Anda di halaman 1dari 12

Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

(UMKM) di Masa Pandemi Covid-19

PUTRI MEYLAWATI AGUSTIRANI


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRAK

Bagi perkembangan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),


pandemi Covid-19 membawa dampak yang besar. Para pelaku UMKM harus
mencari usaha yang bijak agar tetap bertahan. Salah satu usaha yaitu digital
marketing yang membantu pelaku UMKM dapat memasarkan usaha
produknya tanpa terkendala peraturan-peraturan saat masa pandemi.

Penelitian usaha digital marketing bagi UMKM bertujuan bersaing di era


pandemi ini memakai metode kualitatif dengan cara pendekatan deskriptif
analitis. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana unsur, teknik,
kegiatan dan proses UMKM dalam memakai digital marketing untuk bersaing
di era pandemi.

Hasil penelitian menunjukkan sedikit UMKM yang menggunakan digital


marketing (15,08%) agar usahanya terbantu peningkatan penjualan usaha
dan memerlukan pengertian digital marketing. Berdasarkan penelitian,
UMKM yang memakai digital marketing mampu meningkatan usaha &
mempertahankan usaha tanpa bergantung pada toko konvensional.

Kata kunci : covid-19, UMKM, digital marketing, bisnis, penelitian

ABSTRACT

For the development of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), the
Covid-19 pandemic has had a big impact. SMEs must find a wise business to
survive. One of the efforts is digital marketing which helps MSME players to
market their product businesses without being constrained by regulations
during the pandemic.

Digital marketing business research for MSMEs aims to compete in this


pandemic era using qualitative methods with a descriptive analytical
approach. The purpose of the study was to find out how the elements,
techniques, activities and processes of SMEs in using digital marketing to
compete in the pandemic era.

The results of the study show that a few MSMEs use digital marketing
(15.08%) so that their business is helped to increase business sales and
requires an understanding of digital marketing. Based on research, MSMEs
that use digital marketing are able to increase their business & maintain their
business without relying on conventional stores.

Keywords : covid-19, MSMEs, digital marketing, business, research


A. PENDAHULUAN
Warga Indonesia mendapatkan kejutan pada tanggal 3 Maret 2020.
Dikarenakan, covid-19 menjadi masa suram yang mesti dihadapi bahkan
sampai pergantian tahun. Pandemi ini mengubah begitu banyaknya
kehidupan di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Pada era pandemi
covid-19 ini banyaknya penerapan kebijakan yang seolah berbenturan
dengan kepentingan ekonomi.
Terkait pandemi covid-19, Pemerintah mengeluarkan PP No. 21 Tahun 2020
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan guna membatasi
pergerakan warga dan barang yang mewajibkan warga jika tidak ada
keperluan mendesak diharapkan untuk berdiam diri dirumah (Hardilawati,
2020). Langkah selanjutnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM atau
Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Salah satu warga yang sangat
merasakan dampak dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Lambatnya pertumbuhan ekonomi, rasa takut keluar rumah, Pemutusan
Tenaga Kerja (PHK), serta menurunnya daya beli masyarakat menengah ke
bawah membuat pelaku UMKM kesusahan mendapat pembeli. Asosiasi
Business Development Service Indonesia (ABDSI) melakukan survey
terhadap 6.000 UMKM di seluruh Indonesia pada bulan April s.d Mei 2020,
sebanyak 36,7% UMKM tidak ada penjualan, 26,6% penjualannya turun lebih
dari 60% selama pandemi. Seharusnya ada usaha yang bijak di tengah
pandemi agar UMKM tetap bisa menjual produk usahanya dan mendapatkan
keuntungan. Salah satu usaha di era pandemic yaitu digital marketing yang
menjadikan pelaku UMKM dapat memasarkan produk usahanya tanpa
terkendala peraturan-peraturan selama pandemi.
Pertanyaannya adalah kenapa harus digital marketing? Menurut data dari
Facebook; 74% pengguna internet di Indonesia menggunakan smartphone.
Hal ini berimbas kepada tren pemasaran jauh sebelum pandemi, apalagi tren
pemasaran sebenarnya sudah berpindah dari transaksi kovensional menjadi
transaksi digital dengan bertambahnya fitur uang non tunai di marketplace
contohnya Gopay atau lahirnya aplikasi khusus seperti Dana, Sakuku,
Shopeepay, OVO dan sejenisnya.
Kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui media digital secara online
dengan menggunakan berbagai sarana misalnya jejaring sosial disebut
Digital Marketing. Dunia maya sekarang tidak lagi hanya bisa
menghubungkan orang dengan perangkat, namun juga orang dengan orang
lain di seluruh penjuru dunia (Mustika, 2019). Digital Marketing biasanya
terdiri atas pemasaran interaktif dan terpadu untuk mempermudah interaksi
antara produsen, perantara pasar atau distributor dan calon konsumen.
Di satu sisi, Digital Marketing ialah mempermudah pebisnis untuk memantau
dan menyediakan segala keinginan dan kebutuhan calon konsumen, di sisi
lain calon konsumen juga bisa mencari dan mendapatkan informasi dari
produk yang diinginkan hanya dengan cara mencarinya di dunia maya
sehingga mampu memudahkan proses pencarian tanpa harus keluar rumah.
Digital Marketing mampu menjangkau semua warga dimanapun mereka
berada tanpa terhalang batasan geografis maupun waktu, bahkan di era
pandemi Covid-19 ini berlangsung. Kebutuhan warga dapat dipenuhi tanpa
harus khawatir bersosialisasi dengan orang lain secara langsung.
Bagaimana halnya Digital Marketing dengan pelaku UMKM di Indonesia?
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan McKinsey, sekitar 30% usaha di
Indonesia yang memakai instrumen digital dalam mengembangkan
usahanya. Merujuk pada hal tersebut, disimpulkan bahwa potensi digital
marketing di Indonesia masih amat besar (Sulaksono, 2020). Sementara itu
kita tahu, UMKM mempunyai fungsi penting dalam menggerakkan roda
perekonomian Indonesia terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan
pemberdayaan industri rumahan untuk menghasilkan pendapatan sehari-
hari.
UMKM menjadi tempat yang baik bagi penciptaan lapangan kerja yang
produktif. UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak
membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian
(keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta
teknologi yang digunakan cenderung sederhana (Ananda dan Susilowati,
2019).
Jumlah unit usaha UMKM 99,9% dari total unit usaha atau 62,9 juta unit dari
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tahun
2018. Daya serap UMKM 97% dari total penyerapan tenaga kerja, 89%
diantaranya ada pada sector mikro, dan dapat menyumbang 60% terhadap
produk domestik bruto (Awali, 2020). Keberadaan UMKM diharapkan dapat
memacu perekonomian di tengah macetnya ekonomi yang terjadi karena
dampak pandemi Covid-19.
Pemanfaatan digital marketing memberikan impian baru bagi para pelaku
UMKM untuk bertahan di tengah pandemi dan berkembang menjadi inti
kekuatan ekonomi karena era digital memang tak dapat dihindari.
Pengembangan media promosi berbasis online dengan membawakan layanan
pembelian berbasis aplikasi. Penggunaan aplikasi memberikan harapan
untuk memperluas jangkauan pasar dan menjadi media penting untuk
berkomunikasi dengan pelanggan seperti pada masa pandemi Covid-19 yang
interaksi dengan pelanggan menjadi terbatas (Narto dan HM, 2020).
Perkembangan teknologi digital membolehkan para pelaku UMKM untuk
memasarkan usaha produknya secara online dan melakukan transaksi jual
beli melewati system perbankan secara online pula. Tentunya mempermudah
transaksi jual beli di tengah kebijakan pada masa pandemic yang membatasi
kontak fisik secara langsung antar penjual dan pembeli.
Wadah digital marketing yang paling gampang untuk difungsikan saat ini
adalah media sosial. Fungsi media sosial ini untuk pemasaran online lebih
mudah dipelajari daripada pembuatan situs yang membutuhkan keahlian
khusus. Hal ini dapat menjadi stimulant perkembangan kewirausahawanan
dan keberlangsungan UMKM. Selain tidak perlunya keahlian khusus dalam
melakukan inisiasi awal dan biaya yang murah, media sosial dianggap
mampu berinteraksi secara langsung dengan calon pembeli (engagement).
Oleh sebab itu, tidak diragukan jika salah satu usaha pelaku UMKM untuk
menghalangi efek domino pandemi covid-19 saat ini lebih memfokuskan
pada pemanfaatan media sosial disbanding dengan pengembangan suatu
situs. Data yang didapat dari We Are Social, sebuah agensi digital marketing
di Amerika, menyebutkan bahwa 5 besar media sosial yang paling banyak
dipakai di Indonesia per bulan Januari 2021 adalah Youtube (93,8%),
Whatssap (87,7%), Instagram (86,6%), Facebook (85,5%) dan Twitter
(63,6%). Jadi, memanfaatkan media sosial sebagai usaha untuk bersaing di
era pandemic perlu digeluti oleh pelaku UMKM.

Gambar 1. Media Sosial Terlaris di Indonesia per Januari 2021


Sumber : wearesocial.com (2021)

Sri Widowati, Country Head Facebook Indonesia, menjelaskan bahwa


pengguna Facebook di Indonesia membuka halaman Facebook milik mereka
rata-rata 80 kali sehari. Ia juga menyampaikan data bahwa sebanyak 45%
pemakai internet di Indonesia lebih gemar berbelanja secara online
(Purwana et al., 2017). Angka ini diperkirakan akan lanjut meningkat selaku
dengan pertumbuhan pemakai internet di Indonesia setiap tahunnya. Hal ini
jelas mencerminkan tingkah laku warga Indonesia yang semakin mengarah
ke gaya hidup digital.
Gambar di atas merupakan temuan 2021 mengenai kecenderungan warga
Indonesia dalam pemakaian jejaring sosial. Januari 2019 pemakai internet di
Indonesia telah mencapai 56% dari total masyarakat Indonesia, menghadapi
kenaikan dari bulan Februari 2018 sebanyak 143,26 juta jiwa atau setara
54,7% masyarakat di Indonesia telah terjangkau internet (Maulidasari dan
Damrus, 2020). Selanjutnya adalah gambaran mengenai aktivitas belanja
online yang dilakukan oleh warga Indonesia pada tahun 2019.
Gambar 2. Kegiatan E-Commerce di Indonesia 2019
Sumber : wearesocial.com (2019)

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa hingga Januari 2019, sebanyak 93%
pemakai internet dari Indonesa melakukan pencarian barang ataupun jasa
melalui online, 90% pemakai mengunjungi toko online melalui bermacam-
macam perangkat (laptop dan smartphone), 76% pemakai melakukan
transaksi online melalui perangkat smartphone dan 37% pemakai melakukan
transaksi melalui PC atau laptop. Penjelasan gambar di atas memperlihatkan
bahwa potensi belanja online berkembang cukup signifikan di Indonesia dan
tentunya wajib distabilkan dengan pemasaran secara digital pula oleh pelaku
UMKM.
Sayang sekali, peluang ini tidak diikuti oleh perubahan perspektif
kebanyakan pelaku UMKM dan individu yang termasuk dalam dunia digital
marketing. Meskipun perusahaan besar, kecil ataupun individu kini sudah
mulai memakai digital marketing dan media sosial sebagai salah satu alat
memasarkan atau mendekatkan diri kepada konsumen, tetapi di lapangan
jumlahnya masih amat terbatas. Pemanfaatan promosi melalui digital
marketing masih belum maksimal jika dianalogikan dengan pertumbuhan
jumlah pemakai internet yang drastis.
Merujuk pada hal di atas, bahwa saat ini UMKM wajib dengan benar dapat
memanfaatkan internet sebagai wadah dari usaha promosi maupun branding
produk yang ditegaskan oleh Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga.
Puspayoga pun meyakini bahwa pemakaian internet dapat meningkatkan
penjualan produk, untuk lebih lanjutnya dapat diikuti dengan peningkatan
produktivitas dan produksi. Tantangan kualitas produk yang dipasarkan dan
kontuinitas, pelaku UMKM dapat dihadapi dengan baik akan membuatnya
cepat berkembang serta sukses.
Kenyataannya, para pelaku UMKM terkendala minimnya pengetahuan
mereka terhadap electronic commerce (e-commerce) dan digital marketing.
Potensi pemanfaatan digital marketing ini terutama di era pandemic covid-19
mewajibkan masyarakat untuk mempelajari teknologi, oleh sebab itu
memerlukan sosialisasi dan pelatihan pemakaian teknologi informasi dan
komunikasi ini agar laju perekonomian bisa terus berjalan menghadapi
apapun situasinya termasuk pandemi Covid-19.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana pelaku UMKM memakai digital marketing sebagai usaha
untuk bersaing di tengah masa pandemi covid-19. Maka peneliti menentukan
judul penelitian : “Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) di Masa Pandemi Covid-19”.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pandemi Covid-19 meninggalkan beberapa efek negatif pada pertumbuhan
ekonomi dan bisnis di Indonesia. Para pelaku UMKM adalah salah satu
contoh pelaku bisnis yang terkena dampak dari pandemi Covid-19.
Berkurangnya pendapatan bagi para pelaku UMKM sudah tidak dapat
terelakkan lagi semenjak adanya beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh
pemerintah setempat untuk mengurangi penularan dan penyebaran kasus
Covid-19. Fokus utama peneliti disini adalah bagaimana para pelaku UMKM
dapat bertahan di tengah pandemi ini dengan cara menggunakan teknologi
sebagai wadah untuk melakukan pemasaran secara digital guna
meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM.

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga sehingga secara
teoritis format penelitan kualitatif berbeda dengan format penelitian
kuantitatif. Perbedaan tersebut berada di kesulitan dalam membuat desain
penelitian kualitatif, karena pada biasanya penelitian kualitatif yang tak
berpola.
Penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan orang yang diteliti. Penelitian
kualitatif berhubungan dengan ide, pemikiran, kepercayaan atau pendapat
orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
Teknik sampling yang dipakai oleh peneliti yaitu purposive sample. Purposive
sample yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2009:85). Selanjutnya menurut Arikunto (2010)) dalam
pemilihan sampel dengan cara purposive pada suatu penelitian akan
bertumpu pada syarat-syarat yang mesti dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel mesti didasarkan atas karakteristik, sifat-sifat,
atau ciri-ciri tertentu yang merupakan karakteristik pokok populasi.
2. Subjek yang akan diambil sebagai sampel wajib subjek yang paling
banyak memenuhi karakteristik yang terdapat pada populasi (key
subjects).
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan baik di dalam
studi pendahuluan.
Suatu cara pemilihan sejumlah hal dari populasi untuk menjadi anggota
sampel disebut Purposive sampling, dimana pemilihan dilakukan berdasarkan
keputusan kepada populasi yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memakai usaha digital marketing sebagai contohnya memakai sosial
media seperti youtube, instagram, facebook, twitter dan lain-lainnya,
menggunakan aplikasi chatting seperti whatsapp, line, telegram, serta
memakai website secara pribadi dan marketplace.
2. Pelaku UMKM bersedia menjadi subyek penelitian.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Perkembangan teknologi membuat para pelaku UMKM harus menyesuaikan
diri terutama dalam proses digital marketing. Pemasaran melalui digital
marketing memudahkan para pelaku UMKM agar dapat menarik dan
berkomunikasi secara langsung dengan pembeli.
Subyek dalam penelitian terdiri dari berbagai kategori industri antara lain
makanan dan minuman, fashion, ritel, dan industri kreatif. Para UMKM
menjelaskan bahwa pemakaian teknologi membuat dirinya merasa tertolong
terutama saat ini seluruh pembeli aktif di media sosial dan pembeli saat ini
cenderung lebih memilih berbelanja online.

No NAMA USAHA JENIS USAHA


.
1. Visval Store Tas
2. Boboko Snack Makanan
3. KIMOFOOD Makanan dan minuman
4. Zilia Makanan
5. Warung Nasi Alhamdulillah Makanan
5. Sedap Malam Makanan
6. Ayam dan Ikan Bakar Bude Solo Makanan
7. Kreasi Vildea Handicraft
8. Kios Subang Jasa
9. Prima Tailor Fashion (Pakaian)
10. Toko jamu / Obat-obatan Ramdan Jaya Perdagangan
11. Moonwalf Clothing Line Fashion (Pakaian)
12. Liezma Beauty Care Jasa
Tabel 1 : Data Subyek Penelitian
Sumber : Data diolah (2019)

Dilihat dari tabel di atas, para pelaku UMKM memakai media sosial sebagai
wadah untuk memberikan informasi produk dan berkomunikasi dengan
pembeli, dari 12 pelaku UMKM hanya 7 yang menggunakan social chatting
dalam berkomunikasi dan memberikan informasi kepada pembeli dan 4
pelaku UMKM memakai marketplace seperti tokopedia, shopee, lazada, serta
platform lainnya seperti ketersediaan produk di aplikasi Grab-food dan
memakai youtube sebagai wadah pemasaran oleh para pelaku UMKM.
Digital Marketing Platform
14
12
10
8
6
4
2
0
Social Social Marketplace Lainnya
Gambar 3. Digital Marketing Platform
Sumber : Data Diolah (2019)

Adapun aplikasi chatting yang sering dipakai oleh para pelaku UMKM yaitu
Line, Whatsapp, dan Telegram, ketiga platform tersebut merupakan selalu
dipakai oleh pembeli selain mudah dipakai, para pelaku UMKM juga dapat
membuat grup chat khusus dan mengirimkan foto katalog produk usahanya
untuk pelanggan setianya.
Beberapa pelaku UMKM bekerja sama dengan marketplace untuk menjual
produk mereka ke seluruh Indonesia, beberapa pembeli memanfaatkan
platform marketplace besar di Indonesia yaitu Tokopedia dan Shopee, selain
mudah dipakai marketplace tersebut membuat para pelaku UMKM
mendapatkan rasa aman dalam melakukan transaksi dikarenakan
marketplace tersebut akan mentransfer uang yang perlu dibayar dari
pembeli ketika produk mereka telah datang ke tangan pembeli.
Para pelaku UMKM setuju bahwa pemasaran melalui sarana digital membuat
penghematan biaya, meningkatkan komunikasi dengan pembeli dan
memberikan rasa aman dan nyaman. Dengan adanya fasilitas internet yang
membuat para pelaku UMKM dapat hemat biaya dalam pemasaran
produknya karena bisa memanfaatkan periklanan digital di media sosial.
Beberapa pelaku UMKM menjelaskan bahwa dengan memasarkan produknya
melalui digital membuat penjualan mereka semakin meningkat, hal ini
dikarenakan oleh kemudahan pembeli dalam mencari informasi
perusahaan/jasa dan memesan produk. Hal ini juga didukung oleh penelitian
dari Selitto (2004) bahwa pemakaian internet marketing dapat
meningkatkan penjualan meskipun di daerah yang sangat terpencil
sekalipun.

Subyek Nomor Kenaikan Penjualan


1 80%
2 40%
3 60%
4 40%
5 30%
6 70%
7 80%
8 100%
9 40%
10 40%
11 60%
12 40%
Tabel 2 : Kenaikan Penjualan (%)
Sumber : Data Diolah (2019)

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa para pelaku UMKM mengalami
kenaikan penjualan karena pembeli mudah untuk mencari segala informasi
melalui harga produk, menu produk, promo produk dan lain sebagainya serta
berkomunikasi secara langsung dengan penjual.

E. KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia
berdampak negatif pada roda perekonomian terutama UMKM. Pelaku UMKM
yang paling merasakan efek langsung berupa penurunan penghasilan dari
penjualan dikarenakan adanya peraturan pemerintah dan kebijakan-
kebijakan yang menghimbau warga Indonesia untuk berdiam diri di rumah
sehingga cukup banyak UMKM yang harus berhenti berjualan untuk
sementara waktu.
Oleh karena itu, para pelaku UMKM wajib mempunyai strategi untuk
bertahan di situasi pandemi ini dan diharuskan untuk dapat menyesuaikan
diri terhadap situasi yang terjadi sekarang. Ada beberapa strategi bertahan
yang direkomendasikan yang dapat dilakukan para pelaku UMKM untuk
dapat mempertahankan bisnis/perusahaannya, salah satunya dengan digital
marketing.
Berfokus pada pengenalan, pemahaman, serta pemakaian teknologi digital
bagi pelaku UMKM di era revolusi industry 4.0 ini. Untuk menggali potensi
dari UMKM mengenai pemakaian teknologi digital dalam melakukan kegiatan
promosinya. Potensi tersebut bisa dimaksimalkan apabila pengetahuan dan
pembekalan bagi para UMKM untuk membangun usahanya dari awal hingga
diharapkan mereka sukses menjalankan usahanya di kemudian waktu. Inilah
salah satu cara untuk memulihkan roda perekonomian Indonesia yaitu
dengan membangkitkan kembali UMKM di Indonesia dengan berbagai
kebijakan serta bantuan yang dapat mensukseskan kegiatan bisnis UMKM.

F. REKOMENDASI
Pelaku UKM dapat mengambil strategi bertahan yang sudah diharapkan dan
dipaparkan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
bisnis/usaha di era pandemi ini ataupun di masa yang akan datang,
dikarenakan pelaku UMKM yang dapat bertahan adalah pelaku UMKM yang
responsif terhadap perubahan lingkungan sekitarnya dan mampu
menyesuaikan diri dengan baik dari segi produk, sistem pemasaran dan
penjualan maupun penggunaan teknologi yang mendukung bisnis/usaha.
Pemerintah yang memiliki wewenang diharapkan terus memberikan
sosialisasi atau pelatihan kepada para pelaku UMKM sehingga membentuk
jaringan komunasi bagi UMKM yang mudah dipantau dan memiliki
keterampilan UMKM yang semakin meningkat. Peneliti berikutnya dapat
memperluas penelitian yang dilakukan dan melihat efektifitas strategi atau
usaha bertahan yang sudah diteliti terhadap UMKM.

G. DAFTAR PUSTAKA
Apriadi, D., dan Saputra, A. Y. 2017. E-Commerce Berbasis Marketplace dalam
Upaya Mempersingkat Distribusi Penjualan. Jurnal RESTI (Rekayasa
Sistem dan Teknologi Informasi), 1(2), 131-136.
Aryanto, A. 2020. Di Tengah Covid-19 Pemasaran Online dan Digital
Marketing jadi Pilihan. Wartal Ekonomi.
Delloitte Access Economics. 2015. UKM Pemicu Kemajuan Indonesia
Instrumen Pertumbuhan Nusantara.
Hardilawati, W. L. 2020. Strategi Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19.
Jurnal Akuntansi dan Ekonomika Vol.10, No. 1 Juni 2020. Diakses 26
November 2021.
Hendrawan, A. 2019. Pengaruh Marketing Digital terhadap Kinerja Penjualan
Produk UMKM. Jurnal Administrasi dan Kesekretarisan, 4(1), 50-61.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2013.
Kemkominfo : Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 Juta.
Mokhtar, N. F. 2015. Internet Marketing Adoption by Small Business
Enterprises in Malaysia.
Moloeng, L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Nugraheni, A. P., Pramudyastuti, O. L., dan Sunaningsih, S. N. 2020. Strategy of
SMEs in The Covid-19 Pandemic Period. Jurnal Akuntansi dan
Perpajakan Jayakarta, 2(1), 45-52.
Pradiani, T. 2017. Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing terhadap
Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Jurnal Ilmiah
Bisnis dan Ekonomi Asia, 11(2) , 46-53.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D).
Taiminen, H.M., dan Karjaluoto, H. 2015. The usage of digital marketing
channels in SMEs. Journal of Small Business and Enterprise
Development.
we are social. 2017. Digital in 2017 : Global Overview.

Anda mungkin juga menyukai