Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN MESIN KONVERSI ENERGI

DI SUSUN OLEH :
NAMA: DANI ROOY SALAKA
NIM: 2019061034087

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih
2021
KATA PENGANTAR
Diktat Mesin Konversi Energi ini memaparkan teori dasar konversi energi. Pada
bab awal dipaparkan sumber-sumber energi yang mendasari teori mesin konversi
energi. Fokus pembahasan di dalam buku ajar MKE ini adalah mesin mesin yang
mengkonversi sumbersumber energi yang tersedia di alam untuk menghasilkan
energi yang dapat dimanfaatkan.
DAFTAR ISI
COVER ……….……………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………….... iii
BAB I PENDAHULUAN
A…Latar Belakang……………………………………………………..

B…Rumusan Masalah………………………………………………….

C…Tujuan Pembahasan………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
A…Motor Bakar …………………………………………………
1) Otto Cycle…………………………………………………………
2) Diesel…………………………………………………………….
3) Brayton…………………………………………………………..
B…Rankine ……………………………………………………

C…Hidropower………………………………………………..
1) PLTA, PLTMU…………………………………………………..
2) Tidal Lock……………………………………………………….
3) OTEC……………………………………………………………..

D…Fotovoltaik…………………………………………………
BAB III KESIMPULAN & SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konversi energi adalah perubahan dariyang satu menjadi bentuk
energilain.Energi idak dapat diciptakan (dibuat) ataupun dimusnahkan akan tetapi
dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Energi bersifat abstrak dan sukar dibuktikan, tapi dapat dirasakan
adanya.Ada beberapa macam macam energi yang kita kenal, yaitu energi meanik,
energilistrik, energi kimia, energi nuklir, dan energi ternal baik alami maupun
buatan.Energi pada prinsipnya sudah ada di alam sejak dahulu kala dan tidak
dapaydimusnahkan. Energihanya dapay di transfer dan dapat dimanfaatkan
entukkebutuhan hidup manusia

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:


 
1. Memahami mesin konversi energy.
2. Mengetahui lebih banyak tentang mesn konversi energy.
3. Mengetahui manfaat mesin konversi energy.
4. Mengetaui macam macam mesin konversi energy

1.3MANFAAT

 Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan


kepada pembaca tentang mesin konversi energi khususnya mengenai klasifikasi
energi, sumber sumber energi, penjelasan Motor bakar , Rankine, Hidropower,
Fotovoltaik , dan Wind energi.
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Motor Bakar
Definisi Motor Bakar

Motor bakar adalah salah satu mesin konversi energi yang banyak digunakan
sebagai pengerak pada alat transportasi maupun peralatan industri. Motor bakar
juga disebut mesin (Engine) yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga. Pada
bagian mesin ini terjadi perubahan energi kimia ke energi thermal menjadi energi
mekanik atau energi gerak.
Menurut Subandiro (2009:6) motor bakar atau mesin termasuk mesin panas
(Thermal Engine) karena tenaga gerak yang dihasilkan mengunakan proses
pembakaran. Berikut ini ada dua macam mesin panas yaitu :
1) Mesin Pembakaran Dalam ( Internal Combustion Engine) Yaitu proses
pembakaran berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas
pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Dalam
kelompok ini terdapat motor bakar torak, sistem turbin gas dan propulsi pancar gas
(Wiranto, 1988:1)

2) Mesin Pembakaran Luar (External Combustion Engine) Yaitu mesin


yang dapat menghasilkan energi dan membangkitkan panas dilakukan secara
terpisah (Subandrio, 2009:6). Contoh mesin pembakaran luar adalah mesin uap
dan turbin uap.

Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor bensin (otto)
dan motor diesel. Perbedaan utamanya terletak pada sistem pembakarannya.
Bahan bakar motor bensin dinyalakan oleh loncatan api listrik di antara kedua
elektroda busi. Karena itu motor bensin dinamai juga Spark Ignition Engines.
Sedangkan motor diesel disebut Comperession Ignition Engines karena terjadi
proses pembakaran sendiri terhadap bahan bakar dalam silinder yang bertekanan
dan temperatur yang tinggi. Berdasarkan
prinsip kerja mesin dibedakan menjadi mesin 2 tak (2 langkah) dan mesin 4 tak (4
langkah). Mesin mempunyai proses kerja dinamakan siklus, yang meliputi proses
pemasukan bahan bakar, kompresi, pembakaran, ekspaansi dan pembuangan gas
sisa. Secara umum, kendaraan
bermotor menggunakan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine),
mengingat motor pembakaran jenis dalam ini mempunyai kelebihan yang banyak
dibandingkan dengan motor pembakaran luar. Beberapa kelebihan tersebut antara
lain : a. Lebih hemat atau irit dalam
pemakaian bahan bakar,

b. Kontruksi mesinnya lebih sederhana dan lebih kecil,

c. Berat tiap satu satuan tenaga mekanisnya lebih kecil.


Pembakaran Udara dan bahan bakar yang dipanaskan akan menghasilkan
pembakaran,sehingga menghasilkan gaya yang diperlukan untuk memutarkan
engine. Udara yang mengandung bahan Oksigen diperlukan untuk membakar
bahan bakar.Sementara bahan bakar menghasilkan gaya. Ketika bahan bakar
dikabutkan di ruang bakar maka bahan bakar akan sangat mudah untuk dinyalakan
dan akan terbakar dengan effisien.Pembakaran dapat terjadi ketika campuran
bahan bakar dan udara dikompresikan sampai dihasilkan panas yang cukup ( 1000
ºC) sehingga dapat menyala tanpa bantuan percikan bunga api (Bruijn, LA de dan
L. Muilwijk, 1979).

Jika dilihat dari bentuk ruang bakarnya, ada tiga jenir motor bakar yang saat
ini sering digunakan, di antaranya adalah :

a. Motor torak

b. Motor rotary

c. Motor jet

Motor torak sendiri ada beberapa type, di antaranya adalah motor bensin,
dan motor diesel. Jika dilihat dari cara kerjanya, ada dua jenis motor, yaitu motor
dua langkah (two stroke), dan motor empat langkah (four stroke).(soemarsono,
B.Sc, 1997).

Motor Bensin 2 Langkah Bensin

2 Langkah Motor Bensin 2 langkah artinya dalam satu siklus kerja atau satu
putaran poros engkol memerlukan dua langkah piston.

Langkah pertama setelah terjadi pembakaran piston bergerak dari TMA


menuju TMB melakukan ekspansi, lubang buang mulai terbuka. Karena tekanan
didalam silinder lebih besar dari lingkungan, gas pembakaran keluar melalui
lubang buang. Piston terus begerak menuju TMB lubang buang semakin terbuka
dan saluran bilas mulai terbuka. Bersamaan dengan kondisi tersebut tekanan
didalam karter mesin lebih besar daripada di dalam silinder sehingga campuran
bahan bakar udara menuju silinder melalui saluran bilas sambil melakukan
pembilasan gas pembakaran. Proses ini disebut pembilasan, proses ini berhenti
pada waktu piston mulai begerak dari TMB menuju TMA dengan lubang buang
dan saluran bilas tertutup.

Langkah kedua setelah proses pembilasan selesai, campuran bahan -bakar


masuk kedalam silinder kemudian dikompresi, posisi piston menuju TMA. Sesaat
sebelum piston sampai di TMA campran bahan-bakar dan udara dinyalakan
sehingga terjadi proses pembakaran. Siklus kembali lagi ke proses awal seperti
diuraikan diatas. Dari uraian diatas terlihat piston melakukan dua kali langkah
yaitu dari :
[1] TMA menuju TMB ; proses yang terjadi ekspansi, pembilasan
( pembuangan dan pengisian)

[2] TMB menuju TMA ; prose yang terjadi kompresi, penyalaan


pembakaran Keuntungan dan kekuranag siklus 4 langkah dan 2 langkah dapat
dilihat dari tabel berikut ini

Motor Empat Langkah

Berbeda dengan motor dua langkah, pada motor empat langkah, setiap proses
akan terjadi pada satu langkah, sehingga untuk melakukan satu kali siklus,
diperlukan empat kali langkah piston bergerak dari TMA menuju ke TMB,
ataupun dari TMB menuju TMA. Perbedaan yang sangat mencolok dari mesin 7
dua langkah adalah, jika pada mesin dua langkah, mekanisme katup dilakukan
sekaligus oleh piston, maka pada motor empat langkah, mekanisme ini dilakukan
oleh sistem katup sendiri (Jogaswara Eka, 2000).

a. Langkah hisap

Langkah hisap dimulai ketika torak atau piston bergerak dari TMA menuju
ke TMB, dengan keadaan katup hisap terbuka. Kevakuman pada ruang silinder
akan menyebabkan masuknya campuran udara dan bahan bakar dari karburator
menuju ke ruang bakar.
b. Langkah kompresi

Langkah kompresi terjadi ketika piston bergerak dari TMB menuju ke


TMA, dalam hal ini baik katup in maupun katup ex tertutup, sehingga tekanan di
ruang bakar akan menjadi tinggi. Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA,
campuran udara dan bahan bakar tersebut dinyalakan oleh percikan api dari busi.

c. Langkah usaha

Bahan bakar yang telah dinyalakan tadi, akan meledak dan mendorong
piston menuju ke TMB. Tenaga ini yang akan memutar poros engkol yang
kemudian dimanfaatkan sebagai penggerak. d.
Langkah buang

Setelah piston berada pada TMB, piston akan bergerak lagi menuju ke
TMA, pada hal ini katup buang terbuka, sehingga sisa hasil dari pembakaran akan
di buang. Proses tersebut terjadi berulang ulang.

Dari proses pembakaran pada motor 4 langkah, dapat digambarkan dengan


grafik sebagai berikut:

Gambar 2.1 Diagram Pembakaran Motor Bensin(Jogaswara Eka, 2000)

Timing pengapian, adalah saat dimana busi memercikkan api untuk menyulut
campuran udara dan bahan bakar.

1. Pembakaran awal, yaitu saat dimana bahan bakar mulai terbakar oleh percikan
api dari busi

2. Puncak pembakaran, yaitu kondisi dimana bahan bakar terbakar pada ledakan
maksimalnya. Tenaga ini yang akan digunakan untuk mendorong pistin untuk
melakukan langkah usaha.
3. Akhir pembakaran, yaitu kondisi dimana bahan bakar telah sepenuhnya
(seluruhnya) terbakar.

Ignition delay period adalah jeda waktu antara timing pengapian dengan
awal bahan bakar mulai terbakar. Hal-hal yang mempengaruhi ignition delay
diantaranya adalah perbandingan kompresi, temperatur udara yang masuk, jenis
bahan bakar, dan kecepatan mesin. Lamanya ignition delay yang mempengaruhi
puncak pembakaran, yang akibatnya berpengaruh terhadap performa mesin.
Uncontroled combution adalah, pembakaran yang energi hasil pembakarannya
tidak dapat digunakan untuk langkah usaha. Controled combution adalah
pembakaran yang energinya digunakan untuk mendorong piston saat langkah
usaha. Dari diagram pada gambar 1, dapat dilihat perbedaan tekanan ketika
langkah ekspansi tanpa bahan bakar, dan langkah ekspansi dengan proses
pembakaran. Tekanan hasil pembakaran tersebut yang mendorong piston untuk
langkah usaha.(Jogaswara Eka, 2000).

Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat langkah (empat


tak). Mula-mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju
silinder pada saat piston bergerak ke bawah (langkah masukan). Selanjutnya
campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika
piston bergerak ke atas (langkah kompresi atau penekanan). Karena ditekan secara
adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang sama, busi
memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketika
terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan
bertekanan tinggi tersebut memuai terhadap piston dan mendorong piston ke
bawah (langkai pemuaian). Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup
pembuangan dan dialirkan menuju pipa pembuangan (langkah pembuangan).
Katup masukan terbuka lagi dan keempat langkah tersebut diulangi kembali.
Tujuan dari adanya langkah kompresi atau penekanan adiabatik adalah
menaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses pembakaran
pada tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yang
sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA) yang dihasilkan selama proses
pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi lebih bertenaga.
Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika busi
memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu
tinggi sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi
kurang bertenaga.       

Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin


pembakaran dalam empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi
proses pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin + energi dalam udara
berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian kalor berubah menjadi energi
mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang melalui pipa
pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros
engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian
kecil berubah menjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat adanya
gesekan.

Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses termodinamika


yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses
adiabatis (kalor tetap).
A. Definisi Mesin Otto  
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran,
dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.

Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan


bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk
proses pembakaran. Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam
ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar
disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur
dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah
bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar
tersebut akan terbakar dengan sendirinya.

Mesin Otto
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)
adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto. Mesin bensin dibagi menjadi
dua, yaitu mesin dua tak dan mesin empat tak.

Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston naik
turun untuk sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut banyak
digunakan pada motor-motor kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap sebagai sisa
pembakaran dari oli pelumas.
Mesin empat tak memerlukan empat kali gerakan piston untuk sekali
pembakaran. Pada motor-motor besar biasa menggunakan mesin empat tak. Akan
tetapi, sekarang banyak motor-motor kecil bermesin empat tak. Mesin jenis ini
sedikit menghasilkan sisa pembakaran karena bahan bakarnya hanya bensin murni.
Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol
Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto. Niklaus August Otto
(1832-1891) adalah seorang penemu berkebangsaan Jerman yang pada tahun 1876
menciptakan mesin dengan empat dorongan pembakaran.
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala
bunga api. Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran
bahan bakar dan udara dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari busi.
Piston bergerak dalam empat langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam
silinder, sedangkan poros engkol berputar dua kali untuk setiap siklus
termodinamika. Mesin seperti ini disebut mesin pembakaran internal empat
langkah.

1. Campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika
piston bergerak ke atas (langkah kompresi / compression stroke).
2. Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat.
Pada saat yang sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan
uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah.
Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai terhadap piston dan
mendorong piston ke bawah (power stroke).
3. Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan
menuju pipa pembuangan (langkah pembuangan / exhaust stroke).
4. Katup masukan terbuka lagi, campuran udara dan uap bensin mengalir dari
karburator menuju silinder pada saat piston bergerak ke bawah (langkah
masukan / intake stroke). Selanjutnya ke-empat langkah diulang kembali.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 proses thermodinamika yang
terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis
(kalor tetap). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur
(V) berikut:

Keterangan:
1. Langkah 0-1 adalah langkah isap. Campuran udara dan uap bensin masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah 1-2 adalah langkah pemampatan. campuran udara dan uap bensin
ditekan secara adiabatik
3. Garis 2-3 adalah pembakaran secara cepat yang menghasilkan pemanasan
gas pada volume konstan. Campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada
volume konstan campuran dibakar.
4. Langkah 3-4 adalah langkah ekspansi gas panas. Gas yang terbakar
mengalami pemuaian adiabatik
5. Sedang segmen 4-1 turunnya tekanan secara tiba-tiba karena dibukanya
katup buang. Pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang
ke pipa pembuangan dan campuran udara + uap bensin yang baru, masuk ke
silinder.
6. Setelah itu gas dibuang pada langkah 1-0

Maksud siklus seperti pada gambar di atas beserta penjelasannya adalah


sebagai berikut:

1.      Langkah isap (0-1) dan langkah buang (1-0) dianggap sebagai proses tekanan
tetap.
2.      Langkah pemampatan (1-2) dianggap berlangsung secara adiabatik, karena
proses tersebut berlangsung sangat cepat sehingga dianggap tidak ada panas
yang sempat keluar sistem.
3.      Proses pembakaran (garis 2-3) dianggap sebagai pemasukan (pengisian) kalor
pada volume konstan.
4.      Langkah kerja (3-4) dianggap juga berlangsung adiabatik. Penjelasan sama
dengan nomor 2.
5.      Proses penurunan tekanan karena pembukaan katup buang (garis 4-1)
dianggap sebagai pengeluaran    (pembuangan) kalor pada volume tetap.
6.      Fluida kerja dianggap gas ideal sehingga memenuhi hukum-hukum gas ideal.
B. Definisi Mesin Diesel
Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu
kompresi) adalah motor pembakaran dalam yang menggunakan panas
kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar  yang telah
diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak
menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada
tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893.
Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai
macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada
Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak
kacang. Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F.
Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin
pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio
kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin
kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.
Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini
awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini
mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk,
pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel
mulai digunakan untuk mobil. Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus
meningkat dan menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50%
dari mobil baru yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di
Perancis mencapai 70%

Mesin Diesel
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi
kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari
seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk
mengenang ilmuan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.

Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.

Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan


yang mengarah pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap
memasuki turbin pada temperatur 565 °C (batas ketahanan stainless steel) dan
kondenser bertemperatur sekitar 30°C. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara
teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik
sebesar 42%.
Siklus Diesel

Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada
umumnya jenis motor bakar diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel
yaitu seperti siklus otto tetapi proses pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan
konstan.

Keterangan
1.      Langkah isap (0 → 1) merupakan proses tekanan konstan.
2.      Langkah kompresi (1 → 2) merupakan proses isentropik
3.      Proses pembakanan pada tekanan konstan (2 → 3) adalah proses
pemasukan kalor.
4.      Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses isentropik
5.      Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor
pada volume konstan.
6.      Langkah buang (1 → 0) terjadi pada tekanan konstan
siklus diesel terdapat rasio pancung (cutoff ratio) yang terjadi pada proses
pembakaran seperti yang terlihat pada diagram diatas proses 2-3. Untuk
proses pada siklus diesel 4 langkah dapat dilihat pada gambar:
Pada gambar pertama (kiri ke kanan) merupakan langkah kompresi setelah udara
masuk ke dalam ruang bakar. Udara ini dikompresi hingga mempunyai tekanan
yang sangat tinggi sekali. Pada gambar kedua merupakan proses injeksi bahan
bakar. Akibat tekanan udara yang sangat tinggi sekali dan injeksi dari bahan bakar
tersebut menyebabkan terjadinya pembakaran. Pada gambar ketiga merupakan
langkah tenaga dimana akibat   ledakan dari pembakaran tadi piston didorong ke
bawah dan menyebabkan terjadinya daya/power. Pada gambar keempat
merupakan langkah buang, dimana sisa dari pembakaran dibuang ke lingkungan.
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi
siklus diesel adalah:

Wnet 1 R e4 −1
Nτh Diesel=
Qin
=1− 4 [
T ¯ ¹ k ( ℜ−1 ) ]

Perbandingan Mesin Bensin dengan Mesin Diesel

Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition


engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara
dalam ruang bakar. Sementara, motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark
ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga
api listrik dari busi.

Motor diesel dan motor bensin mempunyai beberapa perbedaan. Berikut


perbedaan antara mesin diesel dan mesin bensin.

No Mesin Bensin Mesin Diesel


1 Mesin bensin menarik campuran Mesin diesel hanya menarik
bensin dan udara selama langkah udara selama langkah hisap.
hisap.
2 Tekanan pada akhir kompresi Tekanan pada langkah
sekitar 10 kg/cm2 . kompresi sekitar 35 kg/cm2.
3 Campuran bahan bakar udara Bahan bakar diinjeksi dalam
dibakar dengan bantuan busi. bentuk spray.
4 Pembakaran bahan bakar terjadi Pembakaran terjadi pada
pada hampir volume konstan. hampir tekanan konstan
Mempunyai rasio kompresi sekitar Mempunyai rasio kompresi
5 6 - 10. sekitar 15 - 25.
6 Karena rasio kompresi rendah, Karena rasio kompresi tinggi
mesin bensin lebih ringan dan maka mesin diesel lebih berat
murah dan mahal

C. BRAYTON
Siklus Brayton adalah siklus termodinamika yang menggambarkan cara kerja
mesin panas tekanan konstan. Mesin turbin gas dan mesin jet airbreathing
menggunakan Brayton Cycle.Meskipun siklus Brayton biasanya dijalankan
sebagai sistem terbuka (dan memang harusdijalankan seperti jika pembakaran
internal yang digunakan), itu secara konvensional diasumsikan untuk keperluan
analisis termodinamika bahwa gas buang digunakan kembali dalam intake, analisis
memungkinkan sebagai sistemtertutup.

Siklus mesin ini dinamai George Brayton (1830-1892), insinyur Amerika yang
mengembangkan itu, meskipun pada awalnya diusulkan dan dipatenkan oleh
Inggris JohnBarber pada 1791. [1] Hal ini juga kadang-kadang dikenal sebagai
siklus Joule. SiklusEricsson mirip dengan siklus Brayton tetapi menggunakan
panas eksternal danmenggabungkan penggunaan regenerator. Ada dua jenis siklus
Brayton, terbuka ke atmosferdan menggunakan ruang pembakaran internal
atau tertutup dan menggunakan penukar panas.

Apa itu siklus Brayton. Siklus Brayton merupakan salah satu siklus
termodinamika. Sama halnya dengan Siklus Rankine.Gas turbin adalah salah satu
sistem mekanik lainnya yang menghasilkan daya. Alat ini dapar beroperasi pada
siklus terbuka ketika digunakan sebagai mesin mobil atau truk atau pun mesin
pesawat terbang, atau pada siklus tertutup ketika digunakan dalam pembangkit
listrik tenaga nuklir. Dalam pengoperasian siklus terbuka, udara masuk ke
kompresor, melewati ruang pembakaran tekanan konstan, melewati turbin dan
kemudian keluar sebagai produk hasil pembakaran ke atmosfer,Dalam
pengoperasian siklus tertutup ruang pembakaran digantikan dengan alat penukar
kalor tambahan memindahkan kalor dari siklus sehingga udara kembali ke keadaan
awalnya

SIKLUS BRAYTON

Turbin gas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus termodinamik
Brayton. Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin
turbin dalam analisa untuk up-grading performance. Siklus Brayton ini terdiri dari
proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada
tekanan konstan. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram p-v dan t-s
adalah sebagai berikut [gambar 3.2]
Urutan proses kerja sistem turbin gas [gambar 3.2] adalah :

1-2 Proses kompresi adiabatis udara pada kompresor, tekanan udara naik. Kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 – h1)

2-3 Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bakar pada tekanan konstan,
dihasilkan panas pada ruang bakar. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf)
(h3 – h2)

3-4 Proses ekspansi adiabatis gas pembakaran pada turbin dihasilkan kerja turbin
berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun. Daya yang dibutuhkan
turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4)

4-1 Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dilepas:
QR = (ma + mf) (h4 – h1)

Dari diagram T-S dapat dilihat setelah proses kompresi pada kompresor
temperatur naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1 dan tekanan naik dari p1
menjadi p2, tempertur dan tekanan ini diperlukan untuk proses pembakaran.
Setelah bahan bakar disemprotkan dan bercampur dengan udara mampat didalam
ruang bakar dan dinyalakan, terjadi proses pembakaran, temperatur naik lagi
sampai T3. Temperatur T3 adalah temperatur gas pembakaran yang akan masuk
turbin, temperatur ini dibatasi oleh ketahan material turbin pada suhu tinggi.
Setelah proses ekspansi pada turbin, temperatur gas sisa menjadi turun sampai T4
dan temperatur gas sisa ini masih tinggi diatas temperatur T1.
Siklus diatas terjadi secara terus menerus selama mesin yang menggunakan prinsip
ini digunakan. Sebagai contoh, siklus ini digunakan di PLTG.

Gambar tersebut menjelaskan penggunaan siklus brayton pada PLTG. Prosesnya


pun sama seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya. Pada kenyataanya, gas
keluaran turbin gas dilepas begitu saja keluar tanpa dimasukan kembali ke dalam
kompressor. Hal ini menyebabkan nilai efisiensi termal yang kecil.
Jadi Kesimpulannya :

 Siklus Brayton merupakan salah satu siklus termodinamika dengan fluida


kerjanya adalah gas panas.
 Implementasi siklus brayton ada pada PLTG dan mesin pesawat jet
 Siklus brayton memiliki nilai efisiensi termal yang kecil karena gas panas
keluaran turbin (masih cukup tinggi sekitar 580 derajat celcius) dibuang
kelingkungan begitu saja.

Efisien termal ideal siklus brayton (ɳth. s)

W net . s
ɳth.s = Q∈. s

307,98 kj/kg
ɳth.s = 681,01 kj/kg .100 %

ɳth.s = 45,22 %
2. RANKINE
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang
mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran
tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini
menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia.
Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn
Rankine. Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama
dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan
fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh
fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis,
range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565 oC
(batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30 oC. Hal
ini memberikan efisiensi Carnot secara teoretis sebesar 63%, tetapi kenyataannya
efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara
konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, tetapi air dipilih
karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat
dalam jumlah besar, dan murah.

Siklus Rankine

Siklus kerja yang digunakan pada PLTU adalah siklus rankine, ciri utama siklus
rankine adalah fluida kerja yang digunakan yaitu air. Siklus rankine merupakan
siklus ideal untuk pembangkit daya uap.

Pada siklus rankine ideal sederhana terdiri dari 4 proses yang dapat dilihat pada
gambar diagram T–s berikut:

Gambar 2 Skema kerja siklus Rankine


Adapun urutan siklus dari Gambar 2 adalah:

1 – 2 Fluida kerja/air dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi dan pada
proses ini fluida kerja masih berfase cair sehingga tidak memerlukan input
tenaga yang terlalu besar. Proses ini dinamakan proses kompresi isentropik
karena pada saat di pompa, secara ideal tidak ada perubahan entropi yang
terjadi.

2 – 3 Air bertekanan tinggi tersebut masuk ke boiler untuk mengalami proses


selanjutnya, yaitu dipanaskan secara isobarik (tekanan konstan). Sumber panas
didapat dari proses pembakaran. Di boiler air mengalami perubahan fase cair
dan uap serta 100% uap kering.

3 – 4 Proses ini terjadi pada turbin uap. Uap kering dari boiler masuk ke turbin
dan mengalami proses secara isentropik. Energi yang tersimpan di dalam uap
air di konversi menjadi energi gerak pada turbin.

4 – 1 Uap air yang keluar dari turbin uap masuk ke kondensor dan mengalami
kondensasi secara isobarik. Uap air diubah fasenya menjadi cair kembali
sehingga dapat digunakan kembali pada proses siklus.

3. Hidro power
Klasifikasi Turbin Air

Pada pembangkit listrik tenaga air, turbin air merupakan peralatan utama selain
generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial dan energi
kinetik pada air menjadi menjadi energi mekanik. Dimana untuk menghasilkan
listrik, turbin bergerak karena air yang menumbuknya dan memutar poros yang
terhubung dengan generator. Energi mekanik (berupa putaran poros) kemudian
diubah menjadi energi listrik oleh generator. Berdasarkan prinsip kerja tersebut,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi

Gambar 2.7 Klasifikasi Turbin Air

TURBIN AIR

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam
wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak
dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan
adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air
banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian
kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai dikembangkan.
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya
head dan debit air.Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah beda
ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir
air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan
energi potensial air yaitu :

E  mgh

Dengan,
(m)
m adalah massa air , h adalah head (m) , g adalah percepatan gravitasi s ²

( E)
Daya merupakan energi tiap satuan waktu t , sehingga persamaan dapat
E m
dinyatakan sebagai : t = t g h

E m
( )
Dengan mensubsitusikan P terhadap t dan mensubsitusikan Q terhadap ( t )
maka : P  Qgh

dengan P adalah daya (watt) yaitu

m3
Q adalah kapasitas aliran ( )
s

( kg )
 adalah densitas air m ³

Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar.
Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetic
1
E= m v2
2

Dengan
m
V adalah Kecepatan aliran air ( s )

Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :


1
p= pQ v 2
2

Atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q= Av


1
P= PA v3
2

Dengan

A adalah luas penampang aliran air (m 2)

Macam-Macam Turbin Air


Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi
energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga
listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impuls dan turbin reaksi.

Tabel Pengelompokan Turbin

high head medium head Low


head
impulse turbines Pelton Turgo cross-flow multi- Cross-
jet Pelton Turgo flow
reaction turbines Francis Propeller
kaplan

3.1 Turbin Impuls


Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pda nozle. Air keluar nozle
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin
tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama
dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

1. Turbin Pelton

Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu
jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat
yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
tinggi.
Gambar Turbin Pelton

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu
lebih kecil.

Gambar Turbin Pelton dengan banyak nozle

Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150
meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi

2. Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozle membentur sudu pada sudut 20 o . Kecepatan putar turbin turgo lebih besar
dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.
Gambar 5.5. Sudut turbin Turgo dan nozzle

3. Turbin Crossflow

Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki
yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang
merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow
dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3 /sec dan head antara 1 s/d
200 m.

Gambar 5.6. Turbin Crossflow

Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai


dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar
membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk)
kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang
dipasang pada sepasang piringan paralel.

3.2 Turbin Reaksi


Sudut pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan
gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar.
Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi.
Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah
turbin.

1. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis
dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah
yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran
air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang
tepat.

Keterangan gambar ;

1. Generator Rotor
2. Generator Stator
3. Turbine Shaft
4. Runner
5. Turbine Head Cover
6. Stay Ring Discharge Ring
7. Supporting Cone
8. Guide Vane
9. Operating Ring
10. Guide Vane Servomotor
11. Lower Guide Bearing
12. Thrust Bearing
13. Upper Guide Bearing
14. Spiral Case 15. Draft Tube Cone Gambar 5.8. Turbin Francis

2. Turbin Kaplan & Propeller


Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudut.

Gambar 5.10. Turbin Kaplan

A. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit listrik tenaga uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi
kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit ini menggunakan tenaga dari uap air untuk menggerakkan turbin.
Prinsipnya adalah memanaskan air. Air berubah menjadi uap dan uap bertekananan
akan memutar turbin. Di Indonesia, PLTU selalu menggunakan batu bara sebagai
sumber energi untuk memanaskan air.
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator
diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah
bahan bakar yang dapat berwujud padat, cair, maupun gas. Batubara adalah wujud
padat bahan bakar dan minyak merupakan wujud cairnya. Terkadang dalam satu
PLTU dapat digunakan beberapa macam bahan bakar. PLTU menggunakan siklus
uap dan air dalam pembangkitannya.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos
dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu
PLTU terbesar adalah PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:

 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:

 Pertama air diisikan ke boiler


hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Di dalam boiler
air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara
sehingga berubah menjadi uap.

 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan


tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

 Ketiga, generator yang dikopel langsung


dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran
medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi
listrik dari terminal output generator

 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor


untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang
disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan
lagi sebagai air pengisi boiler.

 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

B. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit listrik ini menggunakan energi kinetik dari aliran air untuk memutar
turbin. Sebagaimana kita ketahui bahwa aliran air akan selalu mengarah kebawah,
prinsip inilah yang digunakan oleh PLTA. Secara garis besar ada dua jenis PLTA
berdasarkan aliran airnya yaitu Run Of River atau menggunakan aliran air sungai
secara langsung dan jenis PLTA dam yaitu PLTA yang menggunakan bendungan
untuk menampung air sebelum diarahkan ke turbin air.

Pada PLTA potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga listrik. Mulamula
tenaga air dikonversikan menjadi tenaga mekanik oleh turbin air, kemudian turbin
air memutar generator yang membangkitkan tenaga listrik. Dasar klasifikasi pada
pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan pengaruh prinsip dasar
Hidrolika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit listrik tenaga air yang
menggunakan prinsip dasar ini, ialah :
1. Pembangkit listrik tenaga air konvensional. Pemabngkit listrik ini menggunakan
kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.

2. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke dalam kolam


penampungan. Dengan demikan pembangkit air ke kolam seperputaran kembali air
yang sama dengan mempergunakan pompa yang dilakukan saat pembangkit
melayani permintaan tenaga listrik yang tidak begitu berat.

3. Pembangkit listrik tenaga air pasang surut Pembangkit jenis ini menggunakan
tenaga air pasang surut yang luar biasa besarnya.

4. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan. Pembangkit jenis ini merupakan
jenis pembangkit yang jarang digunakan diantara jenis-jenis PLTA. Penggunaan
air pada pembangkit ini adalah dengan mengalihkan air dari sebuah sumber air
yang besar, seperti air laut yang masuk kesebuah penurunan Topografis yang
ilmiah, yang terdistribusi dalam pengopersaian ketinggian tekanan air untuk
membangkitkan tenaga listrik. Tingkatan ketinggian air akibat penurunan
dikontrol terhadap proses penguapan alam.

Berdasarkan kapasitas daya yang dihasilkan, PLTA dibedakan atas[2]:

1. PLTPH (Picohidro) : Daya yang dihasilkan < 10 kW

2. PLTMH (Mikrohidro) : Daya yang dihasilkan 10 kW – 200 kW

3. PLTM (Minihidro) : Daya yang dihasilkan 200 kW – 10.000 kW

4. PLTA : Daya yang dihasilkan > 10.000 kW

Sementara berdasarkan tinggi jatuhan air (Head), PLTA dibagi menjadi:

1. PLTA dengan tekanan rendah, H < 15 m

2. PLTA dengan tekanan sedang, 15 ≤ H ≤ 50 m

3. PLTA dengan tekanan tinggi, H > 50 m

Berdasarkan aliran air, PLTA dibagi menjadi:

1. Pusat listrik jenis aliran sungai langsung (run of river). Kerap kali dipakai pada
pusat listrik jenis saluran air. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan
memanfatkan aliran air sungai itu sendiri secara alamiah.

2. Pusat listrik jenis waduk (reservoir), mempunyai sebuah bendungan besar yang
dibangun melintang. Dengan demikian terjadi sebuah danau buatan, kadang-
kadang sebuah danau asli dipakai sebagai waduk. Air yang dihimpun dalam
musim hujan dikeluarkan pada musim kemarau jadi, pusat listrik jenis ini sangat
berguna untuk pemakaian sepanjang tahun.
3. Pusat listrik jenis pompa (pumped storage) adalah jenis PLTA yang
memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan pada musim hujan atau pada saat
pemakaian tenaga listrik berkurang pada tengah malam. Pada waktu itu air
dipompa ke atas dan disimpan dalam waduk. Jadi pusat listrik jenis ini
memanfaatkan kembali air yang didapat untuk membangkitkan tenaga listrik pada
beban puncak pada siang hari.

Teori pembangkit energi listrik didasarkan pada konversi energi potensial dari
aliran air menjadi energi listrik. Energi aliran air dikaitkan dengan gaya gravitasi
melalui air terjun alami atau buatan (bendungan) dengan sistem mengalirkan air
dari sungai yang tersusun oleh kanal, pipa pesat atau penstock, bak penenang, dan
sebagainya. Menurut prinsip konservasi energi, keseimbangan energi pada aliran
stedi akan mengikuti aturan sebagai berikut [2]:
PA α AU ² A PB α AU ² A
zA + ρ g + αAU²A 2g
= zB + ρ g + 2 g + ΔHAB

Dimana:

ZA dan Zb = Elevasi antara permukaan A dan B (m)

PA dan Pb = Tekanan pada A dan B (Pa)

Ua dan Ub = Kecepatan aliran (m/s) α = Koefisien distribusi aliran tidak seragam

Persamaan diatas menyatakan bahwa perbedaan ketinggian antara Head di A (HA)


dan Head di B (HB) sama dengan Head loss ΔHAB antara dua aliran penampang
dimana head adalah total energi aliran dengan berat air yang mengalir. Pada aliran
permukaan bebas, persamaan diatas disederhanakan menjadi bentuk berikut:
NA−NB +(α AU ² A – α BU ² B)
∆HAB =
2g

Dimana NA dan Nb adalah masing masing elevasi dari permukaan bebas


penampang aliran A dan B. Persamaan diatas menyatakan bahwa head loss sama
dengan beda ketinggian A dan B. Beda αUA²– αUB² akan akan sangat kecil atau
bahkan sama dan head loss sama dengan beda ketinggian A dan B.

C.Energi Termal Lautan (OTEC)


Lautan menerima panas yang berasal dari penyinaran matahari. Selain itu, air
lautan juga menerima panas yang berasal dari panas bumi Pada teknologi konversi
energi panas laut atau KEPL (Ocean Thermal Energy Conversion, OTEC), siklus
Rankine digunakan untuk menarik arus-arus energi termal yang memiliki
sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar 20⁰C. Pada saat ini terdapat dua siklus
daya alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus
tertutup. Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan
rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator.
Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida
pengerak dengan Amonia atau Freon. Uap panas menggerakan turbin, kemudian
turbin berkerja menghidupkan generator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya, air
laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana fluida pemanas
tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan turbo- generator. Air dingin dari
dalam laut dipompa melewati pengubah kedua mengubah uap menjadi cair
kemudian dialiri kembali dalam sistem.

Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja maupun
sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal dari permukaan laut diuapkan
dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap air dengan
tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira 20⁰C. Uap
itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan penggerak mula bagi generator
yang menghasilkan energi listrik

Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin menjadi sangat
besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan dialirkan ke sebuah
kondensor yang menghasilkan air

tawar. Kondensor didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan bawah
permukaan laut. Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkan
energi listrik maupun air tawar. Masalah dengan metode ini adalah bahwa ukuran-
ukuran turbin menjadi sangat besar oleh karena tekanan uap yang begitu rendah.
Sebagai contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin
dan kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.
D. Energi Pasang Surut (Tidal Power)
Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pasang surut air laut dan
menjadikannya energi dalam bentuk lain, terutama listrik. Energi pasang surut
merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang relatif lebih mudah diprediksi
jumlahnya dibandingkan energi angin dan energi surya. Pemanfaatannya saat ini
belum luas karena tingginya biaya awal dan terbatasnya lokasi yang memiliki
pasang surut yang mencukupi. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut terus
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan batas kritis energi yang dihasilkannya
sehingga didapatkan berbagai metode untuk mengekstraksi energi jenis ini.

Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang sangat
banyak saat tingkat air laut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi air
pasang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga
air tetapi dalam skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan di
belakang bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara
air pasang yang ditahan di bendungan dan air laut, dan air laut di belakang

bendungan bisa mengalir melalui turbin yang berputar, untuk menghasilkan listrik.
DIAGRAM TIDAL POWER

Pasang surut dikatakan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-bendaangkasa terutama matahari dan bulan terhadap
massa air di bumi. Pasang surut laut juga merupakan suatu fenomena pergerakan
naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi
gaya gravitasi dangaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasalainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil

E. Pemanfaatan Energi Surya


Energi surya saat ini banyak dimanfaatkan dengan berbagai teknologi,
diantaranya:

1. Dengan sistem sel surya (fotovoltaik) Cara kerja sel surya adalah dengan
menangkap sinar matahari yang mengenai semikonduktor pada panel sel surya,
kemudian tegangan dibangkitkan dengan memisahkan muatan positif dan negatif
bebas ke daerah lain dari sel surya. Muatan yang terpisah tersebut dipindahkan ke
terminal listrik dalam bentuk aliran tenaga listrik.

GAMBAR PANEL SURYA

2. Dengan sistem konversi fotoelektrokemis Sistem konversi fotoelektrokemis


energi surya diubah melalui elekrolisis air di mana melalui alat konverter tersebut
menghasilkan tenaga listrik dan tenaga kemis yang berupa gas hidrogen sebagai
bahan bakar.

3. Dengan sistem penerima termal surya terdistribusi Cara kerja sistem ini adalah
memanfaatkan sinar matahari dengan memanaskan fluida kerja baik berupa air,
natrium, maupun gas helium untuk penggerak turbin yang menggerakkan
generator sehingga menghasilkan energi listrik. Sinar matahari diterima oleh
sistem penerima kalor yang merubah fluida kerja menjadi uap untuk selanjutnya
menggerakkan turbin.

4. Dengan sistem penerima termal surya secara sentral Sistem ini mengumpulkan
energi matahari dengan menggunakan cermin atau kolektor ke suatu menara yang
telah dipasangi sistem uap sehingga uap yang dihasilkan mampu untuk
menggerakkan turbin.

DAFTAR PUSTAKA
Cengel,A Yunus, Boles, A Michael. Thermodynamics An Engineering Approach.
McGraw Hill International Editions,:New York, 1994

El-Wakil, M.M., Power Plant Technology. McGraw Hill International Editions,


Singapore, 1984

Hasan. Energi Nuklir ‘Solusi Energi di Indonesia’. Satu Nusa; Bandung, 2014

Pulkrabek, Willard W. 2004. Engineering Fundamental of the Internal Combustion


Engine. Pientice Hall, New York.

Pudjanarasa, Astu. Nursuhud, Djati. Mesin Konversi Energi. Andi,


Yogyakarta,2008

https://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2016/06/a.html

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/142/jtptunimus-gdl-bayupraset-7097-3-
babiir-r.pdf

http://scholar.unand.ac.id/32338/5/pdfjoiner.pdf

Zecohydropower. 2012. Pelton Turbine. Tersedia


https://www.zeco.it/zecoturbines/pelton-turbine/

Anda mungkin juga menyukai