Ahzar, Fahri Ali (2018)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

INVENTORY

Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

PENGUNGKAPAN CLIMATE CHANGE PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR DI NEGARA ASEAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa
Efek Negara ASEAN 2013-2014)

Fahri Ali Ahzar 1)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta
paqriea@gmail.com

ABSTRACT
Climate change is a form of responsibility disclosure of climate change. This study aims to analyze
the company's disclosure of climate changes in manufacturing companies in the ASEAN countries.
Population of this study is food and beverage company listed in ASEAN stock exchanges. Samples
are food and beverage manufacturing company which publishes financial reports and other
information in period 2013-2014. The data analysis of this study is content analysis to identify the
climate change disclosure by using the Climate Change Disclosure Index. In addition, this study
also employees multiple regresion analysis. The result of analysis shows that media exposure, size
of the board of directors, and institutional ownership have significant association with climate
change disclosure. In contrast, other variables such as state, company size and board size do not
have significant association with climate change disclosure
Keywords: climate change disclosure, country, size of company, the media exposure, the size of
the board of directors, board size, and institutional ownership

ABSTRAK
Climate change disclosure merupakan bentuk tanggung jawab pengungkapan perubahan iklim.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pengungkapan perubahan perusahaan pada
perusahaan manufaktur di negara ASEAN. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan
food and beverageyag terdaftar di masing – masing bursa efek negara. Sampeldalam penelitian
adalah perusahaan manufaktur food and beverageyangmenerbitkan laporan keuangan dan
infomasi lain tahun 2013-2014.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content
analysyakni identifikasi pengungkapan perubahan iklim dengan menggunakan Climate Change
Disclosure Index terhadap laporan keuangan dan menggunakan regresi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara media exposure, ukuran dewan direksi, dan
kepemilikan institusional terhadap climate change diclosure. Negara,ukuran perusahaan, dan
ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap climate change diclosure.
Kata kunci : climate change disclosure, negara, ukuran perusahaan, media exposure, ukuran
dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan institusional.

PENDAHULUAN iklim. Media, pemimpin global,


Latar Belakang Masalah lingkungan hidup, pelanggan,
Salah satu perkembangan investor dan pemangku kepentingan
baru-baru ini di arena akuntansi sosial lainnya mempertimbangkan masalah
dan lingkungan adalah isu perubahan ini dengan serius. Itu sebabnya,
iklim (climate change). Perubahan perusahaan menghadapi banyak
iklim sebagai isu lingkungan tantangan untuk membuktikan bahwa
internasional ysng semakin banyak mereka berhati-hati tentang
pentingnya dari bagian pemangku pencemaran lingkungan dan
kepentingan yang. Perubahan iklim melakukan secara bertanggung jawab.
dalam banyak hal mengalami efek Oleh karena itu, banyak perusahaan di
buruk pada lingkungan dan manusia. seluruh dunia yang mengungkapkan
Polusi industri dianggap sebagai salah tentang pandangan dan kegiatan yang
satu penyebab utama perubahan

336
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

berkaitan dengan isu-isu perubahan mperubahan pola curah hujan,


iklim dalam laporan tahunan mereka. kenaikan permukaan laut, dan
Laporan ini diharapkan akan meningkatnya frekuensi dan
meningkatkan legitimasi mereka di intensitas cuaca ekstrim. Perubahan
mata masyarakat. Sebagai tren baru iklim ini memperburuk kekurangan
dalam pelaporan lingkungan air di banyak bagian wilayah,
perusahaan, jenis pelaporan telah produksi pertanian, kebakaran hutan
memperkenalkan beberapa istilah dan degradasi, merusak sumber daya
baru, jargon dan wacana. Isu-isu pesisir dan kelautan, dan
perubahan iklim telah mempengaruhi meningkatkan risiko wabah penyakit
baik ilmu pengetahuan dan kebijakan menular serta berdampak penting
iklim (Munasinghe dan Swart, pada kegiatan ekonomi di wilayah
2005).Perubahan iklim adalah Asia Tenggara.
terjadinya perubahan kondisi Asia Tenggara diproyeksikan
atmosfer, seperti suhu, san cuaca akan mengalami dampak buruk yang
yang menyebabkan suatu kondisi besar dari perubahan iklim di tahun-
yang tidak menentu.Perubahan ini tahun mendatang. Hasil penelitian
sangat berdampak luas bagi dari Asian Development Bank (2009)
kehidupan manusia dalam berbagai dalam artikel The Economics of
sektor.Perubahan iklim juga dapat Climate Change in Southeast Asia: A
dikatakan sebagai, keadaan dimana Regional Review menjelaskan bahwa
temperatur di bumi mengalami dampak perubahan iklim pada empat
kenaikan dan pergeseran musim. negara Asia Tenggara,
Kenaikan temperatur ini akan yaituIndonesia,Filipina, Thailand, dan
menyebabkan terjadinya pemuaian Vietnam sangat tinggi. GDP global
massa air dan permukaan air laut untuk empat negara diproyeksikan
Perubahan iklim di wilayah Asia akan mencapai 0,6% pada tahun
Tenggara atau negara anggota 2100. Namun ketika empat negara
ASEAN sudah sangat rentan tidak mempertimbangkan dampak
dampaknya. Eksploitasi sumber daya non-pasar dan risiko bencana,
alam yang merupakan bagian penting kerugian PDB rata-rata diperkirakan
dari perekonomian negara ASEAN mencapai 2,2% pada tahun 2100. Hal
akibatnya berbagai sektor yang ini dikarenakan empat negara relatif
berhubungan dengan pengelolaan memiliki garis pantai yang panjang,
sumber daya alam seperti sektor kepadatan penduduk yang tinggi di
manufaktur berada dalam keadaan daerah pesisir, ketergantungan yang
yang memprihatinkan karena sumber tinggi terhadap pertanian dan sumber
dayanya terus menipis. Karena daya alam, kapasitas adaptasi yang
berperan penting bagi pembangunan relatif rendah, dan sebagian besar
jangka panjang, penanganan masalah iklim tropis.
lingkungan hidup menjadi semakin Selain Indonesia, Filipina,
mendesak dalam kaitannya dengan Thailand, dan Vietnam, Malaysia juga
isu perubahan iklim. Isu ini terkena risiko perubahan iklim dan
menegaskan bahwa perubahan iklim pemanasan global. Tangang, Juneng,
sudah berdampak pada wilayah di Salimun, Sei, Le dan Muhamad
beberapa negara anggota ASEAN, (2012) dalam Nazli, Ahmad,
sebagaimana dibuktikan oleh Hossainb (2015)menyebutkan bahwa
peningkatan suhu rata-rata, pada akhir abad ke-21 suhu

337
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

permukaan rata-rata Malaysia akan organisasi atau entitas bisnis di


naik 3-5 derajat Celcius.Hal ini Indonesia yang mengungkapkan
menimbulkan banyak efek negatif informasi jenis ini. Berdasarkan
pada sektor pertanian dari Malaysia. masalah di atas dapat
Misalnya, Kementerian Sains diidentifikasikan permasalahan
Teknologi dan Lingkungan Hidup sebagai berikut:
(2000) dalam Nazli, Ahmad, 1. Apakah negara mempengaruhi
Hossainb (2015)menyebutkan bahwa pengungkapan perubahan
ada penurunan 10% dalam produksi iklim pada perusahaan food
beras untuk setiap kenaikan 10C. and beverage di ASEAN?
Selain itu, perubahan iklim di 2. Apakah size mempengaruhi
Malaysia juga akan memiliki efek pengungkapan perubahan
negatif pada perkebunan kelapa sawit, iklim pada perusahaan food
pengelolaan sumber daya air, sumber and beverage di ASEAN?
daya perikanan, hutan mangrove dan 3. Apakah media exposure
infrastruktur pesisir (Tiong, P Ereira mempengaruhi pengungkapan
dan Pin,2009 dalam Nazli, Ahmad, perubahan iklim pada
Hossainb 2015). Pradini (2013) dalam perusahaan food and beverage
Jannah 2014 menyatakan bahwa di ASEAN?
praktik pengungkapan emisi gas 4. Apakahukuran dewan
rumah kaca termasuk emisi karbon komisaris mempengaruhi
masih minim. Perusahaan yang pengungkapan perubahan
melakukan pengungkapan emisi iklim pada perusahaan food
karbon memiliki beberapa and beverage di ASEAN?
pertimbangan diantaranya untuk 5. Apakah ukuran dewan direksi
mendapatkan legitimasi dari para mempengaruhi pengungkapan
stakeholder, menghindari ancaman- perubahan iklim pada
ancaman terutama bagi perusahaan- perusahaan food and beverage
perusahaan yang menghasilkan gas di ASEAN?
rumah kaca (greenhousegas) seperti 6. Apakah kepemilikan
peningkatan operatingcosts, institusional mempengaruhi
pengurangan permintaan pengungkapan perubahan
(reduceddemand), risiko reputasi iklim pada perusahaan food
(reputational risk), proses hukum and beverage di ASEAN?
(legalproceedings), serta denda dan
pinalti (Berthelot dan Robert, 2011). Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
Rumusan Masalah memperoleh bukti empiris mengenai
Pengungkapan perubahan iklim hal berikut ini.
(climate change disclosure) a. Praktik pengungkapan perubahan
merupakan isu yang mulai iklim di perusahaan food and
berkembang di berbagai negara beverage di ASEAN.
terkait dampak dari perubahan iklim b. Hubungan negara, size, m e d i a
terhadap kelangsungan organisasi e x p o s u r e , leverage, ukuran
tidak terkecuali di Indonesia. Di dewan komisaris, ukuran dewan
Indonesia, pengungkapan perubahan direksi, dan kepemilikan
iklim merupakan jenis pengungkapan institusional terhadap praktik
sukarela yang belum banyak pengungkapan perubahan iklim

338
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

di perusahaan food and beverage potensial, antara dua sistem nilai, ada
di ASEAN ancaman terhadap legitimasi entitas
(Dowling dan Pfeffer, 1975 dalam
TINJAUAN PUSTAKA O’Donovan, 2002).
Landasan Teori
1. Teori Legitimasi Teori Stakeholder
Legitimasi merupakan sistem Stakeholder adalah semua
pengelolaan perusahaan yang pihak baik internal maupun external
berorientasi pada keberpihakan yang memiliki hubungan baik bersifat
terhadap masyarakat (society), mempengaruhi maupun dipengaruhi,
pemerintah individu dan kelompok bersifat langsung maupun tidak
masyarakat, Gray et al. (1996). Untuk langsung oleh peruasahaan. Dengan
itu, sebagai suatu sistem yang demikian, stakeholder merupakan
mengutamakan keberpihakan atau pihak internal maupun external,
kepentingan masyarakat. Dasar seperti : pemerintah, perusahaan
pemikiran teori ini adalah organisasi pesaing , masyarakat sekitar,
atau perusahaan akan terus berlanjut lingkungan internasional, lembaga di
keberadaannya jika masyarakat luar perusahaan (LSM dan sejenisnya
menyadari bahwa organisasi ), lembaga pemerhati lingkungan,
beroperasi untuk sistem nilai yang para pekerja lingkungan perusahaan,
sepadan dengan sistem nilai kaum minoritas dan lain sebagainya
masyarakat itu sendiri. Teori yang keberadaannya sangat
legitimasi menganjurkan perusahaan menpengaruhi dan dipengaruhi
untuk meyakinkan bahwa aktivitas perusahaan. Stakeholders merupakan
dan kinerjanya dapat diterima oleh individu, sekelompok manusia,
masyarakat. Perusahaan komunitas atau masyarakat baik
menggunakan laporan tahunan secara keseluruhan maupun secara
mereka untuk menggambarkan kesan parsial yang memiliki hubungan serta
tanggung jawab lingkungan, sehingga kepentingan terhadap perusahaan.
mereka diterima oleh masyarakat. Kelangsungan hidup perusahaan
Teori legitimasi telah secara ekstensif tergantung pada dukungan
digunakan untuk menjelaskan stakeholder dan dukungan tersebut
motivasi pengungkapan lingkungan harus dicari sehingga aktivitas
secara sukarela oleh organisasi perusahaan adalah untuk mencari
(Pellegrino dan Lodhia, 2012). Hal ini dukungan tersebut. pengungkapan
sejalan dengan penelitian O’Donovan sosial dianggap sebagai bagian dari
(2002) yang menjelaskan bahwa teori dialog antara perusahaan dengan
legitimasi sebagai faktor yang stakeholdernya (Gray, et al., 1995).
menjelaskan pengungkapan Perusahaan bukanlah entitas yang
lingkungan oleh suatu organisasi. hanya beroperasi untuk
Teori legitimasi berasal dari konsep kepentingannya sendiri, dan untuk
legitimasi organisasi yang telah mendapatkan dukungan dari
didefinisikan sebagai suatu kondisi stakeholder perusahaan harus
atau status yang ada ketika sistem memberikan manfaat bagi para
nilai entitas kongruen dengan sistem stakeholdernya. Ghozali dan Chariri
nilai dari sistem sosial yang lebih (2007) menjelaskan bahwa
besar dimana entitas adalah bagian. stakeholders theory mengatakan
Ketika terdapat perbedaan aktual atau bahwa perusahaan bukanlah entitas

339
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

yang hanya beroperasi untuk individu bertindak atas kepentingan


kepentingannya sendiri namun harus mereka sendiri dan agen (manajer
memberikan manfaat bagi perusahaan) diasumsikan menerima
stakeholder-nya (pemegang saham, kepuasan bukan saja dari kompensasi
kreditor, konsumen, supplier, keuangan tetapi juga dari syarat-
pemerintah, masyarakat, analis, dan syarat yang terlibat dalam hubungan
pihak lain). keagenan, seperti jumlah waktu
Hal pertama mengenai teori luang, kondisi kerja yang menarik,
stakeholder adalah bahwa stakeholder keanggotaan klub dan jam kerja yang
adalah sistem yang secara eksplisit fleksibel. Menurut Brigham dan
berbasis pada pandangan tentang Houston (2006), hubungan keagenan
suatu organisasi dan lingkungannya, dapat timbul di antara:
mengakui sifat saling mempengaruhi a) Pemegang saham dengan
antara keduanya yang kompleks dan manajer. Masalah keagenan
dinamis. Hal ini berlaku untuk kedua dapat timbul jika manajer
varian teori stakeholder. Varian menempatkan tujuan dan
pertama berhubungan langsung kesejahteraan mereka sendiri
dengan model akuntabilitas. pada posisi yang lebih tinggi
Stakeholder dan organisasi saling dari kepentingan pemegang
mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat saham. Menurut Jensen dan
dari hubungan sosial keduanya yang Meckling (1976), masalah
berbentukresponsibilitas dan keagenan potensial terjadi bila
akuntabilitas. Oleh karena itu, proporsi kepemilikan atas
organisasi memiliki akuntabilitas saham perusahaan kurang dari
terhadap stakeholdernya. Sifat dari seratus persen sehingga manajer
akuntabilitas itu ditentukan dengan cenderung bertindak untuk
hubungan antara stakeholder dan mengejar kepentingannya
organisasi. Teori stakeholder sendiri dan bukan
mungkin digunakan dengan ketat memaksimalkan nilai
dalam suatu organisasi arah terpusat perusahaan dalam mengambil
(centered- way organization). keputusan pendanaan. Tindakan
Stakeholder theory mengatakan manajer yang opoturnistik
bahwa perusahaan bukanlah entitas tersebut akan mempertinggi
yang hanya beroperasi untuk cost perusahaan dan
kepentingannya sendiri namun harus mengurangi kemakmuran
memberikan manfaat bagi pemegang saham.
stakeholder-nya (pemegang saham, b) Pemegang saham (melalui
kreditor, konsumen, supplier, manajer) dengan kreditur.
pemerintah, masyarakat, analis, dan Kreditur memiliki klaim atas
pihak lain). Dengan demikian, sebagian dari arus kas
keberadaan perusahaan sangat perusahaan untuk pembayaran
dipengaruhi oleh dukungan yang bunga dan pokok utang. Mereka
diberikan oleh stakeholder kepada memiliki klaim atas aset
perusahaan tersebut. perusahaan saat perusahaan
mengalami kebangkrutan. Pada
Teori Keagenan saat perusahaan mengalami
Teori keagenan kebangkrutan, keputusan harus
mengasumsikan bahwa semua segera diambil untuk mengatasi

340
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

kondisi tersebut, yaitu apakah diterapkan untuk mengelola risiko


akan melikuidasi perusahaan perubahan iklim. Ada kesepakatan
dengan menjual seluruh aset tentang konsep pengungkapan
atau melakukan reorganisasi. perubahan iklim, perbedaan muncul
Manajemen perlu segera ketika memutuskan apa yang harus
bertindak dan khususnya dimasukkan dalam pengungkapan
manajer memilih perubahan iklim. Terkait akan
mereorganisasi dengan tujuan kebutuhan dalam pengungkapan
mempertahankan pekerjaannya. perubahan iklim tersebut terdapat
organisasi yang mengeluarkan atau
Climate Change Disclosure membuat idex terkait dengan
Dari sudut pandang bisnis, perubahan iklim yakni Climate
sikap perusahaan terhadap isu Disclosure Standard Board (CDSB).
perubahan iklim telah berubah secara Berdiri sejak tahun 2007, CDSB
signifikan dalam dua dekade terakhir adalah konsorsium dari 8 organisasi
(Kolk, Levy & Pinkse 2008). Di awal non-pemerintah dan telah
1990, bisnis yang sering ditemukan mengeluarkan Climate Change
untuk menutupi atau mengabaikan isu Reporting Framework di tahun 2010.
perubahan iklim (Deegan & Haque, Framework ini membantu perusahaan
2009). Seiring waktu, tujuan bisnis untuk membuat laporan sukarela
telah berubah dari penekanan pada untuk informasi yang terkait dengan
kepuasan pemegang saham saja perubahan iklim secara holistik.
(Friedman, 1962) terhadap saling
menguntungkan untuk bisnis dan Faktor-Faktor yang
masyarakat (Freeman, 1984; Jones, Mempengaruhi Climate Change
1995). Oleh karena itu, isu perubahan Disclosure
iklim lebih dan lebih dan strategi a. Negara
perusahaan berurusan dengan isu-isu Hubungan antara negara dan
tersebut telah diungkapkan oleh bisnis kekuasaan sama sekali tidak dapat
(Kolk et al, 2008;. Kolk & Pinkse, dipisahkan. Negara merupakan
2008). Pengungkapan perubahan lembaga yang mempunyai
iklim juga telah diakui sebagai kekuasaan tertinggi, dan dengan
pendekatan manajemen untuk kekuasaan itu pula negara
pengungkapan dan pengendalian melakukan pengaturan terhadap
risiko perubahan iklim (Kolk & masyarakatnya.
Pinkse, 2005). Pengungkapan b. Ukuran Perusahaan
perubahan iklim adalah bagian dari Size perusahaan merupakan
respon perusahaan secara khusus variabelyang banyak digunakan
terkait dengan isu perubahan iklim. untuk menjelaskan pengungkapan
Perubahan iklim telah menjadi sosial yang dilakukan perusahaan
salah satu topik yang paling penting dalam laporan tahunan yang
di bidang pengungkapan sosial dan dibuat. Secara umum, perusahaan
lingkungan perusahaan (Kolk & besar akan mengungkapkan
Pinkse, 2008). Secara umum, konsep informasi lebih banyak daripada
pengungkapan perubahan iklim baik perusahaan kecil. Secara teoritis,
mencerminkan respon perusahaan perusahaan besar tidak akan lepas
publik untuk perubahan iklim dan dari tekanan politis, yaitu tekanan
menunjukkan upaya bisnis yang untuk melakukan

341
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

pertanggungjawaban sosial. dapat dikatakan bahwa komisaris


Pengungkapan sosial yang lebih memiliki fungsi yang berat,yaitu
besar merupakan pengurangan mengawasi jalannya perseroan
biaya politis bagi perusahaan sehingga dapat mencapai
(Hasibuan, 2001). Dengan tujuannya dengan sebaik-baiknya.
mengungkapkan kepedulian pada e. Ukuran Dewan Direksi
lingkungan melalui pelaporan Penelitian Eisenberg et al (1998)
keuangan, maka perusahaan dalam yang mencoba menguji ukuran
jangka waktu panjang bisa dewan direksi yang lebih sedikit
terhindar dari biaya yang sangat akan berdampak positif terhadap
besar akibat dari tuntutan profitabilitas perusahaan
masyarakat. menunjukkan korelasi yang negatif
c. Media Exposure antara ukuran dewan direksi
Teori legitimasi secara luas dengan tingkat profitabilitas
menguji peran yang dimainkan perusahaan dan ukuran
oleh berita media pada perusahaan. Vafeas (2005) yang
peningkatan tekanan yang menguji hubungan antara struktur
diakibatkan oleh tuntutan publik dewan direksi dan informasi laba
terhadap perusahaan. Media menyatakan bahwa jumlah dewan
mempunyai peran penting pada direksi yang lebih sedikit dirasakan
pergerakan mobilisasi sosial, akan lebih informatif oleh para
misalnya kelompok yang tertarik partisipan pasar. Hasil penelitian
padalingkungan (Patten, 2002). ini juga tidak konsisten dengan
Media juga berperan penting hasil penelitian Suranta (2002) dan
dalam mengkomunikasikan suatu Suranta dan Midiastuty (2003)
informasi kepada masyarakat. yang menemukan hubungan yang
d. Ukuran Dewan Komisaris positif antara ukuran dewan direksi
Peran dewan komisaris dalam dan nilai perusahaan. Hasil
suatu perusahaan lebih ditekankan penelitian ini menunjukkan bahwa
pada fungsi monitoring dari semakin besar ukuran perusahaan
implementasi kebijakan direksi. maka akan semakin besar nilai
Peran komisaris ini diharapkan perusahaan. Hal ini disebabkan
akan meminimalkan permasalahan adanya upaya pensejajaran
agensi yang timbul antara dewan kepentingan yang dilakukan oleh
direksi dengan pemegang saham. manajer dalam kaitannya dengan
Oleh karena itu, dewan komisaris insentif yang akan diterima oleh
seharusnya dapat mengawasi manajer perusahaan.
kinerja dewan direksi sehingga f. Kepemilikan Institusional
kinerja yang dihasilkan sesuai Kepemilikan institusional adalah
dengan kepentingan pemegang kepemilikan saham perusahaan
saham. Fungsi dewan komisaris oleh institusi (badan). Tingkat
menurut UU No. 1 tahun 1995 kepemilikan institusional yang
pasal 95-101 tentang Perseroan tinggi akan menimbulkan usaha
Terbatas adalah bertugas pengawasan yang lebih besar oleh
mengawasi kebijakan direksi pihak investor institusional
dalam menjalankan perseroan serta sehingga dapat menghalangi
memberikan nasehat kepada perilaku opportunistic manajer
direksi. Dari ketentuan tersebut (Arif 2006 dalam Machmud &

342
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

Djaman 2008). Machmud & faktor yang mempengaruhi


Djaman (2008) menyatakan bahwa pengungkapan perubahan iklim pada
kepemilikan institusional tidak perusahaan di negara ASEAN.
berpengaruh terhadap Faktor-faktor tersebut meliputi
pengungkapan tanggung jawab enam variabel independen yaitu
sosial perusahaan. Namun, negara, size, investasi, ukuran dewan
Nofandrilla (2008) menyatakan komisaris, ukuran dewan direksi,
bahwa kepemilikan institusional kepemilikan institusional.
berpengaruh terhadap Berdasarkan uraian yang telah
pengungkapan tanggung jawab dikemukakan sebelumnya, maka
sosial perusahaan variabel yang terkait dalam
penelitian ini dapat dirumuskan
Kerangka Pemikiran melalui suatu kerangka pemikiran
Penelitianini menguji faktor- seperti pada Gambar.

KerangkaPemikiran

Variable independen Variable dependen

Negara
(H1) (-)

Size (H2) (-)

The Extent of
Media Exposure (H3) (+)
Climate Change
Disclosure
(Luas
Ukuran Dewan (H4) (-) Pengungkapan
Komisaris Perubahan

Ukuran Dewan
(H5) (+)
VaiabelDireksi
Kontrol

Kepemilikan
(H6) (+)
Institusional

Variabel Kontrol
Profitabilitas
Leverage

343
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

Perumusan Hipotesis H2 : Ukuran perusahaan


a. Negara berpengaruh terhadap climate
Yuli (2013), negara-negara change disclosure.
maju adalah penghasil emisi gas
rumah kaca terbesar di c. Media Exposure
dunia.Hampir setiap tahun, Pengkomunikasian melalui
negara maju melepaskan media akan meningkatkan
karbondioksida dalam jumlah reputasi perusahaan di mata
besar. Tidak hanya negara maju, masyarakat. Pada
namun di negara berkembang pelaksanaannya, halinilah yang
juga cenderung tinggi walaupun menjadi bagian pada proses
tidak setinggi di negara maju. membangun institusi, membentuk
Berdasarkan penjelasan di atas norma yang diterima dan praktik
maka hipotesis yang dibangun legitimasi. Penelitian teori
adalah: legitimasi secara luas menguji
peran yang dimainkan oleh berita
H1 : Negara berpengaruh media pada peningkatan tekanan
terhadap climate change yang diakibatkan oleh tuntutan
disclosure. publik terhadap perusahaan.
Media mempunyai peran penting
b. Ukuran Perusahaan pada pergerakan mobilisasi sosial,
Choi et al,(2013) dalam misalnya kelompokyang tertarik
Jannah (2014) menjelaskan pada lingkungan (Patten, 2002
bahwa ukuran perusahaan dalam Reverte, 2008).
mempunyai hubungan yang Berdasarkan penjelasan di
positif dengan pengungkapan atas maka hipotesis yang
emisi karbon. Perusahaan besar dibangun adalah:
memiliki tekanan yang lebih
besar dari masalah lingkungan H3 : Media exposure
sehingga mereka cenderung untuk berpengaruh terhadap climate
meningkatkan respon terhadap change disclosure.
lingkungan. Perusahaan besar
lebih didorong untuk d. Ukuran Dewan Komisaris
memberikan pengungkapan Proporsi dewan komisaris
sukarela yang berkualitas untuk independen diukur dengan
mendapatkan legitimasi. menggunakan indikator persentase
Perusahaan yang besar anggota dewan komisaris yang
diharapkan dapat memberikan berasal dari luar perusahaan dari
lebih banyak pengungkapan seluruh ukuran anggota dewan
karbon sukarela. Menurut komisaris perusahaan. Keberadaan
penelitian Freedman dan Jaggi komisaris independen dalam
(2005), perusahaan besar lebih perusahaan akan mengurangi
mengungkapkan secara detail tindakan manajemen
informasi terkait polusi. laba.Berdasarkan penjelasan di
Berdasarkan penjelasan di atas atas maka hipotesis yang
maka hipotesis yang dibangun dibangun adalah:
adalah:

344
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

H4: Ukuran dewan komisaris METODE PENELITIAN


berpengaruh terhadap climate Pada bab metode penelitian
change disclosure. berisi deskripsi tentang bagaimana
penelitianakan dilaksanakan secara
e. Ukuran Dewan Direksi operasional. Oleh karena itu, pada
Penelitian Eisenberg et bagian ini perludiuraikan hal-hal
al., (1998) yang mencoba sebagai berikut: variabel penelitian
menguji ukuran dewan direksi dan definisi operasional,populasi dan
yang lebih sedikit akan sampel, jenis dan sumber data,
berdampak positif terhadap metode pengumpulan data dan
profitabilitas perusahaan metode analisis.
menunjukkan korelasi yang
negatif antara ukuran dewan A. Jenis dan Metode
direksi dengan tingkat Pengumpulan Data
profitabilitas perusahaan dan Jenis data yang digunakan
ukuran perusahaan. Vafeas dalam penelitian ini adalah data
(2000) yang menguji hubungan sekunder, yaitu data kuantitatif yang
antara struktur dewan direksi dan diperoleh dari bursa efek masing-
informasi laba menyatakan masing negara pada tahun 2013-
bahwa jumlah dewan direksi 2014. Data yang digunakan dalam
yang lebih sedikit dirasakan akan penelitian ini adalah laporan tahunan
lebih informatif oleh para dan sustainabilityreport perusahaan
partisipan pasar. Berdasarkan untuk periode 2013-2014.
penjelasan di atas maka hipotesis Pengumpulan data dilakukan
yang dibangun adalah: dengan metode dokumentasi, yaitu
menelusuri laporan tahunan dan
H5: Ukuran dewan direksi sustainability report yang terpilih
berpengaruh terhadap climate menjadi sampel. Laporan tahunan dan
change disclosure. sustainabilityreport diperoleh dari
publikasi bursa efek masing-masing
f. Kepemilikan Istitusional negara pada tahun 2013- 2014.
Midiastuty dan Machfoedz
(2003) menemukan hasil positif B. Populasi, Sampel dan Teknik
dan signifikan terkait dengan Pengambilan Sampel
kepemilikan manajerial. Namun, Populasi dari penelitian ini
menurut Boediono(2005) bahwa adalah seluruh perusahaan manufaktur
kepemilikan manajerial food and beverage yang terdaftar
memberikan pengaruh yang lemah dibursa efek setiap negara pada tahun
dan mengindikasikan bahwa 2013-2014.
tingkat manajerial kurang mampu Teknik sampling yang
menjadi mekanisme pengendali. digunakan adalah purposive sampling,
Berdasarkan penjelasan di atas yaitu dengan memilih subjek
maka hipotesis yang dibangun berdasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
adalah: berkaitan dengan karakteristik
populasi yang telah memenuhi kriteria
H6: Kepemilikan institusional yang telah ditetapkan
berpengaruh terhadap climate sebelumnya.Adapun kriteria yang
change disclosure. digunakan dalam pemilihan sampel

345
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

pada penelitian ini adalah sebagai yang melakukan pengawasan


berikut: terhadap perubahan iklim.
1. Perusahaan manufaktur food Pada indikator ini terdapat 3
and beverageyang terdaftar di item, yaitu environmental
masing-masing bursa efek di issues other than carbon
negaranya emissions and climate
2. Perusahaan memiliki website change issues, climate
yang aktif change and ghg emission
3. Peneliti dapat memperoleh issues, climate change and
annual report perusahaan ghg emission issues.
secara berturut selama tahun b. Climate Change Risk
2013 sampai dengan tahun Management
2014 Indikator ini berkaitan suatu
pendekatan terstruktur dalam
C. Variabel Penelitian dan mengelola adanya perubahan
Definisi Operasional Variabel iklim. Pada indikator ini
Dalam penelitian ini, variabel terdapat 3 item : risk
dependen (Y) yang digunakan adalah disclosure of climate
climate change disclosure, sedangkan change, risk management
variabel independennya terdiri dari team of climate change,
negara, size, media exposure, ukuran senior executives
dewan komisaris, dewan direksi, responsibility.
kepemilikan institusional sebagai c. Emission Reduction
variable independen.Variabel kontrol Indikator ini berkaitan
dalam penelitian ini adalah dengan bagaimana suatu
profitabilitas dan leverage. Definisi perusahaan dalam
operasional dan pengukuran untuk mengurangi emisi gas yang
variabel-variabel tersebut adalah dihasilkan oleh tiap
berikut ini. perusahaan. Pada indikator
1) Climate Change Disclosure ini terdapat 3 item: build or
Dalam penelitian ini, climate acquireless ghg intensive
change disclosure diukur dengan power plants of climate
menggunakan beberapa item yang change, enhanceefficiency of
diadopsi dari penelitian Zhonggou climate change, change fuel
(2010). Untuk mengukur sejauh of climate change.
mana pengungkapan perubahan d. Carbon Independence
iklim, Zhonggou (2010) Pada indikator ini terdapat 2
mengembangkan checklist dibuat item: build or acquire
untuk menentukan tingkat carbon-free power plants of
pengungkapan sukarela terkait climate change,
perubahan iklim yang tersedia enhanceefficiency of climate
dalam laporan. Zhonggou (2010) change.
menentukan enam kategori besar e. Reporting
yang relevan dengan perubahan Indikator ini berkaitan
iklim sebagai berikut. dengan apakah pelaporan
a. Board Oversight perubahan iklim telah sesuai
Indikator ini terkait dengan dengan pedoman
adanya dewan pengawas internasional. Pada indikator

346
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

ini terdapat 1 item yaitu 3) Ukuran Perusahaan


compliance with Perusahaan dengan aset yang
international gh greporting besar dapat dengan mudah
guide line of climate change. mengakses pasar modal. Dengan
f. External Affairs adanya kemudahan mengakses
Indikator ini berkaitan pasar modal, perusahaan tersebut
dengan solusi, promosi memiliki fleksibilitas dan
terkait dengan bagaimana kemampuan mendapatkan dana
dalam menghadapi (Puspitasari dan Ernawati,2010).
perubahan iklim. Pada Ukuran perusahaan yang besar
indikator ini terdapat 3 item: cenderung membagikan dividen
support collaborative untuk menghindari konflik
solutions of climate change, keagenan antara pihak manajer
promote climate friendly dan pemilik (Megginson,1997).
behavior of climate change, Perusahaan besar memiliki
costto comply with kontrol yang lebih baik terhadap
environmental regulations of kondisi pasar sehingga mereka
climate change. mampu menghadapi persaingan
ekonomi. Selain itu, perusahaan
2) Negara besar memiliki lebih banyak
Negara merupakan suatu sumber daya untuk meningkatkan
wilayah yang memiliki suatu profitabilitas perusahaan karena
sistem atau aturan yang berlaku memiliki akses yang lebih baik
bagi semua individu di wilayah terhadap sumber- sumber
tersebut, dan berdiri secara informasi eksternal dibandingkan
independent.Syarat primer sebuah dengan perusahaan kecil
negara adalah memiliki rakyat, (Wiesantana, 2008).
memiliki wilayah,dan memiliki
pemerintahan yang berdaulat. Berikut rumus ukuran perusahaan
Syarat sekundernya adalah (size):
mendapat pengakuan dari negara
lain.Dalam penelitian ini, negara Size =Ln TotalAset
diukur dengan variabel
dummy.Variabel dummy adalah 4) Media Exposure
variabel yang digunakan untuk Sebagimana penelitian
mengkuantitatifkan variabel yang yang dilakukan oleh Aulia (2010),
bersifat kualitatif. Variabel dummy dalam penelitian ini untuk
merupakan variabel yang bersifat mengukur pengungkapan media
kategorikal yang diduga juga dilakukan dengan variabel
mempunyai pengaruh terhadap dummy.
variabel yang bersifat kontinu.
Adapun kriteria variabel dummy Adapun kriteria variabel
pada peneilitian ini adalah berikut dummy pada penelitian ini adalah
ini. berikut ini.
1 = Untuk negara berkembang. 0 = untuk perusahaanyang
2 = Untuk negara maju. tidak mengungkapkan
kegiatan climate change
disclosure di website

347
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

perusahaan dan annual isaris


5) Ukuran Dewan Komisaris
report. Ukuran dewann kom komisaris
1 = untuk perusrusahaan yang adalah jumlah totall anggota
mengungkapk kan kegiatan lam suatu
dewan komisaris dalam
climate change perusahaan. Ukuran dewan
Disclosure di website komisaris diukur dengan
perusahaan. tor jumlah
menggunakan indikator
2 = untuk perussahaan yang anggota dewan komisaaris suatu
mengungkapk kan kegiatan perusahaan is,
(Darwis, 2009).
climate change Berikut rumus Ukurann Dewan
disclosure di website Komisaris:
perusahaan dan annual
report.

Ukuran Dewan
wan Komisaris =∑anggota dewan komisaris

6) Ukuran Dewan Direkksi direksi. lam


Dalam mekanisme
m
Beiner et al. (2003) wan direksi
corporate governance, dew
merupakan yangg pertama merupakan pihak yang mel melakukan
menyimpulkan bahwa jumlah
ju dewan sional
fungsi operasional pperusahaan
direksi merupakan b
n bagian dari sehari-hari. Ukuran dewaan direksi
mekanisme corporate governance diukur dengan jumlah anggota
yang penting, karena ddewan direksi dewan direksi yang adaa di dalam
dapat memastikan bahhwa manajer Machfoedz,
perusahaan (Suranta dan M
mengikuti kepentinggan dewan. 2003). Berikut rumus Ukurran Dewan
Dalam sistem two tieer, terdapat Direksi:
dewan komisaris ris dan d dewan

Ukuran D
uran Dewan Direksi =∑ anggota dewan direksi

7) Kepemilikan Institusio
sional Berikut rumus Kepemilikann
Menurut Jensen
nsen d
dan Institusional:
Meckling (1976), kepemilikan
manajerial dann k
kepemilikan
institusional adalah mek
lah dua mekanisme
corporate governancee utama yang
membantu mengendaliikan masalah onal =
Kepemilikan Institusional
keagenan (agencyconflic ict).
Tingginyaa k
kepemilikan
institusional akan mendorong
aktivitas monitoring karrena besarnya
pengaruh mereka dalam lam kebijakan 8) Profitabilitas
manajemen. Profitabilitas diartikan
sebagai kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba atau profit

348
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

dalam upaya meningkatkan nilai 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔


pemegang saham (Purnasiwi, 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠 尴𝑡
2011). Profitabilitas dapat diukur
dengan berbagai ukuran diantaranya: Uji Regresi
ROE, ROA, ROI, NPM. Dalam Data yang telah dikumpulkan
penelitian ini, profitabilitas diukur dianalisis dengan menggunakan alat
dengan menggunakan ROA analisis statistik, yaitu analisis regresi
(Returnon Assets). linear berganda (multiple regression
analysis) dengan model persamaan
9) Leverage sebagai berikut:
Leverage merupakan
perbandingan antara total utang Y= α-β1Neg-β2Size+β3Me-
terhadap total aset perusahaan. β4UDK+β5UDD-β6KI+e
Perusahaan yang high-leverage
akan lebih berhati-hati dalam Keterangan:
mengambil tindakan yang Y = Climate Change Disclosure.
menyangkut pengeluaran- α = Konstanta.
pengeluaran termasuk tindakan β1-β6 = Koefisien Regresi.
pencegahan dan pengurangan Neg = Negara.
karbon. Pendapat lain mengatakan Size = Ukuran Perusahaan.
bahwa semakin tinggi leverage, Me = Media Exposure.
besar kemungkinan perusahaan UDK = Ukuran Dewan Komisaris.
untuk melakukan pelanggaran UDD = Ukuran Dewan Direksi.
terhadap kontrak utang, sehingga KI = Kepemilikan Institusional.
manajer akan melaporkan laba saat e = error.
ini lebih tinggi dibandingkan laba
masa depan (Scott,2000) dalam Pembahasan
Ardilla (2011). Dengan laba yang Penelitian ini menguji praktik
dilaporkan lebih tinggi aka climate change disclosure pada
nmengurangi kemungkinan perusahaan manufaktur di negara
perusahaan melanggar perjanjian ASEAN. Secara keseluruhan, hasil
utang dan manajer akan memilih pengujian hipotesis dapat dilihat pada
metode akuntansi yang akan Tabel berikut ini.
memaksimalkan laba sekarang.

349
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis


Kode Hipotesis Hasil
H1 Negara berpengaruhterhadap climate change disclosure Ditolak
H2 Ukuran perusahaan berpengaruhterhadap climate change Ditolak
disclosure
H3 Media exposure berpengaruhterhadap climate change Diterima
disclosure
H4 Ukuran dewan komisaris berpengaruhterhadap climate Ditolak
change disclosure
H5 Dewan direksi berpengaruhterhadap climate change Diterima
disclosure
H6 Kepemilikan institusionalberpengaruh terhadap climate Diterima
change disclosure
Sumber: Hasil pengolahan data

Hipotesis pertama menyatakan berpengaruh terhadap climate change


bahwa negara berpengaruh terhadap disclosure. Hasil pengujian statistik
climate change disclosure. Hasil menunjukkan bahwa nilai koefisien
pengujian statistik menunjukkan regresi variabel ukuran perusahaan
bahwa nilai koefisien regresi variabel adalah -0.012. Nilai ini signifikan
negara adalah -0.029. Nilai ini lebih dari 0,05 yaitu 0,451. Hal ini
signifikan lebih dari 0,05 yaitu 0,643. menunjukkan bahwa tidak terdapat
Hal ini menunjukkan bahwa negara pengaruhukuran perusahaan terhadap
tidak berpengaruh terhadap climate climate change disclosure. Artinya
change disclosure. Peran negara bahwa perusahaan besar yang dinilai
dalam ekonomi ditentukan dari sistem dengan tingkat aktiva yang besar
perekonomian dan dalam penelitian ini tidak
sistem pengelolaan ekonomi yang mengungkapkan climate change
mereka gunakan. Sistem disclosure yang dilakukan oleh
perekonomian ini akan perusahaan. Hasil dari penelitian ini
sangat ditentukan oleh ideologi yang bertentangan dengan teori yang ada
dianut oleh negara yang dimana teori yang ada menyatakan
bersangkutan. Hal ini akan bahwa perusahaan yang memiliki
membedakan peran setiap negara keagenan yang lebih besar akan
dalam kegiatan perekonomian yang mengungkapkan informasi yang lebih
akan tergambar pada kebijakan yang luas untuk mengurangi biaya
dikeluarkan dalam mengelola keagenan tersebut. Disamping itu,
perekonomian. Hasil pengujian perusahaan besar merupakan emiten
hipotesis ini menjelaskan bahwa yang paling banyak disoroti dalam
semakin maju dan berkembangnya pengungkapan yang lebih besar
suatu negara dalam bidang industri sebagai wujud tanggung jawab sosial.
maka negara tersebut tidak akan Hipotesis ketiga menyatakan
mempenharuhi tingkat bahwa media exposure berpengaruh
kepeduliaannya terhadap kondisi terhadap climate change disclosure.
lingkungan. Hasil pengujian statistik
Hipotesis kedua menyatakan menunjukkan bahwa nilai koefisien
bahwa ukuran perusahaan regresi variabel media exposure

350
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

adalah 1,785. Nilai ini signifikan pada proporsi dewan komisaris tidak
hasil 0.05 yaitu 0.000 Hal ini berpengaruh signifikan terhadap
menunjukkan bahwa bahwa terdapat pengungkapan.Pertama, dewan
pengaruh media exposure terhadap komisaris memiliki kompetensi yang
climate change disclosure. Hasil masih lemah, padahal kompetensi
penelitian ini sejalan dengan dewan komisaris memegang peranan
penelitian yang dilakukan oleh Kristi penting dalam pengambilan
(2012) bahwa komunikasi perusahaan keputusan.Bukan hanya proporsi
melalui website mulai banyak dewan komisaris yang
digunakan sebagai pelengkap dipertimbangkan, namun juga
komunikasi melalui media tercetak pengetahuan dan latar belakang
walaupun belum seluruh potensi pendidikan sehingga dapat
website dimanfaatkan oleh meningkatkan kualitas pengambilan
perusahaan. Website memungkinkan keputusan pada tingkat komisaris
dialog secara langsung antar pihak. terkait dengan climate change
Internet dan websiteakan menjadi disclosure.
media komunikasi yang sangat Kedua, tidak semua anggota
penting. Media website berperan aktif dewan komisaris dapat menunjukkan
dengan memberikan riwayat independensinya sehingga fungsi
pelaporan dan menyusunnya untuk pengawasan tidak berjalan dengan
menggambarkan nilai dari suatu baik dan berdampak pada kurangnya
perusahaan . Penelitian oleh Melati dorongan terhadap manajemen untuk
(2014) yang menyatakan bahwa melakukan pengungkapan. Ketiga,
pengungkapan melalui media kemampuan dewan komisaris dalam
perusahaan memberikan pengaruh rangka memantau proses keterbukaan
terhadap pengungkapan yang dan penyediaan informasi akan
dilakukan oleh perusahaan, hasil terbatas apabila pihak-pihak terafiliasi
penelitian tersebut menandakan yang ada di perusahaan lebih
bahwa pengungkapan informasi mendominasi dan dapat
melalui media perusahaan (website) mengendalikan dewan direksi secara
mempengaruhi pengungkapan keseluruhan. Keempat, dewan
perusahaan sebagai tindakan lomisaris belum menganggap perlu
manajemen untuk diterima mengenai ada atau tidaknya
dimasyarakat. pengungkapan climate change
Hipotesis keempat disclosure dalam annual report.
menyatakan bahwa ukuran dewan Hipotesis kelima menyatakan
komisaris berpengaruh bahwa dewan direksi berpengaruh
terhadapclimate change disclosure. terhadap climate change disclosure.
Hasil pengujian statistik Hasil pengujian statistik
menunjukkan bahwa nilai koefisien menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel ukuran dewan regresi variabel ukuran dewan direksi
komisaris adalah -0,002.Nilai adalah 0,033. Nilai signifikan kurang
signifikan lebih dari 0.05 yaitu 0.926. dari 0.05 yaitu 0.041 Hal ini
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran menunjukkan bahwa dewan direksi
dewan komisaris tidak berpengaruh berpengaruh positif terhadap climate
terhadap climate change disclosure. change disclosure. Dengan
Terdapat beberapa hal yang diduga wewenang yang dimiliki dewan
menjadi alasan mengapa besarnya direksi mampu untuk mengarahkan

351
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

manajemen untuk lebih meningkatkan Secara umum, kegiatan


pengungkapan. Hasil ini sesuai climate change disclosure yang
dengan penelitan Sam’ani (2008) dilakukan oleh perusahaan
yang menyatakan peran dewan manufaktur di ASEAN mengarah
direksi adalah menentukan pada indikator board oversight, yakni
kebijakan atau strategi perusahaan berkaitan dengan adanya dewan
baik secara jangka pendek maupun pengawas yang melakukan pengawas
jangka panjang. terhadap perubahan iklim. Indikator
Hipotesis keenam menyatakan tersebut antara lain meliputi item
bahwa kepemilikan institusional seperti environmental issues other
berpengaruh terhadap climate change than carbon emission sand climate
disclosure. Hasil pengujian statistik change issues, climate change and
menunjukkan bahwa nilai koefisien ghg emission issues, climate change
regresi variabel kepemilikan and ghg emission issues.
institusional adalah -0.009. Nilai Pengungkapan climate change
signifikan kurang dari 0.05 yaitu disclosure yang dilakukan oleh
0.048. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing negara terlihat bahwa
terdapat pengaruh kepemilikan Indonesia sebesar 15%. Kemudian,
institusionalterhadap climate change Malaysia memperoleh skor dengan
disclosure. mencapai persentase sebesar 35%.
Hasil ini sesuai dengan Selanjutnya pada negara Thailand
penelitian Novita & Djakman (2008) sebesar 17,5%, dan terakhir pada
menyatakan bahwa struktur negara Singapura sebesar 20%.
kepemilikan institusional umumnya
dapat bertindak sebagai pihak yang DAFTAR PUSTAKA
memonitor perusahaan.Tingkat Ahmad, Nik,.N & Hossain, Dewan,
kepemilikan institusional yang tinggi M. (2015). Climate Change and
akan menimbulkan usaha pengawasan Global Warming Discourses
yang lebih besar oleh pihak investor and Disclosures in the
institusional sehingga dapat Corporate Annual Reports: A
menghalangi perilaku opportunistic Study on the Malaysian
manajer (Arif, 2006 dalam Novita & Companies. International
Djakman, 2008). Islamic University Malaysia
Penelitian yang dilakukan Procedia - Social and
Rawi (2008) menyatakan bahwa Behavioral Sciences.Vol172 ,pp
semakin tinggi tingkat kepemilikan 246 – 253.
institusional dari persentase saham Ardilla, M.J. (2011). Faktor-Faktor
yang dimiliki oleh investor yang Mempengaruhi Sifat
institusional akan menyebabkan Pengungkapan Sukarela
tingkat monitor menjadi lebih efektif. Tanggung Jawab Sosial
Dengan demikian semakin tinggi Perusahaan (Studi Empiris
tingkat kepemilikan institusional, pada Perusahaan yang Terdaftar
maka pengungkapan climate change di Bursa Efek Indonesia)
disclosure akan semakin luas dan Skripsi. Program Sarjana
dapat menjadi pendorong perusahaan Jurusan Akuntansi pada
untuk melakukan pengungkapan Fakultas Ekonomi Undip.
climate change disclosure. Semarang.

352
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

Aulia Zahra Munif. (2010). Faktor- Auditing & Accountability


Faktor yang Mempengaruhi Journal,Vol.8, No. 2, pp.47–
Indeks Pengungkapan 77.
Corporate Social Responsibility Gray,R., D.Owen, &
di Indonesia (Studi Empiris C.Adams.(1996). Accounting
pada Perusahaan Non Keuangan and Accountability: Social and
yang Listing di Bursa Efek Environmental Accounting in A
Indonesia). Tesis. Fakultas Changing World. Hemel
Ekonomi Universitas Hempstead: Prentice Hall.
Diponegoro. Megginson, (1997). Corporate
Beiner, S., Drobetz, W., Schmid, F. & Finance Theory. Nebraska:
Zimmermann, H. (2003). Is University of Omaha Addison-
Board Size An Independent Wesley Educational Publisher
Corporate Governance Inc.
Mechanism. www.ssrn.com Hasibuan, M. (2001). Manajemen
(diakses tanggal 29 Mei 2015). Sumber Daya
Brigham, E & Joel, F. Houston. Manusia:PengertianDasar,
(2006). Dasar- Dasar Pengertian, dan Masalah.
Manajemen Keuangan. Jilid 1. Jakarta: PT. Toko Gunung
Edisi Kesepuluh. Jakarta : Agung.
Salemba Empat. Jensen, M.Cand
Darwis. (2009). Corporate Meckling,W.H.(1976). Theory
Governance Terhadap Kinerja of the Firm: Managerial
Keuangan.Jurnal Keuangan Behavior, Agency Costs and
Dan PerbankanVol 13, No.3. Ownership Structure. Journal of
pp. 418-430 Financial Economics, Oktober,
Eisenberg, T., Sundgren,S., Wells, 1976, Vol. 3, No. 4, pp. 305-
M.T., (1998).Larger Board Size 360.Availablefrom:
and Decreasing Firm Value in http://papers.ssrn.com(diakses
Small Firms. Journal of tanggal 25Mei 2015).
Financial Economics Vol. 48, Kolk,A.,D.Levy, & J. Pinkse. (2008).
No.1, pp. 35-54. Corporate Responsesinan
Friedman,M. (1962). Capitalism and Emerging Climate Regime:
Freedom.Chicago: TheInstitutionalization and
UniversityofChicagoPress. Commensuration of Carbon
Freeman, R. E. (1984). Strategic Disclosure. European
Management: A Stakeholder Accounting Review. Vol. 17,
Approach. Boston: Pitman. No. 4, pp.719-745
Ghozali, I & Chariri, A. (2007). Teori Machmud & Djakman. (2008).
Akuntansi. Semarang: Badan Pengaruh Struktur Kepemilikan
Penerbit Universitas Terhadap Luas Pengungkapan
Diponegoro Tanggung Jawab Sosial (CSR
Gray,R., R. Kouhy, & S.Lavers. Disclosure) pada Laporan
(1995). Corporate Social and Tahunan Perusahaan : Study
Environmental Reporting—A Empiris pada Perusahaan Publik
Review of the Literature and A yang Tercatat di Bursa Efek
Longitudinal Study of Uk Indonesia 2006.Simposium
Disclosure. Accounting

353
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

Nasional Akuntansi Usaha.Jurnal Manajemen Teori


11.Pontianak. dan Terapan UNIMED. Vol. 3,
Nofandrilla. (2008). Analisis No.2,hal. 189-215
Pengaruh Karakteristik Rawi & Muchlish, M. 2010.
Perusahaan Terhadap Kebijakan Kepemilikan Manajemen,
Pengungkapan Tanggung Jawab Kepemilikan Institusi, Leverage
Sosial (Studi Empiris pada dan Corporate Social
Perusahaan Pertambangan yang Responsibility. Simposium
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Nasional Akuntanasi XII.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Purwokerto.
Fakultas Ekonomi Universitas Reverte,C. (2008). Determinantsof
Sebelas Maret. Surakarta. Corporate Social Responsibility
O’Donovan. (2002). Environmental Disclosure Ratingsby Spanish
Disclosure in the Corporate Listed Firms. Journal of
Annual Report, Extending the Business Ethics. Vol 88 No
Applicability and Predictive 2, pp 351-366.
Power of Legitimacy Theory, Sam’ani.2010. Pengaruh Good
Accounting, Auditing. Corporate Governance dan
Accountability Journal , Vol. Leverage terhadap Kinerja
15, No 3, pp. 344-371 Keuangan pada Perbankan yang
Pellegrino,C. & Lodhia,S. (2012). Terdaftar di Bursa Efek
Climate Change Accounting Indonesia (BEI) Tahun 2004-
and Australian Mining Industry: 2007. Tesis Program Studi
Exploring the Links between Magister Manajemen Program
Corporate Disclosure and the Pasca Sarjana. Univesitas
Generation of Legitimacy. Diponegoro
Journal of Cleaner Suranta, Sri. (2002). Dampak
Production,Vol. 36, pp 68-82. Motivasi Karyawan pada
Patten,D.M. (2002). The Relation Hubungan antara Gaya
between Environmental Kepemimpinan dengan Kinerja
Performance and Karyawan Perusahaan Bisnis.
Environmental Disclosure: A Empirika.Vol 15. No 2. pp 116-
Research Note. Accounting, 138.
Organizations and Vafeas, N. (2005). Audit Committees,
Society,Vol.7, No 8, pp.763- Boards, and the Quality of
773. Reported Earnings.
Purnasiwi, J.(2011). Analisis Contemporary Accounting
Pengaruh Size, Profitabilitas Research. Vol.22, No.4, pp.
dan Leverage terhadap 1093-1122.
Pengungkapan CSR pada Yuli.(2013). Sekilas tentang
Perusahaan yang Terdaftar Pemanasan Global dan
diBursa Efek Indonesia.Skripsi. Perubahan Iklim
Fakultas Ekonomi, Universitas http://yulifahmi.blogspot.co.id/.
Diponegoro, Semarang. (diakses 16 Oktober 2015).
Puspitasari, Filia & Endang, E. Zhongguo (Kevin) Pan. (2010).
(2010). Pengaruh Mekanisme Carbon Emission and Climate
Corporate Governance terhadap Change Disclosures in The
Kinerja Keuangan Badan Annual Reports of Chinese

354
INVENTORY
Jurnal Akuntansi, Prodi. Akuntansi – FEB, UNIPMA, Vol. 2, No.2, Oktober 2018

Power Companies:An Partial Fulfilment of The


Exploration. A Dissertation Degree of Master of Business
Submitted to Auckland (MBus).
University ofTechnology in

355

Anda mungkin juga menyukai