Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TERAPI BERMAIN
PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI RUANG ANAK RSUD H. HANAFIE

Di susun oleh:
1. Leski Candra
2. Rahma Sari
3. Syabandi
4. Welly Hendri

CI KLINIK :
Ns. AFNI FITARI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dampak hosptalisasi pada anak adalah merupakan pengalaman yang
penuh dengan stress yang mana akan menimbulkan reaksi pada anak yang sesuai
dengan perkembangannya,diantaranya anak akan merasa cemas dan akan timbul
ketakutran akibat perpisahan dengan keluarga ataupun linkungan terutama pada
anak yang di rawat lama.
Terapi bermain ini sangat dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini
merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat maupun sakit.
Bermain pada anak yang dihospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasannya
dalam berfikir dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta
melatih daya motorik halus dan kasar pada anak.
Pada anak usia sekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan
motorik halusnya sudah baik pula dalam berkomunikasi verbal dan non verbal.
Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak prasekolah, maka
dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain karena
dengan bermain akan membuat anak menjadi lebih rileks.
Adapun tempat pelaksanaan TAK yaitu diruang bermain Melati 2.
Alasan kelompok kami mengadakan terapi kelompok bermain pada anak
usia sekolah karena lebih kooperatif dan memungkinkan untuk diajak bermain
dan alasan kelompok kami mengadakan terapi bermain menyusun gambar pada
usia sekolah adalah untuk mengembangkan motorik halus, intelektual,
keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa, selain itu pada usia ini
merupakan usia awal dalam berimajinasi serta sudah lebih kooperatif untuk di
ajak bermain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia sekolah (6-
12 tahun) selama kurang lebih 45 menit diharapkan anak dapat
mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya serta dapat
melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan instruksional khusus
Tujuan dari program bermain ini yaitu agar :
a. Dapat menambah wawasannya
b. Dapat merangsang imajinasi anak 
c. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak 
d. Dapat merangsang rasa kreatif anak 
e. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya

C. Sasaran
1. Kriteria Klien
a. Anak yang berumur usia sekolah ( 6-12 tahun ) 
b. Anak kooperatif 
c. Anak dengan komunikasi verbal baik 
d. Anak dengan kondisi membaik
 2. Proses seleksi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu anak mengekpresikan ide-
ide atau perasaan secara optimal dan bersosialisasi dengan efektif seperti
kriteria diatas
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN

Anak usia sekolah berkembang dari perilaku sensori motorik sebagai alat
pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentuk pikiran
simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial.
Dalam aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan
eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan aktifitas
bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri.
Menurut Marjorie mengatakan bahwa anak prasekolah merupakan masa
antusiasme, bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial tinggi dan
independen.
Karakteristik sasaran adalah anak-anak usia sekolah (6-12 tahun) yang
dirawat di ruang perawatan anak Melati II RSUD Dr. Moewardi berjumlah 5
anak dengan kriteria :
a. Tidak bedrest total
b. Tidak kejang
c. Tidak panas/bebas demam
d. Bersedia mengikuti permainan/terapi

B. Prinsip Bermain Menurut Teori

Pengertian Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual,


emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar
karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan,dan mengenal
waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik
dalam dirinya yang tidak disadarinya . (Miller dan Keong, 1983).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginanya
sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah Kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak,
belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan
lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental
serta sosial anak.

C. Karakteristik Permainan Menurut Isinya secara Teori


1) Sosial affective play : hubungan interpersonal yang menyenangkan
antara anak dengan orang lain (Ex : ciluk-baa).
2) Sense of pleasure play : permainan yang sifatnya memberikan
kesenangan pada anak (Ex : main air dan pasir).
3) Skiil play : permainan yang sifatnya memberikan keterampilan pada anak
(Ex: naik sepeda).
4) Dramatik Role play : anak bermain imajinasi/fantasi (Ex : dokter dan
perawat).
5) Games : permaianan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan /skor (Ex : ular tangga).
6) Un occupied behaviour: anak tidak memainkan alat permainan tertentu,
tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya , yang digunakan sebagai
alat permainan (Ex : jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi,
meja dsb). 
7) Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain,
tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan(Ex :
Congklak).
8) Solitary play : anak tampak berada dalam kelompok permaianan, tetapi
anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya.
9) Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi
antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain
sehingga antara anak satu dengan lainnya tidak ada sosialisasi.
10) Associative play : permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu
anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan
tujuan permainan tidak jelas ( Ex: bermain boneka,masak-masak).
11) Cooperative play : aturan permainan dalam kelompok tampak lebih
jelas pada permainan jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (Ex :
main sepak bola).
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. Judul Permainan
Permainan pada anak usia sekolah

B. Deskripsi Permainan
 Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan
 Anggota diatur dalam bentuk huruf V
 Leader meminta anak untuk menyusun puzzle yang telah di acak
  Waktu untuk menyusun puzzle tersebut adalah 15 menit
 Jika ada peserta yang sudah selesai menyusun puzzle bar harus menunjuk
tangan dan memberitahukan fasilitator 
 Jika ada peserta yang gagal menyusun puzzle, fasilitator menanyakan
alasan kalau mungkin motivasi kembali kegiatan
 Peserta harus hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung

C. Keterampilan Yang Di Perlukan


Anak mampu menyusun Puzzle yang telah diacak

D. Jenis Permainan
Menyusun Puzzle

E. Alat Yang Di Gunakan


Puzzle
F. Waktu Pelaksanaan
Terapi bermain akan dilaksanakan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 11 November 2013
Pukul : 12.30 WIB
G. Proses Bermain
1. Fase orientasi.
 - Leader : mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dan anggota
kelompok lain peserta memperkenalkan diri satu persatu. menjelaskan
tujuan dan aturan bemain
- Tujuan : Tujuan dari program bermain ini supaya anak
dapat bersosialisasi dengan orang lain dan dapat mengekpresikan
imajinasi anak.
2. Fase Kerja
a. Leader berdiri di depan 
b. Leader mengatur posisi klien
c. Fasilitator menyiapkan peralatan bermain
d. Fasilitator memberi motivasi kepada anak untuk menyusun Puzzle
e. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama program
bermain
3. Fase terminasi.
a. Evaluasi respon subyektif leader menanyakan perasan klien setelah
mengikuti program bermain. 
b. Evaluasi respon obyektif observer mengobservasi perilaku peserta
selama kegiatan terkait dengan tujuan
c. Tindak lanjut, Menganjurkan kepada masing- masing anak untuk
menyebutkan Puzzle yang telah disusun.

H. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai


Dalam terapi bermainan yang perlu di waspadai adalah keamanan
dalam permainan dan kenyamanan anak selama mengikuti terapi bermain.

I. Antisipasi Meminimalkan Hambatan


Dalam meminimalkan hambatan, fasilitator mempersiapkan semua
yang dibutuhkan dalam terapi bermain terkait dengan peralatan yang akan
digunakan, kemudian mendampingi anak selama mengikuti terapi bermain
serta melibatkan orang tua dalam permainan.
J. Pengorganisasian
1. Struktur organisasi
a. Leader : Welly Hendri 
b. Co. Leader : Leski Candra
c. Fasilitator : Syabandi
d. Observer : Rahma Sari
2. Uraian Tugas
a. Leader 
 Menjelaskan tujuan bermain
 Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok 
 Menjelaskan aturan bermain pada anak
 Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan 
b. Co.Leader
 Membantu leader dalam mengorganisasi anggota
c. Fasilitator 
 Menyiapkan alat-alat permainan
 Memberi motivasi kepada anak untuk menyusun Puzzle
  Mempertahankan kehadiran anak
  Mencegah gangguan / hambatan terhadap anak baik luar
maupun dalam.
d. Observer 
 Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non
verbal.
 Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan
perilaku.
 Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain.
K. KRITERIA EVALUASI : SEBAGAI EVALUASI DILIHAT
TUJUANNYA TERCAPAI ATAU TIDAK
1. Evaluasi Struktur
a) Peralatan bermain seperti Puzzle sudah tersedia
b) Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c) Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
2. Evaluasi Proses
a) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
b) Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d) 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
a) 100 % anak merasa senang dan puas.
b) 80 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c) 75 % anak dapat menyatakan perasaan senang
d) Anak dapat menyusun Puzzle dengan benar
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

1. Pelaksanaan bermain bersama anak dengan thalasemia adalah :


a. Semua perlengkapan dan peralatan dipersiapkan yaitu Puzzle
b. Target anak yang akan diajak bermain di kumpulkan di ruang terapi
bermain dan di dampingi oleh anggota keluarga.
c. Leader berdiri di depan dan mengatur posisi klien.
d. Leader mengucapkan salam, dilanjutkan dengan perkenalan dari
masing-masing anggota kelompok dan perkenalan dari adik-adik yang
akan di ajak bermain menyusun Puzzle
e. Leader menjelaskan cara bermain menyusun Puzzle yaitu setiap anak
mendapat satu pasang gambar yang akan mereka pasang, dimana setiap
menempel gambar akan di acak gambarnya. Gambar harus tersusun
sesuai dengan gambar yang sebelumnya dan diberi waktu untuk
menyusun puzzle adalah 15 menit.
f. Fasilitator memberikan satu gambar ke masing-masing anak dan
memberikan motivasi kepada anak untuk menyusun Puzzle
g. Bagi yang sudah selesai duluan dalam menyusun Puzzle
mengacungkan jari dan menganjurkan kepada masing- masing anak
untuk menebak gambar yang telah disusun. Kemudian di berikan
hadiah.
h. Leader menanyakan perasan klien setelah mengikuti program bermain
i. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama program
bermain
j. Observer mengobservasi perilaku peserta selama kegiatan terkait
dengan tujuan
2. Setting Tempat

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial


dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan
apa yang dapat dilakukan,dan mengenal waktu, jarak, serta suara.

Permainan menyusun Puzzle mampu merangsang dan meningkatkan


kemampuan anak dalam berimajinasi atau mengingat terhadap gambar sebelum
tersusun dan meningkatkan daya kreatifitasan anak dalam menyusun gambar.

B. Saran

Diharapkan permainan menempelkan gambar ataupun jenis permainan lain dapat


dilakukan oleh setiap anak yang di rawat di RS agar danpak hospitalisasi dalam RS
terkurangi dan tumbuh kembang anak tidak terhambat.
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
ANAK USIA SEKOLAH DI RUANG BERMAIN
MELATI 2 RSUD Dr.MOEWARDI

Disusun Oleh:
1. Nareswari Probo A ( D 2011017 )
2. Noviana Yudha K ( D 2011018 )
3. Nunung Nurjanah ( D 2011019 )
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES AISYIYAH SURAKARTA
2012

Anda mungkin juga menyukai