Anda di halaman 1dari 4

Arah Kebijakan Pengembangan Paradigma Pendidikan di Indonesia dari

Aspek Landasan, Paradigma, Kurikulum Pendidikan, Pendekatan


Pembelajaran serta Permasalahannya

RQA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan dan Problematika Pendidikan


Sains Biologi yang Dibina oleh Ibu Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd

Oleh:

Adelia Dwinta Pramashela (210341867643)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2021
READING

 Pendidikan merupakaan suatu proses pembentukan pribadi yang diartikan sebagai


suatu kegiatan yang sistematis dan terarah kepada terbentuknya kepribadian dari
individu.
 Pelaksanaan pendidikan perlu adanya suatu landasan pendidikan, salah satunya
landasan kebijakan Pendidikan. Landasan Kebijakan Pendidikan meliputi landasan idiil
(Pancasila), landasan konstitusional (UUD 1945), landasan operasional (Tap MPR)
 Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diarahkan untuk
mencapai hal-hal sebagai berikut:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.
b. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional.
c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan.
d. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah.
e. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
f. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan.
g. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
h. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK
 Kurikulum adalah suatu kebijakan publik karena kurikulum yang dinyatakan berlaku
berdampak kepada kehidupan sebagian terbesar masyarakat, berdampak kepada
pembiayaan (cost) yang dikeluarkan pemerintah dan masyarakat, berdampak kepada
kehidupan bangsa di masa mendatang, dan memiliki keterikatan dengan tata kehidupan
masyarakat yang dilayani kurikulum
 Kegiatan belajar mengajar pada kurikulum 2013 dilakukan dengan mengacu
pada pendekatan saintifik. Melalui proses pemberian umpan balik dan konsultasi secara
berkelanjutan, pemahaman guru akan praktik Pembelajaran yang baik dan relevan, dapat
terus dikembangkan.
 Cara pemerintah meyakinkan bahwa kurikulum 13 baik untuk diterapkan selain
sosialisasi langsung ke guru, juga meminta kepada kampus atau universitas pendidikan
untuk ikut memberikan pemahaman tentang kurikulum 13 dengan cara diintegrasikan
dengan matkul serta adanya kegiatan PPG
 Tidak optimalnya pelaksanaan dan penerapan K13 di seluruh wilayah menandakan masih
adanya kesenjangan pendidikan, konsep desentralisasi yang digenjot oleh pemerintah
belum membuahkan hasil yang maksimal, ini menunjukkan masih lemahnya kebijakan,
monitoring dan evaluasi pemerintah terkait penerapan K13 di berbagai jenjang
pendidikan.

 Perubahan kurikulum merupakan bukti nyata dari pembelajaran transformatif, kurikulum


di desain dengan berbagai pertimbangan oleh pemerintah yang ditinjau dari segala aspek
yang pasti ditujukan untuk penggenerasian peserta didik yang relevan dengan kemajuan
iptek dan perubahan sosial. Suatu system buatan manusia tentu memiliki kekurangan, hal
itu dimaklumkan mengingat pembelajaran adalah proses perubahan yang bertahap,
adanya perubahan kurikulum merupakan respon tanggap pemerintah terhadap berbagai
permasalahan dalam pendidikan yang sebelumnya telah ada.

QUESTIONING

1. Apakah perubahan kurikulum di Indonesia terbukti efektif dalam meningkatkan


kemampuan siswa? Dengan adanya perubahan ini memberikan semakin banyaknya
beban yang harus diterima siswa pada kurikulum baru yang diterapkan saat ini

ANSWERING
1. Peralihan antara kurikulum KTSP menuju K-13 tidak berpengaruh secara signifikan
dimana diharapkan pada k13 menjadikan pembelajaran student centered, namun pada
kenyataannya masih banyak sekolah yg belum menerapkan itu. Selain itu, untuk
mengukur keterampilan, juga belum banyak ditampakkan pada pembelajaran di sekolah,
hal ini mungkin saja bisa diakibatkan kurangnya keterampilan guru sehingga untuk
menjadikan siswa yang kreatif masih kurang karena jika kita ingin siswa memiliki
kreatifitas yang tinggi maka hal tersebut harus dimulai dari guru itu. Guru sebagai pelaku
utama dalam dunia pendidikan harus siap dengan segala perubahan kebijakan. Tentunya
untuk melaksanakan perubahan tersebut harus ada kesiapan para guru, sosialisasi
kurikulum kepada setiap guru pelaksana tanpa dibedakan. Dengan adanya sosialisasi
yang efektif mungkin hal ini akan membantu kefektifan implementasi dari kurikulum.
Selain itu guru juga harus mampu mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas
sehingga guru harus memiliki orientasi tak terbatas pada kemampuan afektif, kognitif dan
psikomotorik peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai