Anda di halaman 1dari 28

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN

AGREGAT KASAR.
Dosen Pengampun : Arik Triarso, S.Pd., MT

Disusun Oleh :

1. Priska Krisna Santoso (20051417001)


2. Ica Nur Kumala (20051417002)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULITAS VOKASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PRODI TEKNOLOGI REAYASA BANGUNAN GEDUNG.


1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan
rahmat-nya yang telah memberikan kemudahan kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Uji Analisa Butiran Tanah Kasar”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk dapat lebih memahami tentang setiap Organisasi
yang digunakan pada setiap Proyek.

Makalah yang kami buat tentunya masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mohon
maaf jika ada kesalahan tersebut. Kami mohon saran dan masukan yang bersifat konstruktif
untuk membenarkan letak kesalahan dari makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kami.

Waalaikumsallam Wr.Wb

2
DAFTAR ISI

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR.


KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 4
1.1 Maksud dan Tujuan ............................................................................................................. 4
1.1.1 Maksud ................................................................................................................................... 4
1.1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
1.1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................................................... 4
1.1.4 Pengertian .............................................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................................................... 5
PROSEDUR PRATIKUM ................................................................................................................. 5
2.1 Peralatan ................................................................................................................................... 5
2.2 Benda Uji ................................................................................................................................. 12
2.3 Cara Pengujian......................................................................................................................... 13
2.4 CARA PERHITUNGAN ............................................................................................................... 23
Perhitungan dan Laporan .................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III.................................................................................................................................................. 27
PENUTUP ......................................................................................................................................... 27
Kesimpulan ................................................................................................................................... 27
Saran.............................................................................................................................................. 27
Daftar pustaka ................................................................................... Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk menentukan pembagian
butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.

1.1.2 Tujuan
Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase
butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan
dalam table atau grafik.

1.1.3 Ruang Lingkup


Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus
maupun agregat kasar, yang persyaratannya tercantum dalam 2.2. Hasil pengujian analisis
saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara lain:

1) penyelidikan quarry agregat;

2) perencanaan campuran clan pengendalian mum beton.

1.1.4 Pengertian
Yang dimaksud dengan :

Analisis saringan agregat adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari
satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik pembagian
butir.

4
BAB II
PROSEDUR PRATIKUM

2.1 Peralatan

Peralatan yang akan dipergunakan adalah sebagai berikut :

1) Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.

2) Satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1 mm (¾”); 12,5
mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30
(0,600 mm); No.50 (0,300 mm); No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm)

5
3) Oven, yang dilengkapi den-an pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)°C

4) Alat pemisah

6
5) Mesin pengguncang saringan

6) Ring sample

7
7) Hidrometer

8) Tabung gelas ukur

8
9) Pengaduk Mekanis dan mangkuk pengurai

10) bahan Pengurai larutan

9
11) sikat kuningan

12) Sampling Scoop

10
13) Termometer

14) Pengatur Waktu

11
2.2 Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak : benda uji disiapkan
berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali apabila butiran yang melalui saringan
No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki
pencucian.

1) agregat halus terdiri dari :

• ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram;


• ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram.

2) agregat kasar terdiri dari :

• ukuran maks. 3,5"; berat minimum 35,0 kg


• ukuran maks. 3"; berat minimum 30,0 kg
• ukuran maks. 2,5"; berat minimum 25,0 kg
• ukuran maks. 2"; berat minimum 20,0 kg
• ukuran maks. 1,5"; berat minimum 15,0 kg
• ukuran maks. I"; berat minimum 10,0 kg
• ukuran maks. 3 /4" berat minimum 5,0 kg
• ukuran maks. 1 /2"; berat minimum 2,5 kg
• ukuran maks. 3 /8"; berat minimum 1,0 kg

3) Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4.; Selanjutnya agregat halus dan agregat
kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.

12
CARA PENGUJIAN

2.3 Cara Pengujian

Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

1. Benda uji dikeringkan udara atau alat pengering dengan suhu (- 60 )°C.

2. Setelah kering benda uji yang menggumpal ditumbuk dengan alat tumbuk sampai dengan
gumpalan tanah menjadi butiran.

13
3. Susun saring dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Dan saringan
diguncang dengan mesin pengguncang selama 15 menit.

4. Ambil benda uji yang lolos saringan dengan no.10,kemudian bagi benda uji menjadi 4 bagian
dan ambil 2 bagiannya.

14
5. Keringan benda uji dalam oven selama 24 jam.

6. Dinginkan benda uji menggunakan desikator.

15
7. Campurkan benda uji yang sudah di dinginkan dengan campuran waterglass,air suling atau
natrium heksametafosfat dan air suling

8. Masukkan campuran kedalam mangkuk pengaduk dan tambahkan air sulingan sampai
setengah mangkuk

16
9. Aduk benda uji yang sudah dicampur kedalam mesin pengaduk selama 15 menit.

10. Masukkan campuran ke dalam tabung gelas ukur dan tambahan air suling hingga volume
campuran menjadi 1000 ml

17
11. Tutup rapat mulut tabung,kocok dalam arah mendatar selama 1 menit

12. Masukkan hidrometer biar kan mengapung dan lihat angka skala hidrometer pada 0,5 menit,1
menit,2 menit.

18
13.

14. Setelah pembacaan terakhir tuangkan campuran kedalam saringan no.200 cuci sampai airnya
jernih

19
15. Keringkan benda uji yang sudah dicuci dengan bersih ke dalam oven.

16. Dinginkan benda uji pada desikator

20
17.

18. Timbang benda uji yang tertahan pada setiap saringan.

21
19. Timbang benda uji pada setiap saringan menggunakan neraca.

20.

22
2.4 CARA PERHITUNGAN

PERHITUNGAN DAN PELAPORAN


Prosentase berat benda uji yang tertahan di atas ayakan :
=/ x 100%
Dimana : A = berat benda uji yang tertahan di atas saringan  mm
B = berat benda uji total
Catatan :
• Pemeriksaan Analisa ayakan dapat dilakukan hanya 1 kali percobaan
• Data hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah berat sampel tertahan di atas masing-
masing ayakan
• Laporan meliputi :
1. Prosentase lolos komulatif pada masing-masing ukuran saringan
2. Gambar grafik akumulatif
Contoh perhitungan analisis ayakan butiran tanah kasar :
1. Diketahui berat tanah = 4987,4 gram + 4989,8 gram

• Rata – rata Berat tertinggal (%)


(Berat tertinggal uji 1 + uji 2 tiap ayakan) / (Berat total uji 1 + berat total uji 2) x
100% = Berat tertinggal %
Contoh Lubang ayakan 25,4 :
= (74,6 + 96,8) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 1,717917 %
Contoh Lubang ayakan 19,0 :
= (2152 + 2708) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 48,711106 %
Contoh Lubang ayakan 12,7 :
= (2129 + 2140) / 4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 42,78756 %
Contoh Lubang ayakan 9,5 :
23
= (465 + 30,5) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 4,966323 %
Contoh Lubang ayakan 4,75 :
= (158,7 + 8,5) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 1,675821 %
Contoh Lubang ayakan 2,36 :
= (0,9 + 1,3) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,02205
Contoh Lubang ayakan 1,18 :
= (0,2 + 0,7) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,009021
Contoh Lubang ayakan 0,6 :
= (0,3 + 0,7) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,010023
Contoh Lubang ayakan 0,3 :
= (0,5 + 0,6) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,011025
Contoh Lubang ayakan 0,15 :
= (0,8 + 0,4) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,012027
Contoh Lubang ayakan 0,075 :
= (1 + 0,9) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,019043
Contoh Lubang pan / sisa :
= (4,4 + 1,4) / (4987,4 + 4989,8) x 100 %
= 0,058133
• Butir terttahan komulatif (%)
1) Ayakan 38,01 = 0,00%
2) Ayakan 25,04 = 0,00% + 1,72% = 1,72%
3) Ayakan 19,00 = 1,72% + 48,71% = 50,43%
4) Ayakan 12,7 = 50,43% + 42,79% = 93,22%
5) Ayakan 9,50 = 93,22% + 4,96% = 98,18%
6) Ayakan 4,75 = 98,18% + 1,68% = 99,86%
7) Ayakan 2,36 = 99,86% + 0,02% = 99,88%
8) Ayakan 1,18 = 99,88% + 0,01% = 99,89%
9) Ayakan 0,6 = 99,89% + 0,01% = 99,90%
10) Ayakan 0,3 = 99,90% + 0,01% = 99,91%
11) Ayakan 0,15 = 99,01% + 0,01% = 99,92%
12) Ayakan 0,075 = 99,92% + 0,02% = 99,94%
13) Pan / sisa = 99,94% + 0,06% = 100%
• Persentase lolos komulatif (%)
(100% - Persentase berat tertinggal komulatif tiap ayakan)
1) Ayakan 38,01 = 100% - 0,00% = 100%
2) Ayakan 25,04 = 100% - 1,72% = 98,28%
3) Ayakan 19,00 = 100% - 50,43% = 49,57%
4) Ayakan 12,7 = 100% - 93,22% = 6,78%
5) Ayakan 9,50 = 100% - 98,18% = 1,82%
6) Ayakan 4,75 = 100% - 99,86% = 0,14%
24
7) Ayakan 2,36 = 100% - 99,88% = 0,12%
8) Ayakan 1,18 = 100% - 99,89% = 0,11%
9) Ayakan 0,6 = 100% - 99,90% = 0,1%
10) Ayakan 0,3 = 100% - 99,91% = 0,09%
11) Ayakan 0,15 = 100% - 99,92% = 0,08%
12) Ayakan 0,075 = 100% - 99,94% = 0,06%
13) Pan / Sisa = 100% - 100% = 0,00%

• Modulus Halus Butiran (MHB)


(Sigma berat tertinggal komulatif / 100%)
= 1042,85% / 100%
= 10,43
• Grafik Gradasi Kerikil atau Koral

Berikut ini merupakan grafik dari gradasi agregat kasar yang telah kita uji dan kita
sandingkan dengan batas atas dan batas bawah berdasarkan SNI 03 2834 2000 untuk butiran
maksimal 10 mm. Dari sini dapat kita pahami bahwa tidak ada satupun dari gradasi agregat
yang kita uji masuk dalam batas atas dan batas bawah yang ditentukan oleh sni.

Berikut ini merupakan grafik dari gradasi agregat kasar yang telah kita uji dan kita
sandingkan dengan batas atas dan batas bawah berdasarkan SNI 03 2834 2000 untuk butiran
maksimal 20 mm. Dari sini dapat kita pahami bahwa tidak ada satupun dari gradasi agregat
yang kita uji masuk dalam batas atas dan batas bawah yang ditentukan oleh sni.

25
Berikut ini merupakan grafik dari gradasi agregat kasar yang telah kita uji dan kita
sandingkan dengan batas atas dan batas bawah berdasarkan SNI 03 2834 2000 untuk butiran
maksimal 40 mm. Dari sini dapat kita pahami bahwa terdapat 3 gradasi agregat kasar yang
lolos ayakan pada batas gradasi kerikil atau koral ukuran maksimum 40 mm. Yaitu diameter
38,1 mm ; 19,0 mm ; dan 4,8 mm.

26
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil setelah dilakukan percobaan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
- Sieve analisis adalah suatu percobaan menyaring conto tanah melalui suatu set
ayakan, dimana lubang-lubang tersebut ayakan makin kuat secara berurutan ke
bawah.
- Ukuran partikel tanah ditentukan tergantung dari diameter partikel tanah yang
membentuk dari masa tanah tersebut.
- Tanah yang telah diuji memiliki zona gradasi yang berbeda-beda dalam setiap
pengujian:
▪ Batas gradasi kerikil atau koral ukuran maksimum 10 mm
Tidak ada satupun dari gradasi agregat yang di uji masuk ke dalam batas atas dan
batas bawah yang ditentukan oleh SNI 03 – 2834 - 2000
▪ Batas gradasi kerikil atau koral ukuran maksimum 20 mm
Tidak ada satupun dari gradasi agregat yang di uji masuk ke dalam batas atas dan
batas bawah yang ditentukan oleh SNI 03 – 2834 – 2000
▪ Batas gradasi kerikil atau koral ukuran maksimum 40 mm
Terdapat 3 gradasi agregat kasar yang lolos ayakan pada batas gradasi kerikil atau
koral ukuran maksimum 40 mm. Yaitu diameter 38,1 mm ; 19,0 mm ; dan 4,8
mm.

Saran
Untuk kedepan agar pada percobaan sieve analisis dilakukan lebih teliti dari lebih hati-hati
lagi karena sedikit hilang berat tanah maka akan sangat berpengaruh pada nilai koefisien
keseragaman dan koefisien gradasi kemudian agar alat-alat pada laboratorium mekanika tanah
dijaga dan dirawat serta diperbanyak. Serta mencoba lebih banyak lagi benda uji agar dapat
masuk dalam batas atas dan batas bawah gradasi kerikil atau koral ukuran maksimum 10 mm,
20 mm, dan 40 mm.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-03-2834-2000.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-03-1968-1990.pdf

https://www.youtube.com/watch?v=naz-7YRh07o

https://www.youtube.com/watch?v=5NnI8U6dqE4

https://www.youtube.com/watch?v=jFsua12e5B8

28

Anda mungkin juga menyukai