Anda di halaman 1dari 6

Perbandingan Job Mix Design Beton Antara Metode DoE dan ACI

PERBANDINGAN JOB MIX DESIGN BETON


ANTARA METODE DoE DAN ACI

Arifal Hidayat

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan hasil rancangan (teoritis) campuran beton
rencana fc’ 22,5 MPa untuk 1 m3 menggunakan metode Departement of Environment (DoE) dan
metode American Concrete Institute (ACI), dari kedua metode tersebut akan diketahui secara
teoritis penggunaan bahan-bahan yang optimal (ekonomis).Tahapan dalam rancangan campuran
beton fc' 22,5 MPa adalah : (1) analisa saringan agregat halus dan agregat kasar; (2) pemeriksaan
berat jenis dan penyerapan agregat halus dan agregat kasar; (3) pemeriksaan berat isi agregat dan
(4) pemeriksaan kadar lumpur dengan menggunakan material yang sama yaitu agregat yang berasal
dari quary Tanjung Belit kabupaten Rokan Hulu.Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
disimpulkan bahwa rancangan campuran beton metode ACI menghasilkan proporsi campuran
bahan yang relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan metode DoE. Artinya
bahwa secara praktek rancangan campuran beton metode ACI lebih ekonomis dari segi penggunaan
bahan dari pada menggunakan metode DoE.

Kata kunci: metode DoE, ACI

ABSTRACT
The purpose of this study was to compare the results of the design (theoretical) mix concrete
plan fc' of 22.5 MPa for 1 m3 using the Department of Environment (DoE) and the method of the
American Concrete Institute (ACI), of both methods will be known theoretically - use of materials
optimal material (economical). Stages in the concrete mix design fc ' of 22.5 MPa are : (1) sieve
analysis of fine aggregate and coarse aggregate, (2) examination of specific gravity and absorption
of fine aggregate and coarse aggregate, (3) a weight check aggregate content and (4) examination
of sludge levels using the same material that is derived from the aggregate quary Tanjung district of
Rokan Hulu. Berdasarkan complicated the analysis and discussion concluded that the concrete mix
design method of ACI produces a mixture proportion of material that is relatively less when
compared to using DoE methods. This means that in practice the design of concrete mix ACI
method is more economical in terms of the use of materials on using DoE methods.

Keywords: DoE method, ACI

1. PENDAHULUAN beton dan ekonomis jika ditinjau dari aspek


Campuran beton merupakan perpaduan dari biaya keseluruhannya (Mulyono, 2004).
komposit material penyusunnya. Karakteristik Dalam menentukan rancangan campuran beton
dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil dapat digunakan beberapa metode, antara lain:
rancangan campuran beton tersebut. (1). Metode British Standard atau
Rancangan campuran beton dilakukan untuk Departement of Environment (DoE); (2).
mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun American Concrete Institute (ACI); (3). Road
beton. Pada dasarnya rancangan campuran Note No. 4; (4). Portland Cement Association;
beton dimaksudkan untuk menghasilkan suatu (5). American Society for Testing Materials
komposisi penggunaan bahan yang minimum (ASTM); (6) Japan Industrial Standard (JIS)
dengan kekuatan yang maksimal dengan tetap dan lain-lain. Di Indonesia metode yang
mempertimbangkan kriteria standar mutu digunakan untuk rancangan campuran beton

Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Page 43


merupakan adopsi dari British Standard atau campuran beton rencana fc’ 22,5 MPa untuk 1
Departement of Environment (DoE) yang m3 menggunakan metode British Standard atau
dimuat dalam buku standar No. SK. SNI. T- Departement of Environment (DoE) dengan
15-1990-03. metode American Concrete Institute (ACI)
Kriteria dasar dalam perancangan beton adalah dengan menggunakan material yang sama
kekuatan tekan beton yang berhubungan yaitu agregat yang berasal dari quary Tanjung
dengan faktor air semen yang digunakan. Belit kabupaten Rokan Hulu.
Menurut Neville (1981), untuk menghasilkan
kekuatan yang tinggi maka penggunaan air Klasifikasi dan Mutu Beton
dalam campuran beton harus minimum. Kelas dan mutu beton menurut SK. SNI. T-15-
Tujuan dari penelitian ini adalah 1990-03 adalah:
membandingkan hasil rancangan (teoritis)

Tabel 1. Kelas dan mutu beton


Kelas Mutu (MPa) fb' (Kg/cm2) fcr' (Kg/cm2) Tujuan
Bo - - Non
I BI - - Struktural
(Rendah) fc' 12,5 125 fcr' = fc' + 1,64.S Struktural
fc' 17,5 175 Struktural
fc' 22,5 225 Struktural
II
fc' 30 300 fcr' = fc' + 1,64.S Struktural
(Sedang)
fc' 35 350 Struktural
III fc' 40 400 Struktural
fcr' = fc' + 1,64.S
(Tinggi) fc' > 40 > 400 Struktural

Keterangan: fc' = kuattekankarateristikbeton (MPa)


fb' = kuattekanbeton yang diperolehdaribendauji (Kg/cm2)
fcr' = kekuatanbeton rata-rata (Kg/cm2)
S = deviasistandar

Metode Departement of Environment (DoE) ketersediaan bahan-bahan di lapangan,


Perancangan cara Inggris atau dikenal dengan kemudahan pekerjaan, serta keawetan dan
metode Departemen Pekerjaan Umum yang kekuatan beton. Cara ACI melihat bahwa
tertuang dalam SK. SNI. T-15-1990-03 yaitu dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air
“Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran perkubik akan menentukan tingkat konsistensi
Beton Normal” merupakan adopsi dari cara dari campuran beton yang pada akhirnya akan
Departement of Environment (DoE), Building mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
Research Establishment, Britain. (workability).

Metode American Concrete Institute (ACI) 2. METODE PENELITIAN


American Concrete Institute (ACI) Bahan Penelitian
mensyaratkan suatu campuran perancangan Bahan-bahan yang digunakan dalam
beton dengan mempertimbangkan sisi penelitian ini adalah:
ekonomisnya dengan memperhatikan

Page 44 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014


Perbandingan Job Mix Design Beton Antara Metode DoE dan ACI

1. Semen, menggunakan semen tipe I (dua) dan termasuk agregat yang berbutir
produksi PT. Semen Padang kasar.
2. Agregathalus, yang bersumber dari quary

Persentase yang lewat ayakan


Tanjung Belit kabupaten Rokan Hulu, 100 100 100
90 90 90
berdiameter butiran maksimum 4,75 mm 80
70
75
sesuai standar SK SNI M-08-1989-F. 60 59 55
50
3. Agregat kasar, yang bersumber dari quary 40
35
30 30
Tanjung Belit kabupaten Rokan Hulu, 20
10 10 8
0 0.15
berdia meter minimum 40 mm 0.150 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6 19 38

sesuaistandar SK SNI M-08-1989-F. Ukuran mata ayakan ( mm )

4. Air, diambil dari air sumur bor di


Laboratorium Teknologi Bahan Gambar 1. Batas gradasi pasir daerah gradasi
Konstruksi Universitas Pasir Pengaraian no. 2
kabupatenRokanHulu.
Alat Penelitian 2. Passing 200 (0,075 mm) kadar lumpur
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini Hasil pemeriksaan kadar lumpur agregat
antara lain : timbangan, cawan, oven, saringan halus dari dua kali pengujian niali rata-
(19,1 mm, 9,5 mm, no. 4, no. 8, no. 16, no. ratanya 1,30 % dan nilai ini masih
30, no. 50, no. 100), Piknometer, kerucut memenuhi standar spesifikasi kadar
terpancung (diameter bagian atas 40 + 3) mm, Lumpur yaitu < 5 %. Dengan demikian
batang penumbuk, cetakan benda uji silinder agregat ini dapat digunakan sebagai
diameter 150 mm, mesin pembebanan tekan material pembentuk beton normal.
dan lain sebagainya. 3. Berat isi
Prosedur Pemeriksaan Bahan Hasil pemeriksaan didapat berat isi
Tahapan-tahapan dalam pemeriksaan bahan agregat halus yaitu 1,57 gram/cm3.
adalah: Sedangakan standar spesifikasi berat isi
1. Pemeriksaan analisa saringan agregat yaitu 1,4 gram/cm3 s/d 1,9 gram/cm3
halus dan agregat kasar artinya agregat halus ini dapat digunakan
2. Pemeriksaan berat jenis dan pada perancangan campuran beton
penyerapan agregat halus dan agregat normal.
kasar 4. Berat jenis
3. Pemeriksaan berat isi agregat Dari pemeriksaan didapat berat jenis
4. Pemeriksaan kadar lumpur kering permukaan (Ss) sebesar 2,65
5. Pengujian beton segar gram/cm3, berat jenis semu (Sa) sebesar
6. Pengujian kuat tekan beton 2,695 gram/cm3 dan penyerapan air (Sw)
sebesar 1,935 gram/cm3. Berat jenis yang
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN sesuai standar spesifikasi yaitu 2,58 s/d
A. Analisis Hasil Pemeriksaan Agregat 2,83 gram/cm3.
Halus 5. Kadar air dan penyerapan
1. Analisa saringan Dari hasil pemeriksaan terhadap kadar air
Dari hasil analisa saringan agregat halus dan penyerapan didapat hasilnya sebesar
diperoleh persentase tertahan total 100% 0,366 % untuk kadar air rata-rata dan
dari diameter lubang ayakan terhadap 1,176 % untuk penyerapan rata-rata.
persentase berat butir agregat halus yang
lolos diperoleh grafik gradasi nomor 2

Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Page 45


B. Analisis Hasil Pemeriksaan Agregat 1. Analisa saringan
Kasar

Persentase yang lewat ayakan


100 100
100
100
90
80 77
70 67
60 60
55
50 52 50
46
40 37 40 40
35
30 30 31
23 24 25
23
20 21
15 17 13 16
10 10 10 11
8
5 55 7
0 23
0.150 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6 19 38 76

Ukuran mata ayakan ( mm )

Gambar 2. batas gradasi kerikil dengan ukuran maksimum 40 mm


2. Passing 200 (0,075 mm) kadar lumpur Hasil pemeriksaan didapatkan nilai berat
Hasil pemeriksaan kadar lumpur agregat jenis kering permukaan (Ss) sebesar 2,57
kasar dari dua kali pengujian didapatkan gram/cm3, berat jenis semu (Sa) sebesar
nilai rata-rata sebesar 0,35 % dimana 2,65 gram/cm3 dan penyerapan air (Sw)
standar spesifikasi kadar Lumpur yaitu < sebesar 1,93 gram/cm3.. Berat jenis yang
5 %, artinya nilai kadar lumpur atau sesuai standar spesifikasi yaitu antara 2,58
kotoran pada agregat sedikit. sampai 2,83 gram/cm3.
3. Berat isi 5. Kadar air dan penyerapan
Dari hasil pemeriksaan didapat berat isi Hasil pemeriksaan terhadap kadar air dan
agregat kasar yaitu 1,62 gram/cm3. penyerapan didapat hasilnya sebesar 0,406
Dimana standar spesifikasi berat isi antara % untuk kadar air rata-rata dan 0,709 %
1,4 sampai 1,9 gram/cm3 artinya agregat untuk penyerapan rata-rata.
kasar ini dapat digunakan pada
perancangan campuran beton normal. C. Rancangan Campuran Beton
4. Berat jenis Hasil perhitungan rancangan campuran
beton cara DoE dan ACI untuk 1m3
adalah:

Tabel 4. Rancangan campuran beton metode DoE


No Uraian Nilai
1 Kuat tekan yang disyaratkan fc' 22.5 MPa
2 Devisiasi standar 4.2 N/mm2
3 Nilai tambah (margin) 12 MPa
4 Kekuatan rata-rata yang di targetkan 34.5 MPa
5 Jenis semen Semen Padang type I
6 Jenis agregat kasar dan agregat halus Quary Tanjung Belit-Rokan Hulu
7 Faktor air semen bebas 0.4
8 Faktor air semen maksimum 0.6
9 Slump 60 – 100 mm
10 Ukuranagregatmaksimum 40 mm
11 Kadar air bebas 175

Page 46 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014


Perbandingan Job Mix Design Beton Antara Metode DoE dan ACI

12 Kadar semen 437.5 kg/m3


13 Jumlah semen minimum 275 kg/m3
14 Susunanbesarbutiragregathalus Daerah gradasisusunanbutir 2
15 Persentaseagregathalus 30.00%
Beratjenisrelatifagregatkeringpermuka
16 2.58
an
17 Beratjenisbeton 2350
18 Kadar agregatgabungan 1737.5 kg/m3
19 Kadar agregathalus 521.25 kg/m3
20 Kadar agregatkasar 1216.25 kg/m3
Banyaknyabahan Semen Agregathalus Agregatkasar
(teoritis) (kg) (kg) (kg)
3
Tiap m campuran 437.5 521.25 1216.25

Tabel 5. Rancangan campuran beton metode ACI


No Uraian Nilai
1 Kuattekan yang disyaratkan fc' 22.5 MPa
2 Slump 80 – 100 mm
3 Ukuranagregatmaksimum 40 mm
4 Kadar air 215 kg/m3
5 Faktor air semen 0.51
6 Faktor air semen maksimum 0.6
7 Kebutuhan semen 425.74 kg/m3
8 Kebutuhanagregatkasar 1085.58 kg/m3
9 Kebutuhanagregathalus 539.42 kg/m3
Banyaknyabahan Semen Agregathalus Agregatkasar
(teoritis) (kg) (kg) (kg)
3
Tiap m campuran 425.74 215 539.42

Tabel 6. Perbandingan rancangan campuran beton antara metode DoE dan ACI
Proporsicampuran (kg/m3)
fc' rencana
Metode Agregathal Agregatkas
(MPa) Semen Air
us ar
DoE 22.5 437.5 521.25 1216.25 175
ACI 22.5 425.74 539.42 1085.58 215

D. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton masing metode DoE dan ACI pada umur
Berikut ini merupakan hasil pengujian beton 7, 14 dan 28 hari yang dapat dilihat
kuat tekan beton fc' 22,5 MPa untuk masing- pada tabel berikut.

Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Page 47


Tabel 7. Hasil kuat tekan beton metode DoE dan ACI fc' 22,5 Mpa
Kuattekan (MPa) Kuattekan (MPa)
Benda uji Umur (hari)
metode DoE metode ACI
1 17,14 19,60
2 7 hari 18,27 20,13
3 16,58 19,23
Kuattekan rata-rata 17,33 19,65
1 19,61 23,42
2 14 hari 18,47 24,18
3 18,65 24,35
Kuattekan rata-rata 18,91 23,98
1 24,13 27,02
2 28 hari 22,44 26,13
3 23,47 27,46
Kuattekan rata-rata 23,35 26,87

4. KESIMPULAN 5. DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Mulyono, ”Teknologi Beton”, Andi,
dapat disimpulkan bahwa rancangan Yogyakarta, 2004.
campuran beton dari metode ACI Murdock & Brook., “Bahan dan Praktek
menghasilkan nilai kuat tekan beton yang Beton”, Erlangga, Jakarta, 1991.
lebih besar dibandingkan metode DoE. SK SNI S-04-1989-F., ”Spesifikasi Bahan
Artinya bahwa rancangan campuran beton fc' Bangunan Bagian A”, Dep. PU,
22,5 MPa metode ACI lebih ekonomis dan Bandung.
lebih kuat dari metode DoE. SK SNI T-15-1990-03., “Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal”, Dep. PU, Bandung.
Subakti. A, ”Teknologi Beton Dalam
Praktek”, FTSP-ITS, Surabaya, 1995.
Tjokodimulyo. K, ”Teknologi Beton”, Teknik
Sipil UGM, Yogyakarta, 1996.

Page 48 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai