Anda di halaman 1dari 4

Resume Psikopen pekan ke-7

Pemrosesan Informasi dalam Belajar

Teori pemrosesan informasi (information processing theory) memandang aspek lingkungan


memegang peranan penting dalam belajar. Teori pemrosesan informasi sebagaimana
dijelaskan oleh Byrnes (1996) memandang belajar sebagai suatu upaya untuk memproses,
memperoleh, dan menyimpan informasi melalui short term memory (memori jangka pendek)
dan long term memory (memori jangka panjang), dalam hal ini belajar terjadi secara internal
dalam diri peserta didik.

Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari


lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan
pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Teori ini
berkenaan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif,
serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intellectual ability).

Adapun landasan penting teori pemrosesan informasi yaitu:

a. Prior Knowledge (pengetahuan awal).


b. Rancangan tujuan yang berorientasi kognitif.
c. Umpan balik (feedback).
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam
bentuk hasil belajar.

Robert M. Gagne mengatakan bahwa ada delapan fase proses pembelajaran dalam
pemrosesan informasi adalah motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan, ingatan
kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik.

1. Konsep Sensasi, Atensi, Persepsi dan Memori

a. Sensasi

Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau
dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya
dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai
aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur
tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai
kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan. Sensasi, yang berasal dari
kata sense, berarti kemampuan yang dimiliki manusia untuk mencerap segala hal yang
diinformasikanoleh pancaindera. Informasi yang dicerap oleh pancaindera disebut stimuli
yang kemudian melahirkan proses sensasi. Dengan demikian sensasi adalah proses
menangkap stimuli (Jalaluddin, 2008)

b. Atensi
Menurut William James (dalam Solso, 2001) atensi adalah pemusatan pikiran, dalam
bentuk yang jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran.
Pemusatan (focalization) kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya
pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara (James
dalam Solso, 2001). Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari
sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi yang didapatkan dari pengindraan, ingatan
dan proses kognitif linnya. Atensi terbagi menjadi (selective attention) dan atensi terbagi
(devided ettention).
c. Persepsi

Menurut (Jalaluddin, 2008) persepsi adalah pengalaman tentan obyek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan meyimpulkaninformasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi adalah memberi makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sedangkan
(Desiderato, 1976)menyatakan bahwa, menafsirkan makna informasi inderawi melibatkan
sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi, dan. Persepsi merupakan bagian proses pengolahan
informasi yang terdiri dari sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Persepsi adalah proses
memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Sedangkan
sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi dipengaruhi oleh perhatian, faktor
personal, dan faktor situasional.

d. Memori

Pengertian memori menurut (Chaplin, 2001) yaitu fungsi yang terlibat dalam proses
mengenang masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lalu yang diingat kembali, dan
pengalaman khas yang paling diingat. Memori dimpulkan sebagai fungsi, pengalaman, atau
informasi, dan spesifikasi. Memori melibatkan apa yang dilihat dan dialami dengan
merekamnya. Memori menggunakan rekaman itu untuk melakukan aktivitas.
Tahap-tahap penyimpanan ingatan terdiri dari tiga tahapan:

1. Sensory Memory. Mengacu kepada suatu periode yang sangat singkat dimana stimulus
trace bertahan. Stimulus trace adalah sisa atau kebertahanan stimulus setelah penghilangan
stimulus eksternal.

2. Short-Term Memory

Pada short-term memory, bagian memori manusia yang mampu menyimpan informasi dalam
jangka waktu yang pendek. Pada memori ini informasi yang diterima akan mudah hilang.

3. Long-Term Memory

Long-Term Memory mengacu kepada memori yang menyimpan informasi secara lebih
permanen. Kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan kejadian lalu dan
menggunakan informasi itu untuk memahami kejadian saat ini merupakan fungsi dari Long-
Term Memory.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi

a. Encoding (Pengkodean)

Peristiwa yang akan disimpan ke dalam memori/ ingatan seseorang, haruslah diletakkan di
tempat yang memang memungkinkan untuk penyimpanannya.

b. Storage (Penyimpanan)

Penyimpanan dapat diibaratkan dengan menggunakan sebuah lemari arsip.

c. Retrieva/ recall (PemanggilanKembali)

Proses mencari lokasi penyimpanan suatu hal di dalam memori disebut dengan pemanggilan
kembali (retrieval).

Pemanfaatan pemprosesan informasi dalam belajar

a. Encoding (Pengkodean)
- Selective Attention and Encoding
- Memory Codes
b. Retrieval (Pemanggilan Kembali)
- Retrieval From The Various Stores
- Working Memory
- Practice in Retrieval
- Retrieval Depends Upon Organized Storage
- Retrieval Depends Upon Organized Storage

Lupa dalam belajar

Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan bahkan
setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu tentang
peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga
sesuatu yang baru saja dilakukan.

Faktor-faktor penyebab lupa

Lupa disebabkan oleh beberapa sebab. Adapun faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

a. Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada
dalam sistem memori siswa.

b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah
ada, baik sengaja ataupun tidak.

Anda mungkin juga menyukai