BOTANI LAUT
Oleh :
Dinda Savita
1904111711
Ilmu Kelautan A
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat serta
Adapun tujuan dari penulisan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
praktikum bapak Dr. Ir. Efriyeldi, M.Si. selaku dosen mata kuliah Botani Laut.
Selain itu, praktikum ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang mangrove
Saya ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Ir. Efriyeldi, M.Si. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni. Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
Saya menyadari, tugas praktikum yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
iii
3.5 Analisis Data ...........................................................................................21
LAMPIRAN ..........................................................................................................39
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
I. PENDAHULUAN
surut, oleh karena itu hutan mangrove disebut juga hutan pasang surut. Hutan
mangrove dapat tumbuh di pantai karang, terutama pada karang mati yang
tertutup lapisan pasir tipis atau tertutup lumpur atau pantai berlumpur. Hutan
mangrove terdapat didaerah pantai yang terendam air laut secara terus menerus
atau berturut-turut dan dipengaruhi oleh pasang surut, tanahnya terdiri dari lumpur
dan pasir (Saparianto dalann Majid et al. 2016). Hutan mangrove adalah jenis
hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai terlindung, laguna,
dan muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada saat
surut yang komunitas tumbuhannya toleran terhadap garam (Sofian et al. dalam
bahan pangan, papan, dan kesehatan sehingga lingkungan dibedakan menjadi lima
yaitu: fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi dan fungsi lain
oleh salinitas yang ekstrem, kondisi substrat yang miskin oksigen dan dipengaruhi
adaptasi yang baik agar dapat tumbuh dan berkembang dengan kondisi
2
menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup seperti sistem perakaran pada
mangrove dan kelenjar garam di daun. Namun ada juga bentuk-bentuk adaptasi
Oleh karena itu, dalam penulisan ini akan mengkaji tentang berbagai
mangrove dengan tidak merusak habitat maupun ekosistem yang ada sehingga
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
pengetahuan penulis dan para pembaca tentang mangrove yang terkait dengan
terlindung di daerah tropika dan subtropika. Kata mangrove sendiri berasal dari
perpaduan antara bahasa Portugis yaitu mangue, dan bahasa Inggris yaitu grove
individu jenis tumbuhan, dan kata mangal dipergunakan untuk komunitas hutan
bahwa hutan mangrove adalah sebagai suatu formasi hutan yang dipengaruhi oleh
adanya pasang-surut air laut, dengan keadaan tanah yang anaerobik. Sementara
hutan yang terutama tumbuh pada lumpur aluvial di daerah pantai dan muara
sungai, yang eksistensinya selalu dipengaruhi oleh air pasang-surut, dan terdiri
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai
atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut seringkalui disebut
sebagai hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Segala
5
tumbuhan dalam hutan ini saling berinteraksi dengan lingkungannya, baik yang
bersifat biotik maupun yang abiotik. Seluruh sistem yang saling bergantung
mangrove dapat dibedakan dalam tiga tipe utama yaitu bentuk pantai/delta, bentuk
muara sungai/laguna dan bentuk pulau. Ketiga tipe tersebut semuanya terwakili di
mangrove adalah jenis tumbuhan yang mampu tumbuh dan berkembang pada
lingkungan pesisir yang berkadar garam sangat ekstrim, kondisi tanah yang
kurang stabil dan anaerob, dan dipengaruhi oleh pasang surut dimana akan
tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut.
terpengaruh oleh pasang surut dan salinitas air laut. Adaptasi genangan air
ditandai dengan pembentukan akar napas (pneumatofor), akar lutut, akar tunjang,
serta perkecambahan biji saat buah masih menempel di atas pohon. Kandungan
semua jenis mangrove adalah jenis yang toleran akan garam, namun bukan
diantaranya ialah tumbuhan pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur,
berlempung, atau berpasir, daerah atau lahannya tergenang air laut. Mangrove
dapat tumbuh dengan baik di substrat berlumpur serta perairan pasang yang
menyebabkan keadaan anaerob. Hal ini karena mangrove mempunyai akar khusus
6
yang berfungsi sebagai suatu penyangga beserta penyerap oksigen dari udara di
atas permukaan air secara langsung. Menurut Khazali dalam Fitriah et al., (2013),
kondisi pantai yang baik untuk ditumbuhi vegetasi hutan mangrove adalah pantai
yang mempunyai sifat-sifat; air tenang/ombak tidak besar, air payau, mengandung
endapan lumpur dan lereng endapan tidak lebih dari 0,25 - 0,50 %.
Prasetya, 2011).
1. Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya saat
pasang purnama;
2. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat (sungai, mata air atau air
tanah) yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur hara
dan lumpur;
4. Arus laut tidak terlalu deras, tempatnya terlindung dari angin kencang dan
6. Air payau dengan salinitas 2-22 ppt (part per triliun) atau asin dengan salinitas
mencapai 38 ppt;
keadaan substrat yang miskin oksigen, keadaan salinitas yang tinggi, dipengaruhi
7
pasang surut dimana akan tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada
saat surut. Adapun adaptasi dari tumbuhan mangrove terhadap habitat tersebut
sebagai berikut :
1) Sistem Perakaran
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang
ke luar arah udara seperti pasak. Akar pasak ini terdapat pada Avcennia spp.,
Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh
Akar tunjang merupakan akar (cabang−cabang akar) yang keluar dari batang
dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora spp.
Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar menjadi
bentuk lempeng mirip struktur silet. Akar ini tedapat pada Heritier sp.
8
Gambar 1. Bentuk Spesifikasi Akar Pada Mangrove (Kusmana et al. (2005) dalam
Ermayani (2016)) (a) Akar Papan (Heritiera sp.), (b) Akar Pasak atau Akar Napas
(Avicennia spp., Sonneratia spp. dan Xylocarpus spp.), (c) Akar Tunjang (Rhizophora
spp.) dan (d) Akar Lutut ((Bruguiera spp.).
2) Terhadap Salinitas
daun).
saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar. Mekanisme ini dilakukan oleh
Flora mangrove seringkali menyimpan Na dan Cl pada bagian kulit kayu, akar
dan daun yang lebih tua. Daun penyimpan garam umumnya sukulen, dan
3) Reproduksi
pasang-surut air laut. Reproduksi tumbuhan mangrove terjadi secara seksual yakni
9
serangga, burung atau angin untuk membantu penyerbukan. Dalam kondisi habitat
(viviparity), yakni bahwa bijinya tumbuh menjadi tumbuhan muda selagi masih
melekat pada tumbuhan induknya. Saat lepas dari induknya ia akan menancap
pada substrat dengan hipokotil (hypocotyl) yang seperti paku tajam. Adaptasi
semacam ini terdapat pada kebanyakan jenis mangrove seperti Rhizophora spp,
embrio tumbuh dan memecah kulit biji namun tidak keluar dari kulit buah hingga
sumber daya alam pesisir yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan
hidup ekosistem lainnya. Hal ini karena hutan mangrove mempunyai lokasi yang
bermacam-macam fungsi, antara lain fungsi fisik, biologis dan sosial ekonomis.
Dilihat dari segi ekosistem perairan, hutan mangrove mempunyai arti yang
peranan sebagai mata rantai makanan di suatu perairan, yang dapat menumpang
kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan moluska. Perlu diketahui bahwa hutan
mangrove tidak hanya melengkapi pangan bagi biota aquatik saja, akan tetapi juga
dapat menciptakan suasana iklim yang kondusif bagi kehidupan biota aquatik,
Fungsi ekologis ekosistem hutan mangrove dapat dilihat dan beberapa aspek
antara lain aspek fisika, kimia dan biologi. Fungsi ekologis ditinjau dari aspek
b) Dengan sistem perakaran yang kuat dan kokoh ekosistem hutan mangrove
estuaria juga dapat berfungsi untuk mengurangi bencana banjir. Fungsi ini akan
proses kimia dan pemulihan (self purification) memiliki berapa fungsi, yaitu
bahan-bahan organik.
berbagai jenis makanan yang terdapat pada ekosistem hutan mangrove telah
11
menjadikannya sebagai sumber erergi bagi berbagai jenis biota yang bernaung
di dalamnya, seperti krustacea, udang kepiting, burung, kera dan lain-lain telah
energi dan tingkat tropik yang Iebih rendah ke tingkat tropik yang lebih tinggi.
bahan organik bagi perairan sekitarnya. Daun mangrove yang gugur melalui
lingkungan perairan pesisir yang dihuni oleh berbagai macam filter feeder
(organisme yang cara makannya dengan menyaring) lautan dan estuaria serta
kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumber daya hayati wilayah pesisir. Hal
ini mengingat karena hutan mangrove juga merupakan daerah asuhan (nursery
ground) dan pemijahan (spawning ground) beberapa perairan seperti udang, ikan
dan kerang-kerangan.
berbagai jenis bahan baku kepentingan manusia dalam berproduksi, seperti kayu,
arang, bahan pangan, bahan kosmetik, bahan pewarna, dan penyamak kulit,
sumber pakan ternak dan lebah (Yuliarsana dan Danisworo dalam Ritohardoyo
mempunyai sifat atau tidak ada sama sekali jenis yang sama walaupun tumbuh
dalam lingkungan yang sama dimana dapat terjadi perubahan lingkungan yang
perubahan vegetasi tersebut dapat terjadi pada batas yang jelas atau tidak jelas
atau bisa terjadi bersama-sama (Anwar et al. dalam Mughofar et al., 2018 ).
Zonasi hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh substrat, salinitas dan pasang
surut. Zonasi berkaitan erat dengan tipe tanah (lumpur, pasir atau gambut),
surut. Pasang surut dan arus yang membawa material dan substrat yng membawa
material sedimen dan substrat yang terjadi secara priodik menyebabkan perbedaan
memunculkan zona-zona vegetasi tertentu dan zonasi dari setiap daerah memiliki
pola yang berbeda-beda tergantung dari keadaan fisiografi daerah pesisir dan
atas:
1) Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat berpasir, sering
ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini, biasa berasosiasi Sonneratia spp.
yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.
spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.
13
4) Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasanya
Adapun zona vegetasi mangrove yang berkaitan dengan pasang surut terdiri
atas:
Rhizophora spp.
3) Areal yang digenangi hanya saat pasang tinggi, yang mana areal ini lebih ke
daratan. Umumnya zona ini didominasi oleh jenis Bruguiera spp. dan
Xylocarpus spp.
4) Areal yang digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari
dalam sebulan) umumnya didominasi oleh Bruguiera sexangula (Lour.)
sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah
mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub-
tropis. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland
1. Substrat
karena substrat lumpur memiliki ukuran butir substrat yang kecil dan halus
sehingga pada penyerapan nutrien oleh akar dapat berlangsung dengan baik dan
mudah. Hal inilah yang membuat banyak spesies mangrove yang ditemukan di
jenis mangrove di wilayah tersebut. Substrat yang baik untuk jenis mangrove
yaitu pasir berlumpur karena susbtrat pasir dapat membantu akar mangrove dalam
baik pada substrat yang berlumpur. Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada
tanah lumpur berpasir. Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan
kerapatan tegakan. Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan
debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat (Darmadi et al. 2012).
15
2. Salinitas
10-30 ppt. Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan
zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan. Salinitas air
akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang.
Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air. Pengaruh Salinitas pada
3. pH (Derajat Keasaman)
sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pPH
alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat
umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5. Perubahan pH dapat
mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Akibat langsung adalah kematian ikan, telur, dan lain-
4. Pasang Surut
perairan yang dangkal dan daerah intertidal yang sangat dipengaruhi oleh pasang
a. Lama pasang :
perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang
horizontal.
• Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi
b. Durasi pasang :
mangrove. Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup
spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus
sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh.
Gelombang dan arus juga mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui
berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun yang berasal dari run off daratan
dan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut
sangat cepat (>1 m/dt), arus cepat (0,5-1 m/dt), arus sedang (0,1-0,5 m/dt) dan
arus lambat (<0,1 m/dt). Distribusi mangrove dipengaruhi oleh kecepatan arus
langsung dengan perairan dapat tumbuh dengan kondisi arus lemah (Hasmawati
6. Suhu
Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20°C dan jika suhu
optimal pada suhu 27°C, dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26°C
(Cahyanto, 2013).
19
2021.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pisau atau parang
buah mangrove yang akan diidentifikasi. Cangkul berfungsi untuk menggali. Alat
tulis berfungsi sebagai alat tulis menulis selama praktik lapangan berlangsung.
Meteran gulung berfungsi untuk mengukur jarak. Tali berfungsi untuk membuat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktik lapangan ini yaitu buku
1) Observasi
20
2) Studi Literatur
Metode studi literatur ini disebut juga metode studi pustaka. Referensi ini
dapat dicari dari jurnal, artikel, laporan penelitian dan situs-situs di internet.
1) Tahap Persiapan
pengidentifikasian
persiapan yang dilakukan yaitu persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan dan studi literatur dari jurnal, buku, maupun melalui internet.
2) Tahap Pelaksanaan
meteran gulung dari arah laut ke darat (tegak lurus garis pantai)
3) Tahap Penyelesaian
Data yang didapat baik primer (pengambilan data secara langsung) maupun
dan dianalisis secara deskriptif berdasarkan literatur yang berkaitan dengan jenis-
jenis buah mangrove, adaptasi sistem perakaran mangrove dan struktur komunitas
vegetasi mangrove.
23
ditemukan bahwa mangrove juga memiliki berbagai jenis buah dan bentuknya
yang berbeda-beda. Bentuk buah atau propagul dari mangrove berbagai macam
seperti berbentuk silinder bulat, seperti kacang dan sebagainya. Bentuknya yang
permukaan buah berambut halus, buah melingkar atau memiliki sebuah paruh
pendek.
Buah lindur berbentuk silinder, licin, diameter 1,7-2,0 cm, panjang 20-30
cm, hijau gelap hingga ungu dengan bercak coklat. Kelopak menyatu saat buah
24
jatuh, dapat mengapung, penyebaran oleh air, masa buah terutama pada bulan
Juli-Agustus.
menutupi dasar buah, helai kelopak menyebar atau melengkung berisi 150-200
2-3 bulan.
Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna
coklat, panjang 2-3,5 cm, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil,
berwarna hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang.
kasar, buah tergolong berat 1-2 kg, bulat seperti melon, terdiri dari 6-16 biji, dapat
November-Desember.
terdapat satu biji berbentuk telur. Ukuran diameter kepala buah sampai 45 cm.
1) Vivipari
pohon induknya. Jadi embryo vivipari adalah kondisi dimana embryo pertama kali
tumbuh, memecah kulit biji dan keluar dari buah pada saat masih melekat pada
tumbuhan induk. Pada saat buah jatuh, biji mangrove biasanya akan mengapung
dalam jangka waktu tertentu kemudian tenggelam. Pada saat mengapung biji
terbawa arus ke berbagai tempat dan akan tumbuh apabila terdampar di areal yang
sesuai. Vivipari terjadi pada Bruguiera, Ceriops, Kandelia dan Nypa. Viviparitas
2) Kriptovivipari
pada pohon induknya tetapi masih tertutup oleh kulit buahnya. Kriptovivipari
3) Buah Normal
Normal adalah tipe buah normal seperti buah yang dimiliki tumbuhan darat
adalah ada beberapa spesies mangrove yang belum musim berbuah sehingga
28
sangat sulit dijumpai buahnya dan banyaknya buah yang telah terjatuh dari
pohonnya sehingga sulit diidentifikasi karena kondisi buah yang tidak utuh.
Habitat mangrove yang dasar perairannya berupa substrat lumpur dan selalu
menjadi tidak stabil atau mudah tumbang. Oleh karena itu, tumbuhan mangrove
perakaran yang khas ini berfungsi untuk memperoleh oksigen dan kokoh
percabangan lebih dari dua. Biasanya perakaran ini dimiliki oleh mangrove yang
hidup di tepi pantai dengan substrat pasir atau rawa – rawa dipinggir sungai.
Fungsinya adalah untuk menahan pohon agar tetap tegak berdiri bila dihempas
angin dan bertahan dari deburan ombak. Akar ini terdapat pada Rhizophora
Akar papan hampir sama dengan dengan akar tunjang tetapi akar melebar
menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Adapun karateristik akar papan yang
diamati yaitu berwarna abu-abu kecoklatan, berbentuk papan, dan letaknya jauh
dari pantai. Akar papan yang ditemukan berada di wisata hutan mangrove. Bentuk
akar papan mengikuti proses pertumbuhan pohon. Semakin besar pohon, bentuk
dan ukuran akar banir juga akan semakin lebar dan tinggi. Hal ini dibuktikan dari
hasil pengukuran 4 akar papan yang ditemukan yaitu: panjang 12 cm, 15 cm, 15, 5
cm ,dan 17 cm sedangkan untuk lebarnya yaitu 3 cm, 5cm, 6 cm dan 6,5 cm. Akar
batang pohon yang berukuran besar dan tajuknya yang lebar sehingga tidak
mudah tumbang karena hempasan angin. Bila ditarik garis lurus dengan
permukaan tanah dan batang pohon akan terlihat berbentuk bangunan seperti
Akar udara atau sering disebut akar gantung. Disebut akar gantung karena
tumbuh dari bagian atas batang dan tumbuh ke arah tanah. Oleh karena itu, akar
tersebut terlihat menggantung di udara. Akar gantung ini berfungsi menyerap uap
30
air dan gas udara. Adapun ciri-ciri akar akar udara yang di amati yaitu
mencapai 5 meter bahkan lebih. Jenis akar ini ditemukan pada mangrove jenis
Rhizophora sp.
Akar jenis akar lutut, dimana akar ini penyebarannya sangat sedikit dan
harus jeli dalam melihat. Adapun ciri-ciri akar lutut yang diamati yaitu
membengkok lagi masuk kedalam tanah sehingga nampak seperti lutut yang
dibengkokkan, berwarna coklat, kasar, panjang rata-rata 12 cm dan lebar 2,5 cm.
Jenis tanaman mangrove yang memiliki tipe akar lutut yaitu Bruguiera sp. Fungsi
Akar napas adalah akar yang naik ke atas tanah, khususnya ke atas air
seperti pada tanaman bakau. Akar napas berfungsi untuk penyerap air dan
fotosintesis. Berdasarkan hasil pengamatan ciri- ciri akar napas yaitu, akar muncul
di permukaan tanah dan juga ada sebagian lagi berada di dalam tanah. Akar
tersebut dapat terlihat seperti sedang menopang tegaknya batang. Akar napas
memiliki banyak celah tempat untuk masuknya udara, berbentuk seperti pensil
hampir mencapai 31 cm dan diameter 1cm. Adapun jenis bakau yang memiliki
akar napas yaitu Avicennia alba, Xylocarpus moluccensis dan Sonneratia alba.
mengidentifikasi akar mangrove harus menunggu saat akar bebas dari genangan
air (surut) dan juga ada beberapa spesies mangrove yang penyebarannya sangat
ini sangat perlu dipelihara keberadaannya. Untuk dapat mempunyai fungsi yang
baik, mangrove juga harus mempunyai kondisi dengan kerapatan yang baik pula.
untuk menentukan kondisi dan kriteria suatu ekosistem mangrove apakah dalam
dari arah laut ke darat (tegak lurus garis pantai) sepanjang hutan mangrove
(diameter > 4 cm), minimal sebanyak tiga plot (bagian upper, middle dan
5) Kemudian catat jenis dan menghitung kerapatan mangrove yang terdapat pada
setiap plot.
spesiesnya.
frekuensi relatif (%), dominasi dan dominansi relative (%) serta nilai Indek
dengan lokasi mangrove yang luas dan beraneka ragamnya vegetasi mangrove
5.1 Kesimpulan
pada lingkungan pesisir yang berkadar garam sangat ekstrim, kondisi tanah yang
kurang stabil dan anaerob, dan dipengaruhi oleh pasang surut dimana akan
tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut. Mangrove
memiliki berbagai fungsi ekologis baik secara fisika, kimia, biologis maupun
Bentuk buah atau propagul dari mangrove berbagai macam seperti berbentuk
silinder bulat, seperti kacang dan sebagainya. Bentuknya yang unik ini
Vivipari adalah perkecambahan dimana embrio keluar dari perakaran selagi masih
Kriptovivipari adalah biji yang telah berkecambah ketika masih melekat pada
pohon induknya tetapi masih tertutup oleh kulit buahnya. Kriptovivipari terjadi
tipe buah normal seperti buah yang dimiliki tumbuhan darat pada umumnya.
yang khas. Sistem perakaran yang khas ini berfungsi untuk memperoleh oksigen
mangrove yaitu akar tunjang (Stilt root) pada Rhizophora apiculata, Rhizophora
Xylocarpus sp. Akar udara (Aerial root) ditemukan pada mangrove jenis
Rhizophora sp. Akar lutut (Knee root) ditemukan pada Bruguiera sp. Akar napas
kondisi dengan kerapatan yang baik pula. Maka dilakukan penghitungan struktur
ekosistem mangrove apakah dalam kondisi yang baik atau rusak. Perhitungan
kerapatan relative (%), frekuensi dan frekuensi relatif (%), dominasi dan
dominansi relative (%) serta nilai Indek Nilai Penting (INP). Lalu menentukan
5.2 Saran
Mangrove perlu kita jaga dan lestarikan karena mangrove sebagai ekosistem
itu, mangrove juge memiliki berbagai peranan dan fungsi. Oleh karena itu,
keadaan hutan mangrove di suatu wilayah, kita lebih mudah untuk memanfaatkan
potensi hutan mangrove dengan tidak merusak habitat maupun ekosistem yang
DAFTAR PUSTAKA
Majid, I. et al. 2016. Konservasi Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Kota Ternate
Maret 2016.
358.
39
LAMPIRAN