Sesi 10 & 11
Referensi 1
Mahasiswa mampu membaca, merangkum, memparafrase dari
SUB-CPMK:
tulisan ilmiah yang dipakai sebagai sumber referensi.
Orientasi
Materi 1 - Membaca Kritis Referensi 1: Membaca Sekilas
Judul, Abstrak, dan Kesimpulan
Membaca secara kritis berarti membaca dekat atau close reading, menyelidiki
makna teks, dan menyampaikan pandangan serta interpretasi kita akan teks
yang dibaca. Dengan demikian, tujuan membaca kritis bukan untuk
melancarkan kritik, tetapi untuk memperoleh pemahaman menyeluruh dan
mendalam atas teks yang dibaca.
Membaca kritis dapat diterapkan dalam berbagai bacaan, apakah itu teks fiksi
mapun non-fiksi seperti esai, berita surat kabar, artikel populer, artikel di blog,
buku pelajaran, buku teks, maupun artikel ilmiah. Untuk mata kuliah ini, jenis
teks yang akan kita pakai adalah artikel ilmiah. Pilihan ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa artikel ilmiah merupakan bacaan yang seringkali dijadikan
referensi oleh dosen ketika memberikan tugas.Pengertian dan struktur artikel
ilmiah telah dibahas pada Modul 4. Pengetahuan tentang format penulisan
artikel ilmiah ketika Anda membaca artikel ilmiah.
2
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa ada lima Langkah yang dilakukan dalam
membaca kritis:
1. Melakukan survei atau skimming,
2. Membuat anotasi, bagan
3. Membuat ragangan atau skema gagasan pokok.
4. Menganalisis
5. Mengevaluasi
Sesi 10 akan melatih Anda untuk melakukan pembacaan sekilas atau skimming.
Kedua langkah selanjutnya akan dibahas dalam sesi 11.
Contoh ini dapat Anda ikuti ketika Anda melakukan pembacaan kritis atas
sebuah tulisan ilmiah.
Trapped in the Mouse House: How Disney has Portrayed Racism and
Sexism in its Princess Films (Laemle, J.L, 2018).
Ketiga informasi ini dapat dikatakan sebagai kata kunci atau poin
penting yang menjadi benang merah artikel. Film princess Disney
merupakan objek yang diteliti atau korpus penelitian, rasisme dan
seksisme adalah topik bahasan, dan “trapped in the Mouse House”
adalah argumen penulis. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa
penulis mengklaim film princess Disney terperangkap dalam Mouse
House.
B. Membaca abstrak
Paragraf ini berisi tiga gagasan utama, yaitu argumen penulis, cara
penulis membangun argumennya, dan gugatan penulis kepada Disney
serta solusi yang ditawarkannya. Gagasan utama 1 dinyatakan dalam
kalimat pertama. Argumennya adalah meskipun Disney telah membuat
beberapa perubahan yang progresif dalam hal stereotip gender dan ras,
penulis menyatakan Disney belum berhasil menembus sekat-sekat yang
ada dan belum mampu menggambarkan kesetaraan gender dan
keberagaman rasial secara positif di dalam film-filmnya. Gagasan utama
2 berupa cara penulis mengembangkan argumennya. Ada dua hal yang
dia lakukan, yaitu menganalisis film-film princess Disney dengan
menempatkannya dalam konteks zamannya (kronologis, historis) serta
membahas implikasinya pada penonton anak, terutama anak perempuan
kulit hitam. Gagasan utama 3 adalah gugatan penulis terhadap
tanggungjawab Disney dan solusi yang ia tawarkan. Gagasan utama 1
dan 2 ini sudah menjelaskan pembagian tulisan atau sistematika
6
D. Membaca Kesimpulan
Mark Twain said that “history doesn’t repeat itself, but it often
rhymes.” In the case of Disney, we see that tales are as old as time. As
our society has progressed, the princess movies have continued to
portray very similar ideals. They have “rhymed.” In order to stop this
cycle of racism and sexism, we can look to Audre Lorde, who offers a
powerful explanation. Audre Lorde suggests that “a master’s tools will
not dismantle master’s house.” This means that using systems of White
male dominance and patriarchy to try and break racist and stereotypes
won’t work. We can’t count on Disney (the master), which is built upon
White male dominance, to break these stereotypes. Instead, we need to
create new systems, or companies, to challenge Disney to improve its
representation of females and different races.
….
…. There are ways these issues can be addressed. Disney can
listen to race consultants and use the feedback to improve future films.
They can also engage consultants to ensure they adequately incorporate
gender equality and demonstrate a more progressive feminist
perspective. Disney can also expand their corporate staff, animators
and writers to include younger, more progressive thought leaders. Will
Disney use their influence to bring about change? Only time will tell.
Kesimpulan artikel ini dijabarkan dalam tiga paragraf. Kita hanya perlu
mengidentifikasi poin-poin penting terkait dengan argumen penulis
tentang Disney (warna kuning) , gugatannya pada Disney, serta solusi
yang ditawarkan (yang ditemukan pada paragraf terakhir pendahuluan)
(warna ungu). Frasa dan kalimat yang diwarnai di atas menunjukkan
bahwa penulis mengafirmasi bahwa argumennya terbukti melalui
analisis yang telah dilakukan (warna kuning). Hasil analisis
menunjukkan bahwa argumennya terbukti benar. Gagasan lain yang
diangkat adalah gugatannya kepada Disney dan solusi yang
ditawarkannya. Ia menggugat Disney karena pengaruhnya sangat besar
terhadap anak-anak dari kelompok kulit berwarna. Dia juga
menawarkan dua macam solusi. Pertama, mendorong munculnya
perusahaan baru yang membuat penggambaran ras dan gender
7
Membaca Kritis
Sesi 10 & 11
Referensi 2
Mahasiswa mampu membaca, merangkum, memparafrase dari
SUB-CPMK:
tulisan ilmiah yang dipakai sebagai sumber referensi.
Orientasi
Materi 2: Membaca Kritis Referensi 2: Membaca Bagian
Pembahasan/Diskusi
Untuk dapat membaca secara kritis, kita perlu membaca teks lebih dari satu
kali. Pembacaan pertama dilakukan secara cepat untuk mendapatkan gambaran
umum tentang substansi dan organisasi gagasan dari artikel yang kita baca.
Dalam sesi 10, kita sudah berlatih membaca sekilas. Dalam sesi ini kita akan
berlatih membaca secara mendalam bagian diskusi/pembahasan dari artikel
yang sama, Hallyu across the Desert: K-Pop Fandom in Israel and Palestine
(Otmazgin dan Lyan, 2013).
Beberapa teknik membaca aktif yang dapat membantu kita memahami teks
secara mendalam adalah: membuat anotasi atau catatan pada margin artikel,
membuat ringkasan dengan kata-kata sendiri, membuat ragangan gagasan
utama, menganalisis, dan mengevaluasi
8
Membuat Anotasi:
Membuat Ragangan
Contoh outlining:
9
Menulis Ringkasan
Menganalisis
Mengevaluasi
LATIHAN 1
A. Diskusi Kelompok: Perhatikan ragangan di bawah ini dan
perkirakan apa saja yang akan dibahas pada setiap bagiannya?
Diskusikan dalam kelompok Anda.
Lastly, Israel and Palestine, as political and cultural entities, had no part in the
LATIHAN 2
Baca bagian analisis dan garis bawahi temuan-temuan dari analisis yang
dilakukan. Buat anotasi (catatan pendek dengan kata-kata Anda sendiri)
di margin teks.
Daftar Acuan
Laemle, J.L. (2018). Trapped in the Mouse House: How Disney has Portrayed
Racism and Sexism in its Princess Films. The Cupola: Scholarship at
Gettysburg College. https://cupola.gettysburg.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1769&context=student_scholarship
Otmazgin, N and Lyan, I. (2013). Hallyu across the Desert: K-Pop Fandom in
Israel and Palestine. Cross-Currents: East Asian History and Culture Review, 1
(9) (December 2013) • (http://cross-currents.berkeley.edu/e-journal/issue-9)
15