Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu: Dra. Nurussa`adah, M. Si.

Disusun oleh :

1. Arvando Surya G (5301420053)


2. Dwi Hari Astuti (1201420049)
3. Melyawan Sugiarto (5201420075)
4. Vinalisania (4001420012)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Hakikat Perkembangan”. Makalah ini disusun guna pemenuhan tugas dari
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dra. Nurussa`adah, M. Si. selaku


Dosen pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dalam penyusunan
makalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari dari penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan


baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah dan semoga ke depannya kami dapat membuat makalah
dengan lebih baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Kudus, 21 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karateristik pribadinya kearah yang
positif, baik bagi diri maupun lingkungannya. Proses pendidikan agaknya tidak luput dari
beberapa aktivitas salah satunya adalah belajar.

Hakikat belajar perlu dipelajari secara mendalam untuk mengetahui batasan-batasan


istilah tersebut. Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui
latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengetahui hakikat belajar komponen-komponen yang
berada didalamnya seperti ciri-ciri belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prinsip-
prinsip belajar menjadi penting untuk dikaji.

b) Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hakikat belajar?
2. Apa saja ciri-ciri belajar?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi belajar ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam belajar?
c) Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian hakikat belajar.
2. Mengetahui ciri-ciri belajar.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
4. Mengetahui prinsip – prinsip belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hakikat Belajar

Pengertian Belajar Secara etimologis dalam kamus besar bahasa Indonesia,


belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Tim Penyusun
Kamus, 1996). Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga
banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan yang berbeda-
beda. Hal tersebut dikarenakan mereka mempunnyai sudut pandang tertentu
mengenai batasanbatasan pengertian belajar.

Croanbach memberikan definisi: “learning is shown by a change in behaviour


as a result of experience”(Sardiman, 1994) belajar ditunjukkan oleh perubahan
perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pidarta juga mendifinisikan belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relative sebagai hasil pengalaman (bukan hasil
perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada
pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain
(Komsiyah, 2012). Menurut Kokom belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu
yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh
adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal (Komalasari, 2010).

Harold Spears memberikan batasan:“learning is to observe, to read, to imitate,


to try something themselves, to listen, to follow direction” (Sardiman, 1994). belajar
adalah untuk mengamati , membaca , meniru , mencoba sesuatu sendiri ,
mendengarkan , mengikuti arah. Sedangkan menurut Nana Sudjana, belajar adalah
proses perubahan tingkah laku seseorang berkat pengalaman dan latihan (Sudjana,
1989b).

Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan diatas,


maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu aktifitas sadar yang dilakukan
oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Ciri – ciri belajar

 Ciri umum belajar menurut Aunurrahman adalah sebagai berikut;

1. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari


atau disengaja;
2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya;
3. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (Aunurrahman,
2009) .

 Ciri-ciri belajar menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara diantaranya adalah:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
2. Perubahan perilaku relative permanent.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan (Wahyuni, 2010).

 Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar


apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :
1. Belajar adalah perubahan tingkahlaku;
2. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena
pertumbuhan;
3. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu
yang cukup lama (Soekamto, 1997).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri belajar yaitu suatu
usaha sadar dari seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang
mencakup seluruh aspek ( kognitif,afektif, psikomotorik ) yang diperoleh dari proses
interksi dengan lingkungan dan latihan.
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

A. Terdapat dua jenis faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan ekstern :

 Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri.
(Sudjana, 1989) Faktor intern ini berkaitan dengan unsur fisiologis dan psikologis
siswa. Unsur fisiologis siswa berupa kondisi fisiologis secara umum serta kondisi
panca indera. Sedangkan unsur psikologi berupa minat, kecerdasan, bakat, motivasi,
dan kemampuan kognitif.
Sedangkan menurut Slameto faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
peserta didik. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibagi menjadi tiga
faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani.
Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai sedangkan kelelahan rohani seperti
adanya kelesuan dan kebosanan (Slameto, 2006).

 Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, faktor
ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat (Slameto, 2006).
1. Faktor Keluarga,
Peserta didik akan dipengaruhi dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga. Di dalam kehidupan keluarga, anak mendapatkan
bimbingan dan perawatan dalam rangka membentuk perwatakan dan
kepribadian anak, untuk menjadi dirinya sendiri atau menjadi pribadi yang
utuh (Isjoni, 2009).
2. Faktor Sekolah,
Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar yaitu mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik
dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
3. Faktor Masyarakat,
Lingkungan masyarakat dimana individu berada juga berpengaruh
terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana
warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-
lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang cukup, terdapat
lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan
memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar
generasi mudanya (Sukmadinata, 2004).

B. Menurut Ausubel yang dikutip dalam Djadjuri, ada lima prinsip utama belajar yang harus
dilaksanakan, yaitu:
1. Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru terhadap ide-ide
yang telah lalu yang telah dimiliki
2. Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide lama
diatas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman. Dengan
prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang diperoleh itu bukan sederetan
pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang kembali
3. Progressive Differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara
umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang lebih
spesifik
4. Concolidation, yaitu suatu pelajaran harus dikuasai sebelum sampai ke pelajaran
berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat untuk pelajaran
berikutnya
5. Integrative Reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus
dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu. Prinsip ini
hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam prinsip integrative
reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih luas, umpamanya antara unit
pelajaran yang satu dengan yang lainnya (Nanang Hanafiah, n.d.).
4.PRINSIP-PRINSIP BELAJAR:

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya perhatian

tidak mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran

akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan

untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka

akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Di samping perhatian,

motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah

tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang, tanpa adanya

motivasi seseorang tidak dapat melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh

karena itu, dengan perhatian dan motivasi maka siswa akan melakukan proses

belajar atau membiasakan diri dengan belajar dengan baik, sehingga ia dapat

memperoleh hasil yang ia inginkan.

2. Keaktifan

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu

beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati

sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,

mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh

kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam

memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,

menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.


3. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Belajar

haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali, dan

belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar Dale dalam

Dimyati (2009:45), “belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman

langsung”. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam

perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa
secara langsung dalam

kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.

4. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah

yang dikemukakan oleh teori Psikologi

Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada

manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan,

berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut

akan berkembang, dan juga apabila daya-daya tersebut dilatih dengan pengadaan

pengulangan-pengulangan maka akan menjadi sempurna. Selain itu dengan adanya

pengulangan maka akan membentuk respons yang benar dan akan dapat membentuk

kebiasaan-kebiasaan. Contonya pada saat belajar tidak hanya membaca akan tetapi

mengerjakan soal-soal latihan, mengulang materi yang belum dipahami, dan

lain-lain.
5. TANTANGAN

Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.

Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan

membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi

kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan

generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan

konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip

tantangan inii yaitu, melakukan

eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu

pemecahan suatu masalah.

6. BALIKAN DAN PENGUATAN

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang akan dilakukan, dengan

demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil, yang sekaligus

merupakan penguatan bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak

bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. Hal ini timbul karena

kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan

bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk memperoleh balikan penguatan

bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di antaranya adalah dengan

segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap

skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil

belajar yang jelek.


7. PERBEDAAN INDIVIDUAL

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang

lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa

menentukan cara belajar dan sarana belajar bagi dirinya sendiri. Contohnya pada

saat siswa menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan

lain-lain.

Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar meliputi perhatian dan

motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.


BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Belajar adalah suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui
latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ciri-ciri belajar yaitu suatu
usaha sadar dari seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
yang mencakup seluruh aspek ( kognitif,afektif, psikomotorik ) yang diperoleh
dari proses interksi dengan lingkungan dan latihan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor intern (fisiologis dan
psikologis) dan faktor ekstern (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lima prinsip
belajar: Subsumption, Organizer Progressive Differentiation Concolidation
Integrative Reconciliation.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Indonesia, Tim


Penyusun Kamus Besar Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Nanang Hanafiah, C. S. (n.d.). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika


Aditama. Nara, E. S. dan H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Sardiman. (1994). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta). PT. Grafindo
Persada.

Slameto. (2006). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana, N. (1989a). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru.

Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai