Anda di halaman 1dari 7

Nama : Natasya Julyeta Baten

NIM : 1910020103

Semester/Kelas : 5/C

Dosen Wali : Dr. Anthon Kerihi

1. Peran akuntansi di dalam pengelolaan perusahaan sudah tidak diragukan lagi. Banyak
pihak meyakini bahwa organisasi sektor publik yang tidak berorientasi laba juga
memerlukan akuntansi dalam pengelolaannya. Setujukah anda dengan pernyataan
tersebut? Berikan ulasan anda tentang hal tersebut, jelaskan pula posisi Akuntansi
(Sektor) Publik sebagai sebuah cabang ilmu akuntansi!!.
= Saya setuju dengan peran akuntansi dalam perusahaan dinilai sangat penting karena
dapat memberikan informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkan, dan juga
sebagai informasi keuangan akuntansi juga bisa dijadikan sebagai alat untuk mengawasi
dan mengendalikan persediaan barang, perusahaan juga dapat juga bisa melakukan
perencanaan dan proyeksi bisnis untuk langkah kedepannya yang lebih baik. Walaupun
sektor publik dalam peroperasinya tidak berorientasi pada laba atau profit, tetapi harus
menggunakan akuntansi dalam pengelolaannya. Karena akuntansi mampu memberikan
informasi ekonomi mengenai suatu badan/lembaga kepada pihak yang bekepentingan
untuk berbagai tujuan. Tanpa akuntansi tidak akan dapat melihat bagaimana informasi
mengenai badan/lembaga tersebut. Informasi ekonomi pada sektor publik yang tidak
berorientasi laba salah satu contohnya bisa berupa informasi mengenai anggaran, dimana
tujuan informasi tersebut adalah menunjukkan bahwa anggaran telah digunakan sesuai
dengan kebutuhan dan perencanaan sebelumnya. Cakupan sektor publik yang sangat luas
dan kompleks tentu saja membuat pengelolaannya selalu dibutuhkan pengendalian.
Akuntansi bisa bermanfaat juga salah satunya adalah untuk pengendalian. Dengan adanya
informasi yang diberikan oleh proses akuntansi maka pihak yang bersangkutan bisa
mengontrol/mengendalikan jalannya operasi suatu organisasi dalam sektor publik.
Informasi akuntansi bisa digunakan untuk melakukan pengendalian keuangan
(memastikan bahwa organisasi memiliki keuangan yang baik) dan pengendalian
organisasi (memastikan organisasi berjalan sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi
yang telah ditetapkan).
Akuntansi, dikatakan sebagai ilmu dan masuk dalam ilmu sosial karena akuntansi
termasuk kedalam yang tentu saja perusahaan adalah instansi yang termasuk dalam
kelompok sosial, selain itu Akuntansi terkait dengan transaksi-transaksi serta peristiwa-
peristiwa ekonomi yang mempunyai konsekuensi sosil dam mempengaruhi terhadap
hubungan sosial dan juga Akuntansi memproduksi atau menghasilkan pengetahuan yang
berguna dan bermakna bagi manusia yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang
mempunyaidampak sosial Akuntansi untuk sektor publik merupakan salah satu bidang
akuntansi yang ruang lingkup penggunaannya untuk lembaga sektor publik. Lembaga
publik yang dimaksud adalah lembaga tinggi pemerintahan negara beserta departemen di
bawah naungannya. Tak hanya itu, pemerintah daerah, partai politik, dan organisasi non-
profit juga menjadi ruang bagian jugaa dari akuntansi sektor publik. Akuntansi Sektor
Publik adalah sebuah proses untuk mengumpulkan, mencatatat, mengklasifikasikan,
menganalisis serta membuat laporan transaksi keuangan untuk sebuah organisasi publik
yang menyediakan dan memberikan informasi keuangan bagi pihak yang
membutuhkannya untuk digunakan saat pengambilan sebuah keputusan.

Sumber : https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntansi-sektor-publik/
2. Jelaskan tentang siklus dan sistem pencatatan akuntansi pemerintah di Indonesia!
= Sejatinya pencatatan akuntansi pemerintahan dengan siklus akuntansi umum sama
saja. Perbedaannya hanya terdapat pada alur dan langkahnya saja. Pada siklus
keuangan pemerintahan setelah penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, dapat
langsung dibuatkan Laporan Perhitungan APBD. Namun, untuk alasan kemudahan
pembuatan laporan, setelah NSSP dibuat maka akan ditutup oleh Jurnal Penutup dan
akan langsung dibuatkan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal (R/K Pemda)
dan Neraca. Tentunya setiap pencatatan transaksi harus disertakan dengan dokumen-
dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukkan ke dalam jurnal
dan buku besar pembantu. Bukti transaksi dikategorikan menjadi tiga, yaitu Bukti
Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran Kas dan Bukti Memorial yang kemudian
dimasukkan ke Jurnal Umum. Sebagai sebuah siklus, proses akuntansi juga memiliki
berbagai tahapan yang harus dilalui secara berurutan. Tujuan dalam siklus ini adalah
untuk memberikan suatu informasi akuntansi yang tepat sehingga dapat membantu
dalam proses pengambilan keputusan.
Guna mencapai tujuan tersebut, tahapan-tahapan dalam siklus Akuntansi adalah
sebagai berikut : Identifikasi transaksi, Analisis transaksi, Pencatatan akuntansi dalam
jurnal, Posting buku besar, Menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian,
Penyusunan neraca saldo penyesuaian dalam laporan keuangan, Menyusun jurnal
penutup, Menyusun neraca saldo dan jurnal pembalik. Dalam pencatatan akuntansi
ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah sistem pencatatan buku
tunggal (single entry). Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya
dilakukan satu kali. Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukkan
dalam sisi penerimaan, sedangkan yang mengurangi kas dimasukkan dalam sisi
pengeluaran.Sistem pencatatan buku tunggal memiliki kelebihan, salah satunya
adalah mudah dipahami dan sederhana. Namun, dalam sistem ini kurang bagus untuk
pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan serta sulit melakukan
kontrol keuangan. Karena itu ada sistem pencatatan lain yang lebih baik. Yang kedua
Sistem Pencatatan Double Entry Sistem kedua adalah pencatatan double entri atau
sistem tata buku berpasangat. Dalam sistem ini pada dasarnya setiap transaksi
ekonomi yang terjadi akan dicatat sebanyak dua kali. Pencatatan dengan
menggunakan sistem ini dinamakan menjurnal. Dalam pencatatan model ini sisi debit
ada di sebelah kiri, sedangkan sebelah kanan untuk sisi kredit. Dan yang ketiga
Sistem Pencatatan Triple Entry Terakhir adalah sistem pencatatan triple entri, dalam
sistem ini pelaksanaan pencatatan menggunakan pencatatan double entry, tetapi
ditambah pencatatan pada buku anggaran. Jadi, pada saat pencatatan double entry
dilakukan, PPK SKPD ataupun bagian keuangan/SKPKD juga melakukan pencatatan
transaksi pada buku anggaran, sehingga pencatatan ini berimbas pada sisa anggaran.

Sumber : Jurnal Universitas Lambung Mangkurat, Magister Akuntansi “Akuntansi


Keuangan Daerah dan Sistem Pencatatannya (Pembukuan)”.
3. Dalam menghadapi gelombang pandemi Covid-19, pemerintah berperan dalam
melakukan pengelolaan anggaran negara yang diharapkan dapat menjadi game changer
untuk memulihkan perekonomian negara dari jurang resesi ekonomi. Dalam hal tersebut,
APBN masih menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Berikan analisis Saudara
mengenai proses dan strategi perencanaan dan penganggaran yang diterapkan pemerintah
dalam mengahadapi masa pandemi Covid-19 dan dampaknya !

= Menurut “Menkeu” mengungkapkan pendapatan negara dan hibah pada akhir Triwulan I 2020
telah mencapai Rp375,95 triliun. Capaian pendapatan negara tersebut tumbuh 7,75% (yoy) jauh
lebih baik dibandingkan pertumbuhan di bulan Februari lalu sebesar minus 0,5% (yoy).  "Namun
demikian, kita melihat refleksi penerimaan negara di bulan Maret yg tumbuh 7,7% terlihat cukup
baik dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 4,46%, meskipun basis supporting-nya bukan basis
ekonomi secara luas", ungkap Menkeu. Hal ini menunjukkan dukungan berbagai sumber
pendapatan negara dalam upaya memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Realisasi Pendapatan Negara yang
bersumber dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masing-
masing secara nominal telah mencapai Rp279,89 triliun dan Rp95,99 triliun. Sementara itu,
realisasi dari Hibah pada periode yang sama baru mencapai Rp0,08 triliun. Penerimaan
Perpajakan dan PNBP tumbuh masing-masing sebesar 0,43% dan 37% (yoy). Sementara itu,
secara keseluruhan pertumbuhan komponen penerimaan Pajak hingga akhir bulan Maret 2020
masih bersumber dari pajak atas konsumsi rumah tangga, meskipun penerimaan pajak juga
masih dibayangi tekanan akibat tren pelemahan industri manufaktur dan aktivitas perdagangan
internasional, serta pelemahan aktivitas ekonomi akibat penyebaran Covid-19. Kemudian, seiring
adanya aturan terkait Work From Home (WFH) baik untuk sektor pemerintah maupun sektor
swasta, maka mulai terjadi perlambatan kegiatan usaha di akhir bulan Maret 2020 yang
berpotensi menurunkan penyerahan dalam negeri yang kemudian akan menekan penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) di bulan April 2020.  Kondisi tersebut
kemungkinan akan berlanjut dan semakin terkontraksi di bulan Mei, mengingat di bulan April
sebagian daerah sudah melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa
wilayah terdampak. Sejalan dengan penerapan WFH dan PSBB tersebut, Pemerintah
memberikan fasilitas perpajakan berupa relaksasi pembayaran PPh Pasal 29 OP dan pelaporan
SPT PPh OP, yang mana berimbas pada belum optimalnya realisasi penerimaan PPh Pasal 29
OP. Lebih lanjut, penerimaan Kepabeanan dan Cukai secara nominal utamanya masih didukung
oleh penerimaan dari Cukai dan Bea Masuk (BM). Dilihat dari pertumbuhannya, penerimaan
Kepabeanan dan Cukai tumbuh mencapai 23,60% (yoy), yang terutama berasal dari pertumbuhan
penerimaan Cukai yang tercatat sebesar 36,50% (yoy). Di sisi lain, realisasi penerimaan Bea
Keluar (BK), pertumbuhannya secara kumulatif masih tumbuh negatif 32,56% (yoy). Kontraksi
pada pertumbuhan pajak perdagangan internasional terjadi akibat turunnya volume impor,
penurunan harga komoditas, dan melambatnya aktivitas ekspor barang mentah sebagai dampak
mewabahnya Covid-19 di berbagai negara. Dengan begitu berarti pemerintah sudah dengan
maksimal melakukan berbagai usaha dan di berbagai sector usaha baik negeri maupun swasta
dengan bijak. Walaupun sempat terjadinya penerimaan pajak masih ditekan oleh tren pelemahan
industry manufaktur yan sempat lemah dikarenakan Covid-19.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-pemerintah-waspada-
dampak-pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi-indonesia/
4. Jelaskan proses dan ruang lingkup pengauditan di sektor pemerintahan! Kemudian,
jelaskan secara singkat tentang strategi dan kebijakan pemeriksaan laporan keuangan
pemerintah yang dilakukan BPK RI dalam menghadapi banyaknya relaksasi kebijakan
dalam bidang keuangan akibat Pandemi COVID-19 !

= Auditing didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti,


tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
seorang yang kompeten dan independen, untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan (Arens &
Loebbecke, 1991). Meskipun auditing hanya memiliki pengertian yang tepat ketika
digunakan dalam modifikasi yang terbatas, namun untuk auditing pajak ataupun auditing
keuangan, satu definisi umum dapat dikemukakan sebagai berikut: “Suatu proses
sistematik secara objektif penyediaan dan evaluasi buktibukti yang berkenaan dengan
asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, guna memastikan derajat atau tingkat
hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil
yang diperoleh tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. (Auditing Concepts
Committee, “Report of the Committee on Basic Auditing Concepts,” The Accounting
Review. Vol. 47, Supp. 1972, hal 18). Sedangkan audit pada organisasi sektor publik
didefinisikan sebagai suatu proses sistematik secara objektif, untuk melakukan pengujian
keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu laporan keuangan
organisasi sektor publik. Proses pengujian ini memungkinkan akuntan publik independen
yang bersertifikasi mengeluarkan suatu pendapat atau opini mengenai seberapa baik
laporan keuangan organisasi mewakili posisi keuangan organisasi sektor publik dan
apakah laporan keuangan tersebut memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berterima
umum atau Generally

Sumber : Juranl/Modul Audit, Pertanggungjawaban Pemerintah dan Auditor Sektor


Publik Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, CA,CMA, Mediator.

Anda mungkin juga menyukai