Abstrak
Jenis tegangan yang mungkin diuji terhadap suatu peralatan adalah tegangan tinggi searah, tegangan tinggi
bolak-balik dan tegangan tinggi impuls. Untuk membangkitkan simulasi tegangan tinggi impuls dibutuhkan
rangkaian generator impuls RLC satu tingkat dengan parameter-parameter yang sesuai dengan standar IEC.
Tegangan yang dihasilkan rangkaian ini menyerupai tegangan yang dihasilkan oleh petir dan surja hubung.
Gelombangnya berekor pendek dan bermuka curam selama gelombang ini berjalan melalui kawat transmisi
bentuknya berubah, mukanya menjadi kurang curam, ekornya bertambah panjang dan amplitudonya
berkurang. Besarnya tegangan impuls yang harus diterapkan pada alat-alat listrik untuk menguji ketahanan
petir dan surja hubung ditetapkan dalam standar IEC. Dahulu pengujian tegangan tinggi impuls hanya
berlaku untuk transformator tenaga yang langsung terkena bahaya petir oleh karena bahaya itu mungkin juga
mengancam mesin (terutama surja hubung), maka pengujian impuls juga perlu dilakukan terhadap alat
tersebut. Dalam merencanakan suatu generator impuls terlebih dahulu ditentukan spesifikasi tegangan
keluarannya, yaitu: tegangan puncak (Vmaks), waktu muka gelombang (Tf), dan waktu ekor gelombang (Tt).
Disamping itu, ditentukan juga kapasitas generator (W) dan efisiensi tegangannya ( ), dengan diketahuinya
semua spesifikasi di atas, maka besarnya nilai komponen R, L, dan C dapat ditentukan, Dengan diketahui
semua spesifikasi tegangan keluaran generator, maka besarnya nilai RLC dapat ditentukan dimana dalam
penentuan parameter ini didapat nilai untuk RLC adalah : nilai resistansi (R) = 1498 M , Nilai induktansi
(L) = 303 MH, dan Nilai kapasitansi (C) = 0,05 µF
1
ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Yusmartato, Ramayulis, Menentukan....
diuji terhadap suatu peralatan adalah tegangan sehingga mengurangi penyimpangan statistik dari
tinggi searah, tegangan tinggi bolak-balik dan waktu tembus.
tegangan tinggi impuls. Spesifikasi yang berkaitan dan ini
Untuk membangkitkan simulasi tegangan merekomendasikan iradiasi buatan untuk
tinggi impuls dibutuhkan rangkaian generator pengukuran tegangan impuls dengan amplitudo
impuls RLC satu tingkat dengan parameter- kurang dari 50 kv.
parameter yang sesuai dengan standar IEC. Kelebihan sela bola untuk mengukur nilai
Tegangan yang dihasilkan rangkaian ini puncak tegangan tinggi impuls ialah bahwa jika
menyerupai tegangan yang dihasilkan oleh petir hanya bertumpu pada ada tidaknya tembus maka
dan surja hubung. Untuk lebih jelasnya dapat tidak dapat dipastikan selisih antara lain puncak
dilihat pada bab-bab berikutnya. tegangan impuls yang diterapkan (V) terhadap
nilai (Vd). Hal ini hanya dapat ditentukan dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA impuls-impuls yang berulang.
Hingga disini amplitudo dari sederet
Tegangan tinggi impuls adalah suatu fungsi tegangan impuls secara bertahap diubah hingga
yang berharga sangat besar dalam selang waktu sekitar setengah dari jumlah menyebabkan tembus,
yang sangat singkat. Diluar selang waktu itu fungsi yakni probabilitas tembus P (V) sekitar 50 %.
impuls berharga nol. Didalam sistem tenaga listrik, Untuk tegangan impuls ini diperoleh persamaan
tegangan tinggi impuls dapat terjadi dalam bentuk berikut :
tegangan yang disebut impuls tegangan dan dapat Vd-50 Vd dVdo
juga dalam bentuk arus disebut arus impuls.
Umumnya, yang terjadi pada sistem tenaga listrik Di mana :
adalah tegangan impuls. Vd = Nilai Puncak tegangan standar
Tegangan impuls pada sistem tenaga d = Rapat Udara Relatif
listrik dapat terjadi oleh surja hubung (switching) Vdo = Tegangan Tembus Pada Kondisi Standar
dan dapat juga disebabkan oleh muatan awan
(petir). Impuls tegangan pada sistem tenaga listrik Dengan (d) menyatakan rapat udara relatif
merambat disaluran transmisi secara gelombang. dan Vdo ialah tegangan tembus pada kondisi
Tegangan lebih ini mempunyai bentuk gelombang standar, nilai Vdo dapat diperoleh dan tergantung
apriodik yang diredamkan (damped aperiodic) pada diameter bola, polaritas dan besar sela fungsi
seperti pada waktu pelepasan muatan sebuah distribusi P (V) dari tegangan tembus lihat Gambar
kapasitor melalui sebuah tahanan yang cukup pada 1, dapat ditentukan dengan menerpa suatu susunan
tempat yang terkena petir. Gelombangnya berekor elektroda secara berulang, nampak bahwa
pendek dan bermuka curam selama gelombang ini tegangan ketahanan Vd - 0 dan tegangan pasti
berjalan melalui kawat transmisi bentuknya tembus Vd - 100, sesuai dengan probabilitas tembus
berubah, mukanya menjadi kurang curam, ekornya 0 % dan 100 %, hanya dapat diperkirakan dan
bertambah panjang dan amplitudonya berkurang. karena itu tidak cocok sebagai karakteristik.
Besarnya tegangan impuls yang harus diterapkan Selain probabilitas tembus 50 %, yang
pada alat-alat listrik untuk menguji ketahanan petir biasanya hanya dapat teliti untuk impuls yang
dan surja hubung ditetapkan dalam standar IEC. banyak, maka dapat dipilih nilai P (V) yang lebih
tinggi dan lebih rendah; nilai Vd - 50 yang
dikehendaki kemudian diperoleh dengan
2.2 Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls interpolasi, sebaiknya secara gerafis, dengan
2.2.1 Mengukur Tegangan Puncak dengan sela ordinasi diukur untuk memenuhi distribusi normal.
bola
Penggunaan sela bola untuk mengukur
nilai puncak tegangan tinggi bolak-balik.
Penelitian pada tembus gas mengungkapkan bahwa
proses tembus (Vd) pada sistem seperti ini hanya
memerlukan waktu beberapa (µs) jika tegangan
yang diterapkan telah melampaui nilai puncak
tegangan tembus untuk tegangan bolak-balik.
Telah diketahui pula bahwa sela bola dapat
digunakan untuk mengukur nilai puncak tegangan Gambar 1. Fungsi Distribusi dari Tegangan Tembus
impuls yang memiliki tempo cukup panjang, batas pada Sela Bola untuk Tegangan Tinggi
untuk ini sekitar Tf 50 µs. Impuls.
Disini diandaikan bahwa dalam udara
diantara bola-bola terdapat pembawa muatan yang Adapun yang dimaksud dengan sela bola
cukup untuk mengawali proses segera setelah kuat standar ialah sela bola yang memenuhi syarat
medan tertentu tercapai. Dengan radiasi buatan standar mengenai kualitas, jarak (sela) antara bola
maka daerah tembus dapat diionkan terlebih dahuli dan ukuran bola. Dalam keadaan udara tertentu,
sebuah sela bola selalu mempunyai tegangan pembagi adalah waktu tanggap T yang
percikan tertentu pula. Itulah sebabnya ia dapat dinyatakan dengan luasan berikut :
dipakai sebagai alat pengukur tegangan untuk
menetapkan 50 % (sparkovervoltage) ini tiap
perbandingan pelepasan diukur dengan
T= 1 − w(t ) dt.
0
mengetrapkan dua tegangan masing-masing, bila
perbandingan ini antara 20 % dan 80 %, maka 50 Di mana :
% ditetapkan secara interpolasi ada cara lain untuk T = Waktu Tanggap
menentukan 50 % SOV ini, yaitu cara naik dan w(t) = Tanggap langkah
turun.
Pembagi tegangan kebanyakan pada pembagi Dalam Gambar 2a ditunjukkan jaring kerja
tegangan terdapat stray kapasitas yang terbagi empat terminal yang paling sederhana dengan
menjadi stray terhadap tanah (benda yang respon langkah satuan. Perilaku ini disebut
bertegangan sama dengan tanah), stray terhadap “Perilaku RC”. Dalam Gambar 2.2b ditunjukkan
benda yang elektroda bola ini harus dikalikan jaring kerja empat terminal dengan respon langkah
dengan faktor koreksi yang disebabkan adanya satuan yang mengandung osilasi transien yang
perubahan suhu udara dan kerapatan udara atau teredam. Bila ditentukan waktu tangap maka
mungkin juga terpengaruh oleh kelembaban udara. diperoleh luasan-luasan dengan tanda yang
Untuk pengujian bahan yang (non-self restoring) berlainan. Waktu T1 dapat ndipandang sebagai
maka ekstropolasi dimulai pada titik yang lebih ukuran dari pembentukan dahi dari tegangan
besar dari titik 50 % dari tegangan pengujian. langkah, dan kuosien T/T1 sebagai suatu ukuran
Ekstrapolasi dapat dilakukan pengujian berbanding redaman dari sistem pengukuran. Kurva dari
lurus dengan besaran yang terkait. respon langkah yang ditunjukkan digambarkan
sebagai “perilaku RLC”.
2.2.2 Rangkaian dan Perilaku Transien dari
Pembagi Tegangan Impuls
Andaikan bentuk tegangan hendak diukur
dengan osiloskop sinar katoda (KO). Besarnya
yang diukur dimasukkan melalui kabel ukur
koaksial dengan salah satu ujung dihubungkan
pada terminal sekunder pembagi tegangan,
pembagi tegangan, kabel ukur dan KO secara
bersama membentuk system pengukuran. Jika
hanya nilai puncak (V) yang hendak diukur maka
suatu piranti penunjuk elektronik dapat
dihubungkan menggantikan osiloskop.
a. Karakteristik perilaku transient Gambar 2. Rangkaian Ekivalen dan Respon
Untuk meneliti perilaku sistem pengukuran Langkah Satuan dari Pembagi
dilakukan serangkaian uji fungsi Perilaku Tegangan (a) Perilaku RC, (b)
yang dimaksud dapat diturunkan dari Perilaku RLC.
pengamatan terhadap fungsi langkah. Metode
ini telah terbukti sesuai untuk penelitian baik Dalam sistem pengukuran praktis sering
secara teori maupun praktek. Sistem digunakan rangkaian elektrik yang jauh lebih rumit
pengukuran secara umum dapat dipandang dan ditemukan respon langkah satuan yang agak
sebagai suatu jaringan empat terminal. berbeda. Akibat (overshoot) yang besar maka
Tegangan langkah satuan dengan amplitudo waktu tanggap (T) bahkan dapat menjadi negatif.
V1 diberikan sebagai besaran masukan : Untuk sistem pengukuran dengan rentang
ukur yang lebih besar serta yang teredam dengan
V1 (t) = V1 – S(t) baik, maka T1 menjadi kecil dan jika mungkin T/T1
Tegangan keluaran yang dihasilkan ialah : akan cenderung bernilai 1.
V2 (t) = V2 w (t) Permulaan dari respon langkah satuan sangat
sulit dikenali dalam osilogram karena osilasi awal
dengan V2 sebagai nilai nominal pada yang lambat atau osilasi yang terkandung. Namun
keadaan mantap. Dalam persamaan ini w (t) demikian waktu T1 sangat bergantung pada
adalah tanggap langkah terhadap fungsi penentuan titik nol. Dalam hal ini permulaan
langkah satuan s(t). Dalam sistem yang linier respon langkah satuan dinyatakan sebagai
perpotongan dari perpanjangan garis dahi secara
tegangan V1 sebanding dengan V1 .
linier dengan garis nol.
Ungkapkan V1 /V2 disebut sebagai Jika galat amplitudo tegangan yang
perbandingan transformasi. Suatu karakteristik diakibatkan tidak melebihi 5% maka nilai-nilai
yang penting untuk menyatakan perilaku
penurunan tegangan tinggi impuls petir sangat dibuat besar. Untuk menghambat muatan yang
bervariasi sehingga untuk pengujian perlu dibuat datang dari sumber tegangan tinggi DC selama
bentuk standar tegangan tinggi impuls, yakni proses pelepasan muatan berlangsung. Karena
seperti diperlihatkan pada Gambar 6. pelepasan muatan berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat dan tahanan resistor yang Rp
dibuat besar, maka muatan yang datang dari
sumber tegangan DC dapat dianggap tidak ada
oleh karena itu selama proses pelepasan
muatan, tidak ada muatan yang sempat mengisi
kondensator pemuat C. Artinya, hanya muatan
kondensator pemuat (C) yang dilepaskan
kerangkaian Rs, L, dan Ro dengan demikian,
rangkaian ekuivalen generator setelah sela picu
bekerja dapat dibuat seperti pada Gambar 7b.
Gambar 6. Gambar Tegangan Tinggi Impuls Persamaan tegangan pada rangkaian ini
Petir Standar. adalah :
i dt + (Ro + Rs )i + L
1 di
Keterangan
Tf = Waktu muka gelombang (O’A)
V=
C dt
(1)
Tt = Waktu ekor gelombang (O’B)
Vmaks = Tegangan puncak
Tegangan kondensator pemuat (V) adalah
V’ = Kelebihan tegangan ±0,05 x V maks
konstan, sehingga derivasi Persamaan (1) terhadap
waktu adalah sebagai berikut :
Untuk tegangan tinggi impuls petir d 2i
i + (Ro + Rs ) + L 2
1 di
ditentukan sebagai berikut : 0=
1. Titik P pada muka gelombang dimana C dt dt
tegangan sama dengan 0,3 kali tegangan (2)
puncak, dan titik Q pada muka gelombang Atau
dimana tegangan sama dengan 0,9 kali 1 di d 2i
tegangan puncak 0= i+R + L 2
2. Garis menghubungkan titik P dengan Q
C dt dt
(3)
hingga memotong sumbu waktu. Titik
Di mana :
potong garis penghubung ini dengan
R = Ro + Rs (4)
sumbu waktu adalah titik acuan waktu
(O’).
Penyelesaian Persamaan 3 adalah :
Pembangkitan tegangan tinggi tersebut
dalam laboratorium dipengaruhi oleh tegangan
V ( 2 + 1 ) −1t
impuls terpa hubung, tegangan ini hampir mirip
dengan tegangan impuls petir tetapi memiliki
i=
R( 2 − 1 )
(
− − 2t )
tempo yang lebih panjang.
(5)
2.7 Generator Impuls Rlc Di mana:
2
R R 1
Rangkaian generator ini ditunjukkan pada 1 = − −
Gambar 7a generator ini membutuhkan sumber 2L 2L LC
tegangan tinggi DC yang tegangan keluarannya (6)
dapat diatur dan dilengkapi dengan sela picu F. Dan
2
R R 1
2 = + − (7)
2L 2L LC
Vmaks Ro ( 2 + 1 ) 1 − 2 In 1
1 2 2
Tegangan keluaran generator adalah tegangan In 2
pada resistor Ro, yaitu : = = − 1 − 2 1
V R( 2 − 1 )
Vo = i . Ro (9)
9. Dari nilai efisiensi ( ), nilai (R), nilai ( ), 3. Dalam merencanakan suatu generator impuls
terlebih dahulu ditentukan spesifikasi
nilai ( ), nilai (In ) dan nilai ( ), maka
tegangan keluarannya, yaitu :
dapat ditentukan nilai (Ro). a. Tegangan puncak (Vmaks)
Dimana : b. Waktu muka gelombang (Tf)
.R. c. Waktu ekor gelombang (Tt)
Ro = 1 d. Kapasitas generator (W)
In In
( 1−
− 1− ) e. Efisiensi tegangan ( )
= 4. Dengan diketahui semua spesifikasi tegangan
keluaran generator, maka besarnya nilai RLC
0,5 .1498. 2,4583 dapat ditentukan dimana dalam penentuan
2,4718 (2,7182 −0,0162 − 2,7182 −5,9162 ) parameter ini didapat nilai untuk RLC adalah:
= a. Nilai resistansi (R) = 1498 M
1841,2667 b. Nilai induktansi (L) = 303 MH
c. Nilai kapasitansi (C) = 0,05 F
2,4718 (0,9839 − 0,0026)
1841, 2667 5.2 Saran
= 1. Untuk menyempurnakan tulisan ini, penulis
2,4255
mengharapkan kepada pembaca untuk
= 759,1287 mengembangkan lebih lanjut khususnya
10. Setelah nilai (R) dan nilai (Ro) diketahui, dalam bidang penelitian (Aplikasi)
maka dapat ditentukan nilai (Rs). 2. Penulis mengharapkan kepada pembaca yang
Dimana : berminat untuk mengambil mata kuliah
Rs = R – R o pilihan yang terkhusus dalam bidang
= 1498 – 759, 1287 tegangan tinggi untuk kembali meneliti
= 738,8713 maupun studi bagaimana cara menentukan
parameter generator impuls rangkaian RLC
KESIMPULAN DAN SARAN untuk beberapa standar dan berlaku juga
untuk rangkaian RC dan rangkaian Marx
5.1 Kesimpulan (bertingkat).
1. Suatu tegangan impuls dinyatakan dengan
besar tegangan puncaknya, waktu muka (Tf)
dan waktu ekor (Tt), menurut standar IEC DAFTAR PUSTAKA
waktu muka dan waktu ekor tegangan tinggi
impuls adalah sebagai berikut : [1] Artono Arismunandar, 1994, Teknik
a. Waktu muka dan ekor untuk tegangan Tegangan Tinggi, Penerbit PT. Pradnya
tinggi impuls petir Tf x Tt = (1,2 ± 30%) x Paramita, Jakarta 1994.
(50±20 %) s [2] A.Arismunandar, 1979, Teknik Tenaga
b. Waktu muka dan ekor untuk tegangan Listrik, edisi ke -4, Pradnya Paramita :
tinggi impuls surja hubung : Tf x Tt = Jakarta.
(250 ± 20%) x (2500 ± 60%) s [3] A.Arismunandar, 1994, Teknik Tegangan
2. Untuk pembangkitan tegangan tinggi impuls Tinggi, Pradnya Paramita : Jakarta.
diperlukan suatu alat yang disebut sela picu, [4] A.S.Pabla, 1994, Sistem Distribusi Daya
alat ini terdiri atas dua elektroda, yaitu : Listrik, (Alih Bahasa Abdul Hadi) Erlangga :
a. Elektroda tegangan tinggi berbentuk Jakarta.
bola, dan [5] Bonggas L. Tobing, 2003, Dasar Teknik
b. Elektroda tegangan tinggi berbentuk Pengujian Tegangan Tinggi, Penerbit PT.
setengah bola Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
1. Penyebab terjadinya tegangan tinggi impuls [6] Dieter Kind, 1993, Pengantar Teknik
disebabkan oleh : Eksperimen Tegangan Tinggi, Penerbit ITB,
a. Operasi hubung buka (switching Bandung.
operation) dan [7] Hermagasantos, 1994, Teknik Tegangan
b. Dapat juga disebabkan oleh muatan Tinggi, Penerbit PT. Rosda Jayaputra,
awan (petir) Jakarta.
2. Kegunaan tegangan tinggi impuls adalah : [8] Syamsir Abduh, 2001, Teknik Tegangan
a. Kegunaan dalam pengukuran pada Tinggi, Penerbit Salemba Tenika, Jakarta.
transformator
b. Kegunaan dalam pengukuran pada
ioslator dan peralatan listrik lainnya