Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada Karyawan PT Karya Indah Buana Surabaya)

Rodiathul Kusuma Wardani


M. Djudi Mukzam
Yuniadi Mayowan
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: rodiathulkw@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to explain the influence of variables Principle of Familiarity and Principle of Integrity as a
variable of Organizational Culture on Employee Performance simultaneously and partially. This research
used explanatory research with a quantitative approach. The research sample is saturated samples which 56
employees of the administration of PT Buana Karya Indah Surabaya. Analyses of the data used are descriptive
analysis and inferential statistical analysis. Results of the simultaneous study note that the Principle of
Familiarity and Principles of Integrity significant effect on Employee Performance. Sig.F values obtained at
0,000. The results show the Principle of Familiarity partial significantly influence Employee Performance
with sig.t value of 3.235. The result of research partially known that the Principle of Integrity significant effect
on Employee Performance with sig.t value of 4.989. Based on the Principle of Integrity of the results showed
the dominant influence on Employee Performance.

Keywords: Organizational Culture, Principle of Familiarity, Principle of Integrity, Performance


Employees.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel Asas Keakraban dan Asas Integritas
sebagai variabel dari Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan secara simultan dan parsial. Penelitian
ini menggunakan metode explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian yang
digunakan adalah sampel jenuh yakni 56 karyawan bagian administrasi PT Karya Indah Buana Surabaya.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian secara
simultan diketahui bahwa Asas Keakraban dan Asas Integritas berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Karyawan. Nilai sig.F yang diperoleh sebesar 0,000. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan Asas
Keakraban berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan dengan nilai sig.t sebesar 3,235. Hasil
penelitian secara parsial diketahui bahwa Asas Integritas berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
dengan nilai sig.t sebesar 4,989. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Asas Integritas berpengaruh secara
dominan terhadap Kinerja Karyawan.

Kata Kunci: Budaya Organisasi, Asas Keakraban, Asas Integritas, Kinerja Karyawan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 58


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN menciptakan susasana keakraban guna mendukung
keberhasilan perusahaan secara psikologis.
Perkembangan organisasi diera globalisasi yang
Adanya manajemen pada perusahaan harus
semakin pesat membuat persaingan dalam suatu
dengan jujur dan mampu membangun rasa
organisasi pun semakin ketat. Sumber daya
kepercayaan dalam perusahaannya yang
manusia memiliki peran penting dalam persaingan
merupakan cerminan sikap Integritas. Integritas
bisnis saat ini. Dikatakan bahwa perusahaan
menciptakan keyakinan dan kepercayaan yang
dengan sumber daya manusia yang baik akan dapat
akan mendukung pencapaian kerja pada
bersaing dengan perusahaan lainnya. Hal ini
perusahaan tanpa tekanan dan paksaan.
membuktikan bahwa kualitas sumber daya manusia
Kinerja dalam perusahaan modern saat ini perlu
juga menentukan kualitas dan masa depan
mendapatkan perhatian dalam mengelolanya.
perusahaan tersebut.
Apabila kinerja karyawan dalam suatu perusahaan
Reynecke (1997) dalam Liliweri (2014:276)
tidak ditata dengan baik maka akan dapat menjadi
menjelaskan kebudayaan sebagai deposit
salah satu penghambat aktivitas perusahaan dalam
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai,
mencapai tujuannya. Penataan kinerja ini tentunya
sikap, makna, hierarki, agama, catatan tentang
juga memerlukan penyesuaian kondisi atau
waktu, peranan, relasi tertentu, konsep universe,
keadaan perusahaan agar sanggup bersaing dengan
objek material, dan pemikiran yang diakui oleh
perusahaan lain dalam era globalisasi saat ini.
suatu kelompok manusia yang kemudian
Dunia bisnis bidang jasa saat ini semakin
diwariskan dari suatu generasi ke generasi lainnya.
banyak dan juga menjadi salah satu kebutuhan bagi
Budaya akan menunjukkan aturan main yang
banyak masyarakat, baik domestik atau pun
berlaku dalam suatu kelompok atau organisasi.
mancanegara. Perusahaan jasa erat kaitannya
Budaya organisasi memungkinkan adanya
dengan penilaian kinerja yang dicapainya dalam
perubahan dikarenakan adanya penyesuaian
memenuhi target. Salah satunya adalah PT Karya
dengan keadaan terhadap aturan main yang
Indah Buana Surabaya yang memiliki wilayah
berlaku. Aturan main tersebut terbentuk secara
bisnis tersebar pada Pulau Jawa dan Bali.
berbeda-beda yang kemudian bila dirasa memiliki
Persebaran wilayah bisnis PT Karya Indah Buana
kecocokan untuk dijalankan maka akan diwariskan
tersebut membuat perusahaan memiliki kerumitan
pada generasi selanjutnya.
tersendiri dalam melakukan kontrol kinerja
Suatu organisasi dirasa perlu memperhitungkan
karyawannya yang berada diberbagai wilayah
budaya organisasi yang kuat dan sejalan dengan
tersebut sesuai dengan budaya organisasinya.
beberapa batasan-batasan yang berlaku. Selama
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
memiliki budaya organisasi yang kuat, berdampak
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
baik dan dapat diterapkan dengan baik oleh
karyawan (Studi pada Karyawan PT Karya Indah
anggota organisasi tersebut maka dapat
Buana Surabaya).
memperlancar aktivitas organisasi. Budaya
organisasi yang kuat tidak serta merta akan berjalan
dengan mudah, sehingga perlu ada penyesuaian KAJIAN PUSTAKA
didalamnya. Budaya Organisasi
Organisasi dengan budaya yang kuat akan Didefinisikan oleh Schein (1985) dalam Riani
mempengaruhi perilaku dan efektifitas kinerja (2011:6) budaya organisasi sebagai suatu pola dari
karyawan. Kinerja karyawan akan berjalan sesuai asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan,
dengan budaya yang dianutnya dalam organisasi atau dikembangan oleh suatu kelompok tertentu
tersebut. Selain itu, penerapan budaya dalam suatu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi
perusahaan juga akan membentuk karakter atau menanggulangi masalah-masalahnya yang
karyawannya dengan sendirinya dalam timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi
menjalankan tugasnya dan mencapai tujuan dari internal yang sudah berjalan dengan cukup baik,
perusahaan. sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota
Menciptakan keakraban pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
organisasi juga menjadi salah satu faktor memikirkan dan merasakan berkenaan dengan
pendukung keberhasilan kinerja yang baik. masalah-masalah tersebut. Budaya organisasi
Keakraban tersebut tumbuh dari adanya rasa dibentuk sendiri oleh suatu kelompok organisasi
nyaman pada individu ataupun kelompok pada untuk bergerak dalam mengatasi tantangangan-
anggota organisasi. Maka perusahaan perlu tantangan dimasa depan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 59


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Asas Keakraban perusahaan yang budayanya lemah. Perusahaan
Keakraban memungkinkan terjadi interaksi satu dengan budaya kuat juga akan menggunakan
sama lain untuk bertukar pendapat dan berdiskusi usaha-usaha perekrutan dan praktek sosialisasi
dengan suasana keakraban yang menyenangkan. mereka untuk membina komitmen karyawan. Dan
Dijelaskan oleh Tika (2012:51), salah satu cara semakin banyak bukti yang mengemukakan bahwa
mempererat keakraban dalam organisasi adalah budaya kuat berkaitan dengan kinerja organisasi
dengan membentuk kerjasama (teamwork) untuk yang tinggi.
melaksanakan tugas-tugas tertentu. Sedangkan
kemampuan kerjasama tim dan individu pun Hipotesis
terpangaruh pula oleh suasana keakraban yang
tercipta pada lingkungan kerja tersebut. Asas Keakraban (X1)
Kinerja Karyawan (Y)
Asas Integritas Asas Integritas (X2)
Kepercayaan dan keyakinan itu sendiri timbul
dari tindakan atasan yang memiliki intergritas,
seperti jujur, bertanggung jawab, konsisten, adil
dan mampu (Sutrisno, 2013:19). Organisasi Gambar 1. Model Hipotesis
berintegritas akan memperoleh kepercayaan.
Integritas juga memunculkan sinergi dengan Gambar 1 menunjukkan hipotesis dalam
eksternal dan internal perusahaan modern di era penelitian sebagai berikut:
globalisasi saat ini. H1: Diduga terdapat pengaruh simultan signifikan
yang dari variabel asas keakraban (X1) dan asas
Kinerja Karyawan integritas (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)
Kinerja karyawan menjadikan salah satu tolak H2: Diduga terhadap pengaruh parsial yang
ukur penilaian suatu organisasi. Bagaimana signifikan dari variabel asas keakraban (X1) dan
melakukan segala sesuatu yang berhubungan asas integritas (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).
dengan suatu pekerjaan, jabatan atau peranan H3: Diduga Asas Integritas (X2) merupakan
dalam organisasi merupakan bentuk kinerja variabel yang paling berpengaruh (dominan)
karyawan yang dapat terlihat langsung. Banyak terhadap Kinerja Karyawan (Y)
faktor-faktor yang juga memiliki peran dalam
mempengaruhi kinerja. Definisi kinerja karyawan METODE PENELITIAN
menurut Kusriyanto (1991) dalam Mangkunegara Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
(2012:9) adalah perbandingan hasil yang dicapai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu karyawan. Maka jenis penelitian yang digunakan
(lazimnya per jam). adalah penelitian penjelasan (explanatory
research) dengan pendekatan kuantitatif,
Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan
Karyawan menyebarkan kuesioner dan dokumentasi.
Adanya hubungan antara budaya organisasi Sampel penelitian yakni seluruh karyawan
dengan kinerja karyawan atau anggota organisasi bagian administrasi PT Karya Indah Buana
dapat tercermin dalam perilaku organisasi tersebut. Surabaya berjumlah 56 karyawan, jumlah tersebut
Saat karyawan meniru perilaku yang sesusai sesuai dengan jumlah populasinya. Karena jumlah
dengan budaya organisasinya maka akan ada sampel kurang dari 100 karyawan maka
kepuasan tersendiri dan bahkan ada imbalan secara menggunakan sampel jenuh. Hal ini sesuai dengan
langsung atau tidak langsung. Budaya organisasi pendapat dari Arikunto (2010:134) yang
menjadi suatu pedoman perilaku bagi anggotanya menyatakan apabila populasi penelitian berjumlah
yang secara tidak sadar diterapkan dalam kurang dari 100 maka sampel yang digunakan
menjalankan kegiatannya. adalah seluruhnya.
Pentingnya budaya organisasi dalam Rumus korelasi Pearson Product Moment
hubungannya dengan kinerja karyawan dikuatkan digunakan untuk menghitung Uji Validitas,
oleh pernyataan Robbins (2004:60) bawasanya sedangkan Uji reliabilitas dihitung dengan
dalam kenyataannya, salah satu kajian budaya menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik
organisasi mengemukakan bahwa para karyawan analisis data dalam penelitian ini menggunakan
diperusahaan yang budayanya kuat lebih komitmen analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial.
pada perusahaan mereka daripada karyawan di
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 60
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
grand mean masing-masing variabel bebas dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN variabel terikat.
Hasil Penelitian
Analisis Statistik Inferensial
Analisis Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif diketahui total Uji Asumsi Klasik
responden sebanyak 56 responden. Berdasarkan Uji Multikolinieritas
Nilai hasil uji multikolinieritas harus memiliki
jenis kelamin dominan pada jenis kelamin
nilai toleransi (tolerance) < 0,8. Atau
perempuan sebanyak 30 responden sedangkan laki-
membandingkan nilai VIF (Variance Inflation
laki sebanyak 26 responden. Berdasarkan usia
Faktor) dengan angka 10. Jika nilai VIF ≥ 10 maka
responden terbanyak berada pada rentang 20-30
terjadi multikolinearitas. Kedua kriteria tersebut
tahun, dengan tingkat pendidikan terbanyak pada
dijadikan tolak ukur untuk uji multikolinieritas
tingkat SMA/SMK. Responden berada pada masa
dalam penelitian ini. Berikut pemaparan lebih
kerja < 1 – ≥ 4 tahun.
lanjut mengenai hasil perhitungan uji
Tabel 1. Nilai Mean Variabel multikorelitas yang disajikan didalam tabel 2.
Nilai Mean
No. Variabel Item
Item
Grand Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
Mean
a
Kepercayaan antar karyawan dalam lingkungan kerja 3.80
Coefficients
Kenyaman dalam melaksanakan tugas 3.91
Collinearity Statistics
Berinteraksi secara baik antar individu dan lingkungan kerja 4.16 Model
1
Asas
Keakraban
3.89 Tolerance VIF
Sikap rela berkorban antar individu 3.84

Menciptakan ide-ide kreativitas 3.77


(Constant)
Mampu memaksimalkan bakat dan kemampuan 3.88
1 X1 0.584 1.713
Memiliki kepercayaan kepada pemimpin maupun rekan kerja 4.16 X2 0.584 1.713
Mampu bekerja secara jujur dalam menjalankan tugas 4.14 a. Dependent Variable: Y
Timbulnya keyakinan terhadap kemampuan atasan dan rekan
3.93
Asas kerja dalam menyelesaikan tugas
2 4.10
Integritas
Adanya konsistensi dalam menyelesaikan tugas 4.05
Uji Heteroskedastisitas
Mampu bertanggungjawab atas tugas yang dikerjakan 4.45
Bertindak adil dalam segala yang bersangkutan dengan tugas
3.86
kerja
Menghasilkan jumlah pekerjaan sesuai standar pekerjaan 3.86

Mampu mengerjakan beberapa unit pekerjaan 3.61


Memiliki persyaratan kualitas tertentu untuk menghasilkan
3.80
pekerjaan
Mampu meminimalisir jumlah kesalahan 3.71

Penyelesaian tugas sesuai dengan ketepatan tugas 3.84


Kinerja
3 Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu 3.41 3.82
Karyawan
Tepat waktu dalam memulai pekerjaan 4.02
Mampu memaksimalkan kehadiran selama periode waktu
3.98
tertentu
Memaksimalkan keberadaan dan keahlian ketika dibutuhkan 3.88

Mampu bekerjasama dengan karyawan lain 4.00

Berkontribusi membantu pekerjaan karyawan lain 3.95 Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa item Hasil uji heteroskodastisitas pada penelitian ini
berinteraksi secara baik antar individu dan menggunakan metode grafik. Pada Gambar 2 hasil
lingkungan kerja mendapat nilai mean teringgi uji heteroskedastisitas, grafik Scatter tidak
sebesar 4,16 dari variabel Asas keakraban. Item membentuk pola tertentu dan juga terlihat
mampu bertanggung jawab atas tugas yang menyebar tidak beraturan diatas dan dibawah nilai
dikerjakan mendapatkan nilai mean sebesar 4,45 0 pada sumbu Y. Hal tersebut dapat menyimpulkan
dari variabel Asas Integritas. Item tepat waktu bahwa tidak terjadi hubungan heteroskedastisitas
dalam memulai pekerjaan mendapatkan nilai mean atau dengan kata lain H0 diterima.
sebesar 4,02 dari variabel Kinerja Karyawan
karyawan. Uji Normalitas
Tabel 1 menunjukkan hasil dari perhitungan Pengujian normalitas dilakukan dengan
rata-rata atau mean dari masing-masing item dan menggunakan pengujian analisis grafik P-P Plot.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 61
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hasil pengujian yang dilakukan kemudian Uji Linieritas
terlihat dalam bentuk grafik gambar. Grafik normal Standart pengukuran yang digunakan uji
probability plot menyebar disekitar garis diagonal linieritas penelitian ini adalah dengan melihat nilai
serta mengikuti arah garis diagonal. Kedua gambar signifikansi harus lebih besar dari 0,05. Kriteria
hasil uji normalitas penelitian ini dapat dikatakan dalam mengambil keputusan dengan Normal P-P
memenuhi syarat uji asumsi klasik pada uji Plot sebagai berikut :
normalitas yang dilakukan. Penyajian hasil uji (a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal
normalitas penelitian terlihat pada gambar 3. dan mengikuti arah diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
atau tidak mengikuti arah diagonal, maka
model regresi relah memenuhi asumsi
normalitas. (Priyatno, 2009:59)
Adapun hasil uji linieritas penelitian ini terdapat
pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
X1 * Y Between (Combined) 336.849 17 19.815 4.377 0
Groups Linearity 243.22 1 243.22 53.732 0
Deviation from
93.628 16 5.852 1.293 0.251
Linearity
Within Groups 172.008 38 4.527
Total 508.857 55
ANOVA Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
X2 * Y Between (Combined) 341.362 17 20.08 4.824 0
Groups Linearity 287.065 1 287.065 68.957 0
Deviation from
54.297 16 3.394 0.815 0.661
Linearity
Within Groups 158.192 38 4.163
Total 499.554 55
Kedua nilai signifikansi (0,251 > 0,05 dan 0,661
> 0,05) menjelaskan terdapat hubungan linier
secara signifikan antara variabel Asas Keakraban
(X1) dan Asas Integritas (X2) dengan variabel
Kinerja Karyawan (Y).
Gambar 3. Hasil Uji Normalitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Autokorelasi Mengetahui pengaruh variabel bebas (Asas
Ketentuan yang digunakan adalah dW berada Keakraban (X1) dan Asas Integritas (X2)) terhadap
antara dU dan dL (dU < dW < dL) dengan melihat variabel terikat Kinerja Karyawan (Y) digunakan
nilai Durbin Watson. Berdasarkan pemaparan tabel analisis regresi linier berganda yang diolah dengan
3 maka diketahui bahwa nilai dari dU < dW < dL SPSS for Windows. Tabel 5 menyajikan
adalah 1,601 < 2,055 < 2,399. Nilai tersebut rekapitulasi hasil regresi Linier Berganda.
memenuhi ketentuan perhitungan uji autikorelasi
dan menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Hasil
uji Autokorelasi pada tabel 3. Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Regresi Linier Berganda
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi Coefficients a
b Unstandardized Standardized
Model Summary Model t Sig.
B Std. Beta (β)
Adjusted R Std. Error of the Durbin- (Constant) 4.596 3.845 1.195 0.237
Model R R Square 1 X1
Square Estimate Watson 0.608 0.188 0.347 3.235 0.002
a
X2 0.946 0.190 0.534 4.989 0.000
1 .803 0.645 0.631 3.238 2.055
R : 0,803 F hitung : 48,104
a. Predictors: (Constant), X2, X1
R square (R2 ) : 0,645 Probabilitas F hitung : 0,000
2
Adjusted R : 0,631 t tabel : 1,195
b. Dependent Variable: Y

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 62


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan tabel 5, diperoleh persamaan bahwa budaya organisasi mungkin akan menjadi
regresi sebagai berikut : suatu faktor yang bahkan lebih penting dalam
Y = 4.596 + 0.608 X1 + 0.946 X2 + e menentukan keberhasilan atau kegagalan
Tabel 5 menunjukkan nilai koefisien korelasi perusahaan dalam dasawarsa yang akan datang.
(R) sebesar 0,803 menunjukkan hubungan yang Pernyataan tersebut menguatkan kontribusi budaya
sangat kuat. Sedangkan hasil R2 sebesar 0,645 yang organisasi terhadap kinerja karyawan.
artinya 64,5% variabel Kinerja Karyawan Kesimpulannya adalah dengan mendukung
dipengaruhi oleh variabel bebas, yakni Asas komponen asas keakraban dan asas integritas yang
Keakraban (X1) dan Asas Integritas (X2) dalam menjadi cerminan budaya perusahaan dalam
penelitian ini. penelitian kali ini dapat meningkatkan kinerja
karyawan dalam perusahaan. Memupuk asas
Uji Hipotesis keakraban dan asas integritas akan menumbuhkan
a) Uji t antara X1 (Asas Keakraban) dengan Y kinerja karyawan yang mampu mencapai tujuan-
(Kinerja Karyawan) menunjukkan nilai sig t tujuan perusahaan dengan baik. Hal tersebut akan
(0,002) < α = 0,05 maka pengaruh Asas membawa kemajuan dan keberhasilan perusahaan.
Keakraban (X1) terhadap Kinerja Karyawan Sebaliknya bila asas keakraban dan asas integritas
(Y) adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak tidak ditanamkan dengan baik kepada karyawan
sehingga dapat disimpulkan bahwa Kinerja maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi
Karyawan (Y) dapat mempengaruhi secara faktor kegagalan perusahaan dalam menjalankan
signifikan oleh Asas Keakraban (X1). kegiatannya.
b) Uji t antara X2 (Asas Integritas) dengan Y
(Kinerja Karyawan) menunjukkan nilai sig t Pengaruh Variabel Asas Keakraban (X1) Dan
(0,000) < α =0,05 maka pengaruh Asas Asas Integritas (X2) Terhadap Kinerja
Integritas (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) Karyawan (Y) Secara Parsial
adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini Hasil uji t antara variabel Asas Keakraban
berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan dengan Kinerja Karyawan menunjukkan
bahwa Kinerja Karyawan (Y) dapat siginifikan t sebesar 3,235 dengan probabilitas
dipengaruhi secara signifikan oleh Asas (0,002) < α = 0,05. Nilai sig.t adalah sebesar 4,989
Integritas (X2). dengan probabilitas (0,000) < α = 0,05. Hasil
c) Nilai sig F (0,000) < α = 0,05 diketahui bahwa tersebut memenuhi ketentuan uji pengaruh variabel
pengaruh dari variabel bebas Asas Keakraban secara parsial.
(X1) dan Asas Integritas (X2) terhadap variabel Hasil perhitungan dalam penelitian ini
terikat Kinerja Karyawan (Y) secara bersama- mendapatkan Nilai probabilitas < α = 0,05 maka
sama adalah siginifikan. H0 ditolak. Artinya bahwa variabel bebas
berpengaruh secara parsial terhadap variabel
Pembahasan Hasil Penelitian terikat. Maka dari penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel Asas Keakraban (X1) dan Asas
Pengaruh Variabel Asas Keakraban (X1) Dan
Integritas (X2) sebagai variabel bebas secara parsial
Asas Integritas (X2) Terhadap Kinerja
berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Y) Secara Simultan
Karyawan (Y) sebagai variabel terikat pada
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
karyawan bagian administrasi PT Karya Indah
variabel Asas Keakraban (X1) dan Asas Integritas
Buana Surabaya.
(X2) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)
pada PT Karya Indah Buana. Hal tersebut Variabel Asas Integritas (X2) Berpengaruh
ditunjukkan oleh nilai sig.F sebesar 0,000 < 0,05 Dominan Terhadap Variabel Kinerja
sehingga H0 ditolak, maka hipotesis pertama dalam Karyawan (Y)
Menurut hasil analisis regresi parsial dapat
penelitian ini dapat diterima. Maka dengan
diketahui bahwa variabel Asas Integritas (X2)
demikian dari variabel terdapat pengaruh yang
memiliki perngaruh dominan terhadap Kinerja
signifikan antara asas keakraban dan asas integritas
Karyawan (Y). Hal tersebut terlihat pada tabel 5
secara simultan terhadap kinerja karyawan PT
Karya Indah Buana. yang menunjukkan bahwa variabel Asas Integritas
(X2) memiliki nilai terbesar dengan koefisien β
Asas Keakraban dan Asas Integritas merupakan
sebesar 0,534 dan t hitung 4,989. Nilai tersebut
komponen dari budaya organisasi. Kotter dan
lebih besar dibandingkan dengan nilai variabel
Haskett (1992) dalam Tika (2012:140) menyatakan
Asas Keakraban (X1).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 63
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Variabel Asas Keakraban (X1) sendiri hanya Kinerja Karyawan (Y) terbukti kebenarannya
bernilai koefisien β sebesar 0,347 dan t hitung sehingga dapat diterima.
3,235. Nilai ini tidak lebih besar dari nilai variabel 3. Hasil dari uji t juga mendapatkan kesimpulan
Asas Integritas (X2). Maka dengan begitu variabel bahwa variabel Asas Integritas (X2)
Asas Keakraban (X1) tidak lebih dominan dari merupakan variabel yang paling berpengaruh
variabel Asas Integritas (X2). (dominan) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Kriteria-kriteria variabel Asas Integritas dalam penelitian ini. Pernyataan dominan ini
tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi dibandingkan dengan variabel Asas
karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik Keakraban (X1) terhadap Kinerja Karyawan
kepada perusahaan. Hal ini tidak mengartikan (Y). Hal ini dikarenakan memiliki nilai thitung
bahwa variabel asas keakraban (X1) tidak memiliki dan koefisien beta paling besar, yakni 3,235
pengaruh. Dalam hal ini variabel X1 memiliki dan 0,347 pada variabel X2. Berdasarkan hasil
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, akan tersebut hipotesis ketiga dalam penelitian ini
tetapi pengaruhnya lebih kecil bila dibandingkan diterima karena dapat dibuktikan
dengan variabel X2. kebenarannya.
4. Hasil analisis koefisien determinasi (R2)
KESIMPULAN DAN SARAN variabel Asas Keakraban dan Asas Integritas
menunjukkan adanya pengaruh terhadap
Kesimpulan
Kinerja Karyawan sebesar 64,5%. Sedangkan
Hasil analisis dan penelitian yang dilakukan
sisanya sebesar 35,5%, variabel Kinerja
penliti mengenai pengaruh Budaya Organisasi (X)
Karyawan dipengaruhi oleh variabel-variabel
terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada karyawan
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
bagian administrasi PT Karya Indah Buana
Surabaya, maka diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut : Saran
Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat
1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) dari
memberikan kontribusi yang positif bagi
variabel bebas penelitian ini yakni Asas
perusahaan maupun bagi penelitian selanjutnya.
Keakraban (X1) dan Asas Integritas (X2)
Berikut ini saran penelitian yang dapat
terhadap Kinerja Karyawan (Y) berdasarkan
direalisasikan oleh perusahaan maupun oleh
hasil uji F. Besaran nilai signifikan hasil
penelitian selanjutnya :
analisis regresi linier berganda adalah 0,000
1. Bagi PT Karya Indah Buana Surabaya
yang berarti memiliki nilai lebih kecil dari
Mengadakan pelatihan koordinasi kerja dalam
0,05. Maka model regresi penelitian ini adalah
perusahaan dengan cara mengadakan pelatihan
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut
karyawan pada periode waktu tertentu. Hal ini
diperoleh kesimpulan bahwa pengujian
mengingat masih adanya kelemahan pada poin
terhadap hipotesis penelitian yang menyatakan
professional sebagai budaya organisasi yang
adanya pengaruh secara simultan variabel
diterapkan. Cara ini bertujuan untuk melatih
Asas Keakraban (X1) dan variabel Asas
dan memberi pemahaman kepada karyawan
Integritas (X2) terhadap variabel Kinerja
mengenai koordinasi kerja yang baik dan tetap
Karyawan (Y) dapat diterima karena terbukti
sesuai dengan budaya organisasi yang
kebenarannya.
diterapkan pada PT Karya Indah Buana
2. Pengaruh secara parsial dilakukan berdasarkan
Surabaya. Dengan begitu kinerja karyawan
hasil uji t dari variabel Asas Keakraban (X1)
akan berjalan dengan efektif dan efisien
dan Asas Integritas (X2) terhadap Kinerja
namun tidak melupakan budaya organisasi
Karyawan (Y). Penelitian yang telah
dalam melayani konsumennya.
dilakukan membuktikan bahwa terdapat
2. Bagi penelitian selanjutnya
pengaruh yang signifikan secara parsial. Hal
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan
ini terlihat dari nilai signifikan kedua variabel
dalam penelitian ini. Peneliti juga memahami
bebas tersebut, yaitu X1 sebesar 0,002 < 0,05
bahwa budaya organisasi tidak hanya
dan X2 sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil
mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan.
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengujian
hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh Melainkan masih banyak hal-hal yang mampu
dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya
secara parsial variabel Asas Keakraban (X1)
organisasi. Mengingat bahwa fungsi budaya
dan variabel Asas Integritas (X2) terhadap
organisasi yakni antara lain sebagai pembeda,
sebagai identitas, menumbuhkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 64
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
komitmen/loyalitas serta sebagai kemantapan
sistem sosial. Hal ini membuat peneliti
mengharapkan pengembangan penelitian
mengenai faktor-faktor tersebut sehingga
penelitian tentang budaya organisasi dapat
semakin mengikuti perkembangan jaman.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Jakarta : Rineka Cipta
Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi
Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Mangkunegara, A.P. 2012. Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung : Refika Aditama
Priyatno, Duwi. 2009. SPSS untuk analisis
Korelasi, Regresi, dan Multivariate.
Yogayakarta : Penerbit Gava Media
Riani, Asri Laksmi. 2011. Budaya Organisasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Robbins, Stephen P. 2004. Manajemen. Jakarta :
Indeks
Sutrisno, Edi. 2013. Budaya Organisasi. Jakarta:
Kencana
Tika, Moh. Pabundu. 2012. Budaya Organisasi
dan Peningkatan Kinerja Karyawan. Jakarta:
Bumi Aksara

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 31 No. 1 Februari 2016| 65


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai