Anda di halaman 1dari 9

SIP A – R2 – G3

SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan adalah pertukaran langsung dari produk akhir dan jasa menjadi kas
dalam satu kali transaksi antara penjual dan pembeli. Siklus pendapatan yang lebih rumit pada
penjualan secara kredit, membagi transaksi kedalam dua tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap fisik, yang mencakup pemindahan aktiva atau jasa dari penjual ke pembeli.
2. Tahap keuangan, yang mencakup penerimaan kas oleh penjual dalam pembayaran piutang
dagang.

A. SISTEM KONSEPTUAL
Pada bagian ini membahas siklus pendapatan konseptual yang terdiri dari tiga proses yang
yaitu prosedur order penjualan, prosedur retur penjualan,dan prosedur penerimaan kas.
Akivitas logis yang membentuk sistem pemrosesan pesanan penjualan dapat
dideskripsikan dalam langkah-langkah berikut:
1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan, baik melalui
telepon, surat atau datang langsung. Departemen penjualan mencatat rincian penting dari
pesanan penjualan.
2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahkan transaksi dengan meminta
persetujuan kredit untuk pelanggan.
3. Saat kredit disetujui informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan, gudang,
dan pengiriman.
4. Setelah adanya persetujuan kredit, langkah selanjutnya adalah mengirim barang. Kemudian
informasi pengiriman akan diteruskan ke proses penagihan.
5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan mengenai
transaksi tersebut (produk, harga, biaya angkut, pajak dan ketentuan potongan harga) dan
menagih pelanggan. Proses penagihan kemudian mengirim informasi ke proses piutang
dagang dan proses pengendalian persediaan.
6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnya kedalam akun
pelanggan.
7. Bagian pengendalian persediaan juga menggunakan informasi dari bagian penagihan untuk
menyesuaikan record persediaan untuk mencerminkan penurunan persediaan.
8. Secara berkala (setelah setiapbatch, harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya) proses
penagihan, piutang dagang, dan pengendalian persediaan mengirimkan rangkuman
informasi ke proses buku besar umum. Ini termasuk (1) total penjualan dari penagihan, (2)
total kenaikan piutang dagang, dan (3) total penurunan persediaan.Berdasarkan informasi
tersebut buku besar umum memproses ke akun pengendali yang dipengaruhi oleh transaksi
penjualan selama periode berjalan. Proses buku besar merekonsiliasi rangkuman yang
dikompilasi secara independen untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan record.

Prosedur Retur Penjualan


1. Departemen penerimaan barang menyiapkan slip retur
Ketika barang dikembalikan, staf penerimaan menghitung, memeriksa, dan menyiapkan
slip retur barang yang mendeskripsikan barang tersebut. Barang tersebut dibawa ke
gudang bersama dengan salinan slip retur barang, dan salinan kedua slip retur barang ini
dikirim ke departemen penjualan.
2. Departemen penjualan menyiapkan memo kredit
Saat menerima slip retur barang, staf penjualan menyiapkan memo kredit sebagai
dokumen sah bagi pelanggan untuk menerima pembayaran kembali atas barang yang
dikembalikan. Jika persetujuan khusus bagian kredit dapat dilakukan, namun jika tidak
staf penjualan memiliki wewenang yang cukup mengesahkannya untuk dikirim ke
departemen penagihan.
3. Departemen kredit
Manajer kredit mengevaluasi kondisi pengembalian dan membuat keputusan untuk
memberikan atau menolak pengembalian tersebut. Manajer kemudian mengembalikan
memo kredit ke departemen penjualan.
4. Departemen penagihan
Staf penagihan menerima memo kredit dari departemen penjualan dan mencatat kredit
tersebut dalam jurnal penjualan sebagai pengurang nilai penjualan. Bagian ini akan
mengirimkan memo kredit ke bagian pengendalian persediaan untuk dilakukan proses
pembukuan. Pada akhir peiode, total pengembalian penjualan dirangkum dalam voucher
jurnal dan dikirim ke departemen buku besar umum.
5. Departemen pengendalian dan piutang dagang
Bagian pengendalian persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan meneruskan memo
kredit ke departemen piutang, dimana rekening pelanggan akan disesuaikan. Departemen
pengendalian persediaan dan piutang dagang mengirimkan rangkuman informasi ke
departemen buku besar umum. Selanjujtnya departemen pengendalian perssediaan
mengirimkan voucher jurnal yang merangkum total nilai dari pengembalian persediaan,
dan departemen piutang dagang mengirimkan rangkuman akun dari buku besar pembantu
piutang dagang.
6. Departemen buku besar umum
Staf departemen buku besar umum menerima voucher jurnal dari departemen penagihan
dan pengendalian pesediaan serta rangkuman akun dari departemen piutang dagang. Staf
kemudian membukukan voucher jurnal tersebut ke akun pengendali persediaan dan
piutang dagang. Staf buku besar umum akan merekonsiliasi rangkuman buku besar
pembantu piutang dagang dengan akun pengendali piutang dagang untuk menverifikasi
proses pembukuan. Voucher jurnal dan ikhtisarnya kemudian diarsipkan.
Prosedur Penerimaan Kas
1. Prosedur ruang penerimaan dokumen
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan
permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun
pelanggan. Permintaan pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran.
Biasanya adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke pelanggan. Ketika
pembayaran dilakukan pelanggan merobek bagian permintaan pembayaran dan
mengembalikannya ke penjual bersama dengan pembayaran tunai. Staf ruang penerimaan
dokumen mengirimkan cek dan permintaan pembayaran ke staf administrasi yang akan
menstempel cek tersebut “hanya untuk disetor” dan mencocokkan jumlah pada
permintaan pembayaran dengan cek tersebut, kemudian mencatatnya ke dalam daftar
permintaan pembayaran. Dokumen asli dikirim ke kasir bersama dengan ceknya, salinan
kedua dikirim ke bagian piutang dagang bersama dengan permintaan pembayaran, dan
salinan ketiga dikirim ke asisten kontroler untuk rekonsiliasi kas secara keseluruhan.
2. Departemen penerimaan kas
Kasir memverifikasi keakuratan dan kelengkapan antara cek dengan permintaan
pembayaran. Setelah adanya rekonsiliasi antara cek dan permintaan pembayaran, kasir
mencatat pada jurnal penerimaan kas. Selanjutnya staf menyiapkan slip setoran (deposit
slip) bank rangkap tiga yang menunjukkan total nilai penerimaan harian dan menyerahkan
cek tersebut beserta dua salinan dari slip setoran ke bank. Setelah dana disetor kasir bank
memvalidasi slip setoran bank dan mengembalikan satu salinan ke bagian pengawasan.
Pada akhir hari kerja staf penerimaan kas merangkum ayat jurnal dan menyiapkan
voucher jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang. Voucher jurnal tersebut
dikirimkan ke departemen buku besar umum.
3. Departemen piutang dagang
Staf departemen piutang membukukan permintaan pembayaran pada akun pelanggan
di buku besar pembantu piutang dagang. Setelah proses pembukuan, permintaan
pembayaran disimpan untuk jejak audit. Pada akhir hari kerja, staf departemen piutang
merangkum akun buku besar pembantu piutang dan menyerahkan rngkuman tersebut pada
departemen buku besar umum.
4. Departemen buku besar
Secara berkala, departemen buku besar menerima voucher jurnal dari departemen
penerimaan kas dan rangkuman akun dari deparemen piutang dagang. Staf melakukan
proses pembukuan dari voucher jurnal ke akun pengendali piutang dagang dan akun
pengendali kas, merekonsiliasi akun pengendali piutang dengan rangkuman buku besar
pembantu piutang dan menyimpan voucher jurnal.
5. Departemen kontroler
Secara berkala staf dari departemen kontroler mencocokkan penerimaan kas dengan
membandingkan dokumen berikut ini : (1) salinan dari daftar permintaan pembayaran, (2)
slip setoran bank yang diterima dari bank, (3) voucher jurnal dari departemen penerimaan
kas dan departemen piutang dagang.

Pengendalian Siklus Pendapatan


Terdapat 6 (enam) kelompok pengendalian internal dalam membuat dan mengevaluasi
proses pengendalian transaksi. Proses tersebut adalah otorisasi transakasi, pemisahan tugas,
supervisi, catatan akuntansi, pengendalian akses, dan verifikasi independen. Aktivitas
pengendalian yang khusus digunakan dalam siklus pendapatan diringkas pada tabel berikut ini.
Aktivitas
Pemrosesan Penjualan Penerimaan Kas
Pengendalian
Otorisasi transaksi Pemeriksaan kredit Daftar permintaan pembayaran
Kebijakan retur barang (pradaftar kas)
Pemisahan tugas Kredit dipisah dari pemrosesan; Penerimaan kas dipisah dari
pengendalian persediaan dipisah piutang dagang dan akun kas;
dari gudang; buku besar buku besar pembantu piutang
pembantu piutang dagang dagang dipisah dari buku besar
dipisah dari buku besar umum
Supervisi Ruang penerimaan dokumen
Catatan akuntansi Pesanan penjualan, jurnal Permintaan pembayaran, cek,
penjualan, buku besar pembantu daftar permintaan pembayaran,
piutang dagang, pengendali jurnal penerimaan kas, buku
piutang dagang (buku besar besar pembantu piutang dagang,
umum),buku besar pembantu akun pengendali piutang dagang,
persediaan, pengendalian akun kas.
persediaan, akun penjualan (buku
besar umum)
Akses Akses fisik ke persediaan; akses Akses fisik ke kas; akses ke
ke catatan akuntansi diatas catatan akuntasi diatas
Verifikasi Independen Departemen pengiriman, Penerimaan kas, buku besar
departemen penagihan, buku umum, rekonsiliasi bank.
besar umum

B. SISTEM FISIK
Bagian ini mengkaji tentang sistem fisik yang dimulai dengan ulasan prosedur manual
kemudian ke bentuk sistem berbasis komputer. Sistem manual berfungsi sebagai bantuan
pelatihan visual untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik. Dalam sistem berbasis
komputer, aliran dokumen digital tidak mudah dipresentasikan oleh flowchart dan mungkin
sulit bagi pemula untuk memahami informasi akuntansi tersebut.
Sistem flowchart manual memperkuat pentingnya pemisahan tugas yang jelas yang
digambarkan pada masing-masing departemen. Dalam sistem berbasis komputer, pemisahan
tugas dilakukan melalui teknik pemrograman komputer dan pengendalian password yang tidak
dapat dipresentasikan secara visual pada flowchart. Jadi, sistem manual merupakan komponen
fundamental dari kerangka pengamatan inovasi teknologi.

C. SISTEM MANUAL
a. Departemen penjualan.
Proses penjualan dimulai dari bagian ini yang menerima pesanan pelanggan berupa
jenis dan jumlah barang yang diminta. Pesanan yang diterima dapat melalui surat, telepon,
atau pertemuan langsung dengan pelanggan. Dokumen pesanan penjualan
mengungkapkan informasi penting seperti nama dan alamat pelanggan, nomor akun
pelanggan, deskripsi barang yang dijual, jumlah dan harga satuan, informasi pajak atas
pembelian, potongan harga dan biaya pengiriman. Berdasarkan gambar 4a beberapa
salinan pesanan penjualan digunakan untuk otorisasi kredit, slip pengepakan, dokumen
pengeluaran barang, dokumen pengiriman, faktur penjualan, dan pencatatan kedalam
buku besar. Satu salinan dari dokumen tersebut disimpan dalam file pesanan pelanggan
unuk referensi dimasa yang akan datang, dan biasanya disusun berdasarkan urutan abjad
nama pelanggan untuk memudahkan pencarian.
b. Departemen kredit.
Bagian ini melakukan otorisasi transaksi yang mencakup verifikasi kelayakan
pemberian kredit kepada pelanggan. Salinan persetujuan kredit digunakan sebagai dasar
diprosesnya pesanan penjualan, salinannya dikirimkan ke berbagai kepada bagian terkait.
Salinan kredit disimpan dalam file pesanan pelanggan sampai transaksi selesai.
c. Prosedur gudang.
Departemen penjualan mengirim salinan surat pengeluaran barang (stock release
atau tiket pengambilan) dari pesanan penjualan ke bagian gudang. Dokumen ini
mengidentifikasi barang persediaan yang harus dicari dan diambil dari gudang. Dokumen
ini memberikan persetujuan formal bagi petugas gudang untuk mengeluarkan barang.
Satu salinan surat pengeluaran barang dikirim bersama barang ke bagian pengiriman, dan
salinan yang lainnya disimpan di gudang sebagai catatan transaksi.
d. Departemen pengiriman
Sebelum menerima barang dan salinan surat pengeluaran barang, departemen
pengiriman menerima salinan slip pengepakan dan dokumen pengiriman dari departemen
penjualan. Slip pengepakan bersama dengan barang dikirim ke pelanggan untuk
menggambarkan isi kiriman tersebut, bisa ditaruh dalam kotak pengiriman atau ditempel
pada barang tersebut. Ketika menerima barang dari bagian gudang, petugas pengiriman
mencocokkan barang dengan dokumen pengeluaran barang, slip pengepakan, dan
dokumen pengiriman untuk memverifikasi kebenaran pesanan. Petugas pengiriman
menyerahkan barang, slip pengepakan, dan salinan bill of lading (kontrak formal antara
penjual dan perusahaan pengiriman) kepada perusahaan pengiriman. Selanjutnya petugas
pengiriman mencatat log pengiriman barang, menyerahkan pengeluaran barang dan
dokumen pengiriman ke departemen penagihan sebagai bukti pengiriman, dan
mengarsipkan satu salinan bill of lading dan satu salinan dokumen pengiriman.
e. Departemen penagihan
Pada saa persetujuan kredit departemen penagihan menerima faktur, salinan buku
besar, dan salinan file pesanan penjualan dari departemen penjualan. Pengirimanbarang
merupakan peristiwa ekonomi saat dimana pelanggan sudah dapat ditagih. Departemen
penagihan menunggu pemberitahuan dari bagian pengiriman barang sebelum melakukan
penagihan. Ketika dokumen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman yang
mendeskripsikan barang yang dikirim ke pelanggan sampai pada bagian penagihan,
bagian ini akan mencari faktur dan salinan buku besar yang diterima dari bagian
penjualan, membandingkan informasi yang tertera dalam faktur dan dokumen pengiriman
dan jika sesuai faktur akan dikirimkan ke pelanggan.
f. Departemen pengendalian persediaan
Departemen ini menggunakan dokumen pengeluaran barang untuk memperbarui akun
buku besar pembantu persediaan (inventory subsidiary ledger). Pada sistem persediaan
perpetual, setiap item di persediaan mempunyai record tertentu dalam buku besar yang
sekurang-kurangnya berisi data deskripsi barang, jumlah yang diterima, jumlah yang
terjual, dan jumlah yang tersisa. Setelah proses pembukuan, dokumen pengeluaran barang
disimpan. Pada akhir periode nilai keuangan dari total penurunan persediaan dirangkum
dalam voucher jurnal dan dikirim ke departemen buku besar umum untuk dibukukan ke
akun Harga Pokok Penjualan.
g. Departemen piutang dagang
Departemen ini akan membukukan salinan buku besar pesanan penjualan ke buku
besar pembantu piutang dagang (accounts receivable subsidiary ledger). Setiap
pelanggan mempunyai record masing-masing pada buku pembantu piutang dagang yang
berisi informasi nama pelanggan, alamat pelanggan, data kredit, tanggal transaksi, nomor
faktur, kredit pembayaran, retur, dan saldo.
h. Departemen buku besar umum
Pada saat penutupan periode pemrosesan, departemen buku besar umum telah
menerima voucher jurnal dari departemen penagihan dan pengendalian persediaan, dan
ikhtisar akun dari departemen piutang dagang. tujuannyayaitu:
1. Buku besar umum menggunakan voucher jurnal untuk memproses akun pengendali
(tidak ada perinciannya) mengenai piutang dagang dan persediaan.
2. Rangkuman akun yang secara independen disediakan oleh departemen piutang
dagang, digunakan untuk memverifikasi keakuratan internal dari seluruh proses.
Dengan mencocokkan voucher jurnal dan rangkuman akun yang diterima dari
departemen operasional, buku besar umum dapat mendeteksi berbagai jenis kesalahan.
D. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER
Mengotomatisasikan Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan Teknologi Batch
Perubahan utama dari sistem manual atau prosedur akuntansi tradisional adalah
kegiatan pencatatan penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang, dan buku besar
umum dilakukan oleh aplikasi komputer. Namun tugas operasional seperti penerimaan
pesanan penjualan, pemeriksaan kredit, penggudangan, dan pengiriman masih dilaksanakan
sama dengan pada sistem manual. Dua keunggulan utama dari otomatisasi adalah
penghematan biaya dan pengurangan kesalahan administrasi. Tahap-tahap pemrosesan
komputer berdasarkan sistem batch, antara lain: Pemasukan Data, Pengeditan, dan Prosedur
Pembaruan.

Rekayasa Ulang Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan Teknologi Real-Time


Dalam sistem real-time banyak prosedur manual dan dokumen sistem yang lama
digantikan dengan terminal komputer yang interaktif. Sistem ini menyediakan masukan dan
keluaran secara real-time dengan pembaruan batch hanya pada file master saja.

a. Prosedur Pemrosesan Transaksi. Pada tahap prosedur penjualan, staf penjualan


menerima pesanan dari pelanggan dan memproses setiap transaksi secara terpisah pada
saat itu juga. Dengan menggunakan terminal komputer yang terhubung ke sistem pesanan
penjualan, staf melaksanakan tugasnya secara real-time.
Pada tahap prosedur pergudangan, terminal komputer staf pergudangan segera
mencetak dokumen pengeluaran barang yang dikirim secara elektronik. Kemudian staf
mengambil barang dan mengirimkannya bersama dengan salinan dokumen pengeluaran
barang ke departemen pengiriman.
Pada tahap departemen pengiriman, staf pengiriman mencocokkan barang, dokumen
pengeluaran barang, dan slip pengepakan yang dibuat oleh terminal komputer. Staf
kemudian memilih kurir dan menyiapkan barang untuk dikirim. Dari terminal komputer
ini, staf mengirimkan dokumen pengiriman ke komputer pusat yang berisi tanggal dan
biaya pengiriman. Staf pengiriman memperbarui record pesanan penjualan secara real-
time dan melakukan proses penutupan pesanan penjualan.
b. Prosedur Pembaruan File Master. Di penghujung hari, program update pada sistem
batch akan mencari data pemesanan oleh pelanggan yang telah bertanda tertutup serta
kemudian melakukan pembaruan pada akun buku besar umum seperti Persediaan –
Pengendali, Penjualan, Piutang Dagang – Pengendali, dan Harga Pokok Penjualan.

Prosedur Penerimaan Kas Otomatis

Prosedur penerimaan kas menyerupai sistem batch yang sebenarnya. Cek dan
permintaan pembayaran diterima secara berkelompok (batch).
Prosedur Pembaruan. Prosedur pembaruan terdiri dari: (1) Ruang Penerimaan
Dokumen, yang memisahkan cek dengan permintaan pembayaran dan menyiapkan daftar
pembayaran; (2) Departemen Penerimaan Kas, yang akan mencocokkan cek dan daftar
pembayaran serta menyiapkan slip setoran; (3) Departemen Piutang Dagang, yang bertugas
menerima dan mencocokkan dokumen pembayaran dengan daftar pembayaran; (4)
Departemen Pemrosesan Data, yang mencocokkan voucher jurnal dengan file transaksi
penerimaan kas serta memperbarui buku besar pembantu piutang dagang dan akun pengendali
buku besar umum.

SISTEM POINT OF SALES (POS)


POS System biasanya digunakan oleh toko bahan makanan, pusat pertokoan, dan jenis
penjualan eceran lainnya dimana hanya uang tunai, cek, dan kartu pembayaran tunai yang
dapat digunakan. Perusahaan tidak menyimpan rekening (accounts) pelanggan. Persediaan
disimpan di toko, tidak terpisah di gudang. Para pelanggan secara langsung mengambil barang
yang akan mereka beli dan membawanya ke kasir pembayaran dimana transaksi terjadi.

Rekayasa Ulang Menggunakan Electronic Data Intercharge (EDI)


Teknologi EDI dibuat untuk mempercepat transaksi rutin antara produsen dengan
pedagang grosir, serta antara pedagang grosir dengan pedagang eceran. Komputer pelanggan
terhubung langsung ke komputer penjual melalui telepon. Saat komputer pelanggan
mendeteksi adanya kebutuhan untuk memesan persediaan, sistem secara otomatis mengirmkan
pesan tersebut ke penjual. Sistem yang dimiliki oleh penjual menerima pesanan tersebut dan
secara otomatis memprosesnya. Sistem ini ada yang membutuhkan tenaga manusia dan ada
juga yang tidak sama sekali. EDI memiliki masalah pengendalian bagi perusahaan seperti
masalah bagaimana memastikan hanya transaksi yang valid saja yang diproses dengan kondisi
tidak adanya prosedur pengesahan.

Rekayasa Ulang Dengan Menggunakan Internet


Internet menghubungkan organisasi dengan ribuan mitra bisnis potensial yang tidak
memiliki perjanjian formal dengan organisasi. Selain peluang bisnis yang tidak dapat
dipastikan, hubungan dengan internet membuka ancaman bagi perusahaan dari para hacker,
virus, dan penipuan transaksi.

Pertimbangan Pengendalian Untuk Sistem Berbasis Komputer

a. Otorisasi. Tugas otorisasi transaksi dalam sistem pemrosesan real-time dilakukan secara
otomatis. Manajemen dan akuntan harus memberi perhatian lebih atas kebenaran aturan
program komputer dan kualitas data yang digunakan. Sedangkan dalam sistem POS,
proses otorisasi melibatkan validasi biaya kartu kredit dan menetapkan bahwa pelanggan
tersebut adalah pengguna yang sah dari kartu kredit tersebut.
b. Pemisahan Tugas. Aplikasi komputer melaksanakan tugas pengendalian persediaan,
piutang dagang, penagihan, dan buku besar umum tanpa adanya fungsi pemisahan tugas
pada area ini. Sehingga perhatian organisasi harus berfokus pada integritas program
komputer yang melaksanakan program-program tersebut.
c. Supervisi. Risiko pencurian atau kehilangan data merupakan hal yang penting diatasi
dengan cara menghadirkan fungsi supervisi, baik dalam bentuk alat seperti kamera
pengamatan, penjagaan oleh manusia, maupun pengendalian manajemen bertingkat.
d. Pengendalian Akses. Dalam sistem terkomputerisasi, catatan akuntansi disimpan dalam
bentuk digital dan rentan terhadap akses yang tidak mempunyai otorisasi dan tidak
terdeteksi. Risiko tambahan terjadi pada sistem real-time yang seringkali menyimpan
catatan akuntansi pada bentuk digital. Tanpa adanya dokumen fisik sebagai cadangan,
kehancuran file komputer dapat mengakibatkan perusahaan tidak mempunyai catatan
akuntansi lagi. Perusahaan juga harus menerapkan pengendalian yang membatasi akses ke
file.
e. Catatan Akuntansi. Catatan akuntansi meliputi jurnal dan buku besar yang berbentuk
digital. Akuntan harus bersikap skeptis dalam menerima kebenaran nilai dari laporan yang
dicetak dari komputer. Keandalan dokumen yang digunakan dalam audit dan tujuan
akuntansi lainnya bergantung pada kualitas pengendalian yang melindunginya dari
manipulasi pihak yang tidak berwenang.
f. Verifikasi Independen. Konsolidasi tugas-tugas akuntansi yang dilakukan secara
komputerisasi menghilangkan beberapa prosedur pengendalian verifikasi manual.
Verifikasi indipenden dijalankan dengan melakukan perhitungan saldo pengendalian
batch setiap selesai dijalankan dengan membuat laporan manajemen dan rangkuman
untuk ditinjau kembali oleh pengguna akhir.

E. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS PC


Aplikasi PC dibuat untuk sistem yang bersifat umum sehingga dapat memenuhi
banyak keinginan pengguna. Sistem akuntansi berbasis PC banyak digunakan pada perusahaan
berskala kecil untuk mengotomatisasi sistem manual perusahaan sehingga menjadi efisien dan
kompetitif.

Isu Pengendalian Sistem Berbasis PC


a. Pemisahan Tugas. Sistem PC cenderung menyerahkan berbagai kewenangan
memasukkan seluruh data transaksi termasuk pesanan penjualan, penerimaan kas, faktur,
dan pembayaran hanya kepada satu orang.
b. Pengendalian Akses. Sistem PC biasanya tidak cukup menyediakan pengendalian akses
file data, meskipun beberapa aplikasi bisa diatasi dengan menggunakan kata sandi,
enskripsi data, penguncian data, ataupun alat pengamanan fisik.
c. Catatan Akuntansi. Risiko yang mengancam catatan akuntansi ataupun jejak audit adalah
kehilangan data, terutama yang disebabkan oleh kerusakan disket komputer. Prosedur
pembuatan data cadangan dari file data dan program dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini.

Anda mungkin juga menyukai