MANAJEMEN PERUSAHAAN
Tujuan Manajemen
Menerapkan dan mengevaluasi strategi yang kami pilih secara efektif dan efisien.
Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan meninjau situasi dan membuat berbagai
penyesuaian dan koreksi jika ada penyimpangan dalam implementasi strategi.
Selalu memperbarui strategi yang kami rumuskan agar sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal.
Selalu meninjau kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada.
Selalu berinovasi pada aktivitas sehingga kita hidup lebih teratur.
Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi dibedakan dari tiga golongan yaitu sebagai berikut...
TopManagement
Top Managemen merupakan jenjang tertinggi dan biasa disebut dengan manajer senior,
eksekutif kunci. Top manajer bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan dan strategi-
strategi perusahaan yang kemudian diterjemahkan secara lebih spesifik oleh manajer
dibawahnya.
Middle Management
Middle Managemen bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana yang
sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi dan melaporkannya kepada top
management
Lower Management
Lower Management adalah tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Lower management dikenal sebagai
istilah operasional (Mandor, Supervisior, dan kepala seksi.
2.2. Pemberi Tugas (Owner)
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut (Ervianto, 2005). Pemberi tugas dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai
pihak pertama dan dapat mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang
dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak
yang ditetapkan dalam undang-undang didalam surat perjanjian kerja (SPK). Pemberi tugas
juga berwenang untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada kontraktor.
2. Meminta laporan secara perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa
untuk kelancaran pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya
yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa
jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara
tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.