Anda di halaman 1dari 21

1.

Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang


Lingkaran ini sangat berguna karena dapat menunjukkan hubungan antara
Tegangan normal dan tegangan geser yang bekerja pada berbagai bidang miring
disuatu titik pada benda yang bertegangan.
Lingkaran ini memberikan cara untuk menghitung tegangan utama, tegangan
geser maksimum dan tegangan-tegangan pada bidang miring.

1.1 Persamaaan-persamaan untuk Lingkaran Mohr


Persamaan-persamaan yang digunakan untuk membuat lingkaran Mohr

𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
𝜎𝑥1 = 2
+ 2
cos 2𝜃 + 𝜏𝑥𝑦 sin 2𝜃 .......(18)
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
𝜏𝑥1𝑦1 = − sin 2𝜃 + 𝜏𝑥𝑦 cos 2𝜃 .......(19)
2

Dengan mengkwadratkan kedua sisi dari masing-masing persamaan dan


selanjutnya menjumlahkan keduanya, dihasilkan
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 2 2 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2 2
(𝜎𝑥1 − ) + 𝜏𝑥1𝑦1 = ( ) + 𝜏𝑥𝑦 .......(20)
2 2

Persamaan (20) dapat disederhanakan dengan menggunakan persamaan-


persamaan dibawah ini :
2
𝜎 −𝜎𝑦
𝜏𝑥1𝑦1 (𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚) = 𝜏𝑚𝑎𝑥 = 𝑅 = √( 𝑥 ) + 𝜏𝑥𝑦 2 .......(16)
2

𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = .......(17)
2

Persamaan (20) menjadi


2
(𝜎𝑥1 − 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2 + 𝜏𝑥1𝑦1 = 𝑅2 .......(21)

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 1
1.2 Pembuatan Lingkaran Mohr
Sebuah elemen dalam keadaan tegangan bidang.
Diketahui : σx = berharga positif
σy = berharga positif

𝜏𝑥𝑦 = berharga positif

σy
900
Bidang B y τyx

Bidang A
τxy

σx
σx
0 x
τxy

τyx

σy

Gambar 2.12 Elemen yang berada dalam keadaan tegangan bidang

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 2
Prosedur pembuatan lingkaran Mohr
1. Gambar satu set sumbu koordinat dengan σ sebagai absis, positif kekanan
dan 𝜏 sebagai ordinat, positif kebawah.

+
0
x σ

+
τ

2. Menentukan titik pusat lingkaran C dengan koordinat (σrata-rata,0)

0 σ
C (σrata-rata,0)

𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 3
3. Meletakkan titik A dengan koordinat (σx , 𝜏𝑥𝑦 )

Titik A pada lingkaran Mohr menggantikan bidang A. Bidang A adalah bidang


yang tegak lurus sumbu – σ yang mempunyai sudut kemiringan θ= 00.
Jadi pada elemen, A berupa bidang tetapi pada lingkaran Mohr
berupa titik.

0 σ
C (σrata-rata,0)

A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2

4. Meletakkan titik B dengan koordinat (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 4
B (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

θ=900

0 σ
C (σrata-rata,0)

A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2 θ=00

5. Menggambar garis yang menghubungkan titik A dan B, garis ini akan melalui
titik C, Garis AB adalah garis tengah lingkaran. Sudut ACB mempunyai sudut
1800.
Bidang A dengan (θ=00) dan Bidang B dengan kemiringan sudut (θ=900)
tetapi pada lingkaran, sudut yang terbentuk sebesar (θ=1800)

B (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

θ=900

0 C (σrata-rata,0)
𝜏𝑥𝑦
A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 θ=00
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
σx 𝜎𝑥 −
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
=
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
τ 2 2

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 5
6. Menghitung panjang AC yang merupakan jari-jari lingkaran Mohr.

Sisi miring (R) segitiga dapat


dicari dari teorema Pythagoras

R
𝜏𝑥𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2
𝐴𝐶 = 𝑅 = ( ) + 𝜏𝑥𝑦 2
2

A
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
2

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 6
7. Tegangan Utama
Perhatikan gambar lingkaran Mohr didawah ini, titik P1 adalah titik dimana
tegangan normal mencapai harga terbesar dan tegangan gesernya sama
dengan nol. Jadi titik P1 menunjukkan tegangan utama dan bidang utama
yang orientasi sudutnya sebesar 2θp1 yang diukur dari titik A (θ= 00).
Tegangan normal yang lebih kecil yaitu titik P2.

B (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

θ=900

P2 P1 σ

0 C
2θp1 𝜏𝑥𝑦

A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 θ=00
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
σx 𝜎𝑥 −
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
=
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
τ 2 2

Dari gambar lingkaran Mohr diatas tegangan utama dapat dihitung,


𝜎1 = 𝑂𝑃1 = 𝑂𝐶 + 𝐶𝑃1

𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦 2
𝜎1 = 𝑂𝑃1 = + ( ) + 𝜏𝑥𝑦 2
2 2

𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎1 = 𝑂𝑃1 = +𝑅
2
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎2 = 𝑂𝑃2 = −𝑅
2
Harga cosinus dan sinus sudut 2 θp1
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
cos 2𝜃𝑝1 = 2
𝑅
𝜏𝑥𝑦
sin 2𝜃𝑝1 =
𝑅

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 7
𝜃𝑝2 = 𝜃𝑝1 + 900

8. Tegangan Geser Maksimum

B (σy , −𝜏𝑥𝑦 ) S2

θ=900

0 C
𝜏𝑥𝑦

S1 A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 θ=00
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
σx 𝜎𝑥 −
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
=
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
τ 2 2

Titik-titik S1 dan S2 yang masing-masing menunjukkan bidang-bidang dengan


tegangan geser positif maksimum dan negatif maksimum terletak dibawah dan
diatas Lingkaran Mohr.
Tegangan Geser positif maksimum = pamjamg CS1 = + R
Tegangan Geser negatif maksimum = pamjamg CS2 = - R
Koordinat titik S1.
S1 (σrata-rata , +R)
Koordinat titik S2.
S2 (σrata-rata , -R)

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 8
9. Tegangan pada Bidang Miring
Cara menentukan tegangan σx1, σy1 dan 𝜏𝑥1𝑦1 yang bekerja di elemen miring

seperti pada gambar dibawah dengan lingkaran Mohr.

y
y1 D1
σy1 x1

D2
σx1 θ

τx1y1
0 x

Tegangan-tegangan σx1, σy1 dan 𝜏𝑥1𝑦1 ini, bekerja di muka elemen tegangan bidang

yang berorientasi dengan sudut θ dari sumbu x.

B (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

θ=900
D2
σ

0 β
C
2θ D1 𝜏𝑥𝑦
A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 θ=00
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
σx 𝜎𝑥 −
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
=
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
τ 2 2

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 9
Didalam lingkaran Mohr kita mengukur sudut 2θ berlawanan putaran jarum jam dari
jari-jari CA, karena titik A berkaitan dengan sudut θ= 00 dan merupakan titik
referensi pada saat kita mengukur sudut. Dengan memutar sudut sebesar 2θ akan
diperoleh titik D1 yang mempunyai koordinat σx1 dan 𝜏𝑥1𝑦1 .

Perhatikan bahwa sudut 2θ di lingkaran Mohr berkaitan dengan sudut θ di


elemen tegangan.
Dari lingkaran Mohr diperoleh koordinat titik D1 yaitu :

𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎𝑥1 = + 𝑅 cos 𝛽
2

𝜏𝑥1𝑦1 = 𝑅 sin 𝛽

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 10
Contoh Pembuatan Lingkaran Mohr :
Sebuah elemen mengalami tegangan bidang dengan,
Diketahui : σx = +15000 psi
σy = +5000 psi

𝜏𝑥𝑦 = +4000 psi


a. Gambarkan elemen dengan tegangan yang bekerja seperti diatas
Dengan membuat Lingkaran Mohr.
b. Tentukan Tegangan utama dan tunjukkan tegangan tersebut pada elemen
dengan orientasi yang benar.
c. Tentukan Tegangan Geser maksimum dan tunjukkan tegangan tersebut pada
elemen dengan orientasi yang benar
d. Tentukan Tegangan yang bekerja di suatu elemen yang miring pada
sudut θ = 400.
Penyelesaian :
a. Gambar Elemen dengan beban tegangan
Arah σx = 15000 psi, karena harganya positif, maka arahnya keluar bidang
Arah σy = 5000 psi, karena harganya positif, maka arahnya menuju bidang

Arah 𝜏𝑥𝑦 = 4000 psi, karena harganya positif, maka arahnya menuju sumbu positif
untuk muka positif.

σy = 5000 psi 0
y 90
Bidang B
τxy = 4000 psi

τxy = 4000 psi

0 σx
σx = 15 000 psi

x
τxy

Bidang A

τyx

σy

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 11
Gambar Elemen yang berada dalam keadaan tegangan bidang
Pembuatan lingkaran Mohr
1. Gambar satu set sumbu koordinat dengan σ sebagai absis, positif kekanan
dan 𝜏 sebagai ordinat, positif kebawah.

+
σ
0

+
τ

2. Menentukan titik pusat lingkaran C dengan koordinat (σrata-rata,0)


Menghitung Tegangan rata-rata, 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 15 000 𝑝𝑠𝑖 + 5 000 𝑝𝑠𝑖
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 10 000 𝑝𝑠𝑖
2 2

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 12
0 σ
C (10 000,0)

𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 15 000 𝑝𝑠𝑖

3. Meletakkan titik A dengan koordinat (σx , 𝜏𝑥𝑦 )

Titik A pada lingkaran Mohr menggantikan bidang A. Bidang A adalah bidang


yang tegak lurus sumbu – σ yang mempunyai sudut kemiringan θ= 00.
Jadi pada elemen, A berupa bidang tetapi pada lingkaran Mohr
berupa titik.

σ
0
C (10 000,0)
𝜏𝑥𝑦 = 4000 𝑝𝑠𝑖

A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10 000 𝑝𝑠𝑖
θ=00

τ
𝜎𝑥 = 15 000 𝑝𝑠𝑖

4. Meletakkan titik B dengan koordinat (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 13
𝜎𝑦 = 5 000 𝑝𝑠𝑖

B (σy , −𝜏𝑥𝑦 )

−𝜏𝑥𝑦 = −4000 𝑝𝑠𝑖


σ
0
C (10 000,0)
𝜏𝑥𝑦 = 4000 𝑝𝑠𝑖

A (σx , 𝜏𝑥𝑦 )
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10 000 𝑝𝑠𝑖
θ=00

τ
𝜎𝑥 = 15 000 𝑝𝑠𝑖

5. Menggambar garis yang menghubungkan titik A dan B, garis ini akan melalui
titik C, Garis AB adalah garis tengah lingkaran. Sudut ACB mempunyai sudut
1800.
Bidang A dengan (θ=00)
Bidang B dengan kemiringan sudut (θ=900) tetapi pada lingkaran, sudut yang
terbentuk sebesar (θ=1800)

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 14
5000 𝑝𝑠𝑖

B (θ=900)

4000 𝑝𝑠𝑖
σ
0
C (10 000,0)
𝜏𝑥𝑦 = 4000 𝑝𝑠𝑖

A (θ=00)
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10 000 𝑝𝑠𝑖

𝜎𝑥 = 15 000 𝑝𝑠𝑖
𝜎𝑥 −𝜎𝑦 15 000 𝑝𝑠𝑖−5 000 𝑝𝑠𝑖
2
= 2
= 5 000 psi
τ

6. Menghitung panjang AC yang merupakan jari-jari lingkaran Mohr.

C
Sisi miring (R) segitiga dapat
dicari dari teorema Pythagoras

R
4 000 𝑝𝑠𝑖 𝑅= (5000 𝑝𝑠𝑖)2 + (4 000 𝑝𝑠𝑖)2

R = 6 403 psi

A
5 000 𝑝𝑠𝑖

7. Tegangan Utama
Perhatikan gambar lingkaran Mohr didawah ini, titik P1 adalah titik dimana
tegangan normal mencapai harga terbesar dan tegangan gesernya sam
dengan nol. Jadi titik P1 menunjukkan tegangan utama dan bidang utama
yang orientasi sudutnya sebesar 2θp1 yang diukur dari titik A (θ= 00).
Tegangan normal yang lebih kecil yaitu titik P2.

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 15
5000 𝑝𝑠𝑖

B (θ=900)

4000 𝑝𝑠𝑖
P1
σ
0 P2 C
2θp1
𝜏𝑥𝑦 = 4000 𝑝𝑠𝑖

A (θ=00)
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10 000 𝑝𝑠𝑖

𝜎𝑥 = 15 000 𝑝𝑠𝑖
𝜎𝑥 −𝜎𝑦 15 000 𝑝𝑠𝑖−5 000 𝑝𝑠𝑖
2
= 2
= 5 000 psi
τ

Dari gambar lingkaran Mohr diatas tegangan utama dapat dihitung,


𝜎1 = 𝑂𝑃1 = 𝑂𝐶 + 𝐶𝑃1
𝜎1 = 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑅
𝜎1 = 10 000 𝑝𝑠𝑖 + 6 403 𝑝𝑠𝑖
𝜎1 = 16 403 𝑝𝑠𝑖

𝜎2 = 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑅
𝜎2 = 10 000 𝑝𝑠𝑖 − 6 403 𝑝𝑠𝑖
𝜎2 = 3 597 𝑝𝑠𝑖
Harga cosinus dan sinus sudut 2 θp1
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
2 5 000 𝑝𝑠𝑖
cos 2𝜃𝑝1 = = = 0,78088
𝑅 6 403 𝑝𝑠𝑖

𝜏𝑥𝑦 4000 𝑝𝑠𝑖


sin 2𝜃𝑝1 = = = 0,62471
𝑅 6 403 𝑝𝑠𝑖

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 16
2𝜃𝑝1 = 38,66 0

𝜃𝑝1 = 19,33 0

Harga sudut θp2

𝜃𝑝2 = 𝜃𝑝1 + 900


𝜃𝑝2 = 19,33 0 + 900
𝜃𝑝2 = 109,330

σ2=3597 psi
θp2 = 109,330

σ1 = 16 403 psi

θp1=19,330

0
x

Gambar Elemen dengan Tegangan Utama

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 17
8. Tegangan Geser Maksimum

5000 𝑝𝑠𝑖
S2
B (θ=900)

4000 𝑝𝑠𝑖
P1
σ
0 P2 C
2θp1
𝜏𝑥𝑦 = 4000 𝑝𝑠𝑖

2θs1
A (θ=00)
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10 000 𝑝𝑠𝑖 S1

𝜎𝑥 = 15 000 𝑝𝑠𝑖
𝜎𝑥 −𝜎𝑦 15 000 𝑝𝑠𝑖−5 000 𝑝𝑠𝑖
2
= 2
= 5 000 psi
τ

Titik-titik S1 dan S2 yang masing-masing menunjukkan bidang-bidang dengan


tegangan geser positif maksimum dan negatif maksimum terletak dibawah dan
diatas Lingkaran Mohr.
Tegangan Geser maksimum 𝜏𝑚𝑎𝑥 = 𝑅 = 6 403 𝑝𝑠𝑖
Koordinat titik S berisi Tegangan Geser maksimum dan Tegangan Normal yang
besarnya = σrata-rata
Sudut ACS1 dari titik A terhadap titik S1 adalah 900 – 38,660 = 51,340 searah putaran
jarum jam, sehingga sudut 2θs1 untuk titik S1 adalah :
2θs1 = 51,340 searah putaran jarum jam
θs1 = 25,670 searah putaran jarum jam

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 18
y

σrata-rata = 10 000 psi

axτmax = 6 403 psi

0
x
θs1 = 25,70

σrata-rata = 10 000 psi

Elemen dengan Tegangan Geser Maksimum

9. Tegangan pada Bidang Miring dengan θ = 400


Cara menentukan tegangan σx1, σy1 dan 𝜏𝑥1𝑦1 yang bekerja di elemen miring

dengan lingkaran Mohr.


Didalam lingkaran Mohr kita mengukur sudut 2θ berlawanan putaran jarum
jam dari jari-jari CA akan diperoleh titik D1 yang mempunyai koordinat σx1 dan
𝜏𝑥1𝑦1 .
Dari gambar lingkaran Mohr sudut ACD1 = 800’ dan sudut ACP1 = 36,660,
maka sudut P1CD1 (β)= 800’ - 36,660 = 41,340.
Dari lingkaran Mohr diperoleh koordinat titik D1 yaitu :

𝜎𝑥1 = 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑅 cos 𝛽


𝜎𝑥1 = 10 000 𝑝𝑠𝑖 + 6 403 cos 41,340
𝜎𝑥1 = 14 810 𝑝𝑠𝑖

𝜏𝑥1𝑦1 = − 𝑅 sin 𝛽
𝜏𝑥1𝑦1 = − 6 403 sin 41,340
𝜏𝑥1𝑦1 = − 4 230 𝑝𝑠𝑖

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 19
Dari lingkaran Mohr diperoleh koordinat titik D2 yaitu :

𝜎𝑦1 = 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑅 cos 𝛽


𝜎𝑦1 = 10 000 𝑝𝑠𝑖 − 6 403 cos 41,340
𝜎𝑦1 = 5 190 𝑝𝑠𝑖

𝜏𝑥1𝑦1 = 𝑅 sin 𝛽
𝜏𝑥1𝑦1 = 6 403 sin 41,340
𝜏𝑥1𝑦1 = 4 230 𝑝𝑠𝑖

5000 𝑝𝑠𝑖

B (θ=900)
D1

4000 𝑝𝑠𝑖 0
2θ = 80 P1
σ
0 P2
C 2θp1
𝜏𝑥𝑦 = 4000 𝑝𝑠𝑖
D2
A (θ=00)
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 10 000 𝑝𝑠𝑖

𝜎𝑥 = 15 000 𝑝𝑠𝑖
𝜎𝑥 −𝜎𝑦 15 000 𝑝𝑠𝑖−5 000 𝑝𝑠𝑖
τ 2
= 2
= 5 000 psi

Gambar lingkaran Mohr yang menunjukkan letak titik D1 dan titik D2.

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 20
y
y1 D1
σy1 = 5 190 psi x1
σx1 = 14 810 psi
D2
θ = 400

τx1y1 = 4 230 psi

0 x

Tegangan-tegangan σx1, σy1 dan 𝜏𝑥1𝑦1 ini, bekerja di muka elemen tegangan bidang

yang berorientasi dengan sudut θ=400 dari sumbu x.

Mekanika Kekuatan Bahan II


Erwin Sulistyo, Teknik Mesin UB Page 21

Anda mungkin juga menyukai