila dibandingkan dengan
pendekatan latihan secara global saja. Dengan melalui pengajaran mikro,
pembentukan keterampilan dapat dilakukan secara sistematik mulai dari pemahaman,
observasi peragaannya, untuk kemudian diteruskan dengan latihan yang berjenjang
yaitu latihan terbatas, latihan dengan bantuan teman sejawat (peer-teaching) dan

5
latihan lapangan. Latihan ini pun bersifat berjenjang, mulai dari mengajar dengan
pengawasan penuh, sampai dengan mengajar mandiri. Di dalam kegiatan pengalaman
lapangan inilah para calon guru diberi kesempatan berimprovisasi dengan
menggunakan perangkat keterampilan dasar yang mulai dikuasainya, analog dengan
seniman yang berimprovisasi setelah dia akrab dengan media ekspresinya.
Micro teaching merupakan peer teaching yang dilakukan dalam skala kecil,
lebih terarah, dan dapat diamati dengan saksama dan diakhiri dengan pemberian
umpan balik. Komponen micro teaching adalah semua kompetensi atau keterampilan
mengelola pembelajaran yang harus dicapai oleh calon guru. Bagian yang terlibat
dalam pelaksanaan micro teaching adalah mahasiswa calon guru, sejumlah
siswa/mahasiswa, bahan ajar/materi, media pembelajaran, keterampilan-keterampilan
mengajar, waktu, dan fasilitas lainnya misalnya seperti video rekaman.

2. Prinsip Pelaksanaan Micro Teaching


Agar pelaksanaan micro teaching dapat terlaksana secara maksimal tutor
memperhatikan beberapa hal:
a. Kelompok pengamat, terdiri atas 3 – 4 orang mahasiswa yang bertugas
mengamati mahasiswa praktek selama proses latihan berlangsung; jika
dilaksanakan di ruang demonstrasi, pengamat berada di ruang pengamat
(observer) yang dapat langsung melihat atau melalui layar monitor.
b. Kelompok mahasiswa yang menjadi siswa; dapat dilakukan dalam
kelompok kecil (7-15 orang) dan kelompok besar (25-40 orang). Kelompok
besar dinamakan real teaching atau macro teaching.
c. Setiap mahasiswa calon guru menampilkan praktek mikro sebanyak 8 kali
di depan teman-temannya. Setelah selesai berpraktek, mahasiswa akan
mendapat masukan tentang kelebihan dan kekurangan, pertama-tama dari
mahasiswa pengamat dan sesudah itu dari teman-teman lainnya.

d. Bimbingan praktek mengajar mikro tidak saja mendapat bimbingan dari


dosen pengajar Micro Teaching tapi juga dari dosen-dosen yang mengajar
unsur-unsur pendidikan lainnya.

6
3. Tahap Pembelajaran Micro Teaching
Tahap pelatihan per komponen keterampilan mengajar per mahasiswa. Peran
peserta dan pembimbing, misalnya satu kelompok 10-15 orang: 1 orang
sebagai guru; 10 orang sebagai siswa; 3-4 orang sebagai pengamat yang akan
memberikan masukan. Dosen sebagai pembimbing, pengamat, dan pemberi
masukan.

Langkah-langkah:
a. Setiap mahasiswa calon guru membuat satuan pembelajaran atau
rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan waktu dan jenis
keterampilan mengajar yang dipraktekkan;
b. Setiap mahasiswa berlatih per keterampilan dasar mengajar hingga
mahasiswa terampil mendemonstrasikan semua keterampilan (8
keterampilan mengajar).
c. Setiap keterampilan dasar mengajar waktu yang disesuaikan dengan jenis
keterampilan dasar mengajar, misalnya waktu membuka pelajaran 3-5
menit, pendemonstrasian keterampilan 10 menit.
d. Tahap ini mahasiswa berlatih keterampilan mengajar dasar secara
bergantian.

4. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar yang Dilatih


1) Keterampilan membuka-menutup pelajaran
2) Keterampilan menjelaskan
3) Keterampilan bertanya (bertanya dasar dan bertanya lanjut)
4) Keterampilan memberi penguatan
5) Keterampilan mengadakan variasi
6) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
7) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
8) Keterampilan mengelola kelas

Uraian singkat masing-masing keterampilan:


a. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
7
Pada dasarnya seorang mahasiswa calon guru harus mampu menyampaikan
pesan dalam membuka dan menutup sebuah pelajaran. Ketika membuka
pelajaran guru harus memperhatikan aspek-aspek pembelajaran penting
sebagai berikut: (1) menarik perhatian siswa (gaya mengajar, interaksi guru-
siswa), (2) menumbuhkan motivasi, dan (3) memberi acuan belajar. Ketika
menutup pelajaran guru harus mampu menyimpulkan materi yang diajarkan,
mengevaluasi dan menyampaikan apa tindak lanjutnya.

b. Keterampilan menjelaskan
Seorang mahasiswa calon guru harus terampil dalam menjelaskan sebuah
pesan pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1)
kejelasan menyampaikan pesan; (2) penggunaan ilustrasi/contoh-contoh; (3)
pengorganisasian penyajian; (4) pemberian penekanan pada bagian penting;
dan (5) pemberian balikan.

c. Keterampilan bertanya (bertanya dasar dan bertanya lanjut)


Bagian interaksi guru-murid yang terpenting adalah bertanya. Dengan
demikian seorang mahasiswa calon guru tentu saja dituntut untuk memiliki
keterampilan bertanya dasar dan lanjut, yaitu dengan memperhatikan aspek-
aspek penting sebagai berikut: (1) pertanyaan singkat dan jelas; (2) penyebaran
pertanyaan; (3) pemberian waktu berpikir; dan (4) pemberian tuntunan.

a. Keterampilan memberikan penguatan


Penguatan atau reinforcement pada dasarnya merupakan pengakuan dan
penghargaan guru atas prestasi siswa dalam sebuah proses pembelajaran. Oleh
karena itu seorang mahasiswa calon guru perlu mengenal ke-2 jenis penguatan,
yaitu: (1) penguatan verbal, misalnya dalam pelajaran Bahasa Inggris:
“Good”, “Excellent”, “You’re right”, dll., dan (2) penguatan non verbal,
misalnya berupa anggukan kepala, tepukan tangan, bahkan tepukan lembut
pada pundak atau bahu murid.

8
b. Keterampilan mengadakan variasi stimulus
Agar semangat dan perhatian murid tetap tinggi, seorang guru dituntut untuk
menggunakan strategi serta gaya mengajar yang beragam dan penuh variasi
antara lain dengan memperhatikan komponen-komponen sabagai berikut: (1)
penggunaan variasi suara; (2) pemusatan perhatian; (3) kesenyapan; (4)
mengadakan kontak pandang; (5) gerakan badan dan mimik; (6) pergantian
posisi guru; dan (6) variasi dalam penggunaan media dan bahan ajar.

c. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan


Keterampilan ini menekankan pada konsep pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan bukan pada guru. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk
memiliki keterampilan tersebut, yaitu dengan memperhatikan komponen-
komponen sebagai berikut: (1) terampil melaksanakan pendekatan pribadi; (2)
terampil mengorganisasi; (3) terampil membimbing siswa secara individual,
dan (2) terampil merencanakan dan melaksanakan KBM.

d. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Sama seperti keterampilan di atas (point f), agar diskusi kelompok dalam kelas
berlangsung efektif maka guru perlu memiliki pula keterampilan-keterampilan
sebagai berikut: (1) memusatkan perhatian; (2) merumuskan kembali masalah;
dan (3) membuat rangkuman.

i. Keterampilan mengelola kelas


Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan yang paling penting
dari semua keterampilan mikro yang diperkenalkan dalam Modul ini karena di
dalamnya semua jenis keterampilan lainnya dapat didemonstrasikan oleh guru.
Komponen-komponen utama dari keterampilan ini adalah bagaimana
menciptakan sebuah kondisi belajar yang optimal; (2) bagaimana
mempertahankannya; (3) atau mengembalikan kondisi belajar yang optimal
dan (4) menciptakan interaksi edukatif.

9
D. BAHAN BACAAN UNTUK MAHASISWA

Bahan bacaan untuk mahasiswa diambil dari bahan bacaan untuk dosen
ditambah dengan bahan presentase dari dosen.

E. LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Mahasiswa diminta membentuk 8 kelompok berdasarkan jumlah jenis


keterampilan mengajar mikro. Setiap kelompok mendapatkan 1 jenis
keterampilan dengan undian. Masing-masing kelompok menuliskan hasil
refleksi pengalaman sebagai murid selama di SMP dan atau SLTA tentang jenis
keterampilan yang ditugaskan itu dengan mengingat kembali cara-cara
mengajar para mantan guru bahasa Inggris.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Tulislah hasil refleksi di atas kertas plano dan kemudian pajangkan di tembok
kelas. Hasil ini kemudian akan dijadikan sumber belajar sebagai bahan
perbandingan setiap kali mahasiswa menyelesaikan satu jenis keteramapilan
mengajar dasar.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

10
11

Anda mungkin juga menyukai