Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

JUVENILLE DIABETES
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah: Keperawatan Anak I

Dosen pengampu : Ns. Sulistyarini, M. H.

Disusun oleh kelompok 11 :

1. Monika Novia Maharani (2019021446)


2. Rica Alviani (2019021459)
3. Ridho Gratia KOnstan (2019021460)
4. Vigi Monica (2019021476)
5. Wahyu Isnaini (2019021478)
6. Yuditya Mulanda Putri (2019021480)

PROGRAM STUDI ILMU KEPPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUURPURWODADI
1
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyasehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “JUVENILLE
DIABETES” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliahKeperawatan Anak I.

Kami berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang
senantiasamembimbing dan mengarahkan dalam proses pembuatan tugas serta teman-
teman yang selalu memberi dukungan dalam proses pembuatan tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangn dalam penyusunan


makalah ini sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar dapat membantu kamimembuat tugas makalah yang baik di kemudian hari.

Demikian tugas makalah ini kami buat, semoga apayang tertuang dalam makalah
ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat terutama bagi kelompok kami dan para
pembaca . Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.

Purwodadi, 30Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER-------------------------------------------------------------------------------------------1

KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------2

DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------------3

BAB I PENDAHULUAN----------------------------------------------------------------------4

A. Latar Belakang-------------------------------------------------------------------------------4
B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------------------5
C. Tujuan-----------------------------------------------------------------------------------------5

BAB II PEMBAHASAN-----------------------------------------------------------------------6

A. Pengertian Diabetes Mellitus----------------------------------------------------------------6


B. Penyebab Dibetes Mellitus------------------------------------------------------------------6
C. Manifestasi Klinis----------------------------------------------------------------------------7
D. Patofisiologi ----------------------------------------------------------------------------------8
E. Pathways --------------------------------------------------------------------------------------11
F. Komplikasi ------------------------------------------------------------------------------------11
G. Asuhan Keperawatan-------------------------------------------------------------------------13
H. Diagnosa Keperawatan-----------------------------------------------------------------------14
I. Perencanaan -----------------------------------------------------------------------------------14
J. Implementasi----------------------------------------------------------------------------------16
K. Evaluasi----------------------------------------------------------------------------------------16

BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------18

A. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------18
B. Saran -------------------------------------------------------------------------------------------18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik. Hiperglikemi ini
dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, diantaranya adalah gangguan sekresi hormone
insulin, gangguan aksi atau kerja dari hormone insulin atau gangguan kedua-duanya
(Weinzimer SA,Magge S.2005)
Diabetes mellitus merupakan kondisi kadar gula darah tumbuh yang lebih tinggi dari
seharusnya akibat kekurangan insulin. Diabetes juvenile, atau disebut juga diabetes mellitus
tipe I, merupakan diabetes mellitus yang terjadi pada anak-anak akibat pancreas (organ
dalam tubuh yang menghasilkan insulin) tidak menghasilkan insulin sebagai mestinya
Diabetes melitus adalah penyakit metabolic yang bersifat kronik.Oleh karena itu, onset
diabetes mellitus yang terjadi sejak dini memberikan peran penting dalam kehidupan
penderita. Setelah melakukan pendataan pasien di seluruh Indonesia selama 2 tahun, Unit
Kelompok Kerja (UKK), Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
mendapatkan 674 data penyandang diabetes. Mellitus anak dan remaja (IKADAR),
penulusuran dari catatan medis pasien, dan juga kerja sama dengan perawat educator
National University Singapura untuk mempeer oleh data penyandang diabetes mellitus anak
Indonesia yang menjalin pengobatan di singapura. Data lain dari sebuah penelitian unit kerja
koordinasi endokrinologi anak di seluruh wilayah Indonesia pada awal maret tahun 2012
menunjukan jumlah penderita diabetes mellitus anak-anak juga usia remaja dibawah 20
tahun terdata sebanyak 731 anak. Ilmuan kesehatan anak FFKUI (Falkutas Kedokteran
Universitas Indonesia) melansir jumlah anak yang terkena diabetes mellitus cenderung naik
dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun 2011 tercatat 65 anak menderita diabetes mellitus,
naik 40% dibandingkan tahun 2009. 32 anak diantaranya terkena diabetes mellitus tipe 2.
(Pulungan,2010)
Peningkatan jumlah diabetes mellitus yang cukup signifikan di Indonesia ini perlu
mendapatkan perhataian sering dengan meningkatnya resiko anak terkena diabetes miletus.
Deteksi dini pada diabetes mellitus merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk

4
menghindari kesalahan atau keterlambatan diagnosis yang dapat mengakibatkan
kematian.Diabetes mellitus tipe I yang menyerang anak-anak sering tidak terdiagnosis oleh
dokter karena gejala awalnya yang tidak begitu jelas dan pada akhirnya sampai pada gejala
lanjut dan traumatis seperti mual, muntah, nyeri perut, sesak nafas, bahkan koma. Dengan
deteksi dini, pengobatan dapat dilakukan sesegera ungkin terhadap penyandang diabetes
mellitus sehingga dapat menurunkan resiko kecacatan dan keatian (Pulungan,2010)
Internation Society Of Pediatric and Adolescence Diabetes dan WHO merekomendasikan
klasifikasi DM berdasarkan etiologi. DM tipe I terjadi disebabkan oleh proses autoimun
maupun idiopatrik. Pada DM tipe I sekresi insulin berkurang atau terhenti.Sedangkan DM
tipe II terjadi akibat resistensi insulin.Pada DM tipe II produksi insulin dalam jumlah normal
bahkan meningkat.dM tipe II biasanya dikaitkan dengan sindrom resisten insulin linya
seperti obesitas, hyperlipidemia, kantosis nigrikans, hipertensi ataupun hiperandrogenisme
ovarium (Rustama DS, dkk 2010)

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi diabetes mellitus?
2. Apa penyebab diabetes mellitus?
3. Bagaimana manifestasi klinis pada anak dengan diabetes mellitus?
4. Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus?
5. Bagaimana pathway/pathoflow diabetes mellitus?
6. Bagaimana akibat / komplikasi diabetes mellitus?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang diabetes mellitus?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah untuk memberikan pengetahuan, dapat
memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan
diabetes mellitus.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, karena insulin atau kedua-duanya .
Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit metabolic yang berlangsung kronik progresif
dengan gejala hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan
kerja insulin, atau keduanya (Darmono)
Diabetes mellitus juvenilis adalah diabetes mellitus yang bermanifestasi sebelum umur 15
tahun. (FKUI)
B. Penyebab
Insulin Dependen Diabetes Militus (IDDM) sering terjadi pada usia sebelum 5
tahun. Juvenile diabetes (DM tipe I), gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia
(meningkatnya kadar gula darah plasma >200mg/dl).
Etiologi DM tipe I:
1. Factor genetic
Factor herediter, juga dipercya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner &
Suddart, 2002). Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu persedisposisi atau kecenderungan genetic kea rah terjadinya
diabetes tipe I. kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakam kumpulan gen yang bertanggung jawabatas antigen transpalasi dan
proses imun lainya. Resiko terjadinya DM tipe I meningkat 3 samapi 5 Kali lipat
pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4)
Diabetes mellitus juvenilis merupakan penyakit keturunan yang diturunkan ssecara
resesif, dengan kekerapan gen kira-kira 0,30 dan penetrasi umur kira-kira 70%
untuk laki-laki dan perempuan 90%.
2. Factor lingkungan
Lingkungan merupakan factor pencetus IDDM.Oleh karena itu insiden lebih tinggi

6
atau adanya infekdi virus (dari lingkungan). Virus penyebab DM adalah
rubella,mumps, da human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik
dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakans sel. Bisa juga
virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan otoimun
dalam sel beta. Virus atau mikroganisme akanmenyerang pulau-pulau Langerhans
pancreas, yang membuat kehilangnan produksi insulin
3. Factor imunologi
Respon autoimmune, dimana antibody sendiri yang menyerang sel beta pancreas.
tidak menurun dari orang tua ke anak
C. Manifestasi klinis
Pada diabetes mellitus tipe I yang kebanyakan di derita oleh anak-anak (diabetes
melitus juvenile)mempunyai gambaran lebih akut, lebih berat tergantung insulin dengan
kadar glukosa darah yang labil. Penderita biasanya penyadang diabetes tipe I menunjukan
gambaran klinis yang klasik seperti :
1. Hiperglikemia (kadar gula darah plasma > 200mg/dl)
2. Polyuria
3. Poliurinal nocturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya DM tipe I pada
anak
4. Polydipsia
5. Polyphagia
6. Penurunan berat badan, malaise atau kelelahan
7. Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urin)
8. Ketonemia dan ketonuria
Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urine terjadi akibat katabolisme
abnormal lemak sebagai sumber energy. Ini dapat mengakibatkan asidosis dan
koma
9. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-sarabitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbuhan sorbitol dari
lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak
10. Gejala-gejala lainya berupa muntah, nafas berbau aseton, nyeri atau kekakuan

7
abdomen da gangguan kesadaran (koma)

Perjalanan klinis DM tipe I


1. Fase inisial
Dimulai saat tumbuhnya gejala sampai denganditegakkan diagnosis. Fase ini
sering didahului oleh infeksi, goncangan emosi maupun trauma fisik
2. Fase penyembuhan
Fase setelah beberapa hari diberikan pengobatan.Keadaan akut ini telah teratasi
dan sudah terdapat sensitivitas jaringan terhad pinsulin.
3. Fase remisi (Honeymoon Period)
Fase ini khas pada penyandang DM tipe I. pada saat ini, kebutuhan
insulinmenurun sehingga dapat terjadi hipoglikemia bila insulintidak
disesuaikan. Bila dengan dosis insulin 0,1 IU/kg berat badan masih
menyebabkan hipoglikemia maka pemberian insulin harus diberhentikan.
Pada fase ini perlu observasi pada pemeriksaan urin reduksi secara teratur
untuk memantau keadaan penyakitnya.Fase ini berlangsung selama beberapa
minggu sampai beberapa bulan.Diperlukan penyuluhan pada penyandang DM
atau orang tua bahwa fase ini nukan berarti penyembuhan penyakitnya.
4. Fase intensifikasi
Fase ini timbul 16-18 bulan setelah diagnose ditegagkan. Pada fase ini terjadi
kekurangan insulin endogen.
D. Patofisiologi

Diabetes tipe-1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan yang menyerang
orang dengan sistem imun yang secara genetis merupakan predisposisi untuk terjadinya
suatu respon autoimun yang kuat yang menyerang antigen sel B pankreas. Faktor
ekstrinsik yang diduga mempengaruhi fungsi sel B meliputi kerusakan yang disebabkan
oleh virus, seperti virus penyakit gondok (mumps) dan virus coxsackie B4, oleh agen
kimia yang bersifat toksik, atau oleh sitotoksin perusak dan antibodi yang dirilis oleh
imunosit yang disensitisasi. Suatu kerusakan genetis yang mendasari yang berhubungan
dengan  replikasi atau fungsi sel B pankreas dapat menyebabkan predisposisi terjadinya
kegagalan sel B setelah infeksi virus. Lagipula, gen-gen HLA yang khusus diduga

8
meningkatkan kerentanan terhadap virus diabetogenik atau mungkin dikaitkan dengan
gen-gen yang merespon sistem imun tertentu yang menyebabkan terjadinya predisposisi
pada pasien sehingga terjadi respon autoimun terhadap sel-sel pulaunya (islets of
Langerhans) sendiri atau yang dikenal dengan istilah autoregresi.
Diabetes tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan
terjadinya ketosis apabila tidak diobati.Diabetes ini muncul ketika pankreas sebagai
pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin
tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Penurunan jumlah insulin menyebabkan
gangguan jalur metabolik antaranya penurunan glikolisis (pemecahan glukosa menjadi air
dan karbondioksida), peningkatan glikogenesis (pemecahan glikogen menjadi glukosa),
terjadinya glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan proses pembuatan glukosa dari
asam amino, laktat, dan gliserol yang dilakukan counterregulatory hormone (glukagon,
epinefrin, dan kortisol). Tanpa insulin, sintesis dan pengambilan protein, trigliserida ,
asam lemak, dan gliserol dalam sel akan terganggu. Seharusnya terjadi lipogenesis
namun yang terjadi adalah lipolisis yang menghasilkan badan keton.Glukosa menjadi
menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Kadar
glukosa lebih dari 180 mg/dL  ginjal tidak dapat mereabsorbsi glukosa dari glomelurus
sehingga timbul glikosuria. Glukosa menarik air dan menyebabkan osmotik diuretik dan
menyebabkan poliuria.Poliuria menyebabkan hilangnya elektrolit lewat urin, terutama
natrium, klorida, kalium, dan fosfat merangsang rasa haus dan peningkatan asupan air
(polidipsi).Sel tubuh kekurangan bahan bakar (cell starvation) pasien merasa lapar dan
peningkatan asupan makanan (polifagia).
Biasanya, diabetes tipe ini sering terjadi pada anak dan remaja tetapi kadang-
kadang juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang  non obesitas dan mereka yang
berusia lanjut ketika hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan
suatu gangguan katabolisme yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin dalam
sirkulasi, glukagon plasma meningkat dan sel-sel B pankreas gagal merespon semua
stimulus insulinogenik. Oleh karena itu, diperlukan pemberian insulin eksogen untuk
memperbaiki katabolisme, mencegah ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia dan
peningkatan kadar glukosa darah (Tandra,2007).

9
Perbedaan antara DM Tipe 1 dengan Tipe 2 adalah sebagai barikut :
DM Tipe 1 DM Tipe 2

Penderita menghasilkan sedikit insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin,


atau sama sekali tidak kadang kadarnya lebih tinggi dari
menghasilkan insulin. normal. Tetapi tubuh membentuk
kekebalan terhadap efeknya, sehingga
terjadi kekurangan insulin relatif.

Umumnya terjadi sebelum usia 30 Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa,
tahun, yaitu anak-anak dan tetapi biasanya terjadi setelah usia 30
remaja. tahun.

Para ilmuwan percaya bahwa faktor Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah
lingkungan (berupa infeksi virus obesitas dimana sekitar 80-90%
atau faktor gizi pada masa kanak- penderita mengalami obesitas. Tipe 2
kanak atau dewasa awal) merupakan suatu proses jangka panjang
menyebabkan sistem kekebalan dalam tubuh dimana pola hidup dan
menghancurkan sel penghasil pola makan yang salah membuat organ
insulin di pankreas. Untuk tubuh menjadi rusak, dan tidak mampu
terjadinya hal ini diperlukan berfungsi baik lagi.
kecenderungan genetik.

90% sel penghasil insulin (sel beta) Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung
mengalami kerusakan permanen. diturunkan secara genetik dalam
Terjadi kekurangan insulin yang keluarga.
berat dan penderita harus
mendapatkan suntikan insulin
secara teratur.

10
E. Pathways

Reaksi Autoimun

Sel pankreas hancur

Definisi insulin

Hiperglikemia Katabolisme protein meningkat Limposis meningkat

Pembatasan diet

Fleksibilitas Penurunan BB

darah merah Intake tidak adekuat

Resiko nutrisi kurang

pelepasan O2

Poliuria deficit volume cairan

hipoksia perifer

Perfusi jaringan perifer tidak efektif

Nyeri

F. Komplikasi
Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang menyerang
beberapa organ dan yang lebih rumit lagi, penyakit diabetes tidak menyerang satu alat
saja, tetapi berbagai organ secara bersamaan. Komplikasi ini dibagi menjadi dua kategori
(Schteingart).
1. Komplikasi metabolik akut yang sering terjadi :
a) Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa,

11
dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dan sebagainya.
Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah kurang dari  80 mg/dl. Hipoglikemi
sering membuat anak emosional, mudah marah, lelah, keringat dingin, pingsan,
dan kerusakan sel permanen sehingga mengganggu fungsi organ dan proses
tumbuh kembang anak. Hipoglikemik disebabkan oleh obat anti-diabetes yang
diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita terlambat makan, atau bisa
juga karena latihan fisik yang berlebihan.
b) Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlalu tinggi, dan biasanya
lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang sering timbul adalah:
 Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang
besar)
 Minum banyak, kencing banyak
 Kemudian disusul rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan
dalam, serta berbau aseton
 Sering disertai panas badan karena biasanya ada infeksi dan penderita koma
diabetik harus segara dibawa ke rumah sakit
2. Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi setelah tahun ke-
5) berupa :
a) Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati diabetik dijumpai pada
1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
b) Makroangiopati : gangren, infark miokardium, dan angina.
Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1988 ) :
 Gangguan pertumbuhan dan pubertas
 Katarak
 Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)
 Hepatomegali

G. Asuhan keperawatan

12
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Klien

Nama                                :     An. A.P

Jenis Kelamin                   :     Perempuan

Umur / Tanggal lahir        :     11 tahun / 15 agustus 2005

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. A.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan Klien : Ibu klien
2. Riwayat kesehatan
a. Alasan masuk Rumah Sakit
Klien masuk Rumah Sakit pada hari sabtu, tanggal 14 oktober 2014, pukul 16:05
dengan keluhansering kesemutan, buang air kecil saat malam hari, sering merasa
haus, mengalami rasa lapar yang berlebihan dan merasa lemah.
b. Keluhan utama
Klien sering buang air kecil saat malam hari, sering merasa haus, mengalami rasa
lapar yang berlebihan dan merasa lemas dan lemah.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Klien baru pertama kali mengalami penyakit yang seperti ini.
d. Keluhan lain yang menyertai
Selain sering buang air kecil (BAK) klien juga sering merasakan lemas, lemah,
pusing dan juga mual dan muntah.
3. Pemeriksaan fisik
KU : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
SB : 36OC

13
N : 80 x/m
R : 23 x/m
- Aktivitas/ Istirahat
Aktifitas klien saat sakit lemah, Letih, dan lesuh
- Eliminasi
Saat sakit terjadi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), dan diare
- Cairan
Saat sakit terjadi Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, haus dan penurunan
berat badan.
- Neurosensori
Pusing, sakit kepala, dan kesemutan
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dl atau lebih.
b. Aseton plasma : positif secara menyolok.
c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
d. Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 m osm/l.
H. Diagnosa keperawatan
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan diare, muntah, dan poliuria.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi
insulin/penurunan intake oral : anoreksia, mual, dan muntah
3) Defisit perawatan diri  berhubungan dengan kelemahan.
4) Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi.
I. Perencanaan
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan diare, muntah, dan poliuria.
a. Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
b. Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi
perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat
secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
c. Intervensi :

14
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas
yang dapat ditoleransi jantung
 Catat hal-hal  seperti mual dan muntah
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, peningkatan BB, nadi tidak
teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa,
pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi
insulin/penurunan intake oral : anoreksia, mual, dan muntah
a. Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
b. Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
c. Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.
3) Defisit perawatan diri  berhubungan dengan kelemahan.
a. Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan penurunan rawat diri

15
b. Kriteria hasil  :
 Kuku pendek dan bersih
 Kebutuhan dapat dioenuhi secara bertahap
 Mandi sendiri tanpa bantuan
c. Intervensi :
 Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan rawat diri
 Berikan aktivitas secara bertahap
 Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Bantu klien (memotong kuku)

4) Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi.
a. Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan
kriteria : Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
b. Intervensi :
 Pilih berbagai strategi belajar
 Diskusikan tentang rencana diet
 Diskusikan tentang faktor-faktor yang memegang peranan dalam kontrol DM

J. Implementasi
Merupakan tahap dimana rencana keperawatan dilaksanakan sesuai dengan
intervensi.Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai peningkatan
kesehatan baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi dan rujukan.

K. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus adalah :
1. Kondisi tubuh stabil, dan tanda-tanda vital normal
2. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada tanda-
16
tanda malnutrisi.
3. Rasa lemah dan lelah berkurang/Penurunan rasa lemah dan lelah
4. Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan

BAB III

17
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus merupakan penyakit terkait dengan sistem endokrinologi dan
pankreas sebagai penghasil insulin yang menjadi pusat kajian serta studi penyakit
ini.Insulin memegang peranan pokok dalam metabolisme glukosa serta alur energi tubuh
manusia.Diabetes Mellitus adalah penyakit dengan banyak gejala yang menyertai dan
memiliki faktor dalam dan faktor luar sebagai pencetusnya. Ada 2etiologi utama dari
diabetes mellitus yang menjadi dasar klasifikasi penyakitnya.Diabetes mellitus tipe 1
yang dicetuskan oleh tidak cukupnya jumlah insulin sampai tidak terbentuknya insulin
oleh pankreas ( Sel Beta Pulau Langerhans ) disebabkan oleh proses autoimunitas yang
menghancurkan sel beta pulau langerhans pankreas.

B. Saran

1. Bagi perawat
Diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati-hati
untuk mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan angka kematian pada bayi
dan anak.

2. Masyarakat
Bagi petugas kesehatan dapat menganjurkan dan menggerakkan ibu hamil maupun
ibu yang memiliki anak dibawah 5 tahun untuk rajin mengikuti posyandu bulanan yang
ada di balai desa untuk mengecek keadaan anaknya khususnya mengenai tanda-tanda dan
gejala DM Juvenil.

3. Mahasiswa
Mahasiswa perlu mengetahui dan memahami terkait kasus DM Juvenil karena
penyakit ini sering terjadi pada anak-anak sehingga ketika terjun di lapangan mahasiswa
sudah paham mengenai DM Juvenil.

DAFTAR PUSTAKA

18
Soegono S, Soewondo P, Subekti I. 2011.Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta :

Balai penerbit FKUI

Rustama DS, Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N (2010).Diabetes
Melitus. Dalam: Jose RL Batubara Bambang Tridjaja AAP Aman B. Pulungan, editor.
Buku Ajar Endokrinologi Anak, Jakarta: Sagung Seto 2010, h 124-161.

Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta


Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2010, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi
III),
EGC, Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai