Anda di halaman 1dari 5

1.

Nilai Budaya dan Etika Birokrasi


Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan ide-ide tentang apa yang baik,
benar, dan adil. Akan tetapi, para sosiolog tidak setuju tentang
bagaimana mengkonseptualisasikan nilai-nilai. Teori konflik menurut
para ahli senantiasa berfokus pada bagaimana nilai-nilai yang berbeda
antara kelompok-kelompok dalam suatu budaya, sedangkan
fungsionalisme berfokus pada nilai-nilai bersama dalam suatu budaya.
Pengertian Nilai Budaya
Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati dan
tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan
masyarakat, yang telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan
(believe), dan simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang bisa
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas
apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan terlihat pada simbol-simbol, slogan,
moto, visi misi, atau sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok moto
suatu lingkungan sosial atau organisasi sosial.
Pengertian Nilai Budaya Menurut Para Ahli
Adapun definisi nilai budaya menurut para ahli, antara lain:
1. Koentjaraningrat (dalam Warsito 2012), Nilai budaya merupakan
nilai yang terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam
fikiran sebahagian besar warga masyarakat dalam hal-hal yang
mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu
masyarakat menjadi orientasi dan rujukan dalam bertindak bagi
mereka. Oleh sebab itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam mengambil alternatif, cara-cara, alat-alat
dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia.
2. Clyde Kluckholn (dalam Warsito 2012), Definisi nilai budaya ialah
sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, berpengaruh terhadap
perilaku yang berkaitan dengan alam, kedudukan manusia dalam
alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang
diingini dan tidak diingini yang mungkin berkaitan dengan
hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
3. Sumaatmadja (dalam Koentjaraningrat 2000), Arti nilai budaya
merupakan nilai-nilai yang melekat dalam masyarakat yang
mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan berdasarkan
pada perkembangan penerapan budaya dalam kehidupan.
Fungsi Nilai Budaya
Nilai budaya memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat, diantaranya yaitu:
1) Sebagai salah satu pedoman bagi perilaku manusia di masyarakat
2) Sebagai faktor pendorong munculnya pola berpikir masyarakat
3) Sebagai salah satu sumber tatanan cara berperilaku yang cukup
penting, misalnya hukum adat dan kebiasaan, aturan mengenai
sopan santun, dan lain sebagainya
Ciri Nilai Budaya

Sebagai ciri khas yang membedakan suatu kelompok masyarakat di


suatu tempat dengan kelompok masyarakat lainnya maka nilai
budaya memiliki karaketeristik dibandingkan dengan yang lain.
Antara lain;
1. Nilai budaya bukan merupakan bawaan dari lahir, melainkan
sesuatu yang perlu dipelajari.
2. Nilai budaya bisa diwariskan dari satu orang ke orang lainnya, atau
dari suatu kelompok ke kelompok lainnya, bahkan bisa diwariskan
pula antar generasi manusia.
3. Nilai budaya memiliki simbol yang menjadi ciri khas suatu budaya.
4. Nilai yang bermakna dalam sifat budaya akan senantiasa dinamis,
sehingga akan terus berubah seiring berjalannya waktu.
5. Nilai budaya bersifat selektif dan merepresentasikan perilaku
manusia secara terbatas.
6. Berbagai unsur kebudayaan saling berkaitan dengan nilai budaya.
7. Adanya anggapan bahwa nilai budaya sendiri memiliki kelebihan
jika dibandingkan dengan nilai budaya yang lain
Konsep Nilai Budaya
Ada tiga konsep yang senantiasa berkaiatan dengan nilai-nilai budaya
yaitu:
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kasat mata (jelas).
2. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat
adanya slogan atau moto tersebut.
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang telah mengakar
dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku
(tidak terlihat).
ETIKA BIROKRASI
Etika birokrasi diartikan sebagai sistem yang berisikan prinsip-
prinsip moral atau aturan-aturan perbuatan yang mengendalikan atau
mempengaruhi kebiasaan pegawai negeri dalam menjalankan sistem
pemerintahan secara hierarki dan jenjang jabatan.
Dengan berpegang pada nilai-nilai (jujur, adil, tepat janji, taat
aturan, tanggung jawab, responsif, hati-hati, dan sopan santun), maka
aparat pemerintah dapat menjalankan pemerintahan dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan harapan sehingga
memelihara kepercayaan masyarakat terhadap mereka.
Etika berguna untuk membantu orang dalam menentukan respon
moral terhadap suatu situasi atau arah tindakan yang tidak jelas;
menuntun pimpinan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan
pada berbagai situasi yang berbeda; dan membantu pimpinan dalam
memutuskan bagaimana merespon tuntutan berbagai stakeholder
organisasi yang berbeda.
Dalam hal pemilihan nilai-nilai etika penyelenggara negara
perlu ditetapkan nilai-nilai etika yang akan dilaksanakan oleh seluruh
penyelenggara negara sesuai dengan harapan rakyat dan pemerintah
serta dapat dilaksanakan.
Agar nilai-nilai etika birokrasi dapat dilaksanakan diperlukan
payung hukum yang menjadi acuan seluruh aturan etika di bawahnya
dan terhadap aturan yang sudah ada perlu diharmonisasi atau diubah.

Menurut dwiyanto (2002:188). Etika birokrasi merupakan suatu


panduan norma bagi apparat birokrasi dalam menjalankan tugas
pelayanan bagi masyarakat. Etika birokrasi harus menempatkan
kepentingan public diatas kepentingan pribadi maupun kelompoknya

langkah- langkah untuk mewujudkan etika birokrasi


1. harus ada upaya dari pemerintah untuk memberikan penyegaran
dan pemahaman kembali tentang peraturan perundang-undangan
berkenaan dengan birokrasi dalam pelayanan publik
2. peningkatan kualitas emosional, spiritual dan kecerdasan
intelektual

etika birokrasi pada dasarnya bukan hanya berbicara tentang kebaikan


melainnkan juga tentang kebenaran dan ketepatan. Kebaikan
menyangkut tindakan birokrat berkenaan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan moral. Kebenaran berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang ada, sementara ketepatan berkenaan dengan apa yang
seharusnya dilakukan, bukan hanya apa adanya
peningkatan kapasitas birokrat dalam hal procedural teknis berkenaan
dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayan kepada
masyarakat.
Penguatan spiritual dengan melakukan sentuhan- sentuhan kerohanian
birokrat dengan kegiatan sesuai dengan agama dan kearifan local
masing-masing

Anda mungkin juga menyukai