Anda di halaman 1dari 1

Jangan sendirian

Bermula dari kejadian aneh yang menimpaku. Aku pun mulai trauma tentang yang namanya sendirian
di rumah. Begini ceritanya…

Saat itu aku pulang dari sekolahku , sesampai di rumah aku mengucapkan salam. Tapi tak ada
jawaban dari dalam, badan mulai terasa lelah ingin lekas istirahat. Aku mulai teriak-teriak untuk mencari
orang yang ada di rumah “ Bunda… Ayah … kaak… “. Tapi tak ada seorang pun yang menjawab, aku
mulai membuka hp untuk menelpon bundaku.
“ tuuut…tuuut…tuuut…” suara handphone, ternyata diangkat oleh bundaku “ Halo bunda,
bunda dimana ? kok aku panggil nggak dijawab ? “. Tanyaku di telepon “ iya nak maaf bunda ketiduran
di kamar atas, kamu langsung kesini aja”. Aku pun mulai menaiki tangga untuk menuju ke kamar atas.
Awalnya aku curiga,karena beberapa hal. Tapi langsung kutepis pikiran itu jauh-jauh. Mungkin, bunda
sedang bersih-bersih pikirku. Sesampai di depan pintu, aku langsung membuka pintu kamar, didalam
kamar depan cermin, bundaku sedang duduk menyisir rambut sambil bersenandung lagu Jawa / nyinden.
“ Bun aku udah pulang, kakak mana ? … “ . Aku bertanya pada bunda tak ada jawaban darinya “
Bun kok diam aja sih, Bunda sakit ? “ masih sama seperti sebelumnya. Hening sesaat, hingga pintu rumah
depan terbuka dan ada suara “ Nana, Bunda pulang ! “. Seketika aku terperanjat “loh… Bunda dibawah
berarti yang didepan cermin siapa ? “ aku bertanya-tanya, masih dalam kondisi yang bingung. Karena aku
sadar beberapa hal. Pertama, bunda tidak pernah memanggilku nak, tapi langsung memanggil namaku
atau penggantinya memanggil adek. Yang kedua, bunda tidak pernah tidur siang, kalau ingin tidur pasti
chat ke aku, kalau nanti pulang ke rumah langsung masuk aja, dan seabrek kejanggalan yang lainnya.
Perempuan didepan cermin yang kukira sebelumnya adalah ibuku. Tertawa dengan suara mengerikan, dia
berdiri dari kursinya, mengambang di atas tanah, dari cermin matanya melotot ke arahku, organ yang
sudah keluar dari tempatnya, wajah yang dipenuhi belatung. Ia memutar kepalanya seratu delapan puluh
derajat, badannya ikut memutar dan kelihatan dari cermin bahwa punggungya dipenuhi ulat, borok, dan
sudah BOLONG !!!.
“Aaaaarggh!!! Setaaaaan!!!”.
Tanpa berpikir panjang aku teriak dan langsung menuju bunda yang berada di bawah. “loh kamu
kenapa ? “ bunda bertanya dengan heran “ itu bun ada perempuan dikamar atas aku kira itu bunda, karena
mirip sekali. Tapi, setelah bunda datang, dia langsung menunjukkan wajahnya yang mengerikan “.
Kataku sambil terengah-engah “udah tenang bunda disini, lain kali kalau gak ada orang dirumah, kamu
kerumah nenek saja. Biar kamu ada temennya” ucap bundaku menenangkan.
Lepas kejadian itu aku tidak berani lagi di rumah kalau sendirian…
BASED TRUE STORY

Bekut_Mawon.

Anda mungkin juga menyukai