Kelompok 8 - Adopsi (TAHK)
Kelompok 8 - Adopsi (TAHK)
“Adopsi”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Adopsi” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat Hukum
Keluarga.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fatkul Chodir, M.H.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Tafsir Ayat Hukum Keluarga yang telah memberikan tugas ini sehingga
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang di tekuni. Selain itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua tim yang telah membagi pengetahuan
dan tenaganya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada teman-teman Hukum Keluarga Islam semester 5 yang selalu
menyemangati.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran
yang membangun sangat di harapkan demi penyusunan yang lebih baik ke depannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
PENUTUP ........................................................................................................................ 6
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan karunia yang istimewa bagi orang tua. Selama orang tua masih
hidup, anak menjadi penenang sedangkan saat orang tua telah wafat, anak dapat
menghasilkan pahala jariyah sekaligus melanjutkan perjuangan orang tuanya. Anak
mewarisi beragam kesamaan orang tuanya, mulai dari ciri fisik, tingkah laku sampai
kepribadian lainnya. Dalam masyarakat, terdapat orang tua yang beruntung dengan
dikaruniai anak namun ada pula yang belum beruntung yakni mereka yang tidak
mampu melahirkan atau dengan kata lain mandul. Pada fenomena inilah, para orang tua
yang belum dikaruniai anak dapat mengangkat anak untuk mengisi kekosongan
hidupnya. Namun problematika yang sering terjadi adalah para orang tua mengganti
nasab orang tua kandungnya dengan nasab mereka dan yang lebih parah lagi, mereka
memasukkan nama anak angkat mereka dalam daftar penerima warisan. Oleh karena
itu, pada pembahasan kali ini penulis akan menjelaskan ayat mengenai adopsi yakni
surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5.
B. Rumusan Masalah
1. Surah apakah yang menjelaskan tentang adopsi dalam Alquran?
2. Bagaimana tafsir mufrodat surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5?
3. Bagaimana asbabun nuzul surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5?
4. Bagaimana penafsiran para ulama mengenai surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5?
5. Apakah hikmah yang terkandung dalam surah Al-Ahzab ayar 4 dan 5?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui surah yang menjelaskan tentang adopsi dalam Alquran.
2. Untuk mengetahui tafsir mufrodat surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5.
3. Untuk memahami asbabun nuzul surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5.
4. Untuk memahami penafsiran para ulama mengenai surah Al-Ahzab: 4 dan 5.
5. Untuk mengetahui hikmah yang terkandung dalam surah Al-Ahzab: 4 dan 5.
1
BAB II
PEMBAHASAN
َِ َ َومَاَجَعَلََاَد.ََ َومَاَجَعَلََاَزَ َواجَكَُ َُم َالَئِيََتَُظَاهِ َُر َونََ َِمنَ َُهنََاَُمَهَتِكَُم.ِنَفِيََجَ َوفِه
ََعيَاءَكَُم َِ جلََ َِمنََقَلَبَي
َُ َمَاَجَعَلََهللاَُلِر
َُ َ وهللاَُيَقَُ َو.ََذََلِكَُمََقَ َولَُكَُمَ ََِباَفَ َواهِكَُم.َاَبناءَكَُم
َلَالَحَقََ َوهُ َوَيَهَ َِد ىَالسَِبيل
Artinya: Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya, dan Dia
tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak
menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu
hanyalah perkataan di mulutmu saja. Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia
menunjukkan jalan (yang benar). (QS. Al-Ahzab: 4)
َُ َََولَيسََعَلَي َكُم.
َجناَحَ َفِيمَآ َ َنَ َوَمَ واَ لِي َكُم
َِ ىَالدي
َِ َِ َُط
َِفاِنَلَمََتعَلَ َُم َوآَاَبَاءَهُمََفاِخَ َوانُ َكُمََف.َِعنَدهللا َِ َََاُدعُ َوهُم
َ َلبَآ َِءهِمََهُ َوَاَقَس
َ ََولَ َِكنََمَاَتعَمَدتَََقَُلُ َوبُكَُم.
َوكانَ َهللاَُغفَُ َورَاَرَحَِيمَا. َ ِاَخَطَأَتَُمََبَِه
Artinya: Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak -bapak
mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka,
maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.
Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa
yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-
Ahzab: 5)
Singkat cerita, Zaid memilih tetap tinggal bersama Rasulullah dan enggan kembali
pada keluarganya. Saat itulah Rasulullah mengumumkan kepada masyarakat Mekkah
bahwa Zaid adalah putranya. Beliau berkata “Wahai orang-orang Quraisy! Saksikanlah
bahwasannya Zaid adalah anakku yang akan mewarisiku dan aku akan mewarisinya”.
Sejak saat itulah Zaid dikenal sebagai Zaid bin Muhammad. Panggilan tersebut terus
melekat pada Zaid hingga turun surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5. Hal ini diterangkan oleh
Ibnu Umar bahwa “Sesungguhnya Zaid bin Haritsah, budak Rasulullah dulu tidaklah
kami panggil kecuali dengan nama Muhammad, sampai turun surah Al-Ahzab ayat 5
(HR. Bukhari, No.4782) Kemudian setelah turunnya ayat ini, Rasulullah berkata
“Engkau Zaid bin Haritsah”.
D. Penafsiran Para Ulama Mengenai Surah Al-Ahzab Ayat 4 dan 5
Menurut Quraish Shihab, ayat ini berfungsi untuk membatalkan adopsi Nabi
dan semua adopsi yang dilakukan masyarakat muslim. Setelah kejadian tersebut,
Rasulullah memperingatkan agar tidak ada yang mengaku mempunyai keturunan
dengan satu pihak padahal sebenarnya tidak. Beliau bersabda “Siapa yang mengakui
seseorang yang bukan bapaknya sebagai bapaknya, maka surga baginya haram”. (HR.
Bukhari dari Sa’id bin Ali Waqqas). Ayat inilah yang kemudian dijadikan mayoritas
ulama sebagai dalil bahwa mengadopsi anak dengan menasabkan kepada orang tua
angkatnya dilarang dalam Islam. Sedangkan menurut Gus Baha, dalam sebuah
kesempatan menyebutkan bahwa mengadopsi anak itu dibatalkan oleh Alquran dan
Hadis karena memiliki sisi kemudharatan seperti ketidakjelasan nasab dan perkawinan.
Selain itu, menurutnya jika memang ingin membantu si anak maka dapat dilakukan
dengan cara yang lebih ef ektif. Menurut fatwa MUI, mengadopsi anak dalam arti
mengubah nasab dari ayah dan ibu kandungnya memang dilarang. Namun adopsi anak
tanpa mengubah nasab yang dilakukan atas rasa tanggung jawab sosial untuk
memelihara, mengasuh dan mendidik mereka dengan penuh kasih sayang seperti anak
sendiri adalah perbuatan yang terpuji dan termasuk amak shaleh yang dianjurkan dalam
Islam.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surah Al-Ahzab ayat 4 dan 5 membahas tentang adopsi (pengangkatan anak) yang
mana kegiatan ini telah dilakukan sejak zaman jahiliyyah. Namun dengan turunnya ayat
ini semakin memperjelas hukum adopsi yakni sebagai berikut: kewajiban menasabkan
anak adopsi kepada bapak kandungnya, diperbolehkan memanggil seseorang dengan
panggilan ‘hai saudara’ atau ‘hai maula’ jika yang dimaksud masih seagama dan
memperingatkan kita bahwa Allah Maha Pengampun, sehingga Dia tidak menghukum
seseorang atas kekhilafannya bahkan Allah memaafkan dan mengampuni selama orang
tersebut mau bertaubat. Selain itu, pada permulaan surah Al-Ahzab ayat 4 juga
dijelaskan bahwa Allah menjadikan pada seseorang terdapat satu hati dalam rongganya
sehingga tidak mungkin pada satu sisi tersebut terdapat keimanan sekaligus
kemusyrikan kemudian pada penggalan selanjutnya menjelaskan tentang zihar.
6
DAFTAR PUSTAKA
Hati Suara. 2010. Pesan dari Hati: Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 4-5.
http://fudelahmed.blogspot.com/2010/12/tafsir-surat-al-ahzab-ayat-4-5.html?m=1.
(Diakses pada 15 Desember 2021)
Rafi Muhammad. 2021. Surah Al-Ahzab (33) Ayat 4-5: Hukum Mengadopsi Anak Menurut Al-
Quran. https://tafsiralquran.id/surah-al-ahzab-33-ayat-4-5-hukum-mengadopsi-anak-
menurut-al-quran/ . (Diakses pada 15 Desember 2021)