Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat – Jakarta Selatan
Telp. (021) 789 0965, Facs. (021) 789 0966
Email : info@jagakarsa.ac.id Website : http://www.jagakarsa.ac.id

UTS MATA KULIAH REKAYASA PONDASI 1 2021/022


Nama :Kinison Tabuni
NPM :17510055
Fakultas :Teknik Sipil
Semester : IX (Sembilan)
Dosen : Ir. Bersinus Simanihuruk, MT

Dalam penyelidikan tanah yang dilakukan di lapangan tentu akan menggunakan beberapa alat.
Berikut adalah beberapa alat yang digunakan pada pekerjaan penyelidikan tersebut :

1. HMP SON (20%)

Alat ini merupakan alat sondir yang akan memberikan pukulan pada tanah, dan setiap 10 cm
hasilnya akan tercatat dan disimpan untuk keperluan analisa lanjutan. Hasil ini dapat kita
transfer datanya ke PC agar dapat kita lihat dan analisa. Dengan begitu Anda bisa membuat
laporan dari pengujian tersebut dengan lebih mudah. Bahkan laporan singkat juga dapat
langsung kita cetak di lokasi menggunakan thermal printer.

2. HMP LFG (20%)

Alat ini dapat memberikan informasi tentang daya dukung tanah dengan cepat dan mudah,
namun alat ini umumnya hanya digunakan oleh orang yang sudah ahli saja. Kegunaan alat ini
adalah untuk mengetahui hal-hal seperti :

1. Timbunanadatan untuk lapisan perkerasan jalan.


2. Timbunan dan perkerasan untuk lapisan pondasi gedung.
3. Timbunan dan perkerasan untuk lantai kerja.
Agar analisa bisa dilakukan dengan mudah, alat ini juga akan menampilkan modul lendutan
dinamis. Dengan begitu hasil pengukuran dapat segera dicetak dan dianalisa bahkan di lokasi
pembangunan.

Laporan penyelidikan tanah untuk perancangan fondasi dibuat dengan


mempertimbangkan seluruh data bor, lubang uji observasi lapangan dan
pengujian dilapangan dan dilaboratorium. Laporan penyelidikan tanah berisi :

1. Pendahuluan
2. Deskripsi lokasi proyek
3. Kondisi geologi lokasi proyek
4. Deskripsi lapisan tanah yang diperoleh dari hasil pengeboran
5. Hasil pengujian laboratorium
6. Pembahasan
7. Kesimpulan

Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar


20 meter dibawah permukaan tanah. Agar tidak terjadi
penurunan digunakan tiang pancang, tetapi bila terdapat batu
besar pada lapisan antara maka pemakaian caisson lebih
menguntungkan
Rangkuman Data:
Berat isi , γ = 1.5 t/m3
Kohesi , c = 0.1 kg.cm2
= 1 t/m2
Sudut Geser dalam, φ = 25o
(dipakai tanah dibawah dasar pondasi)
Kedalaman, D = 1 m
Lebar, B = 1.5 m
Kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi, Dw = 0.5 m ( > B )
Nilai faktor daya dukung
Dengan memasukkan nilai sudut geser dalam, φ=25o
pada kurva daya dukung
Terzaghi pada Tabel 2.2, maka diperoleh nilai-nilai faktor daya dukung sebagai
berikut:
Nc = 25.1, Nq = 12.7 dan Nγ = 9.7
Tegangan effektif akibat berat sendiri tanah pada kedalaman 1 m:
adalah nilai q’ pada persamaan 2.17
Tegangan effektif
q’ = σ’ = σ = γ. D
= (1.50 t/m3 ) (1.0 m )
= 1.50 t/m2
dengan : qult = daya dukung ultimit/ batas
c = kohesi .
Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
γ = berat volume tanah
Nc,Nq,Nγ = faktor daya dukung tanah (Tabel 2.1)
Untuk pondasi berbentuk bujur sangkar dan lingkaran, persamaan daya dukung
batas yang disarankan oleh Terzaghi adalah sebagai berikut:
1. Pondasi bujur sangkar : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,4 γ B Nγ .... (2.3)
2. Pondasi lingkaran : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,3 γ B Nγ , dengan
B adalah diameter pondasi (untuk lingkaran)………....…………..…..... (2.4)

Sedangkan daya dukung batas dari tanah untuk pondasi dengan bentuk bujur sangkar dan
lingkaran untuk kondisi keruntuhan geser setempat adalah sebagai berikut:
1. Pondasi bujur sangkar : q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’γ.... (2.6)
2. Pondasi lingkaran : qult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,3 γ B N’γ.... (2.7)
Untuk tanah non kohesif digunakan pedoman:
1. Local shear failure terjadi bila Ø ≤ 28°
2. Local shear failure terjadi bila Ø > 28°

Anda mungkin juga menyukai