Anda di halaman 1dari 4

1)

A . Tauhid secara etimologis yaitu mengesakan tuhan, meyakini bahwa Allah itu esa, dan mengetahui dengan
sebenarnya bahwa sesuatu itu satu. Tauhid yaitu percaya tentang wujud Tuhan Yang Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-
Nya, baik Zat, sifat maupun perbuatan-Nya; Yang mengutus utusan-utusan untuk memberi petunjuk kepada alam dan
umat manusia kepada jalan kebaikan; Yang meminta pertanggung jawaban seseorang diakhirat dan memberikan
balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya didunia ini, baik atau buruk.

Tauhid secara terminologi yaitu suatu ilmu yang menyelidiki dan membahas soal-soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi
Allah dan bagi sekalian utusan-utusannya. Mengupas dalil-dalil yang mungkin, yang cocok dengan akal fikiran, sebagai
alat untuk membuktikan adanya zat yang mewujudkan lebih dari itu. Ilmu Tauhid mengupas dalil-dalil Sam’iyyat,yaitu
dalil-dalil yang diambil dari Quran dan Hadis untuk mempercayai segala sesuatu dengan yakin.

‫ْط ۚ ٓاَل إِ ٰلَهَ إِاَّل هُ َو ْٱل َع ِزي ُز ْٱل َح ِكي ُم‬ ۟ ُ‫َش ِه َد ٱهَّلل ُ أَنَّهۥُ ٓاَل إ ٰلَهَ إاَّل هُ َو َو ْٱلم ٰلَٓئِ َكةُ َوأُ ۟ول‬
ِ ‫وا ْٱل ِع ْل ِم قَٓائِ ۢ ًما بِ ْٱلقِس‬
B. َ ِ ِ

Terjemah Arti: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
surat-ali-imran-ayat-18

Tafsir Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 18 18. Allah bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia,
tidak ada yang lain. Hal itu didasarkan pada ayat-ayat syar'iyah dan ayat-ayat kauniyah yang menunjukkan ketuhanan-
Nya. Kesaksian itu juga diberikan oleh para Malaikat. Dan kesaksian itu juga diberikan oleh orang-orang yang berilmu
dengan cara memberikan penjelasan tentang keesaan Allah (Tauhid) dan menyerukannya kepada masyarakat. Mereka
memberikan kesaksian terbesar, yaitu kesaksian tentang keesaan Allah -Ta'ālā- dan keadilan-Nya dalam menciptakan
makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia Yang Maha Perkasa, yang
tidak terkalahkan oleh siapapun, lagi Maha Bijaksana dalam menciptakan makhluk-Nya, mengaturnya dan menetapkan
syariat-Nya.

C. - Kesyirikan

- Kemaksiatan

- Mengaada ada dalam Urusan Agama

2). Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi mengakibatkan melambatnya
pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya
ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.

Terpidana korupsi memperoleh sanksi berupa penjara dan sanksi berupa hukuman finansial, yaitu hukuman yang
diberikan kepada terpidana korupsi berupa uang yang harus dikembalikan ke negara karena sebuah tindakan korupsi.
Hukuman finansial adalah gabungan nilai hukuman denda, hukuman pengganti, dan perampasan barang bukti (aset).
Efek jera yang optimum bagi pelaku kejahatan (koruptor) adalah dengan memperbesar expected cost dari koruptor.
Idealnya, hukuman finansial yang diberikan kepada koruptor memperhitungkan biaya sosial korupsi dengan
mempertimbangkan dampak sosial korupsi.

3). Al-quran juga merupkan dasar hukum Islam dan sumber syariat islam yang memiliki manfaat bagi umat manusia.
Nabi Muhammad adalah seorang rasul yang dipercaya menerima muksizat Al-quran yang bertugas untuk
menyampaikan, mengamalkan, dan menafsirkan Al-quran.

Fungsi Al Quran Bagi Kehidupan Manusia :

1. Sebagai petunjuk jalan yang lurus

Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan yang lurus. Yang di maksut adalah
manusia harus hidup dengan baik dan benar atau dalam istilahnya adalah di jalan yang luru. Di dalam Al-quran sudah
dijelaskan mana yang salah dan mana yang benar, serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah.

2. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW


Al-quran adalah muksizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan nabi-nabi lainnya yang
diberikan mukjizat seperti berbicara dengan binatang, menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya. Al-Quran
merupakan sumber dari segala sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu.

3. Menjelaskan kepribadian manusia

Fungsi Al-quran selanjutnya adalah menjelaskan kepribadian manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya yang ada di
bumi. Manusia adalah makhluk yang diberikan akal, bisa membedakan baik dan buruk, dan membuatnya berbeda
dengan binatang yang sama-sama ciptaan Allah .

4. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya

Sebelum Al-quran, ada beberapa kitab Allah yang juga diturunkan kepada para nabi, seperti Injil, Taurat,dan Zabur.
Kitab-kitab Allah sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman tersebut saja, berbeda dengan Al-Quran yang
digunakan sampai akhir zaman.

5. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya.

Di dalam Al-quran terdapat cerita-cerita dari masa lalu yang kemudian berdasarkan kisahb umat terdahulu kita bisa
belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah mereka buat sebelumnya.

6. Al-quran memantapkan iman Islam

Dengan membaca Al-quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, kita bisa memantapkan iman kita. Isi Al-quran akan
membuat kita semakin yakin bahwa agama Islam adalah agama yang memang harus dianut.

7. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan

Al-quran berisi tentang hukum dan juga tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Di dalam Al-quran
mengatur bagaimana tentang berhubungan dengan orang lain, berdagang, warisan, zakat, dan masih banyak lagi.

Mengatasi pandemi, tak mungkin bisa melepaskan diri dari performa kesehatan itu sendiri. Maka beginilah cara Islam
mengatasi pandemi dapat dijelaskan dalam beberapa poin sebagai berikut:

1. Edukasi prefentif dan promotif


2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
3. Membangun Sanitasi Yang Baik
4. Membangun Ide Karantina
5. Islam Menginspirasi Negara Menciptakan Vaksin

4).  Teori Darwin di dunia muslim adalah suatu yang merendahkan derajat manusia. Menurutnya Evolusi bukanlah
pelajaran.
"Kita menganggap segalanya berpusat pada Tuhan (Allah), segala penciptaan dunia berasal dari Nya. Dan ketika
para ilmuwan berusaha menemukan asal muasal segala sesuatu, kami sudah meyakini jawabannya," katanya.
 Muslim meyakini penciptaan, dan ini menjadi doktrin utama Islam sebagai agama monoteisme dari ajaran Ibrahim. Ini
mereferensi pada Al-Qur'an, yaitu Adam dan Hawa, dan hadirnya ketergantungan manusia pada Tuhan.
Teori Darwin sering menjadi kontroversi di kalangan muslim, terutama pada asal usul manusia yang berasal dari kera.
Faktanya, hingga saat ini para ilmuwan hanya bisa menduga-duga dengan istilah mata rantai yang hilang 'missing link'
hasil perubahan dari kera ke manusia. Sementara itu, sebagian terori seperti seleksi alam sebagian masih
memungkinkan terjadi.
Tauhid itu terbagi dua; pertama, tauhid dalam pengenalan (ma’rifah) dan penetapan (itsbaat), yakni bertauhid dalam
ububiyyah dan nama-nama (asma’) dan sifat (shifaat). Kedua,  tauhid dalam tujuan (Ath-Thalab)  dan kehendak (Al
Qasd), yakni bertauhid dalam keilahiyyahan-Nya dan ibadah kepada-Nya. Yang pertama maksudnya adalah menetapkan
hakikat zat Ar-Rabb Ta’ala, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, asma’ (nama-nama)-Nya, Dia berbicara melalui
kitab-kitab-Nya dan Dia berbicara kepada siapa saja dari hamba yang dikehendaki-Nya. Demikian pula, menetapkan
keumuman ketetapan (Qadha’), takdir dan hikmah-Nya. Dalam hal ini Al-Qur’an telah berbicara tentang jenis ini dengan
jelas, sebagaimana pada awal surah Ali-Imran, awal surah Al-Hadiid, surah Al-Ikhlash seluruhnya dan lain-lain.

Yang kedua adalah; makna yang dikandung dalam surah Al-Kaafirun, dan firman-Nya, “ Katakanlah hai Ahli Kitab!
Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu; bahwa tidak
kita sembah kecuali Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’ “(Qs. Ali-Imran(3):64), juga awal surah As-Sajdah dan akhirnya, awal
surah Al Mu’min; pertengahannya dan akhirnya, awal surah Al A’raf dan akhirnya, sebagian besar surat Al An’am dan
sebagian besar surat-surat dalam Al-Qur’an. Bahkan, setiap surah dalam Al-Qur’an mengandung kedua jenis tauhid ini,
mengukuhkan dan menyerupa kepadanya.

Berita (khabar) dalam Al-Qur’an ada yang berupa penjelasan tentang Allah, asma-Nya, sifat-
sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan firman-firman-Nya. Inilah yang dinamakan dengan
tauhid ilmi khabari. Ada yang berupa da’wah (ajakan) agar hanya beribadah kepada-Nya yang tidak
ada sekutu bagi-Nya dan berlepas diri dari semua sesembahan selain-Nya; maka yang dinamakan
dengan tauhid Iraadi Thalabi (kehendak dan tujuan). Ada juga yang berupa
perintah (amr), larangan (nahy) dan kewajiban taat kepada-Nya, baik perintah-Nya maupun
larangan-Nya. Inilah yang dinamakan dengan hak-hak tauhid dan sarana-sarana menuju
kesempurnaannya. Adapula yang berupa khabar (berita) tentang ahli tauhid dan apa yang Allah
perbuat kepada mereka di akhirat; inilah yang dinamakan dengan balasan bertauhid kepada-Nya.
Adalagi yang berupa khabar (berit) tentang ahli syirih dan apa yang Allah perbuat terhadp mereka di
dunia berupa siksaan dan apa yang akan menimpa mereka nanti di akhirat berupa adzab; inilah
balasan bagi orang yang keluar dari hukum tauhid. Jadi, Al-Qur’an secara keseluruhannya
membicarakan masalah tauhid hak-haknya serta balasannya; mengenai syirik, ahi syirik, serta
balasan bagi mereka....Demikian penjelasan Ibnu Al Qayyim

Syaikhul Islam berkata. “Tauhid yang dibawa oleh para Rasul mengandung penetapan
keilahiyahan-Nya semata dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.
Tiada yang disembah kecuali Dia, tidak ada tempat bertawakkal kecuali kepada-Nya, tidak ada
tempat berloyal kepada siapapun kecuali karena-Nya, tidaklah memusuhi siapapun kecuali dalam
rangka mencari keridhaan-Nya dan tidak beramal kecuali karena-Nya. Hal itu semua mencakup
penetapan apa yang telah ditetapkan oleh-Nya terhadap diri-Nya berupa asma’ dan sifat-sifat-Nya.
Allah berfirman “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Qs.Al-Baqarah(2):163)
firman-Nya, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan. Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha
Esa, maka hendaklah kepadaku saja kamu takut.”(Qs. An-Nahl(16):51) Firman-Nya , “Dn barang
siapa menyembah Tuhan yang lain di samping, padahal tidak ada suatu dalilpun bagi-Nya
tentang itu,maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya, sesungguhnya orang-orang
kafir itu tidak beruntung. “ (QS. Al-Mu’minun (23):117 ) Juga firman-Nya, “Dan tanyakannlah pada
rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, adakah Kami menentukan tuhan-tuhan
untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?” (QS Az-Zukhruf (43):45).

Dalam ayat tersebut Allah memberitakan tentang nabi-nabi, bahwa mereka mengajak manusia
untuk beribadah kepada Allah semata Yang tiada suku bagi-Nya. Allah berfirman, ”Sesungguhnya
telah ada suri teladan bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia;ketika mereka
berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang
kamu sembah selain Allah, kami ingkari kekafiranmu dan telah nyata antara kami dan kamu
permsuhan dan kebencian buah selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah.”(QS Al-
Mumtahanah (60): 4 ). Juga firman-Nya tentang orang-orang musyrikin, “Sesungguhnya mereka
dahulu apabila dikatakan kepada mereka, Laailaahaillallah ( Tiada tuhan yang disembah
melainkan Allah ); mereka menyombongkan diri. Dan bereka berkata ‘Apakah sesungguhnya kami
haris meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?’”(QS Ash-Shaaffaat
(37): 35-36 ). Ayat seperti yang disebutkan di atas banyak sekali jumlahnya dalam Al-Qur’an.

Jadi, yang dimaksud dengan tauhid bukanlah semata-mata tauhid rububiyyah;yakni


keyakinan bahwa Allah semata yang menciptakan alam semesta sebagaimana yang dikira oleh ahli
kalam dan tasawwuf. Mereka mengira, bahwa bila mereka telah menetapkan hal itu berdasarkan
dalil, maka berarti mereka telah menetapkan klimaks tauhid itu. Jika mereka dalam hal ini telah
melalui proses syuhud  dan  fana, maka berarti mereka telah fana (lebur) dalam puncak tauhid.
Karena sesungguhnya bila seseorang telah mengakui sifat-sifat yang berhak bagi Rabb Ta’ala dan
mensucikan-Nya dari apa yang Dia Maha Suci dari semua itu serta mengakui bahwa hanya Dia
semata pencipta segala sesuatu, maka dia belum dinamakan seorang yang Muwahhid (mentauhidkan
Allah) hingga dia bersaksi bahwa Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata. Maka dia
mengakui bahwa hanya Allah Tuhan Yang berhak disembah dan komitmen untuk selalu beribadah
kepada-Nya semata Yang tiada sekutu bagi-Nya.

Anda mungkin juga menyukai