Anda di halaman 1dari 7

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

Oleh: Khalil Asyraf

Dalam rangka menciptakan generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia,


banyak aspek yang harus kita benahi terlebih dahulu, baik dari segi ekonomi, sosial,
dan pendidikan. Dalam upaya mewujudkan generasi unggul, pemuda adalah
pemegang pemeran penting dalam menyongsong kehidupan bangsa Indonesia
menjadi lebih baik dari masa sekarang. Dan ini adalah tugas kita, sebagai pemuda
yang akan memegang tongkat estafet kemajuan negeri ini. Nama saya Khalil
Asyraf. Saya berasal dari Pakue, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Dan saya
mahasiswa baru Universitas Muslim Indonesia.

Saya duduk dibangku sekolah dasar sejak umur 7 tahun,. Setiap hari saya
berangkat ke sekolah sejauh 450 m dari rumah saya. Perjalanan menuju ke sekolah
setiap harinya saya nikmati bersama teman-teman dengan berjalan kaki dan dilalui
dalam 6 tahun lamanya. Dan Alhamdulillah akses perjalanan menuju ke sekolah
tidaklah sulit, hanya melintasi jalan yang dilalui masyarakat yang ada dikampung
saya. Pada saat saya duduk dibangku sekolah dasar, saya seperti anak-anak pada
umumnya yang sering bermain bersama teman-teman. Tetapi, pada saat mengikuti
pelajaran dikelas, saya mulai serius memperhatikan pembelajaran dari guru
disekolah. Dan akhirnya perjuangan berjalan kaki selama 6 tahun itu tidak sia-sia,
karena saya selalu mendapat rangking 3 besar disetiap ujian, bahkan sejak kelas 5
SD saya pernah mendapat kepercayaan untuk mengikuti LCT MTQ di tingkat
kabupaten, meskipun saya tidak dapat juara, tapi itu adalah pengalaman dan prestasi
terbaik yang pernah saya rasakan buat murid diseusia saya.

Setelah lulus dari bangku sekolah dasar, saya melanjutkan sekolah di MTs.
Untuk menuju ke sekolah menengah pertama saya, tidak seperti pada saat saya di
SD, karena jarak dari rumah ke sekolah cukup dekat, sejauh 300 m. Itu saya lalui
dengan berjalan kaki pulang-pergi bersama teman-teman, sama seperti sebelumnya
akses menuju ke sekolah tidak seperti anak-anak dipelosok yang melewati sawah,
sungai yang cukup dalam dan deras, hingga bukit yang terjal. Saya sangat bersyukur
hanya bisa melewati jalan umum, yang juga diakses bagi masyarakat setempat.
Perjuangan yang saya hadapi dengan menahan panas teriknya matahari dan hujan
selama 3 tahun demi belajar untuk negeriku, saya nikmati dan lalui bersama teman-
teman. Rintangan yang saya lewati ternyata membuat saya semakin termotivasi
untuk belajar lebih giat dari yang lain. Dan perjuangan selama 3 tahun membuahkan
hasil yang sangat memuaskan, mulai masuk hingga lulus, saya sering mendapatkan
rangking 1 berturut-turut. Suatu prestasi yang membanggakan bagi kedua orang tua
saya, yang selalu mendukung dalam kegiatan sekolah saya.

Prestasi yang saya dapatkan di waktu Mts, membuat kepala sekolah


memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan sekolah di Man Insan
Cendekia Kota Kendari. Sekolah yang satu provinsi di kampung saya, dan
merupakan sekolah yang dididirikan oleh bapak Presiden ke-3 Indonesia dan bapak
teknologi Indonesia yaitu, bapak Alm. BJ. Habibie. Saya pun mengikuti alur tes
untuk bisa melanjutkan di salah satu sekolah favorit di Sulwesi Tenggara. Dari
sekian ratus orang yang mendaftar dan mengikuti tes sekolah di sana, yang berasal
dari berbagai kabupaten, bahkan ada dari luar Sulawesi Tenggara, Alhamdulillah
saya lolos di Man Insan Cendekia Kota Kendari. Setelah saya lolos dan masuk
sekolah disana, saya mengikuti seleksi lagi untuk pembagian kelas, dan perjuangan
dari kampung tidak sia-sia, saya mendapatkan kelas IPA 1 di sekolah Man Insan
Cendekia Kota Kendari.

Perjuangan berbuah manis, orang tua saya ada dirumah senang mendengar
ketika saya masuk di kelas sains. Tentu keberhasilan itu tidak membuat saya malas.
Justru semakin saya mendapatkan kesempatan baik, semakin saya
menggunakannya semaksimal mungkin. Sejak saat itu, saya memulai
mengembangkan diri. Mulai belajar bilangan-bilangan matematika yang rumit,
mendalami rumus-rumus fisika, menghafal tabel priodik unsur kimia, dan
memahami biologi. Kesenangan saya terhadap pelajaran sains, sejak duduk dikelas
1 MAN membuat saya tertarik untuk mengikuti lomba sains, dan pada saat itu, saya
mengikuti lomba Olimpiade Sains Biologi tingkat nasional yang diadakan oleh
kampus terbaik diIndonesia yaitu, Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi dari
sekian banyak peserta yang mengkuti tes Olimpiade tersebut, saya tidak lolos ke
tahap selanjutnya. Hal itu tidak menghentikan semangat saya untuk mencoba lagi
lewat lomba lain karena, ini adalah lomba pertama di jenjang sekolah MAN.

Dari tidak lolos dari olimpiade kemarin, tidak mematahkan saya untuk
mengikuti lomba sains, saya mencoba lagi di pelajaran sains lainnnya khususnya
kimia dan fisika, sehingga saya tertarik mengikuti Olimpiade Sains Nasional. Tapi,
sayangnya, pada saat saya seleksi awal dari tingkat sekolah, saya tahu bahwa diatas
langit masih ada langit, ternyata hidup kita itu, tidak selalu bahagia sesuai apa yang
kita inginkan, dan hasilnya tidak lolos ke tingkat selanjutnya. Melepas Olimpiade
Sains tidak kemudian saya tidak mempunyai kemampuan di bidang lain yaitu Karya
Tulis Ilmiah. Sekolah saya terdapat ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja yang
merupakan suatu wadah bagi siswa mempunyai kreativitas dan mengembangkan
melalui penelitian. Sejak saat kelas 2 MAN, saya sudah aktif membuat penelitian
untuk karya tulis ilmiah dan saya juga aktif bergabung dalam organisasi dalam
sekolah yaitu, OSIS, PMR, dan ekstrakulikuler wajib PRAMUKA. Sesuai dengan
bidang saya yaitu, sains dan teknologi, judul yang pernah saya tulis adalah
“Pemanfaatan Minyak Nilam Sebagai Bahan Bakar”. Penelitian ini menjelaskan
tentang tumbuhan nilam dengan mengambil minyak atsiri dari tumbuhan tersebut
selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini juga sebagai
bahan referensi bagi para peneliti-peneliti muda yang siap membangun negeri ini
lewat ide dan kreativitas. Judul penelitian ini saya angkat ke lomba-lomba karya
tulis ilmiah. Saat itu, setelah mengirimkan proposal karya tulis ilmiah saya. Saya
lolos ketahap selanjutnya, namun na’as buat saya, saya tidak bisa mewakili sekolah
ke tingkat nasional karena terkendala dimasalah biaya, sekolah tidak memberikan
dana dan hanya peserta yang harus menangung biaya lantaran itu.

Disamping itu, sekolah Man Insan Cendekia Kota Kendari tidak hanya
mendalami ilmu akademik saja, tetapi juga mempelajari ilmu-ilmu agama di
asrama, karena sekolah saya menerapkan program boarding school yang
mempelajari tentang agama, mulai dari ilmu kitab, tafsir, hadits dan lainnya. Masa
remaja saya berbanding terbalik dengan remaja yang ada diluar sana, yang biasa
keluar kumpul-kumpul bersama teman, bermain game, dan lainnya. Masa-masa
remaja saya dipenuhi dengan aktivitas keilmuan. Mulai dari bangun tidur sampai
tidur lagi. Bangun tidur langsung ngaji kitab di pondok. Aktivitas dipagi hari jam
06.00 berangkat ke sekolah dan balik kepondok jam 15.00 dan dilanjutkan dengan
kegiatan ektrakulikuler sampai jam 17.30. Setelah dari sekolah dilanjutkan program
kerohanian. Begitulah, rotasi yang saya jalani selama 3 tahun di Man Insan
Cendekia Kota Kendari. Masa-masa itu adalah masa-masa melelahkan.

Lulus dari MAN sejak saat itu saya memutuskan untuk melanjutkan belajar
dengan mengambil jurusan Kedokteran dan Teknik Sipil di salah satu perguruan
tinggi negeri terbaik di Indonesia timur yaitu, Universitas Hasanuddin dengan
mengikuti seleksi SBMPTN tahun ini. Kuliah dengan jurusan Kedokteran karena,
saya sebelumnya pernah mengikuti ekstrakulikuler PMR di sekolah saya. Sejak saat
itu, saya mulai menyukai cara penanganan mengobati orang yang sakit dan
membantu orang yang membutuhkan, dan saya juga menyukai pelajaran fisika yang
berkaitan dengan praktik serta observasi, sehingga saya tertarik pada jurusan
Teknik Sipil yang memfokuskan tidak hanya penguasaan akademik, tetapi juga
penguasaan pengamatan. Seleksi pada tahun ini, cukup ketat karena kita harus
bersaing dari ribuan pendaftar dari seluruh pelosok di Indonesia. Sebagai calon
pendaftar pada tahun ini, kami dibuat cukup pusing dari aturan yang terus direvisi
dengan memerhatikan adanya pandemi covid-19. Tapi dengan adanya virus covid-
19 ini, tidak mematahkan semangat saya, untuk terus mengasah kemampuan diri
saya untuk mengikuti SBMPTN tahun ini. Dengan memanfaatkan sumber yang ada
mulai dari, referensi buku, aplikasi belajar, dan mengikuti forum belajar, saya terus
memanfaatkan dan memaksimalkan waktu sebaik mungkin. Saya mengikuti tes
UTBK tahun ini dengan memperhatikan protokol kesehatan. Dan tibalah
pengumuman “JANGAN PUTUS ASA DAN TETAP SEMANGAT!”. Kata itu
saya dapatkan diakun di SBMPTN LTMPT 2020. Namun, apa daya saya tidak lolos
di SBMPTN tahun ini, seperti yang saya katakana diawal tadi, bahwa diatas langit
masih ada langit, hidup itu tidak selalu bahagia sesuai apa yang kita inginkan, dan
hidup kita yang rencanakan tapi, kita lupa bahwa masih ada Allah Swt yang
menetukan hidup kita akan kemana. Tepat bulan kemarin, saya ingin melanjutkan
belajar di jurusan Kedokteran lewat jalur mandiri, tapi lagi-lagi terkendala dengan
masalah biaya yang sangat mahal. Akhirnya berkat bantuan dan dukungan orang
tua, saya berkuliah disalah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, Sulawesi
Selatan yaitu, Universitas Muslim Indonesia dengan mengambil jurusan Teknik
Sipil.

Saya sendiri mengambil jurusan Teknik Sipil karena saya ingin membangun
bangsa ini, lewat pembangunan infrastruktur dan saya juga yakin bahwa 10 tahun
kedepan saya akan ikut berperan dalan kemajuan bangsa dengan memanfaatkan
ilmu yang saya dapatkan nantinya. Seperti yang kita ketahui bahwa dibidang
jurusan Teknik Sipil memiliki cakupan yang sangat luas. Hal ini membuktikan
bahwa sampai saat ini, efek dari pembangunan infrastrukur diIndonesia mampu
meningkatkan kestabilan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, pembangunan
infrastrukur menjadi salah satu aspek penting. Tidak bisa dipungkiri bahwa laju
pertumbuhan ekonomi negara tidak lepas dari pengaruh infrastruktur yang ada
dalam negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi ini, pada akhirnya juga akan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya. Secara sederhana, dapat dikatakan
bahwa pembangunan dan infrastruktur yang baik disuatu negara akan mampu
mendorong peningkatan ekonomi di negara tersebut. Sebab, ketersediaan
infrastruktur dapat mempermudah arus perekonomian agar dapat melakukan
ekspansi seluas mungkin, mengurangi biaya produksi hingga dapat menimpulkan
efek multiplier.

Saya sebagai generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia memahami


betul bahwa untuk mencapai hal tersebut, kita sebagai pemuda harus memberikan
pengaruh positif dalam perkembangan Indonesia yang lebih maju dengan
memanfaatkan potensi setiap individu. Sehingga, perlu adanya kerja sama seluruh
lapisan masyarakat, bahu-membahu, melakukan perubahan dan pembangunan.
Pengaruh generasi muda dalam perkembangan suatu bangsa sangat penting. Seperti
yang kita ketahui dan saya sudah jelaskan diawal pembukaan, bahwa pemuda
adalah pemegang tongkat estafet kemajuan negeri ini. Kemajuan dan kemunduran
suatu negara dapat dilihat dari cara berfikir masyarakatnya terutama pemudanya.
Baik buruknya suatu bangsa dapat dilihat melalui cerminan moral para pemudanya.
Kita dapat mengutip kalimat sederhana namun penuh makna dari Ir. Soekarno “Beri
aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda
niscaya akan kuguncang dunia”. Dalam perkembangannya pemuda sekarang
berjuang demi kemajuan dan meningkatkan kualitas bangsa Indonesia di masa
depan, sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Namun, sayangnya mereka
kini tidak dalam keadaan yang produktif. Bukan rahasia umum lagi bahwa pemuda
bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan moral. Hal ini pastinya
bukan tanpa sebab, banyak faktor yang mempengaruhi dan ini masalah kompleks.
Penurunan moral generasi muda seringkali disebabkan oleh kurangnya perhatian
dari lingkungan sekitarnya terhadap potensi yang dimiliki oleh generasi muda.
Pemuda harus menggali dan memaksimalkan kemampuan yang dimliki. Banyak
potensi-potensi pemuda yang disia-siakan hanya karena salah tempat. Oleh karena
itu, perlu adanya dukungan dari masyarakat dan khususnya orang tua demi
menciptakan generasi muda unggul kebanggaan Indonesia.

Saya sebagai generasi muda bangsa. Menurut saya, untuk menjadi generasi
unggul kebanggaan Indonesia cukup dengan mengenali jati diri sendiri. Memahami
dari yang hal terkecil, mulai dari hobi, bakat, dan pekerjaan. Dari hal terkecil itulah
yang nantinya kita kembangkan dan memaksimalkan sehingga mampu memajukan
bangsa ini, dengan potensi masing-masing. Namun, untuk menjadi seorang
mahasiswa dan lulusan sarjana Teknik tidaklah mudah, seorang mahasiswa di tuntut
untuk selalu berikiir kritis dalam berbagai permasalahan-permasalahan baik secara
teori dan praktik, mampu mendalami berbagai aspek konspetual-teoritik maupun
riset yang kemudian diinterpretasikan dengan perilaku nyata baik dalam bentuk
kebijakan sebagai solusi pemecahan masalah sosial, maupun kontribusi dalam
pengembangan disiplin ilmu khusus Teknik Sipil. Melalui hal ini, saya siap
berjuang dan berkontibusi demi kemajuan bangsa ini agar menjadi bangsa yang
lebih baik terutama pada pembangunan karakter masyarakat dan generasi muda.
Harapan saya, untuk meningkatnya kualitas bangsa ini, dengan memahami potensi
yang dimiliki generasi muda, saya berharap pemerintah lebih peduli dengan
meningkatkan fasilitas-fasilitas untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
masyarakatnya, konsisten memberikan beasiswa untuk generasi muda yang
berbakat dan memiliki semangat tinggi, meningkatkan pembimbingan kepada
generasi muda berprestasi khususnya dalam pengembangan teknologi,
keolahragaan, dan olimpiade yang membutuhkan pembimbingan konsisten dan
terarah. Yang terakhir, tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, tidak ada kesuksesan
tanpa perjuangan, dan tidak ada kesuksesan tanpa dorongan dan doa dari orang tua.
Saya adalah generasi muda dan saya siap menjadi generasi unggul kebanggan
bangsa indonesia. Kita generasi unggul kebanggaan bangsa, kita mampu, kita
cerdas dengan potensi yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai