Tugas Makalah - Kewarganegaraan - Maulidan Putra - 200110170 - A1
Tugas Makalah - Kewarganegaraan - Maulidan Putra - 200110170 - A1
“KETAHANAN NASIONAL”
Disusun Oleh:
MAULIDAN PUTRA
200110170
A1
TEKNIK SIPIL
KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2020/2021
1
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................................................3
BAB IV : PENUTUP
Daftar Pustaka
2
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan
adanya tekad bersama menggalang kesatuan dan keutuhan bangsa. Sejak Proklamasi
Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan Negara. Indonesia tidak luput dari
gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang nyaris membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negera.Manusia Berbudaya Sebagai salah satu makhluk
Tuhan, manusia di katakan sebagai makhuk yang sempurna karena memiliki naluri,
kemampuan berpikir, akal dan berbagai keterampilan. Karena itu, manusia yang berbudaya
akan selalu mengadakan hubungan:
3
Tujuan
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan
serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Ketahanan nasional diartikan sebagai kondisi
yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia.
4
3.2.Konsepsi Ketahanan Nasional
a. Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat
menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
b. Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan
kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
c. Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat
dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah
dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran
internasionalnya
d. Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial
maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
e. Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
5
f. Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan nasional. Sedangkan
hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehidupan nasional. Keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional
yang disebut Ketahanan Nasional itu didasari pada pokok-pokok pikiran berikut:
a. Manusia Berbudaya.
Sebagai salah satu makhluk Tuhan, manusia dikatakan sebagai makhluk yang
sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai
keterampilan. Manusia senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan
dan kelangsungan hidupnya serta berupaya memenuhi kebutuhan materil maupun
spiritualnya. Karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan;
Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena suatu
organisasi; apa pun bentuknya, akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah
internal dan eksternal dalam proses mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Demikian pula halnya dengan negara dalam mencapai tujuannya. Karena itu, perlu
ada kesiapan untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Falsafah dan ideology
juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna falsafah dalam Pembukaan
UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
6
3. Alinea ketiga menyebutkan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.” Maknanya: bila
Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus
mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.
4. Alinea keempat menyebutkan: “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.” Alinea ini mempertegas
cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan
adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai
pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga
gerakan sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi
dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya
kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan dengan banyaknya
wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari
Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pula
beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya
berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari luar
adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih
berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah negara lain. Bangsa
Indonesia telah berusaha menghadapi semua ini dengan semangat persatuan dan
keutuhan, meskipun demikian gangguan dan ancaman akan terus ada selama
perjalanan bangsa, maka diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat
mengantisipasi keadaan apapun terjadi di negara ini.
7
c).Asas kekeluargaan Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui
adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam
kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
d).Asas Mawas diri ke Dalam dan Mawas ke Luar. Sistem kehidupan nasional
merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di
samping itu, system kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan
sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik
yang bersifat positif maupun negative. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam
maupun ke luar.
f).Mawas ke Luar Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisifasi dan berperan
serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan
adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional
harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak ke luar
dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan
dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
g).Asas Kekeluargaan Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan,
kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Asas ini mengakui adanya
perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan
kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat saling
menghancurkan.
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung
dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu:
8
a).Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kemanpuan dan kekuatan sendiri serta pada
keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidakmudahmenyerah dengan
tumpuan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian
(independency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
b).Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap, ia dapat meningkat atau turun tergantung pada
situasi dan kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai
dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan
itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional
harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk
pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c).Manunggal
Ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d).Wibawa
a).Kedudukan
Ketahanan Nasional merupakan suatu system yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara
berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang
9
didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstitusional
dalam paradigma pembangunan nasional.
dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap
terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi disiplin. Konsep
doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan
adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan
sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi
sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara
terpadu yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
BAB IV : PENUTUP
4.1 Simpulan
Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa, terdiri
dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin
mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus
memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling ampuh,
karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945
sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, jadi
dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.
4.2 Saran
Ketahanan nasional adalah hal mutlak yang harus dimiliki setiap bangsa. Jika bangsa
Indonesia ingin mempertahankan Negara dari ganguan bangsa/negara lain, maka harus
memperkuat Ketahanan Nasionalnya. Dengan memperkuat Ketahanan Nasional
merupakan cara paling ampuh, karena telah mencakup banyak landasan seperti; Pancasila
sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan wawasan
nusantara sebagai landasan visional.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=769
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=2046&Itemid
=694 http://koplakcom.files.wordpress.com/2012/04/ketahanan-nasional.doc
10