Anda di halaman 1dari 9

“TEKNOLOGI JARINGAN IRIGASI PERPOMPAAN DAN PERPIPAAN

DALAM PERADABAN PERTANIAN INDONESIA UNTUK


KESEJAHTERAAN PETANI”

Febriansyah

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik-Universitas Tadulako

ABSTRAK

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan dalam kehidupan bagi semua
makhluk hidup. Semakin meningkatnya kebutuhan air dalam rangka intensifikasi
dan perluasan areal pertanian, serta terbatasnya persediaan air untuk irigasi dan
keperluan-keperluan lainnya, terutama pada musim kemarau, maka penyaluran
dan pemakaian irigasi harus dilaksanakan secara lebih efisien dan efektif Untuk
meningkatkan hasil pertanian diperlukan teknologi terkait pendistribusian air yang
efektif di samping mengembangkan jenis atau mutu tanaman. Kehilangan air
irigasi yang umum terjadi pada suatu areal pertanian selama pemberian air yaitu
pada aliran permukaan terlebih pada saat musim kemarau dan juga masih banyak
daerah-daerah di Indonesia di dataran tinggi yang masih kesulitan sumber air yang
mana pada daerah seperti ini mereka banyak memiliki sumber air bersih di dataran
rendah.sehingga untuk lebih mempermudah masyarakat dalam mendapatkan air
bersih maka harus menemukan sebuah solusi yang bisa membantu masyarakat
dimana penerapaan Teknologi Jaringan Irigasi Perpipaan, sebagai upaya
mengatasi permasalahan air akibat dari penggunaan air yang tidak berimbang dan
mengantisipasi konflik apabila suatu saat terjadi kelangkaan air. Dan dengan
adanya teknologi ini juga bisa mengalirkan air dari dataran rendah ke dataran
tinggi untuk keperluan pertanian ataupun sumber air bersih bagi masyarakat.

-Kata Kunci : Irigasi perpiaan,Jaringan perpipaan.


PENDAHULUAN

Irigasi di Indonesia mulai dikembangkan semenjak indonesia tidak mampu lagi


mencapai swasembada beras. Awalnya irigasi itu sendiri diangap penting oleh
pemerintah umumnya dan petani sendiri khususnya. Semuanya hanya berpikiran
bahwa Indonesia ini adalah Negara yang kaya, makmur, subur serta segalanya
mudah sehingga pemikiran untuk jangka panjag tentang ketersediaan pangan pun
tak lagi dihiraukan. Pikiran awal petani Indonesia dulu hanyalah keberhasilan
panen, dan pemerintah hanya bangga karena saat itu mampu mencapai
swasembada beras tanpa harus repot mengupayakan ketersediaan air dilahan.

Memasuki keadaan seperti sekarang ini, petani mulai mengeluh tentang minimnya
ketersediaan air di lahan sawahnya khususnya petani-petani daerah jawa. Atas
keluhan tersebut berimbas pada kurangnya minat petani untuk menanam padi lagi.
Masalah besar pun jelas terjadi, ketersediaan beras sebagai makanan utama bangsa
Indonesia ini pun jadi mulai dikhawatirkan tidak tersedia. Mencapai swasembada
beras pun kini dirasa hanyalah mimpi, keberhasilan era orde baru dianggap
hanyalah masa lalu yang tak mungkin terulang lagi.

Jenis-jenis irigasi di Indonesia adalah :

1. Irigasi permukaan,Mengambil air dari sumber-sumber yang ada, lalu


membuat bangunan penangkapnya, kemudian mengalirkannya melalui
saluran primer dan sekunder ke petak-petak sawah.
2. Irigasi tambak,Mengatur tata air dari sumber irigasi yang sudah ada
melalui system drainase (menahan dan mengairi padi).
3. Irigasi air tanah,Mengambil air tanah kemudian memompa dan
mendistribusikannya ke petak-petak sawah.
4. Irigasi pompa,Diutamakan untuk areal persawahan di dataran tinggi.

fungsi irigasi yakni untuk memasok kebutuhan air pada tanaman,Menjamin


ketersediaan air di musim kemarau,Menurunkan suhu tanah dan Mengurangi
kerusakan tanah.
TINJAUAN PUSTAKA

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa
dan irigasi rawa. Irigasi juga berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air
yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

Sumber Irigasi Dalam praktek sehari-hari sumber air dalam irigasi dapat
digolongkan dalam tiga golongan yaitu :

• Mata air, merupakan air yang terdapat didalam tanah, seperti sumur, air
artesis, dan air tanah. Air tersebut banyak mengandung zat terlarut
sehingga mineral bahan makan tanaman sangat kurang dan pada umumnya
konstan.
• Air sungai, merupakan air yang terdapat diatas permukaan tanah. Air
banyak mengandung lumpur yang mengandung mineral sebagai bahan
makanan tanaman, sehingga sangat baik pemupukan dan juga suhunya
lebih rendah daripada suhu atmosfer.
• Air waduk, merupakan air yang terdapat di permukaan tanah, seperti pada
sungai. Tapi air waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat
terlarutnya sama banyaknya dengan air sungai. Air waduk disini dapat
dibedakan dua macam, yaitu waduk alami dan waduk buatan manusia.air
waduk juga dibedakan dalam dua macam, yaitu waduk multi purpose atau
waduk dengan keuntungan yang diperoleh lebih dari satu. Misalnya air
waduk selain untuk pertanian juga untuk perikanan, penanggulangan
banjir, pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga waduk yang
hanya digunakan untuk pertanian saja.

Saluran tertutup adalah saluran yang alirannya tidak dipengaruhi oleh tekanan
udara secara langsung kecuali oleh tekanan hydraulic. Pipa banyak digunakan
oleh perusahaan sebagai pendistribusian gas ,air minum dan minyak .di samping
itu penggunaan pipa juga dapat kita temui dalam pemenuhan air pada rumah
tangga. di samping harganya relatif murah pipa juga memiliki berbagai ukuran
dan bentuk penampang. Dari muali persegi sampai lingkaran yang sering kita
temui dengan berbagai macam material dalam pembuatannya. Perbedaan saluran
terbuka dengan saluran tertutup adalah pada saluran terbuka terdapat rongga
disalurannya yang tidak terisi air (terisi oleh udara). Sedangkan pada kondisi
saluran tertutup saluran tidak terisi oleh udara. Perbedaan yang lainnya adalah
saluran terbuka mempunyai kedalaman air (y), sedangkan pipa pada kedalaman
air tersebut ditransformasikan berupa (P/y). Oleh karena itu, konsep aliran pada
pipa harus terisi penuh dengan air. Adanya perbedaan tinggi tekanan dikedua
tempat menyebabkan air dapat mengalir sedangkan perbedaan elevasi muka air
dapat menimbulkan adanya tekanan pada pipa, hal ini juga dapat timbul akibat
penggunaan pompa, penggunaan pompa juga bertujuan untuk mengurangi faktor
gesekan air dengan dinding basah pipa yang timbul disepanjang saluran pipa .
(Sumber: Bambang Triatmodjo, Hidraulika)

Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya. Secara hierarki jaringan irigasi dibagi dalam
jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran
primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan
saluran yang berada dipetak tersier. Dalam irigasi air tanah, jaringan irigasi
berbentuk skema jaringan pipa dengan sistem saluran tertutup yang bercabang ke
berbagai arah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi areal layanan.

Irigasi perpipaan merupakan sebuah irigasi dengan pemanfaatan pipa menjadi


media pada distribusi/penyaluran irigasinya. Berdasarkan pengalirannya irigasi
pipa digolongkan menjadi dua, aliran pipa dengan tekanan dan airan pipa tanpa
adnya tekanan. Pada dasarnya hal ini sama seperti konsep saluran terbuka dan
tertutup, di mana saluran terbuka memiliki rongga udara didalam salurannya
sedangkan saluran tertutup tidak (Triatmojo 1996).

Efisiensi pada irigasi merupakan pemanfaatan air yang dipergunakan untuk


tanaman, areal irigasi diambil melalui sumber mata air atau dari sungai kemudian
dialiri melalui bendung. Efisiensi jaringan irigasi secara kuantitatif adalah
parameter yang sukar diukur. akan tetapi merupakan hal penting dan dapat
diasumsikan sebagai tambahan keperluan air irigasi pada bendung (Sudjarwadi
1987:39).

Air irigasi yang hilang terjadi pada tanaman padi biasanya disebabkan oleh

1. Evaporasi, rembesan, dan pengambilan air tanpa izin melaui saluran


primer, skunder dan tersier.
2. Pengambilan air irigasi yang berlebihan terjadi ketika pengoprasiannya
tidak efisien.

Efisiensi pada pemakaian air merupakan perbandingan antara jumlah air yang
sampai pada suatu inlet dengan air yang dibutuhkan tanaman untuk
evapotranspirasi. agar mendapatkan gambaran efisiensi irigasi secara menyeluruh
maka dibutuhkan gambaran secara menyeluruh dari gabungan saluran irigasi serta
drainase mulai dari bending (saluran irigasi primer, sekunder, tersier dan kuarter)
dan petak tersier dan jaringan drainase/irigasi dalam petak tersier.

Efesiensi pada distribusi irigasi dapat dipengaruhi oleh rembesan,Ukuran grup


intlet pada sistem di petak tersier dan Lama pemberian air di grup intlet
KONTEN DAN DISKUSI

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan dalam kehidupan bagi semua
makhluk hidup. Semakin meningkatnya kebutuhan air dalam rangka intensifikasi
dan perluasan areal pertanian, serta terbatasnya persediaan air untuk irigasi dan
keperluan-keperluan lainnya, terutama pada musim kemarau, maka penyaluran dan
pemakaian irigasi harus dilaksanakan secara lebih efisien dan efektif Untuk
meningkatkan hasil pertanian diperlukan teknologi terkait pendistribusian air yang
efektif di samping mengembangkan jenis atau mutu tanaman. Kehilangan air irigasi
yang umum terjadi pada suatu areal pertanian selama pemberian air yaitu pada
aliran permukaan. Ketersediaan air menjadi faktor penting bagi petani untuk
keberhasilan kembang tumbuh tanaman yang ditanam.Namun akan menjadi
kesulitan tersendiri ketika posisi tanah lebih tinggi dari sumber air atau aliran sungai
sehingga diperlukan teknik tersendiri untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.

Irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan usaha tanidalam
arti luas. Sejalan dengan era reformasi dan otonomi daerah, maka saat ini telah
ada pengaturan baru yang mengatur tentang irigasi, yaitu pengelolaan diserahkan
kepada petani. Namun demikian pemerintah tetap berkewajiban untuk membantu
petani terutama dalam bimbingan teknis dan keuangan sampai mampu
mengelolanya secara mandiri. Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian
air, baik secara alamiah ataupun buatan kepada tanah dengan tujuan untuk
memberi kelembaban yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.

Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

• Tujuan Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi tanah


berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga
dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan tanaman yang ada di tanah tersebut.
• Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan yang meliputi:
mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun,
mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan
muka air tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara
mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan lain
sebagainya.

Sesuai dengan definisi irigasinya, maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah
upaya rekayasa teknis untuk penyediaaan dan pengaturan air dalam menunjang
proses produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan serta
mendistribusikan secara teknis dan sistematis.

Dimana Salah satu misi Indonesia adalah bisa menjadi lumbung pangan. Terkait hal
itu, demi meningkatkan sekaligus mempermudah produksi pertanian, Kementerian
Pertanian (Kementan) melakukan optimalisasi irigasi.
Jenis irigasi yang saat dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan
perpipaan. Prinsip kerja Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan, dengan
mengambil air dari sumber (diverting), membawa atau mengalirkan air dari
sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada
tanaman (distributing), dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and
measuring),Dimana teknologi irigasi seperti ini biasa kita temukan di daerah-
daerah dataran tinggi.

Irigasi perpipaan merupakan sebuah irigasi dengan pemanfaatan pipa menjadi


media pada distribusi/penyaluran irigasinya. Berdasarkan pengalirannya irigasi
pipa digolongkan menjadi dua, aliran pipa dengan tekanan dan airan pipa tanpa
adnya tekanan. Pada dasarnya hal ini sama seperti konsep saluran terbuka dan
tertutup, di mana saluran terbuka memiliki rongga udara didalam salurannya
sedangkan saluran tertutup tidak (Triatmojo 1996)

Kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air.
Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu
karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.Dengan demikian lahan
pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang
umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi.

Teknologi Jaringan Irigasi Perpipaan, sebagai upaya mengatasi permasalahan air


akibat dari penggunaan air yang tidak berimbang dan mengantisipasi konflik
akibat kelangkaan air. Teknologi ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Air irigasi akan cepat sampai tujuan


2. Efisiensi akan lebih tinggi
3. Tidak mudah tercemar oleh keadaan sekitarnya
4. Volume pembagian air dapat diketahui
5. Pemasangan pipa dan bangunan pelengkapnya cukup sederhana dan
mudah.
6. Menghemat luasan tanah yang digunakan untuk jaringan

Teknologi Jaringan Irigasi perpipaan merupakan sistem irigasi yang


penyalurannya menggunakan bahan pipa sebagai sarana pendistribusian air yang
lebih efisien dan mampu meminimalkan potensi kehilangan air di sepanjang
saluran irigasi Keunggulan teknologi jaringan irigasi perpipaan antara lain; proses
pemasangan yang relatif mudah, perawatan yang sederhana, bahan baku mudah
diperoleh, dan meningkatkan efisiensi penyaluran. Kegiatan Irigasi Perpompaan
dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering
mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Output yang dapat dirasakan dari kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan
yakni tersedianya sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai
suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non
daerah irigasi (tail end).

Teknologi jaringan irigasi perpipaan telah diterapkan diberbagai wilayah di


Indonesia. Dengan kontur wilayah pegunungan dengan tingkat kemiringan lahan
yang tinggi, irigasi konvensional terbilang kurang efektif di wilayah seperti ini.
Contoh Salah satunya penerapannya diperuntukan kepada Kelompok Tani
(Kelota) Ternak Cimpu Raya, Desa Nepo, Kecamatan Mallusitas, Kabupaten
Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel). Terbukti, keberadaan irigasi tersebut telah
memberikan nilai tambah cukup tinggi terhadap hasil pertanian Kelota Ternak
Cimpu Raya berupa dua kali penanaman dalam setahun. Dan teknologi ini juga di
terapkan di Desa Lampok, Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat.
Sistem ini telah dirakit sejak tahun 2017 lalu dan mengalami perbaikan hingga
tahun 2019 ini. Dari jaringan tersebut dapat mengairi 30 hektare sawah dengan
panjang pipa mencapai 1200 meter.

Ide kreatif ini telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu yang setelah dianalisa
lebih lanjut, untuk mengalirkan air ke dataran yang lebih lebih tinggi harus dengan
elevansi atau titik tertinggi sekitar 6 meter dari titik permukaan air.Ini solusi yang
murah dan sangat bermanfaat, dengan adanya system ini bisa memangkas biaya
operasional dan bisa menjadi solusi bagi daerah lain yang memilikii masalah yang
sama.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

-Kesimpulan

Teknologi jaringan irigasi perpompaan dan perpipaan ini sangat di perlukan untuk
petani-petani di Indonesia karena banyak lahan pertanian di Indonesia kurang
memanfaatkan sumber air permukaan seperti sungai,karena beberapa faktor yakni
salah satunya jauhnya sumber mata air dengan lahan pertanian dan juga banyak
wilayah pertanian di Indonesia berada di dataran yang tinggi,sehingga dengan
adanya sistem irigasi perpipaan ini para petani tidak lagi bergantung pada sumber
air yang asalnya dari air hujan,namun dengan teknologi ini mereka akan lebih
mudah lagi mangakses air dari irigasi konvensional maupun waduk walaupun
jarak lahan meraka jauh terlebih pada lahan yang berada di dataran tinggi,dimana
ini akan otomatis berdampak langsung dengan kegiatan pertanian mereka dengan
lebih produktif lagi dan bisa membawa kesejahteraan bagi para petani. Dan sistem
ini juga tidak hanya berdampak pada pertanian namun juga pada kehidupan
masyarakat dimana daerah yang kesulitan air bersih mereka bisa mengakses
dengan teknologi jaringan irigasi perpipaan tersebut.

-Rekomendasi

Jika anggaran bisa disinergikan maka areal pertanian yang kering yang ada di
Indonesia akan dapat diairi dan jumlah tanamnya akan lebih banyak serta hasilnya
akan mensejahterakan warga.

Dimana pemerintah harus fokus dengan hal seperti ini karena hal ini adalah salah
satu faktor pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan
warga.
LITERATUR

1. Vol 10, No 1 (2015): Jurnal Irigasi “Rancang Bangun Sistem Otomatisasi


Irigasi Pipa Lahan Sawah Berbasis Tenaga Surya”.(Sudirman Sirait,
Satyanto K. Saptomo, Muhammad Yanuar J. Purwanto)
2. Vol 15, No 2 (2020): Jurnal Irigasi “Optimasi Jaringan Irigasi Perpipaan
Berdasarkan Karakteristik Hidraulis dan Biaya di Pertanian Lahan
Kering”.(Iman Muhardiono, Budi Kartiwa, Adang Hamdani, Nani
Heryani)
3. Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Irigasi “Kajian Kebutuhan Air dan
Produktivitas Air Padi Sawah dengan Sistem Pemberian Air Secara SRI
dan Konvensional Menggunakan Irigasi Pipa”.(Najla Anwar Fuadi,
Muhammad Yanuar J. Purwanto, Suria Darma Tarigan)
4. Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Irigasi “Peningkatan Efisiensi Aplikasi Air
pada Petakan Sawah dengan Penerapan Irigasi Evaporatif (Kajian
Teoritis)”. (Ardiansyah, Budi Indra Setiawan, Chusnul Arif, Satyanto
Krido Saptomo)
5. Vol 9, No 2 (2014): Jurnal Irigasi “Desain Jaringan Irigasi Pipa pada
Lahan Datar (Studi Kasus : Petak Tersier Pasir Salam 3 Kiri, Daerah
Irigasi Panulisan – Cilacap)”.(Dadan Rahmandani, Joko Triyono, Dadang
Ridwan)
6. Vol 8, No 2 (2013): Jurnal Irigasi “Kajian Rancangan Irigasi Pipa Sistem
Gravitasi”.(Wildan Herwindo, Dadan Rahmandani)
7. Vol 7, No 2 (2012): Jurnal Irigasi “Peningkatan Efisiensi dan Produksi
Pangan dengan Pembangunan Sistem Irigasi Pipa di Tingkat Tersier”.(M
Yanuar J Purwanto, Erizal Erizal, Nova Anika)
8. Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Irigasi “Efisiensi Sistem Irigasi Pipa untuk
Mengidentifikasi Tingkat Kelayakan Pemberian Air dalam Pengelolaan
Air Irigasi”.( Afri Fajar, Muhammad Yanuar J. Purwanto, Suria Darma
Tarigan)

Anda mungkin juga menyukai