Anda di halaman 1dari 29

KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok 11

Mata Kuliah : Pengantar Sosiologi Komunikasi

Dosen Pengampu : Dr. Suheri Harahap, M.A

Disusun Oleh : Sem. III/IKOM 2

Nama :
Hanna Sajidah 0603202052
Jaya Reza Pranata 0603202048
Dwi Israfi Perangin-angin 0603202047

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UIN SUMATERA UATARA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadiratan Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penyusun bisa
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam ter curahkan bagi
Baginda Rasulullah SAW yang syafaatnya selalu kita nantikan kelak. Dengan
pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pendekatan
Sosiologis : Interaksi Sesama Muslim, Muslim dengan NonMuslim, dan Antar
Kelompoknya”. Pada isi makalah akan diuraikan penjelasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pendekatan sosiologis tentang interaksi antar umat beragama.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang
telah memberikan arahan pada tugas makalah ini.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun dari para pembaca sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Demikian kata pengantar
ini penyusun sampaikan. Terima kasih.

Wassalammualaikum wr.wb

Medan, 01 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................. 2

2.1 Definisi Komunikasi .......................................................................... 2


2.2 Definisi Perubahan Sosial .................................................................. 3
2.3 Faktor Penyebab Perubahan Sosial .................................................... 5
2.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ....................... 8
2.5 Bentuk-Bentuk dan Contoh Perubahan Sosial ................................. 13
2.6 Komunikasi dan Perubahan Sosial ................................................... 16
2.7 Teknik-Teknik Komunikasi dalam Perubahan Sosial ...................... 21

BAB III : PENUTUP ................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 25


3.2 Saran ................................................................................................. 25

Daftar Pustaka .............................................................................................. 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Anwar Arifin arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat
kaitannya dengan aktivitas manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku. Secara
umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua
belah pihak berkaitan. komunikasi penting guna menghindarkan diri dari
kesalahpahaman. Salah satu media yang bisa digunakan untuk komunikasi adalah
blog. Sedangkan Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang mengubah tata
kehidupan masyarakat yang berlangsung terus menerus karena sifat sosial yang
dinamis dan bisa terus berubah. Setiap insan manusia memiliki sifat dasar yang
selalu tidak puas, jadi wajar jika manusia terus berkembang dan melakukan banyak
perubahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari komunikasi?
2. Bagaimana definisi dari perubahan sosial?
3. Apa saja faktor penyebab dari perubahan sosial?
4. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat dari perubahan sosial?
5. Apa saja bentuk-bentuk dan contoh dari perubahan sosial?
6. Apa itu komunikasi dan perubahan sosial?
7. Apa saja teknik-teknik dari komunikasi dalam perubahan sosial?
1.3 Tujuan

Makalah ini disusun guna memahami definisi dari komunikasi dan perubahan
sosial, mengetahui faktor penyebab, faktor pendorong, dan faktor penghambat dari
perubahan sosial, mengetahui bentuk-bentuk serta contoh dari perubahan sosial,
serta mengetahui teknik-teknik komunikasi dalam perubahan sosial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi

Secara etimologis komunikasi, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin


communicatio atau communis yang berarti kesamaan makna tentang suatu hal.
Sehingga komunikasi diartikan sebagai proses sosial dari orang-orang yang terlibat
dalam hubungan sosial dan memiliki kesamaan makna mengenai sesuatu hal.
Sedangkan jika ditinjau dari sudut terminologis, komunikasi diartikan sebagai suatu
proses berbagi pesan melalui kegiatan penyampaian pesan dan penerimaan pesan
(simbol-simbol yang bermakna) baik secara verbal (lisan dan tulisan) maupun non
verbal (gerakan tubuh, wajah, dan mata), sehingga orang-orang yang berperan
sebagai pengirim dan penerima pesan memperoleh makna yang timbal balik atau
sama terhadap pesan yang dipertukarkan.

Setiap komunikasi yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Berlo (1960),


tujuan komunikasi terdiri dari tiga macam, yaitu: (a) bersifat informatif, yaitu
dengan menyampaikan ide, gagasan, sesuatu hal dan lain-lain dengan pendekatan
pikiran; (b) persuasif, yaitu bertujuan untuk menggugah perasaan orang, dengan
pendekatan emosional, dan (c) hiburan, yaitu komunikasi yang bertujuan
menghibur atau menyenangkan seseorang melalui peragaan-peragaan tertentu.1

Komunikasi yang didefinisikan oleh Berlo (1960) menguraikan lima


karakteristik dasar komunikasi, yaitu (1) komunikasi adalah pertukaran simbol-
simbol yang bermakna; (2) komunikasi adalah suatu proses; (3) komunikasi
memerlukan media, (4) komunikasi bersifat transaksional; serta (5) komunikasi
dilakukan untuk memuaskan kebutuhan insani. Sebagai suatu proses pertukaran
informasi atau pesan antara sumber dan penerima, Berlo (1960) mengembangkan

1
Ali Alamsyah Kusumadinata, Pengantar Komunikasi Perubahan Sosial (Yogyakarta: Deepublish
Publisher), hal. 1

2
model komunikasi sebagai berikut: Source, Encoder, Pesan, Channel, decoder,
Reciever.

Source adalah sumber informasi, kebutuhan, dan maksud dalam


berkomunikasi. Encoder diartikan sebagai pembuat sandi yang menerjemahkan ide,
informasi, dan kebutuhan menjadi sandi yang akan dikirim ke luar bisa berupa
bahasa, tulisan, gambar dan sebagainya. Massage adalah pesan berupa ide. gagasan,
informasi, kebutuhan yang telah disusun dalam bentuk sandi. Channel adalah media
atau pembawa pesan sebagai penyampai pesan. Decoder diartikan sebagai
penerjemah sandi yang dikirimkan dari sumber ke penerima dan reciever adalah
penerima pesan.

Rogers menyempurnakan model komunikasi dari Berlo di atas dengan


menambahkan unsur baru yaitu Effect atau umpan balik, yaitu sampainya
tanggapan komunikasi kepada sumber pesan. Jika digambarkan akan menjadi
model sebagai berikut: Source, Massage, Channel, Reciever, Effects. Pada elemen
Efffect, Rogers mendasarkan pada adanya perubahan perilaku dari penerima pesan
dalam wujud perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.2

2.2 Definisi Perubahan Sosial

Beberapa definisi perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli, antara
lain: William F Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-
perubahan sosial meliputi berbagai unsur kebudayaan, baik bersifat material
maupun imaterial. Dalam pandangan William, perubahan sosial tidak terlepas dari
tekanan pengaruh (impact pressure) kedua unsur kebudayaan tersebut sebagai
simbol peradaban manusia.3 Kingsley Davis menerjemahkan bahwa perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan
mencakup semua bagiannya; kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat

2
Ibid., hal. 2-3
3
Abd Rasyid, Perubahan Sosial dan Strategi Komunikasi (Efektifitas Dakwah Dalam
Pembangunan Sosial), (Makasar: Wade Group, 2018), hal. 3

3
bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial, misalnya
perubahan logat bahasa Aria setelah terpisah dari induknya akan tetapi perubahan
tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-
perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudadayaan ketimbang
perubahan sosial.

Maclver pada sisi lain mengemukakan, perubahan sosial secara kontekstual


diartikan sebagai social relationship atau sebagai bentuk perubahan atas adanya
keseimbangan (equibrilium) hubungan sosial. Selo Soemardjan secara spesifik
mendefinisikan perubahan sosial dalam perspektif perubahan lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu struktur masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Gillin, mengatakan bahwa perubahan-perubahan
sosial adalah variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan
karena kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideologi
bahkan adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Samuel
Koening, bahwa perubahan-perubahan sosial mengarah pada modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Bruce J.Cohen, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan


struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Misal, perubahan dalam suatu
segi kehidupan sosial karena terjadi perubahan dalam struktur sosial dan organisasi
sosial. Yang merupakan syarat utama dalam perubahan itu adalah sistem sosial
dalam pergaulan hidup yang menyangkut nilai-nilai sosial budaya dan budaya
masyarakat. Roucek dan Warren, bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam
proses sosial atau dalam struktur masyarakat.4

Soedjono Dirdjosiswono, merumuskan perubahan sosial sebagai perubahan


fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisasi sosial.
Beberapa pendapat para ahli tersebut dikutip dalam buku “Mengenal Sosiologi
suatu Pengantar” karya Rasyid Masri (2011). Dengan demikian perubahan sosial

4
Ibid., hal. 4

4
adalah sebuah keadaan yang berubah atau beralih dalam sesuatu hal yang ada dalam
masyarakat. Dan menurut Soerjono Soekanto, (2004) pengertian perubahan sosial
merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, di dalamnya termasuk
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Perubahan sosial dalam masyarakat berkaitan dengan; nilai-nilai
sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan
masyarakat, kekuasaan, wewenang.5

2.3 Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Setiap perubahan yang terjadi di masyarakat pasti diakibatkan oleh adanya


suatu sebab-sebab yang menimbulkannya. Demikian juga dengan perubahan sosial.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh adanya beberapa
faktor yang meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
penyebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor penyebab yang berasal dari luar masyarakat setempat. Adapun faktor-
faktor penyebab timbulnya perubahan sosial di masyarakat secara substantif dapat
dijelaskan sebagai berikut.

1. Faktor Intern

Berikut beberapa faktor penyebab intern dari perubahan sosial.

a. Adanya Inovasi dan Invasi6

Proses terjadinya inovasi dimulai dengan adanya suatu ide-ide penemuan


baru khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Temuan baru ini dimaksudkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dasar, dan bu kan untuk pemecahan masalah
dalam masyarakat. Dari temuan baru tersebut kemudian berkembang menjadi

5
Ibid.
6
Agus Suryono, Teori dan Strategi Perubahan Sosial (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2019) hal.
5-6

5
invention yang dikaitkan dengan pemecahan masalah. Invention ini merupakan
inovasi jika dalam penerapannya di masyarakat, pengguna memberikan dampak
pembaharuan atau terjadi perubahan-perubahan dari kondisi sebelumnya. Jadi,
inovasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan di dalam masyarakat,
khususnya inovasi-inovasi dalam bidang teknologi yang banyak berpengaruh
terhadap perkembangan di dalam masyarakat.

b. Adanya Perubahan Struktur dan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk pada prinsipnya dipengaruhi oleh bebe rapa


faktor, yaitu kelahiran (birth), kematian (death), dan migrasi (mi gration).
Perubahan jumlah penduduk tersebut akan berpengaruh terhadap berbagai segi
kehidupan masyarakat. Misalnya, terhadap pemenuhan kebutuhan pokok seperti
sandang, pangan, dan papan, maupun kebutuhan dalam dunia kerja. Perubahan
penduduk juga akan berpengaruh terhadap struktur kemasyarakatan, seperti struktur
umur, jenis kelamin maupun yang lainnya. Selain itu, perubahan jumlah penduduk
karena migrasi juga akan mengakibatkan kekosongan-kekosongan dalam
stratifikasi sosial dan pembagian kerja. Semakin cepat terjadinya migrasi (baik
mobilitas penduduk yang masuk maupun penduduk yang keluar) maka akan
mempercepat terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat (biasanya secara
otomatis akan memengaruhi pula per ubahan nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat yang baru didatangi yakni adaptasi, akumulasi, deplesi, atau asimilasi).

c. Adanya Gerakan Sosial Baru (New Social Movement)

Ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya gerakan sosial baru, yakni
sebagai berikut.

1) Terjadinya kegagalan sosial (social failure) dalam suatu institusi atau


organisasi sosial kemasyarakatan.
2) Adanya ketidakpuasan individu dalam kelompok masyarakat.7

7
Ibid., hal. 6-7

6
3) Timbulnya keresahan dan kegelisahan sosial dalam masyarakat yang
ditampakkan dalam pendapat umum atau opini publik (misalnya melalui
media sosial).
4) Adanya peluang untuk membentuk suatu institusi baru atau suatu tatanan
baru, yang dianggap mampu memenuhi harapan masyarakat ke depannya.

d. Adanya Konflik Sosial dalam Masyarakat

Konflik sosial bisa terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar


kelompok dalam masyarakat, baik yang bersifat konflik terbuka (manifest conflict)
atau yang bersifat konflik terselubung (latent conflict). Selain itu, konflik juga dapat
terjadi karena adanya perbedaan pandangan terhadap nilai-nilai sosial budaya
dalam masyarakat, dan akibat adanya kesenjangan generasi (generation gap).

2. Faktor Ekstern

Berikut beberapa faktor penyebab ekstern dari perubahan sosial.

a. Adanya Inovasi di Bidang Komunikasi, Informasi, dan Teknologi

Seiring dengan kemajuan di bidang komunikasi, informasi, dan teknologi


maka proses inovasi tidak hanya bersifat intern melainkan juga bersifat ekstern. Hal
ini biasanya terjadi pada masyarakat maju dan masyarakat yang sedang
berkembang, misalnya melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari
masyarakat yang lebih maju ke masyarakat yang kurang maju (negara berkembang,
miskin, dan sangat miskin).

b. Adanya Peperangan8

Peperangan akan mengakibatkan terjadinya perubahan khususnya per


ubahan sosial budaya. Hal itu karena pihak yang menang akan berusaha untuk
menanamkan kondisi sosial budaya mereka, terhadap pihak yang kalah. Pertemuan

8
Ibid., hal. 7-8

7
antara dua kebudayaan tersebut akan menimbulkan terjadinya akulturasi budaya,
yang pada akhirnya akan menimbulkan kebudayaan baru dalam masyarakat.

c. Adanya Perubahan Lingkungan atau Ekologi

Perubahan lingkungan terutama perubahan lingkungan fisik juga akan


mengakibatkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan
lingkungan fisik pada umumnya diakibatkan oleh adanya bencana alam seperti
banjir, gempa bumi, gelombang tsunami, dan sebagainya. Sebagai contoh bencana
gelombang tsunami. Bencana ter sebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan
jumlah penduduk, yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan pokok, perubahan struktur masyarakat, perubahan
stratifikasi sosial masyarakat, dan bahkan perubahan dalam sistem kekerabatan (mi
salnya extended family berubah menjadi small family, atau sebaliknya; hubungan
batin/transformasional berubah menjadi hubungan pamrih/ transaksional).

d. Adanya Pengaruh dari Kebudayaan Masyarakat Lain

Pengaruh atau intervensi kebudayaan masyarakat lain dalam masyarakat


yang serba terbuka (open ended society, inclusive society, plurality society, dan
lain-lain), yang diikuti pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka hal itu tidak akan dapat dihindari. Pertemuan dua kebudayaan tersebut akan
mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya, yang pada akhirnya akan berakibat
pada timbulnya budaya dan peradaban baru pula. Misalnya, hal ini dibuktikan
dengan munculnya diksi (istilah dalam masyarakat) generasi android, generasi now,
generasi mileneal, dan sebagainya.9

2.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial

Selain faktor penyebab terjadinya perubahan sosial, juga terdapat beberapa


faktor lain yang mengakibatkan suatu perubahan sosial itu dapat berlangsung cepat
atau lambat. Faktor yang mempercepat atau memperlancar proses perubahan sosial

9
Ibid., hal. 8-9

8
disebut faktor pendorong. Sedangkan faktor yang memperlambat proses perubahan
sosial sering disebut faktor penghambat perubahan sosial. Berikut penjelasannya
lebih lanjut.

1) Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Adapun faktor-faktor pendorong proses perubahan sosial meliputi hal-hal berikut.

a. Adanya Kontak Antarbudaya

Terjadinya kontak antarbudaya akan menimbulkan difusi, yaitu menye


barnya unsur-unsur budaya baru dalam masyarakat.

b. Sistem Pendidikan yang Semakin Maju

Pendidikan mengajarkan untuk dapat berpikir secara objektif-rasional


sehingga memberikan kemampuan untuk menilai, apakah kebudayaan masyarakat
akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak. Dengan semakin
majunya pendidikan masyarakat maka perilaku masyarakat juga akan mengalami
perubahan. Penerapan Iptek akan semakin nyata dalam segala segi kehidupan
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin majunya pendidikan maka akan
memper cepat proses perubahan sosial dan modernisasi dalam kehidupan
masyarakat.

c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan untuk


Maju

Dengan adanya kondisi tersebut maka akan mendorong terjadinya


penemuan baru dalam masyarakat. Dengan demikian, adanya dorongan tersebut
akan mempercepat terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat.

d. Toleransi Masyarakat terhadap Perbuatan-Perbuatan


Menyimpang10

10
Ibid., hal. 35-37

9
Toleransi atau pembiaran terhadap penyimpangan-penyimpangan perilaku
(deliquency) dalam masyarakat, akan mengakibatkan berbagai penguatan terhadap
kebiasaan baru walaupun bertentangan (kontras) dengan tradisi lama. Kebebasan
dan penentangan terhadap nilai-nilai dan norma-norma lama, akan mudah masuk
dalam kehidupan masyarakat sebagai nilai dan norma baru. Dengan demikian,
secara langsung atau tidak langsung, dan cepat atau lambat akan memengaruhi
kehidupan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, hal itu juga akan
memengaruhi terjadinya proses perubahan sosial dalam masyarakat.

Dalam keadaan masyarakat semacam ini maka sanksi sosial dan sanksi
hukum dalam masyarakat menjadi semakin lemah dan semakin sulit untuk
ditegakkan. Masyarakat menjadi liar tak terkendali untuk bebas menyebarluaskan
berita-berita bohong (hoax) dalam masyarakat, yang menyebabkan harmonisasi
sosial dalam masyarakat terganggu dan masyarakat sulit diatur (disruption).

e. Sistem Pelapisan Sosial yang Semakin Terbuka

Pelapisan sosial yang terbuka akan mendorong setiap individu untuk


melakukan mobilitas, dalam rangka meningkatkan status sosialnya. Setiap individu
akan berusaha untuk melakukan identifikasi terhadap individu lain, yang dianggap
memiliki status sosial yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan harapan
akan dianggap atau diperlakukan sebagaimana individu lain, yang memiliki status
sosial yang lebih tinggi tersebut (persaingan status sosial dan prestise).

f. Penduduk yang Heterogen

Keadaan masyarakat yang berada dalam kelompok yang berbeda-beda akan


mendorong terjadinya berbagai pertentangan. Dengan terjadinya pertentangan
tersebut maka akan mempercepat terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
Selain itu, adanya perbedaan sering kali akan mendorong terjadinya akulturasi
dalam masyarakat.11

11
Ibid., hal. 37-38

10
g. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan
Tertentu

Ketidakpuasan dan kekecewaan yang berlangsung lama dalam suatu


masyarakat memberikan peluang terjadinya perubahan sosial, seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu dapat menciptakan gerakan evolusi, revolusi,
dialektika, dan sebagainya.

h. Berorientasi Masa Depan

Dalam banyak hal, cara berpikir yang berorientasi pada masa depan ada
hubungannya dengan visi yang ingin dicapai, oleh suatu institusi dan masyarakat.
Untuk mewujudkan harapan ke depan dari institusi dan masyarakat tersebut tidak
ada jalan lain kecuali harus melakukan gerakan perubahan (restorasi), ke arah
kondisi yang lebih baik dan lebih maju dibandingkan keadaan sebelumnya.

2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Adapun faktor-faktor penghambat dari proses perubahan sosial mencakup


beberapa hal berikut.

a. Kurangnya Hubungan Antar masyarakat

Kondisi geografis yang terisolir (faktor orbitasi) dapat berakibat kurangnya


hubungan masyarakat dengan dunia luar sehingga masyarakat menjadi terasing,
terpinggir, dan tertinggal. Kehidupan tersebut tentu mengakibatkan masyarakat
tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat
lain, yang mungkin akan memperkaya dan akan meningkatkan kemajuannya
sendiri. Hal ini juga akan mengakibatkan masyarakat terkungkung oleh pola-pola
pemikiran tradisional. Masyarakat menjadi statis dan perubahan sosial budaya
berjalan sangat lambat. Keadaan ini diperparah dengan semakin terbatasnya sarana
transportasi dan komunikasi yang menghubungkan masyarakat dengan lingkungan
luar.12

12
Ibid., hal. 38-39

11
b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Lambat

Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat juga akan berpengaruh


terhadap perubahan dalam masyarakat yang juga semakin lambat. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat ini diakibatkan oleh beberapa hal, seperti
masyarakat yang terasing dan tertutup, terbatasnya prasarana pendidikan, dan
sebagainya.

c. Sikap Masyarakat yang Konservatif

Sikap chauvinisme dan eksklusif (cara berpikir sempit dan tertutup) akan
menghambat jalannya proses perubahan. Keadaan itu akan lebih parah jika dalam
masyarakat tersebut dikuasai oleh golongan konservatif atau kelompok ortodoks
yang tidak menyukai adanya perubahan.

d. Adanya Kepentingan-Kepentingan Pribadi atau Kelompok yang


Kuat

Dalam masyarakat pasti terdapat pelapisan sosial yang memiliki vested


interest yang kuat. Mereka tidak mau terganggu dan diganggu. Mereka berusaha
mempertahankan status dan kekuasaan mereka secara turun temurun (askripsi).
Pada masyarakat transisi, mereka menganggap sebagai golongan pelopor
perubahan (agent of change). Mereka selalu mengidentifikasi dirinya secara
tertutup sehingga sulit bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya dalam suatu
proses perubahan.

e. Rasa Takut terhadap Perubahan

Rasa takut terhadap perubahan akan mengakibatkan masyarakat cenderung


untuk melindungi diri secara berlebihan (overprotective). Hal ini akan
mengakibatkan sulitnya proses akulturasi, yang pada akhirnya mengakibatkan
semakin sulitnya terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat.13

f. Prasangka Negatif terhadap Hal Baru dan Asing

13
Ibid., hal. 39-40

12
Prasangka negatif ini muncul akibat adanya traumatik yang ditimbulkan
oleh masyarakat luar terhadap masyarakat tersebut. Hal ini kemudian
mengakibatkan masyarakat tersebut akan berperilaku lebih tertutup, atau tidak
mudah percaya dengan nilai-nilai baru dari masyarakat luar. Hal ini terutama pada
masyarakat yang telah menimbulkan efek traumatik tersebut. Keadaan ini yang
pada akhirnya akan menghambat terjadinya perubahan dalam kehidupan
masyarakat tersebut.

g. Hambatan Ideologis

Ideologi adalah suatu pandangan yang telah diakui kebenarannya oleh


masyarakat sehingga sulit berubah dan dipengaruhi. Oleh karena itu, usaha-usaha
untuk menuju perubahan terutama pada unsur-unsur perubahan kebudayaan dan
ideologi, biasanya akan diartikan sebagai usaha perlawanan terhadap nilai-nilai
(ideologi) yang selama ini dianut oleh masyarakat, dan sudah menjadi dasar
integritas masyarakat ter sebut.

h. Nilai Pasrah Kepada Nasib (Fatalistik)

Pada umumnya nilai-nilai kepasrahan terhadap nasib bersifat statis dan


memiliki etos kerja yang rendah. Mereka kurang mau berusaha untuk mengubah
kondisi dan nasib mereka ke arah yang lebih baik. Ini meru pakan suatu budaya
yang dapat menimbulkan kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan dalam
masyarakat.14

2.5 Bentuk-Bentuk dan Contoh Perubahan Sosial

Berikut ini akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk perubahan sosial dan


contohnya. Bentuk perubahan sosial adalah salah satu wujud dari perkembangan
manusia, yang selalu bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman
yang ada. Tentunya teori perubahan sosial ini didasarkan pada tingkah laku manusia

14
Ibid., hal. 40-41

13
yang selalu berubah ubah dari waktu ke waktu. Bentuk perubahan sosial, di
antaranya sebagai berikut.

1. Bentuk Perubahan Sosial Berdasarkan Prosesnya

Perubahan sosial berdasarkan prosesnya terdapat dua bentuk berikut ini.

a. Perubahan yang Direncanakan (Planned-Change).

Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang terorganisasi


secara baik. Perubahan ini dilakukan oleh pihak yang menginginkan perubahan,
yang disebut agent of change (agen perubahan). Agent of change melakukan
perencanaan terlebih dahulu, untuk mewujudkan perubahan sosial dalam
masyarakat. Suatu perubahan yang direncanakan selalu berada dalam kendali agent
of change. Perubahan yang akan dilakukan biasanya diawali dengan perencanaan
sosial (social planning). Contoh perubahan yang direncanakan adalah penggunaan
e-book sebagai pengganti buku-buku pelajaran yang ada di sekolah. Penggunaan e-
book secara menyeluruh ini merupakan salah satu program unggulan pemerintah
pusat, yang diharapkan dapat mempermudah peserta didik untuk memahami materi
pelajaran di sekolah.

b. Perubahan yang Tidak Direncanakan (Unplanned Change)

Perubahan yang tidak direncanakan terjadi di luar rencana atau per kiraan
masyarakat. Perubahan ini dapat menimbulkan dampak-dampak yang merugikan
masyarakat. Terkadang perubahan yang tidak direncanakan mengiringi perubahan
yang direncanakan. Sebagai contoh, perubahan yang tidak direncanakan adalah
kemunculan internet yang diharapkan dapat mempermudah penyampaian informasi
secara menyeluruh, tetapi disalahgunakan oleh beberapa pihak-pihak tertentu untuk
kegiatan negatif. Oleh karena itu, perubahan yang tidak direncanakan ini ada yang
menyebut sebagai perubahan alami (natural change), atau ada pula yang menyebut
sebagai perubahan yang sifatnya tiba-tiba (accidental change).15

15
Ibid., hal. 31-32

14
2. Perubahan Sosial Berdasarkan Waktunya

Berdasarkan sudut pandang waktu, perubahan sosial dibedakan sebagai berikut.

a. Perubahan Secara Cepat (Revolusi)

Perubahan secara cepat disebut revolusi, yaitu perubahan sosial yang terjadi
dalam waktu singkat, cepat, dan mendasar. Disebut sebagai perubahan secara cepat
dan mendasar, karena perubahan ini tentunya menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan pranata sosial yang sulit diubah. Secara sosiologis, sebuah perubahan
dikatakan revolusi apabila ada keinginan umum dalam masyarakat, ada pemimpin,
ada tujuan yang ingin dicapai, serta momentum (waktu yang tepat).

b. Perubahan Secara Lambat

(Evolusi) Perubahan secara lambat disebut evolusi. Evolusi adalah


perubahan yang berlangsung lama dan sering tanpa perencanaan. Perubahan ini
mampu timbul dengan penyesuaian-penyesuaian panjang, yang dilakukan oleh
masyarakat secara bertahap secara alami (redudency social).

3. Perubahan Sosial Berdasarkan Dampaknya

Berdasarkan dampaknya, perubahan sosial dapat dibedakan menjadi perubahan


kecil dan perubahan besar.

a. Perubahan Kecil (Incremental Change)

Perubahan kecil merupakan perubahan dalam lingkup sempit yang terjadi


dalam masyarakat. Perubahan ini berdampak pada sebagian kecil masyarakat, atau
tidak memberi pengaruh terhadap struktur sosial masyarakat secara luas dan
keseluruhan. Contoh perubahan kecil adalah model telepon seluler yang selalu
berubah dari kurun waktu ke waktu. Perubahan model telepon seluler selalu diikuti
dengan fitur-fitur baru yang lebih lengkap, yang tentu saja mengalami banyak
perbedaan dari pertama kalinya ditemukan.16

16
Ibid., hal. 32-33

15
b. Perubahan Besar (Comprehensive Change)

Perubahan besar memiliki pengaruh besar terhadap struktur sosial yang ada
dalam masyarakat. Perubahan ini berakibat langsung dalam masyarakat. Contoh
perubahan besar adalah perkembangan modernisasi yang mengakibatkan
perubahan pada lembaga keluarga. Fungsi fungsi sosialisasi dalam keluarga tidak
dapat dipenuhi oleh kedua orang tua akibat sibuk bekerja. Akibatnya, anak-anak
kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua.

4. Perubahan Sosial Berdasarkan Cara atau Metode

Berdasarkan caranya perubahan sosial dapat dibedakan menjadi per ubahan dengan
kekerasan dan tanpa kekerasan.

a. Perubahan dengan Kekerasan (Violence, Unvoluntary, Coercive)

Perubahan dengan kekerasan adalah perubahan sosial yang dilakukan


dengan cara-cara kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis yang bertujuan
demi tercapainya perubahan yang diinginkan. Perubahan dengan cara kekerasan
sering dilakukan untuk mempercepat proses perubahan seperti yang diinginkan.

b. Perubahan Tanpa Kekerasan (Nonviolence, Voluntary, Persuasif)

Perubahan tanpa kekerasan adalah perubahan yang dilakukan dengan jalan


damai, mengajak, dan simpati untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

5. Perubahan Sosial Berdasarkan Sisi Kemajuan dan Kemunduran Arahnya

Apabila dilihat dan sisi kemajuan dan kemunduran arahnya, per ubahan sosial dapat
dibedakan sebagai berikut.

a. Perubahan Progres (Maju)

Perubahan progres merupakan perubahan yang membawa kemajuan pada


masyarakat.17 Perubahan progres cenderung merupakan perubahan yang
dikehendaki/diharapkan oleh masyarakat. Sebagai contoh, per ubahan sosial

17
Ibid., hal. 33-35

16
progres adalah tentang gender. Adanya kesamaan hak serta kewajiban antara laki-
laki dan perempuan, serta hilangnya stereotip jenis kelamin tertentu berdasarkan
budaya merupakan contoh per ubahan yang membawa pada kemajuan.

b. Perubahan Regres (Mundur)

Apabila suatu perubahan ternyata tidak menguntungkan bagi masyarakat


maka niscaya perubahan tersebut dianggap kemunduran. Perubahan sosial yang
dianggap kemunduran bagi masyarakat disebut dengan perubahan sosial regres.
Contoh perubahan sosial regres adalah per ubahan yang disebabkan karena
peperangan, dan bencana alam, dan sebagainya.18

2.6 Komunikasi dan Perubahan Sosial

Komunikasi dari waktu ke waktu memang selalu ada dalam aspek


kehidupan manusia atau sebaliknya semua aspek kehidupan manusia bersentuhan
dengan komunikasi. Komunikasi akan selalu ada di manapun dan kapanpun serta
dalam kondisi apapun juga yang selalu mengalami berbagai perubahan. Dalam
komunikasi dikatakan bahwa komunikasi merupakan kegiatan dalam
menyampaikan pesan, informasi, ide, pemikiran dan lainya melalui perantara yang
memiliki makna untuk mengubah sikap dan perilaku orang lain. Pemahaman itu
menempatkan komunikasi sebagai kontrol sosial, dalam prosesnya seseorang
(komunikator) menyampaikan berbagai rangsangan untuk mengubah pola pikir dan
pola tingkah laku sehari-hari.

Kaitannya dengan perubahan sesungguhnya esensi komunikasi sebagai


penyampai pesan informasi yang memiliki fungsi komunikasi sebagai integrator
sosial atau perekat hidup bersama. Melalui fungsi ini pengaruh komunikasi akan
menciptakan kebersamaan arti dan dapat menimbulkan perubahan pada semua
pihak yang berkomunikasi.19 Kondisi semacam ini adanya proses saling membagi

18
Ibid., hal. 35
M. Nasor, “Teknik Komunikasi Dalam Perubahan Sosial”. Jurnal Pengembangan Masyarakat.
19

Vol. 6 No. 1, 2013, hal. 70

17
atau menggunakan informasi secara bersama dengan merumuskan komunikasi
sebagai interaksi sosial antara para peserta dalam proses informasi. Merumuskan
komunikasi dalam era perubahan memerlukan pemahaman yang serius, mengingat
sifat perubahan sangat pluralitas dan heterogenitas secara sosial, budaya, agama,
dan lainnya. Untuk itu dapat dikemukakan rumusan komunikasi dalam era
perubahan setidaknya harus mempertimbangkan dua hal sebagai berikut yaitu:
pertama, melihat atau memperhatikan keragaman akar budaya masyarakat; kedua,
mengacu pada misi masyarakat yang hendak dicapai secara keseluruhan.

Selanjutnya yang harus dipikirkan adalah teknik-teknik komunikasi


strategis yang merupakan kebutuhan mendasar manakala dihubungkan dengan
perubahan sosial. Saat seperti inilah teknik-teknik komunikasi strategi harus
mendapat perhatian besar dan begitu penting bagi suatu perubahan sosial.
Perubahan sosial disusun sebagai usaha untuk menuntun dan membantu masyarakat
agar mampu memikirkan dan mengarahkan pada strategi untuk mencapai kondisi
social yang diinginkan bersama.

Merupakan kosekuensi logis dari kemajuan IPTEK membawa kemajuan


disegala aspek kehidupan , termasuk di dalamnya kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi. Hal itu dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari bahwa
teknologi komunikasi yang semakin canggih dan terpercaya telah berhasil
menjamah seluruh potensi sumber daya alam dan manusia. Dimensi ini membawa
perubahan besar dalam bidang sosial, budaya, dan lainnya. Kemajuan itupun tidak
hanya berciri vertical, tetapi juga berdimensi horizontal. Menurut Alvin Toffler,
memang dunia sekarang sedang digetarkan oleh kemajuan teknologi komunikasi
yang semakin tinggi mutunya. Jarak yang semakin jauh lebih tepat, mudah, dan
lebih banyak khalayak yang dijangkau untuk menerima pesan.

Kenyataan di atas memberikan pemahaman bahwa memang manusia benar-


benar sangat membutuhkan komunikasi di mana, kapan saja, dalam kondisi apapun
juga.20 Contoh seperti pada perubahan sosial, nampaknya sangat membutuhkan

20
Ibid., hal. 70-71

18
komunikasi untuk pengembangan masyarakat ke arah yang lebih baik. Era
perubahan sosial diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
keahlian atau kompetensi di bidangnya masing-masing. Perubahan Sosial adalah
proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur
budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-
pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.

Demikianlah pembahasan mengenai teknik-teknik komunikasi dalam


perubahan sosial. Teknik tersebut dapat digunakan untuk membantu mencapai
tujuan akhir proses komunikasi dalam menghadapi perubahan sosial. Kehadiran
teknik komunikasi di atas memberikan petunjuk kepada pengambil kebijakan dalam
perubahan sosial agar memperoleh hasil yang diinginkannya. Faktor kegagalan
menyampaikan pesan dalam menghadapi perubahan sosial dikarenakan tidak
diiringi dengan teknik-teknik komunikasi yang ada. Teknik-teknik komunikasi
yang ada tidak berarti hanya bertujuan untuk menghimpun segudang pengetahuan
abstrak pada bidang ilmu komunikasi. Tetapi lebih dari itu sasaran utama untuk
mempermudah dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang dihadapi.

Kata komunikasi dapat dipahami berasal dari bahasa Inggris yaitu


communication yang berasal dari kata latin yaitu communis yang bermakna sama
(common). Jika kita melakukan komunikasi, baik secara pribadi, kelompok, verbal
ataupun non-verbal bias berlangsung dalam prosesnya, harus adanya kesamaan
makna dan sistem isyarat yang sama. Senada dengan itu Devito menjelaskan bahwa
di dalam komunikasi dengan orang lain jika sistem bahasanya berbeda, maka
komunikasi itu tidak akan efektif dan tidak bermakna. Demikian juga menurut
Alexander Gode bahwa komunikasi itu adalah adanya suatu proses dapat
menciptakan kebersamaan antara dua orang atau lebih yang awalnya dimonopoli
oleh seseorang atau beberapa orang.21

21
Ibid., hal. 71

19
Demikian pula dalam proses perubahan sosial harus diupayakan adanya
proses penyesuaian bersama antara ide/pesan yang dimiliki komunikator dengan
penerima informasi. Hal ini berarti para penentu kebijakan memberikan informasi,
pikiran, ide, dan gagasan; bukan saja sekedar mengerti apa yang dikatakan, tetapi
harus benar-benar memahami kondisi atau latar belakang budaya penerima
kebijakan.22

Perubahan sosial pada dasarnya adalah perubahan yang terjadi dalam


struktur dan pola hubungan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola hubungan itu
sendiri terbentuk melalui interaksi atau komunikasi, sehingga disini menjadi jelas
bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat berarti pula terjadi perubahan
dalam komunikasi atau interaksinya. Interaksi yang bersifat asosiatif atau yang
mendekatkan, seperti kerjasama, asimilasi dan akomodasi akan menjadikan pola
interaksi dalam suatu sistem sosial menjadi terbentuk kuat. Sebaliknya proses sosial
disasosiatif atau menjauhkan, yaitu persaingan, perselisihan, dan konflik akan
menjadikan pola-pola interaksi sosialnya menjadi lemah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa komunikasi dan perubahan sosial sangat berhubungan erat.

Perubahan sosial bisa muncul karena pengaruh alami maupun oleh faktor
yang dibuat oleh manusia. Faktor yang kedua ini terkait erat dengan adanya
interaksi sosial, seperti yang diindikasikan oleh Soekanto (1990) penyebaran dan
masuknya budaya lain serta stratifikasi masyarakat yang terbuka merupakan dua
hal yang memudahkan terjadinya perubahan.

Model komunikasi Berlo (S-M-C-R) memberikan gambaran bahwa faktor-


faktor komunikasi akan berperan dalam pengambilan keputusan yang nantinya akan
berperan dalam terjadinya perubahan sosial. Sebagai contohnya petani miskin yang
tidak memiliki lahan akan berpindah ke kota besar untuk mencari penghidupan
yang lebih baik, pasangan suami istri (pasutri) yang memutuskan dirinya untuk ikut
program KB.23 petani yang mengambil keputusan untuk mengadopsi inovasi yang
dianjurkan. Proses komunikasi yang dilakukan dalam contoh diatas meliputi adanya

22
Ibid., hal. 73
23
Ali Alamsyah Kusumadinata, Op.Cit,. hal. 3-4

20
pesan (M) yang disampaikan dari sumber (S) kepada penerima (R) melalui media
atau saluran. tertentu (C). Jika ditambahkan dengan model komunikasi dari Rogers,
maka unsur efek (E) yaitu berupa perubahan perilaku penerima (R) atas pesan yang
disampaikan oleh sumber (S).

Rogers meyakini bahwa proses penerimaan atau adopsi inovasi baik dalam
skala individu (mikro) maupun makro atau yang terjadi dalam sistem sosial akan
mengakibatkan perubahan sosial. Perubahan yang terjadi dalam individu dimana
seseorang bertindak sebagai individu yang menerima atau menolak inovasi.
Perubahan pada individu ini disebut difusi, adopsi, modernisasi. akulturasi, belajar
atau sosialisasi. Sedangkan perubahan dalam sistem sosial sering disebut sebagai
pembangunan, spesialisasi, integrasi atau adaptasi.24

2.7 Teknik-Teknik Komunikasi dalam Perubahan Sosial

Setiap komunikasi yang dilakukan oleh manusia memiliki teknik tersendiri


termasuk pada komunikasi dalam perubahan sosial. Teknik adalah cara untuk
menunjukkan atau menyampaikan informasi pada orang lain agar dapat dipahami
secara baik dan maksimal. Teknik dapat dikatakan sebagai pendekatan secara
sederhana tentang kenyataan yang ada.

Teknik-teknik dalam komunikasi merupakan suatu penggambaran dari


struktur atau proses komunikasi secara sederhana. Oleh karena itu teknik
komunikasi manapun yang ada adalah selalu lebih sederhana dibandingkan dengan
kenyataan komunikasi yang dilakukannya. Teknik-teknik komunikasi sebagaimana
dipahami dalam berbagai literatur komunikasi secara umum terdapat berbagai
macam teknik.25

24
Ibid., hal. 4
25
M Nasor, Loc.it., hal. 76

21
Berikut ini akan dibahas secara berturut-turut mengenai teknik-teknik
komunikasi yang akan diterapkan dalam perubahan sosial. Menurut Onong Uhjana
Effendy dalam Lihap Sari menjelaskan berdasarkan ketrampilan berkomunikasi
yang dapat dilakukan oleh komunikator teknik komunikasi dapat digolongkan
antara lain:

1.Teknik Komunikasi Informatif.


2.Teknik Komunikasi Persuasif.
3.Teknik Komunikasi Pervasif.
4.Teknik Komunikasi Coersif.
5.Teknik Komunikasi Instruktif.
6.Teknik Hubungan Manusiawi (Human Relations).

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan ketetapan sebagaimana


mestinya, suatu teknik komunikasi dalam perubahan sosial harus menjadi perhatian,
penjelasannya sebagai berikut:

1) Teknik Komunikasi Informatif.

Teknik Komunikasi Informatif adalah suatu ketrampilan berkomunikasi dengan


menyampaikan berbagai tanda informasi baik yang bersifat verbal, non-verbal
maupun paralinguistik. Menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang
perubahan sosial, agar masyarakat dapat: memusatkan perhatian akan kebutuhan
perubahan, cara mengadakan perubahan, dan dapat menyiapkan sarana-sarana
perubahan. Melalui informasi masyarakat memperoleh kesempatan untuk
mengambil bagian secara aktif dan memperoleh pengetahuanyang diperlukan
dalam menghadapi perubahan. Tanpa informasi sangatlah sulit untuk dapat
mengakses secara cepat dan tepat segala sesuatu yang bermanfaat dari adanya
perubahan sosial.

2) Teknik Komunikasi Persuasif.26

26
Ibid., hal. 77

22
Teknik komunikasi persuasif adalah cara menyampaikan pesan pada orang lain
dengan memperhatikan aspek psikologis, cara ini mendasarkan pada kesadaran
pribadi dan menjauhi adanya paksaan. Menyampaikan pesan seperti ini merupakan
hal yang mendasarkan pada kesesuaian kondisi atau latar belakang yang dihadapi.
Yang penting untuk dipahami bahwa komunikasi persuasif yang dilakukan
memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan pengalaman yang ada.
Komunikasi persuasif akan terjadi umpan balik tanya jawab mengenai persoalan
perubahan sosial. Dengan demikian masyarakat akan memperoleh gambaran yang
utuh atau menyeluruh mengenai arti pentingnya perubahan sosial dalam kehidupan
manusia.

3) Teknik Komunikasi Pervasif.

Teknik komunikasi pervasive adalah cara menyampaikan pesan pada orang lain
dengan berulang-ulang, sehingga sedikit demi sedikit akan merember pada bawh
sadar yang pada akhirnya akan membentuk sikap dan kepribadiannya. Melalui
teknik ini seseorang akan memperoleh pemahaman tentang perubahan sosial
dimaknakan sebagai pemahaman yang akurat, karena diinformasikannya secara
berulng-ulang.

4) Teknik Komunikasi Koersif.

Teknik komunikasi koersif adalah teknik komunikasi yang berlawanan dengan


teknik komunikasi peruasif yaitu penyampaikan pesan komunikasi pada orang lain
dengan cara memaksa orang untuk berbuat sehingga menimbulkan rasa ketakutan
dan rasa tunduk serta patuh. Dengan cara ini manusia dipaksa untuk siapsiap
menerima adanya perubahan yang membawa efek positif dan negatif. Seiring itu
masyarakat dipaksa untuk memeahami dan mempersiapkan diri dengan bekal ilmu
pengetahuan sehingga perubahan social tetap membawa perubahan yang baik bagi
kehidupan umat manusia.

5) Teknik Komunikasi Instruktif.27

27
Ibid., 77-78

23
Teknik komunikasi instruktif adalah penyampaian pesan komunikasi dikemas
sedemikian rupa sehingga pesan itu dipahami sebagai perintah yang harus
dilaksanakan. Teknik ini agar dilaksanakan oleh audien terlebih dahulu
dikondisikan agar segala sesuatu itu diperlukan. Komunikasi jenis ini diterapkan
karena sifatnya sseegera mungkin harus dilaksanakan dan manakala tidak segera
dilakukan akan membawa efek buruk bagi kehidupan. Manakala manusia ingin
mengalami kejauan maka dengan segera mengikuti dan mentaati adanya perubahan
social pembangunan.

6) Teknik Hubungan Manusiawi (Human Relations).

Yang dimaksud dengan teknik komunikasi hubungan manusiawi adalah


kemasan informasi yang disampaikan dengan mendasarkan aspek psikologis secara
tatap muka utnuk merubah sikap dan perilaku dan kehidupan sehingga
menimbulkan rasa kepuasan kepada berbagai pihak. Jenis teknik ini bila dikaitkan
dengan perubahan sosial tertama melakukan pendekatan para tokoh sehingga
menimbulkan pemaman yang mendukung pada adanya perubahan tersebut.
Kemudian diharapkan para tokoh itu dapat mensosialisasikan pada orang lain atau
para pengikutnya dengan caranya sendiri.28

28
Ibid., hal. 78-79

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi merupakan kegiatan dalam menyampaikan pesan, informasi, ide,


pemikiran dan lainya melalui perantara yang memiliki makna untuk mengubah
sikap dan perilaku orang lain. Pemahaman itu menempatkan komunikasi sebagai
kontrol sosial, dalam prosesnya seseorang (komunikator) menyampaikan berbagai
rangsangan untuk mengubah pola pikir dan pola tingkah laku sehari-hari. Kaitannya
dengan perubahan sesungguhnya esensi komunikasi sebagai penyampai pesan
informasi yang memiliki fungsi komunikasi sebagai integrator sosial atau perekat
hidup bersama. Melalui fungsi ini pengaruh komunikasi akan menciptakan
kebersamaan arti dan dapat menimbulkan perubahan pada semua pihak yang
berkomunikasi.

Perubahan sosial pada dasarnya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur
dan pola hubungan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola hubungan itu sendiri
terbentuk melalui interaksi atau komunikasi, sehingga disini menjadi jelas bahwa
perubahan yang terjadi dalam masyarakat berarti pula terjadi perubahan dalam
komunikasi atau interaksinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
komunikasi dan perubahan sosial sangat berhubungan erat.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih diperlukan


tambahan dan perbaikan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya.

25
Daftar Pustaka

Alamsyah Kusumadinata, Ali. 2015. Pengantar Komunikasi Perubahan Sosial.


Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Nasor, M. 2013. Teknik Komunikasi Dalam Perubahan Sosial. Jurnal


Pengembangan Masyarakat, 6, 70-80.

Rasyid, Abd. 2018. Perubahan Sosial Dan Strategi Komunikasi (Efektifitas


Dakwah Dalam Pembangunan Sosial). Makasar: Wade Group.

Suryono, Agus. 2019. Teori dan Strategi Perubahan Sosial. Jakarta Timur: PT
Bumi Aksara.

26

Anda mungkin juga menyukai