Dosen Pengampu
Dr. Wiwin Herdwiani, M.Sc., Apt.
KELOMPOK A.1.4
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Definisi
Perdarahan uterus disfungsional (PUD) adalah perdarahan uterus abnormal
dalam hal jumlah, frekuensi, dan lamanya yang terjadi baik di dalam maupun di luar
siklus haid, merupakan gejala klinis yang semata-mata karena suatu gangguan
fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis ovariumendometrium tanpa
adanya kelainan organik alat reproduksi.
B. Patofisiologi
Siklus berovulasi: Perdarahan teratur dan banyak terutama pada tiga hari
pertama siklus haid. Penyebab perdarahan adalah terganggunya mekanisme
hemostasis lokal di endometrium.
Siklus tidak berovulasi: Perdarahan tidak teratur dan siklus haid memanjang
disebabkan oleh gangguan pada poros hipothalamus-hipofisis-ovarium.
Adanya siklus tidak berovulasi menyebabkan efek estrogen tidak terlawan
(unopposed estrogen) terhadap endometrium. Proliferasi endometrium terjadi
secara berlebihan hingga tidak mendapat aliran darah yang cukup kemudian
mengalami iskemia dan dilepaskan dari stratum basal.
Efek samping penggunaan kontrasepsi: Dosis estrogen yang rendah dalam
kandungan pil kontrasepsi kombinasi (PKK) menyebabkan integritas
endometrium tidak mampu dipertahankan. Progestin menyebabkan
endometrium mengalami atrofi. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan
perdarahan bercak. Pada pengguna alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
kebanyakan perdarahan terjadi karena endometritis.
C. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan
hemodinamik, selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk:
Menilai Menyingkirkan
Indeks massa tubuh (IMT >27 Kehamilan, kehamilan ektopik,
termasuk obesitas) abortus, penyakit trofoblas
Tanda-tanda hiperandrogen Servisitis, endometritis
(hirsutisme, jerawat) Polip dan mioma uteri
Pembesaran kelenjar tiroid atau Keganasan serviks dan uterus
manifestasi hipo/hipertiroid Hiperplasia endometrium
Galaktorea (kelainan Gangguan pembekuan darah
hiperprolaktinemia) Penyebab iatrogenic (penggunaan
Gangguan lapang pandang (karena kontrasepsi hormone steroid,, terapi
adenoma hipofisis) pengganti hormone)
Tanda-tanda anemia atau kehilangan
banyak darah
Pemeriksaan ginekologis (papsmear,
skrining PMS)
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk pemeriksaan Pap smear
atau skrining Penyakit Menular Seksual dan harus disingkirkan kemungkinan adanya
mioma uteri, polip, hyperplasia endometrium atau keganasan.
Pemeriksaan penunjang
E. Tatalaksana
Tujuan tatalaksana perdarahan uterus disfungsional adalah memperbaiki
keadaan umum, menghentikan perdarahan, mengembalikan fungsi hormone
reproduksi, dan menghilangkan ancaman keganasan. Perdarahan berat dapat diterapi
dengan obat hormonal dan non-hormonal. Terapi non-hormonal digunakan saat
menstruasi untuk mengurangi kehilangan banyak darah. Perdarahan jangka panjang
dapat diterapi dengan obat hormonal yang meregulasi siklus dan menurunkan episode
perdarahan, melindungi endometrium dari risiko hyperplasia atau karsinoma.
1. Terapi Farmakologi
Non-hormonal
AINS
AINS ditujukan untuk menekan pembentukan siklooksigenase, akan
menurunkan kadar prostaglandin endometrium yang meningkat pada penderita
gangguan haid. AINS mengurangi jumlah darah haid 20-50%. Contohnya
adalah asam mefenamat.
Agen Fibrinolitik
Obat ini bersifat inhibitor kompetitif pada aktivasi plasminogen. Plasminogen
akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah fibrin menjadi
fibrin degradation products (FDPs). Kadar prostaglandin E2 dan F2 meningkat
pada wanita dengan perdarahan menstruasi berat. Contoh obatnya adalah asam
traneksamat
Hormonal
Estrogen
Sediaan ini digunakan pada kejadian perdarahan akut yang banyak. Sediaan
yang digunakan adalah EEK (Estrogen ekuin konjugasi), dengan dosis 2.5
mg per oral 4x1 dalam waktu 48 jam.
PKK (Pil Kontrasepsi Kombinasi)
Perdarahan haid berkurang pada penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
akibat endometrium yang atrofi. Dosis yang dianjurkan pada saat perdarahan
akut adalah 4 x 1 tablet selama 4 hari, dilanjutkan dengan 3 x 1 tablet selama
3 hari, dilanjutkan dengan 2 x 1 tablet selama 2 hari, dan selanjutnya 1 x 1
tablet selama 3 minggu. Selanjutnya bebas pil selama 7 hari, kemudian
dilanjutkan dengan pemberian pil kontrasepsi kombinasi paling tidak selama
3 bulan.
Progestin
Obat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen serta akan
mengaktifkan enzim 17-hidroksi steroid dehidrogenase pada sel-sel
endometrium, sehingga estradiol akan dikonversi menjadi estron yang efek
biologisnya lebih rendah dibandingkan dengan estradiol.
Androgen
Obat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen serta akan
mengaktifkan enzim 17-hidroksi steroid dehidrogenase pada sel-sel
endometrium, sehingga estradiol akan dikonversi menjadi estron yang efek
biologisnya lebih rendah dibandingkan dengan estradiol.
Gonadotropine Releasing Hormon (GnRH) agonist
Pemberian obat ini biasanya ditujukan untuk membuat penderita menjadi
amenorea. Dapat diberikan leuprolide acetate 3.75 mg intra muskular setiap 4
minggu, namun pemberiannya dianjurkan tidak lebih dari 6 bulan. Apabila
pemberiannya melebihi 6 bulan, maka dapat diberikan tambahan terapi
estrogen dan progestin dosis rendah (add back therapy).
2. Terapi non-farmakologi
Perubahan gaya hidup
Diet
Membatasi asupan energi dari lemak total, menggeser konsumsi lemak jenuh,
meningkatkan konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran,
bijibijian, dan kacang-kacangan, dan membatasi asupan gula dan garam.
Tindakan operatif
Dilatasi & Kuretase
Jenis operatif tahap ringan pada PUD untuk tujuan menghentikan perdarahan.
Ablasi Endometrium
Jenis operatif ablasi pada lapisan endometrium dengan meluruhkan lapisan
endometrium dengan cara laser, ablasi thermal, pembekuan, dan cairan
listrik. Endometrium akan hilang permanen sehingga penderita akan
mengalami henti haid yang cukup lama.
Histerektomi
Jenis operatif pada perdarahan hebat berulang atau jika tindakan ablasi
endometrium gagal.
BAB II
KASUS
Umur : 52 thn
BB/TB : 58/165
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Ny L dirawat dirumah sakit dengan keluhan perdarahan pada jalan rahim disertai nyeri perut.
Pasien sudah tiga bulan terakhir mengalami keluhan ini dan selama ini diatasi dengan Asam
mefenamat 3x1. Tetapi akhir akhir ini perdarahan semakin hebat dan nyeri tidak reda. Hasil
pemeriksaan dokter intravagina tidak terdapat fibroid maupun endometriosis, sedangkan hasil
pemeriksaan hormonal terdapat hormon estrogen kurang dari normal.
Anamnese TD : 160/140
Riwayat alergi :-
PENYELESAIAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.L No Rek Medik :-
Umur : 52 tahun Dokter yg merawat :-
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jl.Anggrek 58 Solo
Pekerjaan : Swasta
Sosial :-
Riwayat masuk RS : Uterine bleeding
Riwayat penyakit terdahulu : -
Riwayat sosial :
Kegiatan
Pola makan / diet
- Vegetarian -
Merokok Tidak
Meminum alkohol Tidak
Meminum obat herbal Tidak
Riwayat alergi :-
Riwayat keluarga :-
Tanda vital :
Parameter 10/6 11/6 12/6 13/6 14/6
TD (mmHg) 120/80 110/80 110/80 110/80 110/80
Suhu (°C) 40 40 37,6 36,5 36,5
Denyut nadi (/menit) 92 84 80 80 82
RR (/menit) 20 20 20 20 20
Terapi di bangsal:
Nama obat Signa 10/6 11/6 12/6 13/6 14/6
Infus NaCl 0,9% 20 tpm v v v v -
Ranitidin 3 x 1 tab v v v v v
Paracetamol 3 x 1 tab v v v v v
Estrogen 3 x 1 tab v v v v v
Sangobion 3 x 1 tab v v v v v
Asam folat 3 x 1 tab v v v v v
OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI
No Nama obat Indikasi Dosis Rute Interaksi ESO Outcome terapi
pemberian
1. Infus NaCl 0,9% Perawatan untuk - IV - Infeksi pada tempat Kadar elektrolit normal
kehilangan cairan penyuntikan, thrombosis
kadar Na, K, Mg yang vena atau flebitis yang
rendah. meluas dari tempat
penyuntikan, ekstravasasi.
2. Ranitidin Mengobati ulkus 3 x 1 tab Per oral - Sembelit atau diare, Mencegah ulkus peptic
lambung dan pusing, mual, reaksi
duodenum alergi, gangguan
pernafasan
3. Paracetamol Aalgetik dan 3 x 1 tab Per oral - Reaksi alergi, hipotensi, Suhu tubuh turun dan
antipiretik kerusakan hati dan ginjal nyeri turun
4. Estrogen Mengatasi gejala 3 x 1 tab Per oral - Nyeri payudara, Hormon estrogen
defisiensi estrogen disminore, flek, payudara meningkat
menjadi lunak, kaki kram,
depresi, vaginitis,
perubahan berat badan
(meningkat atau
menurun), peningkatan
trigliserida
5. Sangobion Membantu proses 3 x 1 tab Per oral - Mual, pusing Angka Hb, Hct dan
pembentukan Hb dan eritrosit meningkat
sel darah merah
6. Asam folat Mengobati defisiensi 3 x 1 tab Per oral - Reaksi alergi, mual, Angka Hb, Hct dan
asam folat kembung, nyeri perut eritrosit meningkat
ASSESMENT
PROBLEM MEDIK SUBYEKTIF OBYEKTIF TERAPI DRP
Pendarahan pada jalan Nyeri perut, demam Pemeriksaan hormonal: Estrogen 3 x 1 tablet PO Terapi kurang tepat
rahim Hasil pemeriksaan dokter: Hormon estrogen kurang Paracetamol 3 x 1 PO
Intra vagina (-) dari normal (150 pg/ml)
Endometriosis (-)
Fibroid (-)
Anemia Letih, pucat, kesadaran Hb 6 g/dL Sangobion 3 x 1 tablet PO Terapi kurang tepat
menurun Eritrosit 3,92 Asam folat 3 x 1 tablet PO
Hct 24,2
MONITORING
1. Monitoring pemeriksaan tanda vital, seperti tekanan darah pada range normal 90-
120/60-80 mmHg, suhu badan 36-37,5 °C, HR 60-100, RR 14-20
2. Monitoring pemeriksaan laboratorium sesuai dengan nilai normal.
3. Memberitahukan kepada pasien tentang efek samping terhadap penggunaan obat yang
telah disebutkan pada monitoring.
4. Memberitahukan kepada pasien bahwa obat harus dikonsumsi secara rutin dan sesuai
aturan pakai untuk mencegah kekambuhan perdarahan atau kemungkinan terjadi ancaman
keganasan.
5. Memberitahukan kepada pasien tentang terapi non farmakologi yang telah disebutkan
pada Care Plan guna peningkatan keberhasilan terapi.
DAFTAR PUSTAKA