ABSTRACT
For the development of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), the
Covid-19 pandemic has had a big impact. SMEs must find a wise business to
survive. One of the efforts is digital marketing which helps MSME players to
market their product businesses without being constrained by regulations
during the pandemic.
The results of the study show that a few MSMEs use digital marketing
(15.08%) so that their business is helped to increase business sales and
requires an understanding of digital marketing. Based on research, MSMEs
that use digital marketing are able to increase their business & maintain their
business without relying on conventional stores.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa hingga Januari 2019, sebanyak 93%
pemakai internet dari Indonesa melakukan pencarian barang ataupun jasa
melalui online, 90% pemakai mengunjungi toko online melalui bermacam-
macam perangkat (laptop dan smartphone), 76% pemakai melakukan
transaksi online melalui perangkat smartphone dan 37% pemakai melakukan
transaksi melalui PC atau laptop. Penjelasan gambar di atas memperlihatkan
bahwa potensi belanja online berkembang cukup signifikan di Indonesia dan
tentunya wajib distabilkan dengan pemasaran secara digital pula oleh pelaku
UMKM.
Sayang sekali, peluang ini tidak diikuti oleh perubahan perspektif
kebanyakan pelaku UMKM dan individu yang termasuk dalam dunia digital
marketing. Meskipun perusahaan besar, kecil ataupun individu kini sudah
mulai memakai digital marketing dan media sosial sebagai salah satu alat
memasarkan atau mendekatkan diri kepada konsumen, tetapi di lapangan
jumlahnya masih amat terbatas. Pemanfaatan promosi melalui digital
marketing masih belum maksimal jika dianalogikan dengan pertumbuhan
jumlah pemakai internet yang drastis.
Merujuk pada hal di atas, bahwa saat ini UMKM wajib dengan benar dapat
memanfaatkan internet sebagai wadah dari usaha promosi maupun branding
produk yang ditegaskan oleh Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga.
Puspayoga pun meyakini bahwa pemakaian internet dapat meningkatkan
penjualan produk, untuk lebih lanjutnya dapat diikuti dengan peningkatan
produktivitas dan produksi. Tantangan kualitas produk yang dipasarkan dan
kontuinitas, pelaku UMKM dapat dihadapi dengan baik akan membuatnya
cepat berkembang serta sukses.
Kenyataannya, para pelaku UMKM terkendala minimnya pengetahuan
mereka terhadap electronic commerce (e-commerce) dan digital marketing.
Potensi pemanfaatan digital marketing ini terutama di era pandemic covid-19
mewajibkan masyarakat untuk mempelajari teknologi, oleh sebab itu
memerlukan sosialisasi dan pelatihan pemakaian teknologi informasi dan
komunikasi ini agar laju perekonomian bisa terus berjalan menghadapi
apapun situasinya termasuk pandemi Covid-19.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana pelaku UMKM memakai digital marketing sebagai usaha
untuk bersaing di tengah masa pandemi covid-19. Maka peneliti menentukan
judul penelitian : “Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) di Masa Pandemi Covid-19”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pandemi Covid-19 meninggalkan beberapa efek negatif pada pertumbuhan
ekonomi dan bisnis di Indonesia. Para pelaku UMKM adalah salah satu
contoh pelaku bisnis yang terkena dampak dari pandemi Covid-19.
Berkurangnya pendapatan bagi para pelaku UMKM sudah tidak dapat
terelakkan lagi semenjak adanya beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh
pemerintah setempat untuk mengurangi penularan dan penyebaran kasus
Covid-19. Fokus utama peneliti disini adalah bagaimana para pelaku UMKM
dapat bertahan di tengah pandemi ini dengan cara menggunakan teknologi
sebagai wadah untuk melakukan pemasaran secara digital guna
meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga sehingga secara
teoritis format penelitan kualitatif berbeda dengan format penelitian
kuantitatif. Perbedaan tersebut berada di kesulitan dalam membuat desain
penelitian kualitatif, karena pada biasanya penelitian kualitatif yang tak
berpola.
Penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan orang yang diteliti. Penelitian
kualitatif berhubungan dengan ide, pemikiran, kepercayaan atau pendapat
orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
Teknik sampling yang dipakai oleh peneliti yaitu purposive sample. Purposive
sample yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2009:85). Selanjutnya menurut Arikunto (2010)) dalam
pemilihan sampel dengan cara purposive pada suatu penelitian akan
bertumpu pada syarat-syarat yang mesti dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel mesti didasarkan atas karakteristik, sifat-sifat,
atau ciri-ciri tertentu yang merupakan karakteristik pokok populasi.
2. Subjek yang akan diambil sebagai sampel wajib subjek yang paling
banyak memenuhi karakteristik yang terdapat pada populasi (key
subjects).
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan baik di dalam
studi pendahuluan.
Suatu cara pemilihan sejumlah hal dari populasi untuk menjadi anggota
sampel disebut Purposive sampling, dimana pemilihan dilakukan berdasarkan
keputusan kepada populasi yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memakai usaha digital marketing sebagai contohnya memakai sosial
media seperti youtube, instagram, facebook, twitter dan lain-lainnya,
menggunakan aplikasi chatting seperti whatsapp, line, telegram, serta
memakai website secara pribadi dan marketplace.
2. Pelaku UMKM bersedia menjadi subyek penelitian.
Dilihat dari tabel di atas, para pelaku UMKM memakai media sosial sebagai
wadah untuk memberikan informasi produk dan berkomunikasi dengan
pembeli, dari 12 pelaku UMKM hanya 7 yang menggunakan social chatting
dalam berkomunikasi dan memberikan informasi kepada pembeli dan 4
pelaku UMKM memakai marketplace seperti tokopedia, shopee, lazada, serta
platform lainnya seperti ketersediaan produk di aplikasi Grab-food dan
memakai youtube sebagai wadah pemasaran oleh para pelaku UMKM.
Digital Marketing Platform
14
12
10
8
6
4
2
0
Social Social Marketplace Lainnya
Gambar 3. Digital Marketing Platform
Sumber : Data Diolah (2019)
Adapun aplikasi chatting yang sering dipakai oleh para pelaku UMKM yaitu
Line, Whatsapp, dan Telegram, ketiga platform tersebut merupakan selalu
dipakai oleh pembeli selain mudah dipakai, para pelaku UMKM juga dapat
membuat grup chat khusus dan mengirimkan foto katalog produk usahanya
untuk pelanggan setianya.
Beberapa pelaku UMKM bekerja sama dengan marketplace untuk menjual
produk mereka ke seluruh Indonesia, beberapa pembeli memanfaatkan
platform marketplace besar di Indonesia yaitu Tokopedia dan Shopee, selain
mudah dipakai marketplace tersebut membuat para pelaku UMKM
mendapatkan rasa aman dalam melakukan transaksi dikarenakan
marketplace tersebut akan mentransfer uang yang perlu dibayar dari
pembeli ketika produk mereka telah datang ke tangan pembeli.
Para pelaku UMKM setuju bahwa pemasaran melalui sarana digital membuat
penghematan biaya, meningkatkan komunikasi dengan pembeli dan
memberikan rasa aman dan nyaman. Dengan adanya fasilitas internet yang
membuat para pelaku UMKM dapat hemat biaya dalam pemasaran
produknya karena bisa memanfaatkan periklanan digital di media sosial.
Beberapa pelaku UMKM menjelaskan bahwa dengan memasarkan produknya
melalui digital membuat penjualan mereka semakin meningkat, hal ini
dikarenakan oleh kemudahan pembeli dalam mencari informasi
perusahaan/jasa dan memesan produk. Hal ini juga didukung oleh penelitian
dari Selitto (2004) bahwa pemakaian internet marketing dapat
meningkatkan penjualan meskipun di daerah yang sangat terpencil
sekalipun.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa para pelaku UMKM mengalami
kenaikan penjualan karena pembeli mudah untuk mencari segala informasi
melalui harga produk, menu produk, promo produk dan lain sebagainya serta
berkomunikasi secara langsung dengan penjual.
E. KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia
berdampak negatif pada roda perekonomian terutama UMKM. Pelaku UMKM
yang paling merasakan efek langsung berupa penurunan penghasilan dari
penjualan dikarenakan adanya peraturan pemerintah dan kebijakan-
kebijakan yang menghimbau warga Indonesia untuk berdiam diri di rumah
sehingga cukup banyak UMKM yang harus berhenti berjualan untuk
sementara waktu.
Oleh karena itu, para pelaku UMKM wajib mempunyai strategi untuk
bertahan di situasi pandemi ini dan diharuskan untuk dapat menyesuaikan
diri terhadap situasi yang terjadi sekarang. Ada beberapa strategi bertahan
yang direkomendasikan yang dapat dilakukan para pelaku UMKM untuk
dapat mempertahankan bisnis/perusahaannya, salah satunya dengan digital
marketing.
Berfokus pada pengenalan, pemahaman, serta pemakaian teknologi digital
bagi pelaku UMKM di era revolusi industry 4.0 ini. Untuk menggali potensi
dari UMKM mengenai pemakaian teknologi digital dalam melakukan kegiatan
promosinya. Potensi tersebut bisa dimaksimalkan apabila pengetahuan dan
pembekalan bagi para UMKM untuk membangun usahanya dari awal hingga
diharapkan mereka sukses menjalankan usahanya di kemudian waktu. Inilah
salah satu cara untuk memulihkan roda perekonomian Indonesia yaitu
dengan membangkitkan kembali UMKM di Indonesia dengan berbagai
kebijakan serta bantuan yang dapat mensukseskan kegiatan bisnis UMKM.
F. REKOMENDASI
Pelaku UKM dapat mengambil strategi bertahan yang sudah diharapkan dan
dipaparkan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
bisnis/usaha di era pandemi ini ataupun di masa yang akan datang,
dikarenakan pelaku UMKM yang dapat bertahan adalah pelaku UMKM yang
responsif terhadap perubahan lingkungan sekitarnya dan mampu
menyesuaikan diri dengan baik dari segi produk, sistem pemasaran dan
penjualan maupun penggunaan teknologi yang mendukung bisnis/usaha.
Pemerintah yang memiliki wewenang diharapkan terus memberikan
sosialisasi atau pelatihan kepada para pelaku UMKM sehingga membentuk
jaringan komunasi bagi UMKM yang mudah dipantau dan memiliki
keterampilan UMKM yang semakin meningkat. Peneliti berikutnya dapat
memperluas penelitian yang dilakukan dan melihat efektifitas strategi atau
usaha bertahan yang sudah diteliti terhadap UMKM.
G. DAFTAR PUSTAKA
Apriadi, D., dan Saputra, A. Y. 2017. E-Commerce Berbasis Marketplace dalam
Upaya Mempersingkat Distribusi Penjualan. Jurnal RESTI (Rekayasa
Sistem dan Teknologi Informasi), 1(2), 131-136.
Aryanto, A. 2020. Di Tengah Covid-19 Pemasaran Online dan Digital
Marketing jadi Pilihan. Wartal Ekonomi.
Delloitte Access Economics. 2015. UKM Pemicu Kemajuan Indonesia
Instrumen Pertumbuhan Nusantara.
Hardilawati, W. L. 2020. Strategi Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19.
Jurnal Akuntansi dan Ekonomika Vol.10, No. 1 Juni 2020. Diakses 26
November 2021.
Hendrawan, A. 2019. Pengaruh Marketing Digital terhadap Kinerja Penjualan
Produk UMKM. Jurnal Administrasi dan Kesekretarisan, 4(1), 50-61.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2013.
Kemkominfo : Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 Juta.
Mokhtar, N. F. 2015. Internet Marketing Adoption by Small Business
Enterprises in Malaysia.
Moloeng, L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Nugraheni, A. P., Pramudyastuti, O. L., dan Sunaningsih, S. N. 2020. Strategy of
SMEs in The Covid-19 Pandemic Period. Jurnal Akuntansi dan
Perpajakan Jayakarta, 2(1), 45-52.
Pradiani, T. 2017. Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing terhadap
Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Jurnal Ilmiah
Bisnis dan Ekonomi Asia, 11(2) , 46-53.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D).
Taiminen, H.M., dan Karjaluoto, H. 2015. The usage of digital marketing
channels in SMEs. Journal of Small Business and Enterprise
Development.
we are social. 2017. Digital in 2017 : Global Overview.