Anda di halaman 1dari 10

“PERAN PENTING HIDROLOGI DALAM KESETERDIANNYA

SUMBER DAYA AIR BAGI AREA PERSAWAHAN DI KABUPATEN


PARIGI MOUTONG”

Febriansyah

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik-Universitas Tadulako

ABSTRAK

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan dalam kehidupan bagi
semua makhluk hidup. Dimana setiap tahun semakin meningkatnya kebutuhan air
dalam rangka intensifikasi dan perluasan areal pertanian,namun sering menjumpai
permasalahan dalam sirkulasi dan penyebarannya serta keberadaan sumber air,
dalam hal persawahan sumber air yang sering digunakan yakni air permukaan,
dimana sumber daya air yang dapat digunakan makin terbatas akibat dari makin
menurunnya kualitas lingkungan dan penurunan kualitas air akibat pencemaran.
Sehingga dalam rangka memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat untuk
berbagai keperluan salah satunya yakni persawahan, maka diperlukan suatu
perencanaan pengelolaan dan konservasi sumber daya air.

-Kata Kunci : Sumber daya air,DAS,Air permukaan


PENDAHULUAN

Pengertian hidrologi adalah Cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar


pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Ilmu hidrologi dikenal
sejak zaman 1608 M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan
pergerakan air dibumi. Dalam kajian hidrologi meliputih potamalog (aliran
permukaan), geohidroligi (air tanah), hidrometeorologi (air yang ada di udara dan
berwujud gas), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau, dan
waduk), kriologi (air berwujud padat seperti es dan salju). Orang yang
mempelajari hidrologi disebut dengan hidrologist.

Siklus hidrologi adalah sirkulasi air tanpa henti dari atmosfer ke bumi dan
kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
transpirasi. Siklus hidrologi dapat juga berarti lebih sederhana yaitu peredaran air
dari laut ke atmosfer melalui penguapan, kemudian akan jatuh pada permukaan
bumi dalam bentuk hujan, yang mengalir didalam tanah dan diatas permukaan
tanah sebagai sungai yang menuju ke laut. Panasnya air laut didukung oleh sinar
matahari karna matahari merupakan kunci sukses dari siklus hidrologi sehingga
mampu berjalan secara terus menerus kemudian dalam terjadinya air
berevoporasi, lalu akan jatuh ke bumi sebagai prespitasi dengan bentuk salju,
gerimis atau atau kabut, hujan, hujan es dan salju, dan hujan batu.

Berbicara tentang hidrologi tidak lepas dari air permukaan, dimana sebagian
besar sumber air untuk pertanian khususnya persawahan berasal dari air
permukaan yakni sungai, Untuk tercapainya pembangunan nasional yang
berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam berupa pengelolaan
hutan/vegetasi, tanah dan air perlu memperhatikan kelestarian Daerah Aliran
Sungai. DAS merupakan bagian strategis untuk tercapainya upaya aktivitas
pembangunan, yaitu pembangunan yang berkelanjutan. Sasaran dan tujuan
fundamental perencanaan menyeluruh pengelolaan DAS adalah perbaikan
keadaan sosial-ekonomi stakeholders dengan tidak mengabaikan ketergantungan
daya dukung dan kualitas lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA

Hidrologi mempelajari siklus perjalanan air, mulai dari penguapan di


permukaan bumi sampai kembali lagi menjadi air yang menguap. Hidrologi
adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Di dalamnya
mencakup pergerakan, distribusi, dan kualitas air. Ilmu ini menjadi cabang dari
ilmu geografi dan telah dipelajari semenjak tahun 1608 masehi.

Hidrologi akan mengalami serangkaian proses. Proses ini akan berbeda tergatung
dari jenis siklusnya. Setidaknya ada enam proses dalam hidrologi.

Evaporasi. Proses ini adalah tahap penguapan air permukaan yang terjadi dari air
di sungai, danau, laut, atau di mana pun di bumi. Penguapan terjadi lantaran
menguap oleh teriknya paparan sinar matahari.

Transpirasi. Pada transpirasi, terjadi penguapan air dari tubuh makhluk hidup
terutama tumbuhan dan hewan. Cara kerjanya sama dengan evaporasi secara
umum, hanya yang membedakan yaitu sumber penguapannya.

Evapotranspirasi. Ini adalah gabungan evaporasi dan transpirasi. Pada tahap ini
menjadi sangat berpengaruh pada siklus hidrologi terkait jumlah air yang nantinya
terangkut.

Sublimasi. Dalam sublimasi terjadi perubahan molekul cair ke gas yang menuju
atmosfer. Kejadian ini terutama pada penguapan es di kutub atau gunung yang
tidak melalui proses pencairan.

Kondensasi. Dalam kondensasi, uap air yang menuju ke atas menjadi bentuk
partikel es. Partikel es lalu membentuk awan dan menjadi berwarna hitam jika
jumlahnya semakin banyak.

Presipitas. Di tahap presipitasi, partikel es di awan mencair karena suhu


meningkat. Lalu, terjadilah hujan dengan jatuhnya butiran air menuju permukaan
bumi. Pada hujan salju atau hujan es, presipitasi terjadi di suhu kurang dari 0
derajat Celcius.

1. Siklus pendek. Pada siklus pendek, air laut berubah menjadi uap karena
panas matahari. Kemudian, terjadi kondensasi membentuk awan dan turun
sebagai hujan di permukaan laut.
2. Siklus sedang. Siklus ini paling sering terjadi di daerah beriklim tropis. Air
laut akan menguap menjadi gas menuju atmosfer. Selanjutnya, uap
mengalami kondensasi dan mengumpul sebagai awan. Dari awan hitam,
partikel es mencair dan jatuh menjadi hujan di permukaan bumi. Airnya
lalu menuju sungai ke laut, dan proses siklus air dimulai kembali.
3. Siklus panjang. Dalam siklus panjang, terjadi penguapan pada air laut
menjadi gas akibat panas matahari. Uap air ini lalu melewati proses
kondensasi, membentuk awan dengan kristal es, kemudian jatuh ke bumi
dalam bentuk salju. Salju akan membentuk gletser yang mencair dan
menuju ke aliran sungai. Dari sungai, menuju laut dan proses siklus
dimulai lagi dari awal.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-punggung


gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh
punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke
sungai utama (Asdak, 1995). DAS termasuk suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan. (PP No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1).

Daerah aliran sungai ( Watershed) atau dalam skala luasan kecil disebut
Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit
atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan
mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus
mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk
atau ke laut.
KONTEN DAN DISKUSI

Air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat
berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang
terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alam berpindah-
pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu dan
lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa zat cair yang
mengalir di air permukaan, berada dalam tanah sebagai air tanah, berada di udara
sebagai air hujan dan bahkan berupa uap air.

Dalam Ensiklopedia Wikipedia (diakses 16 Maret 2015) dinyatakan bahwa air


menutupi permukaan bumi hampir 71% atau 1,4 triliun kilometer kubik yang
sebagian besar terdapat di laut (97,25%). Sisanya yaitu 2,75% berupa air tawar yang
tersebar berupa uap dan awan serta hujan di atmosfir (0,001%), salju dan lapisan es
di daerah kutub dan puncak-puncak gunung yang tinggi (2,063%), air permukaan
berupa sungai, danau, kolam, cekdam (0,027%), dan air dibawah permukaan tanah
(0,659%). Dari uraian tersebut diketahui bahwa volume air tawar yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan di darat persentasenya sangat kecil.
Oleh karena itu volume air di darat harus dikelola sebaik-baiknya sehingga
kemanfaatan terhadap kehidupan mahluk hidup secara umum dan terutama
terhadap manusia. Air dalam objek-objek tersebut di atas bergerak mengikuti suatu
siklus air yang lazim disebut siklus hidrologi (hydrologic cycle). Proses
berlangsungnya sangat sederhana yaitu dimulai dengan adanya energi matahari
menyinari bumi mengakibatkan penguapan dari permukaan air di bumi naik ke
atmosfir menjadi awan berubah menjadi hujan jatuh kembali ke permukaan bumi
sebagian mengalir diatas permukaan tanah (surface runoff), sebagian meresap
kedalam permukaan tanah (infiltrasi) dan mengalir di bawah permukaan tanah
(subsurface runoff) atau aliran dalam tanah (interflow) menuju ke laut. Para
hidrologiwan menyatakan bahwa ditinjau dari segi jumlah volume air (kuantitas)
yang jatuh ke bumi relatif tetap, tetapi yang berubah adalah pola penyebarannya
(distribusinya) menurut kondisi waktu dan tempat. Oleh karena itu banjir pada
musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau adalah fenomena alam yang
merupakan bagian dari siklus hidrologi dan hanyalah disebabkan salah pengelolaan
saja.

Pengelolaan sumber daya air harus dilakukan dengan memandang, menganggap air
dan sumber daya air dalam satu kesatuan wilayah sungai. Mengingat sumber daya
air adalah merupakan suatu aset yang mengalir artinya pengelolaan di daerah hulu
akan mempengaruhi daerah hilirnya. Maka, pendekatan pengelolaan dilakukan
secara terpadu dalam satu kesatuan wilayah sungai, atau yang dikenal dengan istilah
‘’one river, one plan, one management’’ (satu sungai, satu perencanaan, satu
kesatuan pengelolaan).

Kabupaten Parigi Moutong sebagai salah satu, penghasil beras terbesar di Sulawesi
Tengah (Realisasi produksi padi pada tahun 2020 mencapai 313.315 ton) tentunya
daerah ini juga memiliki lahan persawahan yang luas,sekitar kurang lebih 30.000
hektare yang tersebar di 23 kecamatan di Parigi Moutong. Yang tentunya areal
persawahan ini sangat membutuhkan sumber daya air yang cukup besar dan
konsisten untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Sebagian besar sumber
daya air di Parigi Moutong untuk persawahan berasal dari air permukaan yakni
sungai atau air hujan, dimana pengambilan air ini berasal dari Daerah Aliran Sungai
yang terdekat dari area persawahan.

Untuk tercapainya pembangunan nasional yang berkelanjutan dalam pengelolaan


sumber daya alam berupa pengelolaan hutan/vegetasi, tanah dan air perlu
memperhatikan kelestarian Daerah Aliran Sungai. DAS merupakan bagian strategis
untuk tercapainya upaya aktivitas pembangunan, yaitu pembangunan yang
berkelanjutan. Sasaran dan tujuan fundamental perencanaan menyeluruh
pengelolaan DAS adalah perbaikan keadaan sosial-ekonomi stakeholders dengan
tidak mengabaikan ketergantungan daya dukung dan kualitas lingkungan.
Ekosistem DAS dapat dimanfaatkan sebagai satu unit perencanaan dan evaluasi
yang sistematis, logis, dan rasional. DAS merupakan suatu satuan wilayah
pembangunan yang perlu ditata agar pemanfaatannya dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan. Kegiatan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan,
perikanan, peternakan, industri, pertambangan, pariwisata, dan pemukiman sangat
membutuhkan air, lahan, mineral yang berada dalam satu wilayah DAS.
Pengelolaan DAS pada dasarnya adalah rasionalisasi alokasi sumberdaya dan
manusia termasuk pencagaran sumberdaya yang dikelola sehingga selain dapat
diperoleh manfaat yang optimal juga dapat dijamin keterlanjutannya. Dengan kata
lain, pengelolaan DAS perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi,
kelembagaan dan sumber daya yang beroperasi di dalam dan di luar daerah aliran
sungai yang bersangkutan. Pengelolaan dan pemeliharaan DAS itu sendiri
merupakan hal yang sangat berkaitan. Pemeliharaan DAS adalah segala usaha yang
bertujuan untuk menjaga kelestarian fungsi DAS. Pemeliharaan tersebut meliputi
pemeliharaan Daerah Aliran Sungai itu sendiri dalam rangka perbaikan dan
pengaturan untuk kelestarian Daerah Aliran Sungai. Pemeliharaan DAS diperlukan
secara berkelanjutan, berskala dan berencana.

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke atas
permukaan tanah seefisien mungkin dengan pengaturan waktu aliran yang tepat
sehingga tidak terjadi banjir pada musim hujan dan tersedia cukup air pada musim
kemarau (Arsyad.2000). Konservasi air dapat dilakukan dengan meningkatkan
pemanfaatan komponen hidrologi berupa air permukaan dan air tanah serta
meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi (Subagyono, 2007). Teknologi
konservasi air dirancang untuk meningkatkan masuknya air kedalam tanah melalui
proses infiltrasi dan pengisian kantong-kantong air di daerah cekungan serta
mengurangi kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan menguap ke
atmosfir. Keuntungan yang diperoleh melalui strategi konservasi air yang diarahkan
untuk peningkatan cadangan air pada lapisan tanah dan disekitar zona perakaran
tanaman pada wilayah pertanian adalah: terwujudnya pengendalian aliran
permukaan, peningakatan infiltrasi dan pengurangan evaporasi. Untuk menjamin
terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang
kehidupan diperlukan pola pengelolaan sumber daya air yang didasarkan pada
prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya
air. Pola pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan wilayah sungai dengan
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah. Penerapan teknologi
konservasi air lebih efektif dan luwes dilakukan di wilayah hulu suatu DAS karena
wilayah tersebut merupakan daerah menerima, menampung dan mengalirkan air
lebih banyak dan lebih luas sehingga berpengaruh besar terhadap wilayah hilirnya.

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,


memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendaya gunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pola
pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Di alam, air
hanya dapat dikendalikan melalui wadah daerah tangkapan (catchment area) atau
Daerah Aliran Sungai. Oleh karena daerah ini mampu menerima air yang masuk
seberapapun, dan dapat menyimpannya, dan mengalirkannya ke laut. Aliran
permukaan merupakan komponen penting dalam konservasi air, sehingga tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan pengendalian dan pengelolaan aliran
permukaan dapat diformulasikan dalam strategi konservasi air (Arsyad, 2000).
Sehubungan dengan itu air hujan yang banyak jatuh wilayah hulu DAS diusahakan
sebanyak mungkin dapat meresap kedalam tanah melalui infiltrasi, ditahan
sebanyak-banyaknya didaerah cekungan atau lembah sehingga dapat digunakan
sebagai sumber air untuk pengairan pada musim kemarau. Memperbanyak tanaman
pepohonan di wilayah lindung akan membangun iklim mikro di sekitarnya dan
meningkatkan bahan organik sehingga akan meningkatkan simpanan air di
permukaan tanah (surface storage) dan mengurangi evaporasi karena
kelembabannya tinggi. Selain itu konservasi air dapat dilakukan melalui penutupan
permukaan tanah dengan mulsa dari sisa-sisa tanaman pada lahan pertanian atau
mengembangkan tanaman penutup tanah (cover crop).

Potensi air yang ada di DAS Parigi Moutong,dimanfaatkan untuk berbagai


keperluan, diantaranya untuk pemenuhan kebutuhan air domestik, perkotaan,
industri maupun irigasi. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhitungkan
pola tanam, awal tanam dan intensitas tanam yang akan dihitung dengan bantuan
program software (RIBASIM). Kebutuhan air irigasi tiap bulannya bervarisasi yang
ditentukan antara lain oleh:

a. masa pertumbuhan tanaman (padi);


b. intensitas tanam dan sistem golongan yang diterapkan di daerah irigasi;

c. kondisi iklim yang mempengaruhi besarnya evapotranspirasi tanaman;

d. efisiensi irigasi, yang diperkirakan sebesar 85%;dan

e. curah hujan

Oleh karena itu hidrologi sangat berperan penting dalam penyedian sumber daya
air.karena tanpa adanya data-data hidrologi maka petani tidak akan dapat
memberikan hasil panen yang maksimal,karena adanya data-data hidrologi justru
menambah manfaat yang akan di dapatkan oleh petani, karena mereka tidak perlu
lagi harus menunggu kapan musim hujan terjadi untuk memulai penanaman,dapat
mengatur pendiftribusian air melalui irigasi-irigasi yang sudah ada,dan juga bisa
mengetahui pontesi bencana banjir jika terjadi cuava exrem dan masih banyak lagi
manfaat yang di dapatkan melalui data hidrologi,
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

-Kesimpulan

Kebutuhan air semakin meningkat seiringan dengan pertambahan populasi


penduduk menyebabkan munculnya konflik kepentingan dalam pemanfaatannya.
Sehubungan dengan itu dibutuhkan pengaturan dan sistem pengelolaan yang tepat
guna sehingga dapat menghemat penggunaan air. Membangun sistem pengelolaan
air berdasarkan sumberdaya lebih fokus menentukan komponen-komponen yang
dibutuhkan mulai dari hulu sampai hilir sehingga konsep konservasi air dapat
dicapai dengan baik demi keberlanjutan kamanfaatannya (lestari).sehingga data
hidrologi sangat di butuhkan dalam perencanaan membuat sumber daya air untuk
pertanian

-Rekomendasi

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air disebutkan
bahwa dalam upaya konservasi sumber daya air di prioritaskan dengan upaya
vegetatif. Upaya vegetatif dikenal antara lain dengan istilah:

a. Reboisasi (penghutanan kembali); dan

b. Penghijauan dengan tanaman hutan atau nonhutan.

Jadi untuk menjaga DAS agar selalu memberikan sumber daya air yang konsisten
kita harus memperhijau di daerah-daerah DAS dengan menjaga kestabilan
ekosistem agar mengurangi dampak bencana alam yang terjadi.

Menjaga aliran sungai dan penunjang sumber daya air dengan melakukan
perawatan secara berkala,dan menhindarkan air sungai dari pencemaran zat-zat
kimia.
LITERATUR

1. Arsyad. S. 2000,Konservasi tanah dan air,IPB Press


2. Endang sukandar allis,288,Studi pengelolan daerah aliran sungai
sausu,Unhas
3. M.Kudeng Sallata, Konservasi dan pengelolaan sumber daya air,Balai
Penelitian kehutanan makassar
4. Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional Jilid Kesatu. PT.Citra Aditya
Bakhti. Bandung. ISBN: 979-414-833-4
5. https://parigimoutongkab.bps.go.id/subject/53/tanaman-pangan.html

Anda mungkin juga menyukai