Bab 1
Bab 1
Spirit atau semangat nasionalisme ini yang kemudian dianggap sebagai warna dan roh di
dalam penandaan dan identifikasi sastra Indonesia, di samping aspek bahasa yang digunakan
sebagai mediumnya.
BAB II
Sastra Indonesia merupakan Sastra yang ditulis menggunakan bahasa nasional bahasa
Indonesia. Dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, tetapi Sastra
Indonesia bukanlah kalanjutan dari sastra Melayu.
BAB III
SASTRA MELAYU RENDAH, PERANAKAN TIONGHOA,
PENGARANG LIAR DAN BALAI PUSTAKA
D. PENGARANG LIAR
Dapat disebut sebagai bacaan liar, karena sifat- sifat dan isi karangan dianggap
menghasut rakyat untuk memberontak. Dan para penulisnya disebut Pengarang Liar.
Roman- roman yang berbahasa Melayu tapi tidak menghasut, lebih dikenal sebagai
hiburan banyak ditulis dan diterbitkan penulis peranakan Cina dengan menggunakan
bahasa Melayu Cina/ pasar/ rendah. Dan juga terdapat penulis Indonesia, G. Francis
menulis Nyai Dasima (1896).
B. KARYA TERJEMAHAN
Menurut catatan dari Jedamski (2009: 173), terjemahan teks Eropa ke dalam bahasa
pribumi atau bahasa Melayu berhubungan dengan kepentingan kolonial dan misi
Kristen. Masa awal dari proses terjemahan teks eropa ini tidak terorganisasi secara
kelembagaan. Meskipun demikian, karya Barat yang diterjemahkan untuk pementasa
drama juga cukup beragam, seperti karya dari William Shakespeare [1881] dan karya
dari Victor Ido [Sumarjo, 1992, 91, 112].