Nilai Budaya Nilai-nilai budaya merupakan ide-ide tentang apa yang baik, benar, dan adil. Akan tetapi, para sosiolog tidak setuju tentang bagaimana mengkonseptualisasikan nilai-nilai. Teori konflik menurut para ahli senantiasa berfokus pada bagaimana nilai-nilai yang berbeda antara kelompok-kelompok dalam suatu budaya, sedangkan fungsionalisme berfokus pada nilai-nilai bersama dalam suatu budaya. Pengertian Nilai Budaya Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyarakat, yang telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan terlihat pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan sosial atau organisasi sosial. Pengertian Nilai Budaya Menurut Para Ahli Adapun definisi nilai budaya menurut para ahli, antara lain: 1. Koentjaraningrat (dalam Warsito 2012), Nilai budaya merupakan nilai yang terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat dalam hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat menjadi orientasi dan rujukan dalam bertindak bagi mereka. Oleh sebab itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam mengambil alternatif, cara-cara, alat-alat dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia. 2. Clyde Kluckholn (dalam Warsito 2012), Definisi nilai budaya ialah sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, berpengaruh terhadap perilaku yang berkaitan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin berkaitan dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia. 3. Sumaatmadja (dalam Koentjaraningrat 2000), Arti nilai budaya merupakan nilai-nilai yang melekat dalam masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan berdasarkan pada perkembangan penerapan budaya dalam kehidupan. Fungsi Nilai Budaya Nilai budaya memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya yaitu: 1) Sebagai salah satu pedoman bagi perilaku manusia di masyarakat 2) Sebagai faktor pendorong munculnya pola berpikir masyarakat 3) Sebagai salah satu sumber tatanan cara berperilaku yang cukup penting, misalnya hukum adat dan kebiasaan, aturan mengenai sopan santun, dan lain sebagainya Ciri Nilai Budaya
Sebagai ciri khas yang membedakan suatu kelompok masyarakat di
suatu tempat dengan kelompok masyarakat lainnya maka nilai budaya memiliki karaketeristik dibandingkan dengan yang lain. Antara lain; 1. Nilai budaya bukan merupakan bawaan dari lahir, melainkan sesuatu yang perlu dipelajari. 2. Nilai budaya bisa diwariskan dari satu orang ke orang lainnya, atau dari suatu kelompok ke kelompok lainnya, bahkan bisa diwariskan pula antar generasi manusia. 3. Nilai budaya memiliki simbol yang menjadi ciri khas suatu budaya. 4. Nilai yang bermakna dalam sifat budaya akan senantiasa dinamis, sehingga akan terus berubah seiring berjalannya waktu. 5. Nilai budaya bersifat selektif dan merepresentasikan perilaku manusia secara terbatas. 6. Berbagai unsur kebudayaan saling berkaitan dengan nilai budaya. 7. Adanya anggapan bahwa nilai budaya sendiri memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan nilai budaya yang lain Konsep Nilai Budaya Ada tiga konsep yang senantiasa berkaiatan dengan nilai-nilai budaya yaitu: 1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kasat mata (jelas). 2. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat adanya slogan atau moto tersebut. 3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang telah mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat). ETIKA BIROKRASI Etika birokrasi diartikan sebagai sistem yang berisikan prinsip- prinsip moral atau aturan-aturan perbuatan yang mengendalikan atau mempengaruhi kebiasaan pegawai negeri dalam menjalankan sistem pemerintahan secara hierarki dan jenjang jabatan. Dengan berpegang pada nilai-nilai (jujur, adil, tepat janji, taat aturan, tanggung jawab, responsif, hati-hati, dan sopan santun), maka aparat pemerintah dapat menjalankan pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan harapan sehingga memelihara kepercayaan masyarakat terhadap mereka. Etika berguna untuk membantu orang dalam menentukan respon moral terhadap suatu situasi atau arah tindakan yang tidak jelas; menuntun pimpinan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan pada berbagai situasi yang berbeda; dan membantu pimpinan dalam memutuskan bagaimana merespon tuntutan berbagai stakeholder organisasi yang berbeda. Dalam hal pemilihan nilai-nilai etika penyelenggara negara perlu ditetapkan nilai-nilai etika yang akan dilaksanakan oleh seluruh penyelenggara negara sesuai dengan harapan rakyat dan pemerintah serta dapat dilaksanakan. Agar nilai-nilai etika birokrasi dapat dilaksanakan diperlukan payung hukum yang menjadi acuan seluruh aturan etika di bawahnya dan terhadap aturan yang sudah ada perlu diharmonisasi atau diubah.
Menurut dwiyanto (2002:188). Etika birokrasi merupakan suatu
panduan norma bagi apparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan bagi masyarakat. Etika birokrasi harus menempatkan kepentingan public diatas kepentingan pribadi maupun kelompoknya
langkah- langkah untuk mewujudkan etika birokrasi
1. harus ada upaya dari pemerintah untuk memberikan penyegaran dan pemahaman kembali tentang peraturan perundang-undangan berkenaan dengan birokrasi dalam pelayanan publik 2. peningkatan kualitas emosional, spiritual dan kecerdasan intelektual
etika birokrasi pada dasarnya bukan hanya berbicara tentang kebaikan
melainnkan juga tentang kebenaran dan ketepatan. Kebaikan menyangkut tindakan birokrat berkenaan dengan hal-hal yang berhubungan dengan moral. Kebenaran berkaitan dengan peraturan- peraturan yang ada, sementara ketepatan berkenaan dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan hanya apa adanya peningkatan kapasitas birokrat dalam hal procedural teknis berkenaan dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayan kepada masyarakat. Penguatan spiritual dengan melakukan sentuhan- sentuhan kerohanian birokrat dengan kegiatan sesuai dengan agama dan kearifan local masing-masing