Makalah Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
Makalah Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan nikmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN”. Makalah ini mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
menjelaskan strategi implementasi manajemen berbasis sekolah, menjelaskan tahapan
implementasi manajemen berbasis sekolah, menjelaskan cara meningkatkan mutu pendidikan
berdasarkan implementasi manajemen berbasis sekolah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Sekolah,
Heri Triluqman Budisantosa, S.Pd. yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah
ini, serta teman-teman yang telah memberi saran dan dukungan. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan
tugas yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru
melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah,
terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan,
namun sebagian lainnya masih memprihatinkan. Dari berbagai pengamatan dan analisis,
sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan
secara merata.
Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan pranserta masyarakat khususnya
orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU. No. 25 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi terhadap bidang-bidang
kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga
penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah desentralisasi. Pengelolaan
pendidikan yang diarahkan pada desentralisasi menuntut partisipasi masyarakat secara aktif
untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena itu memerlukan kesiapan sekolah sebagai ujung
tombak operasional pendidikan pada level bawah. Pendidikan yang selama ini dikelola terpusat
(sentral) harus diubah sesuai dengan perkembangan sistem yang ada yaitu sistem desentraliasi.
Otonomi daerah sebagai kebijakan politik makro akan memberi imbas terhadap otonomi
sekolah sebagai sub sistem pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka pengelolaan
pendidikan dilakukan secara otonom yaitu dengan model manajemen berbasis sekolah atau
school based management. Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang
menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan
masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan
pemerintah.
4. Bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan implementasi manajemen berbasis
sekolah?
4. Mengetahui dan menjelaskan cara meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan implementasi
manajemen berbasis sekolah.
3. Memudahkan sekolah dalam mengatur dan memanajemen segala komponen sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
7. Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu (Hasil curah pendapat peserta lokakaryaMBS –
Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas, November 2003 di Bandung Jawa Barat)
Dari beberapa ciri tersebut maka dapat diketahui perbedaan antara sekolah yang sudah
menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah dan yang belum menerapkan secara maksimal. Dalam
implementasinya peran serta masyarakat juga berpengaruh penting dalam pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah, karena dengan adanya keterlibatan masyarakat maka keputusan-
keputusan yang diambil akan lebik baik khususnya dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah. Masyarakat juga ikut serta dalam mengawasi dan membantu sekolah
dalam kegiatan yang ada termasuk kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi akan
memberikan beberapa keuntungan yaitu :
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peeserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, dan iklim sekolah.
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar
bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi
diri sendiri (learnig to be)
b. Kepemimpinan Sekolah yang Kuat
kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan
menyerasikan semua sumberdaya pendidikan yang tersdia. Kepemimpinan Kepala Sekolah
merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi,
tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana
dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimipinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif/prakarsa untuk
meningkatkan mutu sekolah.
c. Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman (enjoyable learning).
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah, sehingga setiap perilaku selalu didasari
oleh profesionalisme.
f. Sekolah memiliki “Teamwork” yang kompak, Cerdas, dan Dinamis
Kebersaman (teamwork) merupakan karateristik yang dituntut oleh MBS, karena output
pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil individual.
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga
dituntut untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tidak selalu menggantungkan
pada atasan.
Tentu saja yang dimaksud perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun psikologis
j. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan.
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan
kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi
belajar tersebut untuk memperbaiki dan meyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah.
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama antar warga sekolah,
dan juga sekolah-masyarakat sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing
warga sekolah dapat diketahui.
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya
(sustainabilitasnya) baik dalam program maupun pendanaannya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi manajemen berbasis sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan strategi
yang tepat dan sesuai dengan sekolah. Tahap-tahap yang dilaksanakan ada 3 yaitu tahap
sosialisasi, tahap piloting, tahap diseminasi. Ketiga tahap ini harus dilaksanakan secara urut dan
sesuai. Didukung dengan semua komponen sekolah, mutu pendidikan dalam suatu sekolah akan
tercapai dengan hasil yang memuaskan.
B. Saran
Sebaiknya tahap-tahap implementasi manajemen berbasis sekolah dilaksanakan secara urut dan
tidak hanya beberapa komponen yang melaksanakan, tetapi seluruh komponen sekolah harus
terlibat agar kerja sama dalam memanajemen sekolah kompak dan seluruh kegiatan
terkomunikasikan dengan baik.
Daftar Pustaka