Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

ACCOUT OFFICER

Disusun Oleh :

ROHMAN NABHAANI
B300160062/B

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
A. GAMBARAN UMUM
1. Potensi Daerah Kota Salatiga
Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah
Kabupaten Semarang, berjarak ± 47 Km dari Ibukota
Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang kearah selatan.
Secara geografis Kota Salatiga terletak antara
110º.27′.56,81″ - 110º.32′.4,64″ Bujur Timur dan 007º.17′ -
007º.17′.23″ Lintang Selatan (Bappeda, 2012).
Luas wilayah Kota Salatiga sebesar 5.678,110 hektar
atau 56.781 km². Terbagi dalam 3 (tiga) wilayah yaitu:
daerah bergelombang 65 %, daerah miring 25 %, dan daerah
datar 10 %, yang mempunyai ketinggian tempat antara 450-
800 meter di atas permukaan laut (Dinas Pertanian Kota
Salatiga, 2007).
Secara administratif Kota Salatiga terbagi dalam 4
(empat) Kecamatan dan 22 (dua puluh dua) Kelurahan.
Wilayah administrasi Kota Salatiga berbatasan dengan
beberapa Kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang,
dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan dan Tuntang.
b. Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Tengaran.
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Getasan dan Tengaran.
d. Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang dan Getasan.
Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5.678,110
hektar atau 56.781 km². Luas yang ada, terdiri dari 798,932
hektar (14,07 persen) lahan sawah; 4.680,195 hektar atau
(82,43 persen) merupakan lahan kering dan 198,983 hektar
(3,50 persen) adalah lahan lainnya.
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT)
Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota
Salatiga)
Menurut pemanfaatannya, sebagian besar lahan sawah
digunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (44,26
persen), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana,
tadah hujan dan lain-lain. Lahan kering yang dipakai untuk
tegal/kebun sebesar 95,92 persen dari total bukan lahan
sawah (Bappeda, 2012).
Gambar 2.
Gambar Prosentase Penggunaan Lahan Tahun 2011
(Sumber: Salatiga dalam Angka 2011)

Berdasarkan tabel 4.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa


potensi wilayah Kota Salatiga berpotensi sebagai wilayah
pertanian dan non pertanian. Sekitar lebih dari 50 % wilayah
Kota Salatiga dapat dikategorikan sebagai wilayah pertanian
berdasarkan dari luas lahan sawah dan lahan kering termasuk
tegalan maupun pekarangan.

Gambaran Umum
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Salatiga.
No. Kecamatan/ Lahan Lahan Lahan Luas
sawah/
Kelurahan Ha Kering/ha Lainnya/ha Wilayah/ha
1. Kec. Sidorejo388,750 1.176,359 56,611 1.624,720
Blotongan 77,693 325,107 21,000 423,800
Sidorejo lor 33,270 220,300 18,030 271,600
Salatiga 19,476 175,242 7,282 202,000
Bugel 49,204 241,472 3,694 294,370
Kauman 76,027 115,723 4,100 195,850
Kidul
Pulutan 133,080 98,515 5,505 237,100
2. Kec. Tingkir 315,771 703,544 35,535 1,054,850
Kutowinangu 45,272 240,895 7,583 293,750
n
Gendongan 0 66,584 2,316 68,900
Sidorejo 84,154 180,285 13,061 277,500
Kidul
Kalibening 57,038 39,286 3,2765 99,599
Tingkir lor 75,992 96,685 4,623 177,300
Tingkir 53,315 79,810 4,676 137,801
Tengah
3. Kec. 29,911 1.749,135 73,644 1.852,690
Argomulyo 2,635 324,492 5,073 332,200
Noborejo 12,496 164,537 10,297 187,330
Ledok 0 178,424 10,006 188,430
Tegalrejo 0 622,030 7,000 629,030
Kumpulrejo 0 348,550 29,050 377,600
Randuacir 14,780 111,102 12,218 138,100
Cebongan
4. Kec. 64,500 1.051,157 30,193 1.145,850
Sidomukti
Kecandran 31,425 359,748 8,027 399,200
Dukuh 3,383 364,179 9,588 377,150
Mangunsari 29,692 251,096 9,982 290,770
Kalicacing 0 76,134 2,596 78,730
Total 798,932 4.680,195 198,983 5.678,110

Sumber: Salatiga dalam Angka 2011


Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian
(Studi pada KWT di Kota Salatiga)

Tabel 4.2.
Jenis Industri, Jumlah Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi
Menurut Kelompok Industri Kota Salatiga Tahun 2009-2011
No Kelompok Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi (Juta Rupiah)
Industri 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

1 Industri
Hasil 1.034 1.031 1.043 3.677 4.716 5.193 128.62 20.620,0 71.828,
3,00 0 00
Pertanian
&
Kehutanan
2 Industri
Logam dan 184 184 186 997 1.074 1.091 11.514, 11.514,4 11.614,
40 0 40
Mesin
3 Industri
Aneka 641 652 656 7.617 7.018 7.514 783.91 794.707, 794.98
0,00 10 7,10
4 Industri
Kimia 34 37 37 566 1.237 1.237 46.565, 178.701, 178.70
60 50 1,50
Jumlah 1.893 1.904 1.922 12.85 14.04 15.03 970.61 1.005.54 1.057.1
7 5 5 3 3 31
Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM
Kota Salatiga dalam Profil Daerah Kota Salatiga 2012

Proporsi sumbangan industri hasil pertanian dan kehutanan dari tahun


ke tahun menunjukkan peningkatan baik dari unit usaha dan
penyerapan tenaga kerja meningkat serta memiliki nilai investasi yang
cukup tinggi. Industri hasil pertanian dan kehutanan yang didalamnya
terdiri dari jenis industri pengolahan hasil pertanian, maka sebenarnya
terdapat potensi dan peluang untuk mengembangkan sektor pertanian
bersinergi dengan sektor industri makanan.

2. Profil KWT Kota Salatiga


Kelompok Wanita Tani (KWT) pada dasarnya dibentuk oleh
kaum ibu/wanita tani atas dasar kesamaan kepentingan untuk maju,
berusaha dan berkembang guna mewujudkan tujuan bersama untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Anggota KWT
antara 10 s.d. 30 orang dalam satu hamparan wilayah yang
mempunyai kesamaan lingkungan, sosial, ekonomi dan sumber
daya.
KWT dalam perkembangannya dibawah naungan Dinas
Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga dan didampingi oleh
penyuluh pertanian sesuai dengan wilayah tugasnya. Pembinaan
KWT dapat dilakukan oleh seluruh stakeholders yang terkait dalam
pemberdayaan masyarakat dan perempuan.
Adapun data kelompok wanita tani Kota Salatiga sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Data Kelompok Wanita Tani yang tergabung dalam Gapoktan Kota Salatiga
Tahun 2011.
Nama Tingkat Jumlah Tahun Nama Nama
No Kelompok Gapoktan Gapoktan
Wanita Tani kemampuan Anggota Berdiri
Kelurahan Kecamatan

1. Sri Rejeki* Pemula 30 2003 Makaryo Lestari,


Tani,
Buge Sidorejo
l
2. Sumber Pemula 11 2006 NgudRaharj Margorejo,
Rejeki* i o,
3. Arto Dadi * Pemula 26 1999 Tingkir Lor Tingkir
4. Persada Lanjut 10 2005 Marg Rukun, Sda
Mandiri* o
5. Bhakti Pemula 40 2009 Tingkir
Pertiwi* Tengah
6. Lestari Pemula 20 1993 Berk Hasil, Sda
ah
Kalibening
7. Barokah* Lanjut 32 1995 Sari Mulyo, Sda
8. Sri Rejeki* Madya 34 1998 Sidorejo
Kidul
9. Mulia* Pemula 25 2003
10. Lancar* Lanjut 15 2004
11. Nenggolo Lanjut 30 2009 Ngudi Sda
Putri* Makmur,
12. Candi Ras II* Pemula 33 2007 Kutowinangu
n
13. Amanah* Pemula 29 2009
14. Sari Rasa* Lanjut 13 2004 Sidodadi, Sda
Gendongan
15. Mekar Madya 19 2003 Ngudi Argo
Lestari* Mulyo,
16. Sumber Lanjut 14 2005 Randuacir Makmur,
Rejeki*
17. Mugi Lestari* Lanjut 23 2006 Argomulyo
18. Lancar Pemula 14 2009 Jogo Tani, Sda
Sejahtera
Ledo
k
19. Kuncup Lanjut 16 2004 Bina Bumi Sda
Mekar*

Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil


Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
Nama Tingkat Jumlah Tahun Nama Nama
No Kelompok Gapoktan Gapoktan
Wanita Tani kemampuan Anggota Berdiri
Kelurahan Kecamatan

20. Sumber Madya 19 2005 Pertiwi,


Makmur*
21. Ngudi Pemula 12 2007 Cebongan
Lestari*
22. Maju 11 2007
Lestari*
23. Melati* Lanjut 30 1997 Sedyo Sda
Makmur,
Kumpulrej
o
24. Margi Madya 23 2004 Jatayu, sda
Makmur * Noborejo
25. Ngudi Lanjut 28 2004
Rahayu*
26. Kartini* Pemula 25 2008
27. Dahlia* Pemula 17 2009
28. Mekar Sari* Pemula 10 2009
29. Srikandi* Pemula 17 2010
30. Cempaka* Pemula 24 2011
31. Tasaloka* Pemula 20 2004 Tani sda
Mukti,
32. Sidodadi Pemula 15 2005 Kecandran
33. Dewi Pemula 20 2009
Fortuna*
34. Sembodro Lanjut 15 1990 Dadi sda
Makmur,
35. Sumber Pemula 15 2009 Mangunsa
Makmur* ri
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Tahun 2011
Ket *) : Pengolah pangan lokal

Dari 35 KWT yang terdaftar pada Dinas Pertanian dan


Perikanan Kota Salatiga pada Tahun 2011, 31 kelompok
diantaranya berusaha di bidang pengolahan pangan lokal,
sedangkan yang lainnya melakukan usaha budidaya pertanian (on
farm). Jumlah KWT pengolah hasil pertanian terbanyak di
Kecamatan Argomulyo sejumlah 15 KWT. Jumlah KWT pengolah
hasil pertanian Kecamatan Tingkir sejumlah 12 KWT. Jumlah
KWT pengolah hasil pertanian Kecamatan Sidorejo 1 KWT dan
Kecamatan Sidomukti sejumlah 3 KWT.
KWT tersebut tergabung dalam Gapoktan tingkat kelurahan
dan Gapoktan tingkat Kecamatan. Fungsi KWT tergabung dalam
Gapoktan agar dalam pembinaan dalam satu wilayah dapat
terkoordinir dengan baik dan dapat melakukan kerjasama baik
dilingkup Gapoktan maupun antar Gapoktan.
Kelompok usaha wanita yang merupakan kelompok industri
rumah tangga pengolahan hasil pertanian di Kota Salatiga sebagian
mendapatkan bantuan modal melalui BLM (Bantuan Langsung
Masyarakat) sebagai pengelolanya Dinas Pertanian Kota Salatiga,
yang telah berlangsung sejak tahun 2004 dan berlanjut hingga kini
(2011).
Tujuan diberikannya bantuan stimulan dana bergulir ini
untuk mengolah makanan khas dengan memanfaatkan pangan
lokal/sumber pangan alternatif untuk meningkatkan produktivitas
kelompok sekaligus turut serta mensukseskan program pemerintah
dalam pengolahan sumberdaya pangan alternatif. Sehingga melalui
proses pemberdayaan ini maka diharapkan akan meningkatkan
ketersediaan pangan olahan berbahan baku lokal, meningkatkan
penghasilan masyarakat sekaligus turut serta dalam
mempertahankan tradisi makanan khas/lokal (Bapermasper KB dan
KP, 2011).
Kelompok yang menerima bantuan ini antara lain pengolah
berbahan baku lokal berupa pembuatan aneka makanan dari
singkong, pisang, tales, gadung, ubi jalar, kripik tempe, gula
kacang, dan berbagai usaha olahan lain yang ada di Salatiga.
Kelompok yang mendapat bantuan modal BLM ada 17 kelompok,
dimana 13 kelompok merupakan KWT pengolah hasil pertanian
(Bapermasper KB dan KP, 2011). Adapun data kelompok penerima
BLM menurut laporan hasil monitoring kelompok BLM, sebagai
berikut:

Tabel 4.4
Daftar kelompok penerima BLM di Kota Salatiga
Tahun 2004-2011
Nama Tingkat Jumlah Tahun Nama Nama
No Kelompok Gapoktan Gapoktan
Wanita Tani kemampuan Anggota Berdiri
Kelurahan Kecamatan

1. Sri Rejeki* Pemula 30 2003 Makaryo Lestari,


Tani, Bugel
Sidorejo
2. Sumber Pemula 11 2006 Ngudi Margorejo,
Rejeki* raharjo,
Tingkir
Lor
3. Arto Dadi * Pemula 26 1999 Tingkir Lor Tingkir

4. Persada Lanjut 10 2005 Margo Ruk sda


Mandiri* un,

5. Bhakti Pemula 40 2009 Tingkir


Pertiwi* Tengah

6. Lestari Pemula 20 1993 Berkah Has Sda


il,
Kalibening
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT)
Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota
Salatiga)
Nama TingkatJumla Tahun Nama Nama
No Kelompok h Gapoktan Gapokta
Wanita Tani kemampu Anggo Berdiri n
an ta Kelurahan Kecamata
n
7. Barokah* Lanjut 32 1995 Sari Mulyo sda
,
8. Sri Rejeki* Madya 34 1998 Sidorejo
Kidul
9. Mulia* Pemula 25 2003
10. Lancar* Lanjut 15 2004
11. Nenggolo Lanjut 30 2009 Ngudi sda
Putri* Makmur,
12. Candi Ras II* Pemula 33 2007 Kutowinangu
n
13. Amanah* Pemula 29 2009
14. Sari Rasa* Lanjut 13 2004 Sidodadi, sda
Gendongan
15. Mekar Lestari* Madya 19 2003 Ngudi Argo
Mulyo,
16. Sumber Lanjut 14 2005 Randuacir Makmur,
Rejeki*
17. Mugi Lestari* Lanjut 23 2006 Argomul
yo
18. Lancar Pemula 14 2009 Jogo Tani, sda
Sejahtera
Ledok
19. Kuncup Lanjut 16 2004 Bina Bumi sda
Mekar*
20. Sumber Madya 19 2005 Pertiw
Makmur* i,
21. Ngudi Lestari* Pemula 12 2007 Cebongan
22. Maju Lestari* 11 2007
23. Melati* Lanjut 30 1997 Sedyo sda
Makmur,
Kumpulrejo
24. Margi Makmur Madya 23 2004 Jatayu, sda
* Noborejo
25. Ngudi Rahayu* Lanjut 28 2004
26. Kartini* Pemula 25 2008
27. Dahlia* Pemula 17 2009
28. Mekar Sari* Pemula 10 2009
29. Srikandi* Pemula 17 2010
30. Cempaka* Pemula 24 2011
31. Tasaloka* Pemula 20 2004 Tani Mukti, sda
32. Sidodadi Pemula 15 2005 Kecandran
33. Dewi Fortuna* Pemula 20 2009
34. Sembodro Lanjut 15 1990 Dadi sda
Makmur,
35. Sumber Pemula 15 2009 Mangunsari
Makmur*
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, 2011
Ket *) : Pengolah pangan lokal

Penelitian Eksi (2010) menerangkan bahwa sumber dana


pinjaman modal bergulir BLM (Bantuan Langsung Masyarakat)
tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dimulai dari Tahun Anggaran 2004 dan 2005 lewat
BBMKP (Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan) Provinsi
Jawa Tengah yang selanjutnya dikelola Dinas Pertanian Kota
Salatiga. Besarnya dana untuk pinjaman modal bergulir diberikan
sesuai kebutuhan kelompok usaha dan paling banyak Rp.
25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).
Syarat penerima dan prosedur penyaluran pinjaman modal
bergulir BLM sebagai berikut: Kelompok tani/masyarakat yang
berusaha dibidang pengolahan pangan lokal/makanan khas daerah
dengan bahan baku berasal dari bahan/sumberdaya lokal.
Kelembagaan kelompok harus sebagai Kelompok Usaha
yang sehat organisasi dengan kepengurusan aktif. Bersedia
menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK). Tiap kelompok
usaha paling sedikit beranggotakan 10 orang dan memiliki tempat
usaha yang menetap.
Hasil produksi memiliki peluang pasar dan berpotensi
untuk dikembangkan, serta memiliki keterbatasan akses sumber
permodalan. Masing-masing anggota sanggup mengembangkan
usahanya dalam wadah manajemen kelompok. Bersedia
mengangsur secara rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Proposal akan diseleksi dan diteliti kelayakan usahanya
serta dilakukan peninjauan lapangan oleh tim Pembina Kelompok
Usaha Penerima pinjaman Modal Bergulir BLM. Kelompok Usaha
yang layak usahanya dan memenuhi syarat akan ditetapkan sebagai
calon penerima pinjaman modal bergulir BLM dengan Keputusan
Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga.
Jasa bunga untuk pinjaman modal bergulir BLM adalah
sebesar 3% (tiga persen) setiap tahun tetap. Jangka waktu dan cara
pengembalian pinjaman modal bergulir BLM yang diberikan oleh
Dinas Pertanian Kota Salatiga paling lama 3 (tiga) tahun. Cara
pengembalian pinjaman adalah dengan diangsur setiap 3 (tiga)
bulan
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah
Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
atau 12 (dua belas) kali angsuran, dan paling lambat tanggal 10
setiap waktu jatuh temponya.
Dari pihak pemerintah pengelola BLM dalam hal ini Dinas
Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga pada dasarnya tidak
berkeberatan untuk KWT yang sudah mendapat akses pinjaman
mengajukan kembali pinjamannya asalkan track record
pengembalian angsuran sebelumnya berjalan dengan baik dan
sesuai dengan peruntukkannya.
Bagi KWT yang belum mendapatkan akses pinjaman BLM
dan menginginkan untuk mendapat pinjaman maka dari pihak
dinas akan mensurvey KWT tersebut apakah benar-benar
melakukan kegiatan pengolahan hasil pertanian atau tidak.
Bersama tim dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melakukan
survey berdasar proposal yang masuk dan memutuskan apakah
KWT tersebut layak mendapat pinjaman.
Selain BLM yang pinjaman bergulirnya dikelola Dinas
Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, sebagian KWT tersebut
juga mendapat pinjaman dari Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP). Dana PUAP dikelola oleh Gapoktan masing-
masing wilayah, karena Gapoktan merupakan kelembagaan PUAP
untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Adapun
besaran total masing-masing PUAP sebesar Rp.
100.000.000,00/gapoktan/desa dan diberikan ke kelompok anggota
gapoktan yang besarannya menyesuaikan kebutuhan masing-
masing kelompok, seperti tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Daftar KWT Penerima bantuan permodalan melalui PUAP
No Nama Kelompok Alamat Besarnya
pinjaman
(Rp)

1. KWT “Sri Rejeki” Sidorejo Kidul,36.000.000


Tingkir
2. KWT “Lancar” Sidorejo Kidul,10.000.000
Tingkir
3. KWT “Barokah” Sidorejo Kidul,22.000.000
Tingkir
4. KWT “Mulia” Sidorejo Kidul,10.000.000
Tingkir
5. KWT “Candi Ras Kutowinangun, 15.000.000
II” Tingkir
6. KWT “Nenggolo Kutowinangun, 20.000.000
Putri” Tingkir
Sumber: Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2011

Gapoktan Kelurahan penerima dana PUAP sebanyak 22


Kelurahan. Masing-masing gapoktan mengucurkan dananya ke
anggota gapoktan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
anggota. Dana PUAP tersebut digulirkan dan dikelola kembali
oleh gapoktan sehingga keberlanjutan program PUAP dapat
terjaga untuk memenuhi kebutuhan modal bagi kelompok tani
yang tergabung dalam Gapoktan.
Pembinaan yang dilakukan pemerintah daerah Kota Salatiga
yaitu dengan mengalokasikan dana anggarannya untuk kegiatan-
kegiatan yang mendukung usaha pengolahan hasil pertanian.
Prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Walikota Salatiga Tahun
2011 antara lain yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan kesejahteraan serta perluasan kesempatan kerja dan
optimalisasi dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi
kerakyatan dan potensi unggulan daerah. Sehingga sasaran
pembangunan Pemerintah Kota Salatiga yang ditetapkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) antara lain
meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui program-program
yang mendukung terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan
potensi daerah serta meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya
tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya kompetensi
ketrampilan dan kewirausahaan tenaga kerja, sebagaimana berikut:
Tabel 4.6
Alokasi Anggaran SKPD Tahun 2011
Pengolah Hasil Pertanian.
No SKPD Anggaran Realisasi Kegiatan Sasaran
(Rp) Anggaran
(Rp)
1 Bappeda 97.000.00 79.181.35 Penyusunan Penguatan
0 0
Perencanaan klaster
Pengembangan makanan
Ekonomi olahan
binaan
Masyarakat FEDEP
2 Bapermasp 12.835.00 12.640.00 Peningkatan PKK, KWT
er, 0 0 Mutu
KB dan KP dan Keamanan pengolah
hasil
Pangan pertanian
3 Bapermasp 19.750.00 19.195.00 Pemanfaatan PKK, KWT
er 0 0
KB dan KP Pekarangan pengolah
untuk hasil
Pengembangan pertanian
Pangan

Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil


Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
4 Disperindag, 11.150.0 10.925.0 Fasilitasi Pembinaan/
00 00
Koperasi pengembangan bimtek UMKM
dan
UMKM inkubator termasuk KWT
teknologi dan sentra jahe,
bisnis ubi/kacang dan
tahu/tempe
5 Disperindag, 49.800.0 48.118.0 Fasilitasi Gelar promosi
00 00
Koperasi peningkatan produk UMKM
dan
UMKM kemitraan usaha
bagi UMKM
6 Dinas 100.000. 97.428.0 Penelitian dan Pelatihan
000 00
Pertanian pengembangan pengolahan
teknologi pasca pangan lokal,
panen penyediaan
alat-alat
pengolahan
dan
pengepakan
bagi
KWT/UMKM
pengolah
produk pangan
Sumber: LKPj Walikota Salatiga Tahun
2011.
Dari tabel di atas, berdasarkan hasil LKPJ Walikota Tahun
2011 yang disusun oleh Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota
Salatiga, beberapa Satuan Kerja Pemerintah Saerah (SKPD) yang
turut mengalokasikan anggarannya untuk mendukung KWT dalam
usaha pengolahan hasil pertanian. Kegiatan Penyusunan
Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat yang dilakukan
oleh Bappeda Kota Salatiga merupakan kegiatan yang berupa
pelatihan, sosialisasi program kerja klaster, pameran lokal dan
regional, rakor FEDEP (Forum of Economic Development and
Employment Promotion). FEDEP merupakan wadah representasi
stakeholder tersebut untuk memperkuat kemandirian organisasi
dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang
dikelola secara profesional dan produktif. Pendekatan FEDEP ini
pengembangan UMKM melalui pendekatan klaster (berbasis
kewilayahan). FEDEP juga diharapkan menjadi sarana informasi
dan promosi produk-produk unggulan melalui Kelompok
Pemasaran Bersama Klaster Makanan Olahan “SAGA”. Lokasi
pemasaran/outlet/sekretariat FEDEP Kota Salatiga di Jalan Yos
Sudarso.
Lokasi yang strategis bertujuan agar memudahkan dalam
promosi dan pemasaran produk unggulan Salatiga. Anggota
FEDEP sendiri adalah UMKM baik perorangan maupun kelompok
seperti KWT Pengolah hasil pertanian. Salah satu dari KWT yang
aktif menitipkan produk olahan hasil pertanian yaitu KWT Lancar,
KWT Mulia, KWT Sri Rejeki dari Sidorejo Kidul. Aneka olahan
seperti abon ikan, pencok ketela, satru, kripik jamur, kripik tempe,
dsb dikemas ulang dengan label “SAGA” Snack Salatiga. Snack
SAGA ini selain dipromosikan melalui FEDEP, masuk ke
supermarket besar di Semarang seperti ADA Swalayan, Carefour.
Sedangkan pembinaan terhadap ibu-ibu PKK dan KWT
pengolah hasil pertanian yang dilakukan oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan, KB dan Ketahanan Pangan
melalui bidang Ketahanan Pangan berupa penyuluhan mengenai
peningkatan mutu dan keamanan pangan serta pelatihan-pelatihan
yang diberikan mengenai pengolah pangan berbahan baku non
beras dan non terigu.
Selain hal tersebut, melalui kegiatan pemanfaatan
pekarangan untuk pengembangan pangan pemberian alat
pengolahan berupa alat perajang singkong manual diberikan
kepada KWT yang mengolah bahan pangan dari singkong atapun
pisang.

Tabel 4.7
KWT Penerima bantuan alat perajang singkong manual oleh
Bapermasper, KB
dan KP Kota Salatiga Tahun 2011 - 2012
No Nama KWT Jumlah Alat Perajang
Penerima 2011 2012
1 Candi Ras I 1 -
2. Amanah 1 1
3. Sri Rejeki 1 -
4. Mulia 3 -
5. Barokah 1 -
6. Sumber Makmur 1 2
7 Guyup Asih 2 -
8 Asri 3 -
9 Sembodro 2 1
10 Lancar 1 -
11 Dahlia - 2
12 Ngudi Rahayu - 2
13 Cempaka - 2
14 Bina Karya Tani - 2
JUMLAH 16 12
Sumber: Bidang Ketahanan Pangan, Bapermasper KB dan
KP Tahun 2011, 2012

Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil


Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
Kelompok penerima alat perajang singkong manual
tersebut atas dasar rekomendasi dari penyuluh pertanian. Penyuluh
pertanian merupakan pembina kelompok tani termasuk kelompok
wanita tani di wilayah kerjanya.
Berdasarkan data yang ada selain alat pengolahan yang
diberikan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah melalui
kegiatan pemasaran dan distribusi pangan memberikan bantuan
berupa peralatan pemasaran berupa etalase, kontainer produk, rak
display produk, sealer, serta papan nama. Bantuan sebanyak 3
paket ini diberikan kepada KWT Barokah, KWT Kuncup Mekar
dan KTNA Kota Salatiga. Menurut Naskah Perjanjian Hibah Dinas
yang dilakukan BKP Provinsi Jateng dengan Kelompok penerima
ini dimaksudkan agar permasalahan pemasaran dapat teratasi
dengan menjual produk dengan display yang bagus ditempat yang
strategis diharapkan KWT dapat produktif dan dapat memasarkan
produknya dengan baik.
Sedangkan pembinaan yang diberikan oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Salatiga
melalui kegiatan pembinaan/bimbingan teknis kepada pelaku
UMKM sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe termasuk di
dalamnya KWT pengolah ubi/kacang, tempe. Outcome dari
kegiatan ini terwujudnya peningkatan kualitas hasil peroduksi dari
pelaku UMKM.
Selain itu kegiatan fasilitasi peningkatan kemitraan usaha
bagi UMKM melalui terlaksananya promosi 10 produk unggulan
dan gelar produk UMKM sehingga omzet produk UMKM
meningkat. Disperidagkop dan UMKM turut menggandeng KWT
untuk mengikuti gelar promosi produk unggulan salah satunya
KWT Sri Rejeki, Sidorejo Kidul dengan produk aneka olahan dari
ikan.
Dinas Pertanian melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan teknologi pasca panen memberikan pelatihan
pengolahan pangan lokal serta menyediakan alat-alat pengolahan
dan pengepakan. Outcome kegiatan ini terwujudnya
pengembangan pengelolaan pangan lokal dengan sasaran kegiatan
KWT dan pelaku UMKM.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak lembaga
pendidikan seperti unsur Perguruan Tinggi UKSW dan STIE
“AMA” (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Salatiga dan UKSW telah
melakukan kerjasama dengan pelaku KWT melalui Program
Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat) pada tahun
2008. Seperti yang telah diulas lebih dalam mengenai
kewirausahaan oleh Eksi (2010) diterangkan bahwa lokasi
pelaksanaan Program Sibermas meliputi dua wilayah yaitu
Kelurahan Sidorejo Kidul dan Tingkir Tengah dengan fokus
penelitian KWT Lancar, Barokah dan Sri Rejeki di Kelurahan
Sidorejo Kidul. Kegiatan meliputi: pelatihan, pembinaan dan
pendampingan, yang bertujuan untuk membantu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia agar keluarga petani mampu
menggali kemampuan diri sendiri dari potensi daerahnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk
dukungan untuk penguatan kelembagaan KWT telah banyak
dilakukan baik itu dari pemerintah pusat, daerah maupun dari
pihak perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan.
Untuk menggali lebih dalam kondisi yang ada dalam KWT
pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dan lingkungan
kelembagaan KWT pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dapat
kita lihat dari hasil observasi di lapangan yang diterangkan dalam
Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang kelembagaan
KWT berikut.

Anda mungkin juga menyukai