Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DEMOKRASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

MAKALAH DEMOKRASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Psikologi S1
Pada Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina

Disusun Oleh :
Rahmadina Awanis
NIM. 119107051
PSIKOLOGI
FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITA PARAMADINA
2020

i
Kata Pengantar .

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
RasulullahSAW. Berkat limpahan dan rahmatnya saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Pada kesempatan ini, saya
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Toto Sugiarto M.Hum selaku dosen mata Kuliah
Pendidika Kewarganegaraan atas dedikasinya kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah
ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta menambah
pengetahuan kita tentang demokrasi dalam kebijaka publik.Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu Penulis berharap adanya saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan makalah
ini untuk masa yang akan datang.
Demikianlah kata pengantar dari Saya, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat
dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata di dalam makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Tangerang, 28 Maret 2020

Rahmadina Awanis

ii
DAFTAR ISI

Contents
Kata Pengantar.............................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................................................iv
BAB 2.........................................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................vi
BAB III.....................................................................................................................................................xiii
PENUTUP................................................................................................................................................xiii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyatturut serta
memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahanrakyat. Demokrasi juga
dapat diartikan sebagai gagasan atau pandanganhidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuanyang sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi
adalah pemerintahandari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama
untukmendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu.
Pemiludiselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di
tingkatpemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk
membentukpemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyatdalam
rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkanoleh pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945. Pemilihan umum
dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangkamewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus
penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat
untuk berpartisipasiaktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita
masyarakatIndonesia yang demokratis.

Masalah yang harus diatasi oleh pemerintah adalah masalah publik yaitu nilai,
kebutuhan atau peluang yang tak terwujudkan. Meskipun masalah tersebut dapat
diidentifikasi tapi hanya mungkin dicapai lewat tindakan publik yaitu melalui kebijakan
publik. Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan
implementasi kebijakan publik sebagai: ”Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organisasi
publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam
keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk
mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu

iv
tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-
perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”.

Tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran
ditetapkan terlebih dahulu yang dilakukan oleh formulasi kebijakan. Dengan demikian,
tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana
disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Apakah hubungan demokrasi dengan kebijakan public?

2. Bagaimanakah kebjakan public sebenarnya?

3. Siapa yang melaksanakan demokrasi dan kebijakan public?

C. Tujuan

Untuk mengetahui definisi demokrasi dan kebijakan publik, untuk mengetahui


berjalannya kebijakan publik, untuk mengetahui siapa yang melaksanakan kebijakan
publik dan demokrasi serta untuk memenuhi tugas di matakuliah Pendidikan
Kewaganegaraan.

v
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Publik
Kebijakan publik memang sangat menentukan tingkat pelayanan di suatu tatanan
pemerintahan. di dalamnya mengandung regulasi aturan yang harus dipatuhi namun juga
sebagai kaidah normatif kabijakan publik mengandung konsekuensi moral yang berdampak
pada eksistensi dan kinerja pelayanan publik itu sendiri.Ketidakefektifan kebijakan publik
tidak hanya disebabkan oleh kurang baiknya cara pelayanan ditingkat bawah. Ternyata
masih banyak faktor yang mempengaruhi begitu buruknya tata kerja dalam birokrasi. Sikap
pandang organisasi birokrasi pemerintahan kita, misalnya, terlalu berorientasi kepada
kegiatan dan pertanggung jawaban formal. Penekanan kepada hasil atau kualitas pelayanan
sangatlah kurang, sehingga lambat laun pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi menjadi
kurang menantang dan menggairahkan.

Lingkup dari studi kebijakan publiksangat luas karena mencakup berbagai bidang
dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan sebagainya. Secara
terminologi pengertian kebijakan publik (public policy) itu ternyata banyak sekali,
tergantung dari sudut mana kita mengartikannya. Easton memberikan definisi kebijakan
publik sebagai the authoritative allocation of values for the whole society atau sebagai
pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell dan
Kaplan juga mengartikan kebijakan publik sebagai a projected Disamping itu dilihat dari
hirarkirnya kebijakan publikdapat bersifat, keputusan gubernur, peraturan daerah
kabupaten/kota, dan keputusan nasional, regionalmaupun lokal seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan pemerintah
daerah/provinsi bupati/walikota.

vi
Menurut Nugroho, ada dua karakteristik dari kebijakan publik, yaitu:1) kebijakan
publik merupakan sesuatu yang mudah untuk dipahami, karena maknanya adalah hal-hal
yang dikerjakan untuk mencapai tujuan nasional; 2) kebijakan publik merupakan sesuatu
yang mudah diukur, karena ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian cita-
cita sudah ditempuh. Menurut Wollsebagaimana dikutip Tangkilisan (2003:2)
menyebutkan bahwa kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk
memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai
lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Terdapat beberapa ahli yang mendefiniskan kebijakan publik sebagai tindakan yang
diambil oleh pemerintah dalam merespon suatu krisis atau masalah publik.Begitupun
dengan Chandler dan Planosebagaimana dikutip Tangkilisan (2003: 1)yang menyatakan
bahwa kebijakan publikadalahpemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-
sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.
Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensiyang
dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang
beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan secara luas.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan


publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
yang berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan masalah-masalah publik atau
demi kepentingan publik. Kebijakan untuk melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam
ketentuan-ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah sehingga
memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.

B. Keadilan sosial dalam kebijakan publik

Nilai keadilan sosial ingin dicapai dengan tujuan tersusunnya suatu masyarakat yang
seimbang dan teratur sehingga seluruh warga negara memperoleh kesempatan guna
membangun suatu kehidupan yang layak dan mereka yang lemah kedudukannya akan

vii
mendapatkan bantuan seperlunya. Keadilan sosial merujuk kepada masyarakat atau negara
yang dapat berfungsi sebagai subyek maupun objek.

Negara kesejahteraan juga merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Pembukaan UUD


1945 menyebutkan bahwa pemerintah ditugaskan untuk “memajukan kesejahteraan umum
serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Disamping itu pasal-pasal
UUD 1945 banyak menuangkan ketentuan-ketentuan mengenai pentingnya kesejahteraan
bagi setiap warga Negara

Pada dasarnya pemerintah memiliki peran yang besar dalam perumusan kebijakan
sosial, Namun tidak hanya pemerintah sajalah yang berhak menangani masalah ini.
pemerintah tidak akan pernah mampu memenuhi seluruh kebutuhan warganya. Sebesar
apapun sumber-sumber ekonomi-sosial yang dimilikinya dan sehebat apapun kemampuan
para pejabat dan aparatur pemerintah, tetap membutuhkan peran masyarakat. Oleh karena
itu, perumusan kebijakan sosial mensyaratkan adanya keseimbangan dan proporsionalitas
dalam hal pembagian peran dan kekuasaan pemerintah dan masyarakat.

C. Implementasi kebijakan publik


Secara umum corak partisipasi warga negara dapat dibedakan menjadi 4 macam :
1. Partisipasi dalam pemilihan. Partisipasi untuk memilih wakil-wakil rakyat,
mengangkat pemimpin, atau menerapkan ideologi pembangunan tertentu.
2. Partisipasi kelompok. Warga negara bergabung dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk menyuarakan aspirasi mereka, sebagai sarana penengah antara
pejabat dan warga negara.
3. Kontak antara warga negara dan pemerintah. Proses komunikasi dapat terjalin
antara warga negara dengan pemerintahnya dengan cara menulis surat, menelpon,
atau pertemuan secara pribadi atau bisa berlangsung dalam pertemuan-pertemuan
mulai tingkat desa hingga rapat akbar yang melibatkan seluruh warga di sebuah
kota, atau lokakarya dan konferensi yang membahas masalah-masalah khusus.
4. Partisipasi warga negara secara langsung dilingkungan pemerintahan. Misalnya
saja jika terdapat seorang tokoh masyarakat yang didudukan sebagai wakil rakyat

viii
dilembaga-lembaga pembuat kebijakan. Cara lain ialah dengan menggaji client
dari suatu program untuk menjadi pelaksana program itu sendiri.

Sadar atau tidak, setiap warga negara selalu berhubungan dengan aktivitas birokrasi
pemerintahan. Untuk memperoleh pelayanan yang sederhana saja, pengguna jasa sering
dihadapkan pada kesulitan-kesulitan yang terkadang mengada-ada

D. Pengertian demokrasi
Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa yunani “Demokratia” yang dibagi
dalam dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau pemerintahan
yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan. Secara harfiah, demokrasi
berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang
kedaulatannya.
Berikut ini pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :
Menurut Aristoteles Demokrasi adalah suatu negara suatu kebebasan karena
melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan di
dalamnya.
Menurut Abraham Lincoln Democracy is government of the people, by the
people, and for the people (Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat).
Menurut Hans Kelsen Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk
rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah wakil-wakil rakyat yang
terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya
akan diperhatikan didalam melaksanakan kekuasaan negara. 
Menurut Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa. 
Menurut Mohammad Hatta Demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan
penggantian kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.

ix
E. Peran Warga dalam Kebijakan Publik di Negara Demokrasi
Secara sederhana kita bisa memaknai bahwa kebijakan publik merupakan pedoman
atau kebijaksanaan yang diberlakukan untuk umum. Misalnya ketika kita rapat dalam
sebuah organisasi kemudian diputuskanlah sebuah hasil rapat. Nah, keputusan hasil rapat
inilah yang dinamakan sebagai kebijakan publik. Publik disini maksudnya adalah semua
anggota yang terikat dalam organisasi tersebut dimana semua anggota wajib untuk
memberi dukungan, patuh dan ikut melaksanakan hasil rapat. Dalam ruang lingkup yang
lebih besar, misalnya negara. Jika yang melakukan rapat adalah pemerintahan resmi di
suatu negara, maka warga negaralah yang merupakan anggota (yang) terikat terhadap hasil
rapat pemerintah (kebijakan publik).
Pelaksanaan kebijakan publik dalam sistem pemerintahan demokrasi yang berlaku
pada negara Indonesia bersifat mengikat, namun tidak permanen dan dapat diperbaharui,
kebijakan dapat berganti sesuai dengan kebutuhan/keadaan masyarakat dan masa jabatan
kepemerintahan. Kebijakan publik yang ditetapkan oleh pihak berwenang harus bersifat
demokratis dengan mengikut sertakan masyarakat dalam pengambilan keputusannya.
Negara yang menganut sistem demokrasi sebagai ruh pemersatu bangsa memiliki
salah satu hak yang di lindungi oleh negara, yaitu hak menyampaikan pendapat yang
berupa dukungan, saran atau bahkan penolakan pada sebuah keputusan kebijakan
sekalipun. Berjalannya demokrasi terdapat peran warga negara dalam ikut serta atau
berpartisipasi dalam sistem politik.
Pilkada langsung diharapkan membangun demokrasi dengan memberikan
kesempatan yang sama pada setiap warga negara yang memenuhi persyaratan untuk
memilih dan dipilih.Demokrasi tumbuh seiring dimulainya Pemilihan Kepala Daerah
(pilkada)secara langsung dipilih oleh rakyat. Kembali dibahas secarahangattahun 2012,
pemerintah melalui Kementrian Dalam Negri mengajukan usulan revisi UU nomor 32
tahun2004 tentang Pemerintah Daerah dengan mengajukan tiga RUU yang merupakan
pecahan dari UU nomor 32 tahun 2004, ketiga RUU tersebut adalah RUU tentang Desa,
RUU Pemda dan RUU Pilkada(BBC Berita Indonesia, 20 Januari 2015).
PengajuanRUU pilkadadianggap peraturan yang bertentangan dengan sistem
demokrasi.Pembahasan RUU pilkada yang secara langsungmerampas suara rakyat untuk
memilih pemimpin, menarik masyarakat untuk bersuara dan berpartisipasi dalam

x
pembahasan RUU. 26 September 2014, UU Pilkada melalui DPRD disahkan DPR
(rumahpemilu, 2015). UU tersebut mengatur tugas dan wewenang DPRD memilih Kepala
Daerah dipilih langsung melalui DPRD Provinsi dan PDRD Kabupaten/Kota. Hal tersebut
tertulis pada Undang-Undang No.22 Tahun 2014 BAB X tentang Pemungutan suara,
penghutingan suara dan penetapan hasil suara pemilihan pada pasal 28 ayat 1 yang
menyatakan “Pemungutan suara, perhitungan suara, dan penetapan hasil pemungutan suara
dalam pemilihan dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota”.
Sementara ada dorongan kuat dari publik agar Pilkadatetap digelar secara langsung,
Pemerintah pun didesak menarik diri dari pembahanasan RUU Pilkada (detiknews: 20
Januari 2015). PengajuanRUU pilkadadianggap peraturan yang bertentangan dengan
sistem demokrasi.Pembahasan RUU pilkada yang secara langsungmerampas suara rakyat
untuk memilih pemimpin, menarik masyarakat untuk bersuara dan berpartisipasi dalam
pembahasan RUU. 26 September 2014, UU Pilkada melalui DPRD disahkan DPR
(rumahpemilu, 2015). UU tersebut mengatur tugas dan wewenang DPRD memilih Kepala
Daerah dipilih langsung melalui DPRD Provinsi dan PDRD Kabupaten/Kota. Hal tersebut
tertulis pada Undang-Undang No.22 Tahun 2014 BAB X tentang Pemungutan suara,
penghitingan suara dan penetapan hasil suara pemilihan pada pasal 28 ayat 1 yang
menyatakan “Pemungutan suara, perhitungan suara, dan penetapan hasil pemungutan suara
dalam pemilihan dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota”.Pengesahan RUU yang mengatur mekanisme Pemilihan Kepala Daerah
pada UU Nomor 22 Tahun 2014 tentangpemilihan Gubernur/Bupati/Walikota mengacu
pada pemilihan Kepala Daerah tak langsung oleh DPRDdan UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Tugas dan wewenang DPRD memilih Kepala Daerah, Pengesahan RUU tersebut
menimbulkan banyak gerakan masyarakat yangmuncul menentang pengesahan undang-
undang ini.
Hilangnya prinsip demokrasi, terbatasnya hak politik perempuan dan hak
konstitusional rakyat dengan pemilihan kepala daerah melalui DPRD merupakan kebijakan
sepihak tanpa melibatkan masyarakat. Masyarakat semakin menyadari bahwa kebijakan
dapat mempengaruhi keseluruhan proses kebijakan (Abidin 2012; 8). Aksi demonstrasi,
keikutsertaan dalam pemilihan umum, serta penandatanganan petisi adalah wujud dari

xi
bentuk partisipasi masyarakat dalam bidang politikyang kemudian akan disebut sebagai
bentuk partisipasi politik. Melihat konteks tersebut partisipasi politik merupakan
keterlibatan warga negara dalam segala tahapan kebjakan, mulai dari sejak pembuatan
keputusan sampai dengan penilaian keputuasan, termasuk juga peluang untuk ikut serta
dalam pelaksanaan keputusan.

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung
merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalampengambilan
keputusan negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistemdemokrasi yang digunakan
untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melaluiperwakilan parlemen.Demokrasi
berdasarkan hubungan antar kelengkapannegara.Demokrasi perwakilan dengan sistem
referendum merupakan sistemdemokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk
menjabatdiparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
Partisipasi masyarakat seringkali ditakuti sebagai suatu pengaruh yang memecah
belah. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap bahaya-bahaya inheren partisipasi ini searah
dengan definisi pembangunan sebagai sesuatu yang padat modal dan berorientasi pada
pertumbuhan (growth oriented), dan konsisten pula dengan definisi administrasi sebagai
suatu struktur hirarki dari atas ke bawah (top-down).
Dalam tata pemerintahan yang berpusat kerakyat atau tata pemerintahan partisipatif,
kebijakan ditempatkan sebagai proses sosial politik tempat warga menegosiasikan alokasi
barang dan anggaran publik. Kebijakan bukan hanya terbatas persoalan teknis yang dapat
diselesaikan secara teknokratis oleh sekelompok orang yang dipercaya untuk merumuskan
itu (biasanya politisi, birokrat, atau akademisi).

xiii
SUMBER REFERENSI

file:///C:/Users/YAYAHM~1/AppData/Local/Temp/DEMOKRASI%20INDONESIA.pdf
file:///C:/Users/YAYAH%20M/Downloads/Documents/E.%20BAB%20I.pdf
https://primalifejournal.wordpress.com/2013/02/25/implementasi-kebijakan-publik-2/
https://primalifejournal.wordpress.com/2012/03/28/kebijakan-publik-sebagai-keputusan-
keputusan-yang-mengandung-konsekuensi-moral/
https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/01/26/tinjauan-teoritis-implementasi-kebijakan-
publik/
https://www.siswapedia.com/peran-masyarakat-dalam-perumusan-kebijakan-publik/
https://tiar73.wordpress.com/2016/12/18/peranan-partisipasi-masyarakat-dalam-implementasi-
kebijakan-publik/

xiv

Anda mungkin juga menyukai