Abstract: The business is undergoing many changes including the media used as promotion. The existence of
advertisements on television began gradually abandoned and shifted to a new strategy, namely advertising on
social media. The rapid growth of social media users in Indonesia has become one of the factors in the change.
This study aims to determine the extent of the impact of using influencers as a promotion strategy on social media,
especially Instagram. This study uses a qualitative netnographic method by collecting data through observation of
social media accounts and in-depth interviews from informants. The results of this study include illustrating that
there are positive and negatif impacts from the use of influencer services. Companies must be smart in choosing
influencers that are in line with product segmentation, price, and influencer’s background because people are now
getting smarter at making purchases.
Abstrak: Dunia bisnis saat ini mengalami banyak perubahan tidak terkecuali media yang digunakan sebagai
sarana promosi. Eksistensi iklan di televisi mulai berangsur ditinggalkan dan bergeser ke strategi baru yaitu iklan
di media sosial. Pesatnya pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia menjadi salah satu faktor perubahan
tersebut. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dampak penggunaan influencer sebagai
strategi promosi di media sosial khususnya instagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif netnografi
dengan pengumpulan data secara observasi akun media sosial dan wawancara mendalam dari informan. Hasil
dari penelitian ini diantaranya memberikan gambaran bahwa terdapat dampak yang positif maupun yang negatif
dari penggunaan jasa influencer. Perusahaan harus jeli dalam pemilihan influencer yang disesuaikan dengan
segmentasi produk, harga serta latar belakang influencer dikarenakan masyarakat saat ini sudah semakin cerdas
dan selektif dalam menentukan pilihan pembelian.
Kata Kunci: media sosial, influencer, strategi penjualan, netnografi, iklan instagram.
memiliki peran besar untuk mempengaruhi atau bermodalkan tiga hal utama, yakni daya tarik
meyakinkan banyak orang supaya bisa tertarik (attractive), kepercayaan (trustworthiness)
dengan produk yang mereka promosikan. Para dan keahlian (expertise) untuk menarik niat
Influencer tidak diharuskan mengerti betul beli konsumen secara online (onlen) pada
mengenai produk yang dipromosikan. Hal ini media sosial Instagram. Namun, menurut
menjadi pembeda dengan endorser, dimana Ariani (2016), penampilan dan sikap yang
sebuah perusahaan akan memberikan suatu ditampilkan oleh selebgram dibentuk sesuai
produk kepada para endorser yang nantinya dengan citra yang ingin ditampilkan (seperti
akan dicoba terlebih dahulu kemudian akan kesan modis, mewah, dan high class) sehingga
membahas hasilnya secara jujur kepada para karakter personal yang ditunjukkan pada
followers-nya. Para individu berpengaruh ini Instagram sangat berbeda dengan aktivitas
telah memiliki kepercayaan dari rekan rekan yang dilakukan di luar Instagram
online-nya, dan opini mereka dapat memiliki Peneitian ini berfokus pada bagaimana
dampak luar biasa untuk reputasi online, penggunaan influencer oleh perusahaan di
termasuk untuk produk (Ryan & Jones, 2009). media sosial instagram dengan melihat lima
Aspek yang dilihat dari seorang digital aspek yaitu: Pertama, analisa produk dan
influencer adalah Reach, Resonance dan segmentasi dari perusahaan. Kedua, kreteria
Relevance (Solis 2012). Jika seorang digital influencer yang dipilih oleh perusahaan.
influencer membuat posting di media sosial, Ketiga, efek influencer terhadap product
berapa banyak follower yang melakukan awareness. Keempat, efek influencer terhadap
engagement dengan postingan mereka melalui kenaikkan penjualan. Kelima, kepuasan dan
like, share, retweet, comment, klik terhadap evaluasi kinerja influencer yang dipakai.
link atau URL dari iklan, atau lebih jauh
melakukan tindakan seperti misalnya mengisi METODE RISET
form/pembelian. Reach merujuk
pada jumlah followers dari digital Penelitian ini menggunakan pendekatan
influencer. Resonance adalah tingkat kualitatif dengan metode netnografi dan
engagement dari follower dengan konten wawancara mendalam dengan informan.
yang dibagikan influencer. Relevance Menurut (Sigit Hermawan dan Amirullah,
menggambarkan level kesesuaian dan 2016:62) Riset kualitatif (qualitative research)
kesamaan antara nilai-nilai yang dianut digital adalah riset yang memberikan wawasan dan
influencer dan brand image produk pengertian mengenai seperangkat problem
Kenapa menggunakan selebgram atau masalah. Riset kualitatif ini termasuk
sebagai media promosi? Anshar dkk. (2016) dalam metode research exploratory di mana
mengindikasikan bahwa adanya pengaruh dalam pengumpulan datanya tidak terstruktur
positif terhadap pengambilan keputusan dalam dan jumlah sampelnya kecil. Observasi
pembelian produk dengan menggunakan statistik yang bersifat kualitatif merupakan
selebgram sebagai orang yang memromosikan serangkaian observasi dimana tiap observasi
barang. Ini diperkuat oleh temuan Arofi (2016) yang terdapat dalam sampel atau populasi
yang menunjukkan bahwa peran selebgram yang mungkin tidak dapat dinyatakan dalam
sangat signifikan terhadap minat beli angka-angka. Dalam pengertian yang lain,
konsumen pada sebuah barang dan bagaimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
seorang selebgram yang diidolakan menjadi menjelaskan fenomena dalam bentuk kata-kata
panutan fashion followers-nya. dan tidak menggunakan angka-angka serta
Prastyanti (2017) mengindikasikan bahwa tidak menggunakan berbagai pengukuran.
selebgram melakukan promosi produk dengan Penelitian kualitatif bisa digunakan dalam
dengan rata-rata usia pengguna instagram dan dengan jumlah follower antara 8K-10K hal
harga yang dibandrol cukup mahal sekitar Rp. ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa
500.000 dan segmentasi pelanggan di usia 30- jumlah follower di range tersebut cenderung
50 tahun. kondisi ini mengakibatkan kurang memiliki follower sesuai domisi influencer
efektif sehingga tidak banyak memberikan sehingga memudahkan strategi pemasaran
efek terhadap produk yang diiklankan. yang disesuaikan dengan lokasi gerai café
Sedangkan dari informan ketiga (beauty), yang dimiliki.
kami mendapat informasi bahwa perusahaan Pada informan kedua, kriteria pemilihan
sudah melakukan analisa mendalam terhadap influencer sudah disesuaikan dengan range
produknya serta kisaran harganya sesuai usia segmentasi produk seperti mencari usia
dengan daya beli pengguna instagram. Dari influencer 30-35 tahun dan jumlah follower
range usia segmen produk menyasar pada range 10K. Jenis kelamin influencer memilih
usia 18-35 tahun sedangkan dari segi harga perempuan. Hanya saja perusahaan masih
mulai dari 18.000-300.000. harga tertinggi kurang mempertimbangkan aspek lain
merupakan harga paket produk bukan satuan. seperti rata-rata usia pengguna instagram
Secara keseluruhan produk informan ketiga dan daya belinya. Sehingga influencer yang
ini sesuai dengan pengguna instagram saat ini. dipilih kurang memberikan dampak terhadap
penjualan perusahaan.
2. Kedua, Kreteria Influencer yang Informan ketiga menuturkan bahwa
dipilih. pemilihan kreteria influencer sebagian besar
Pada kreteria influencer ini, penuturan perempuan dengan usia 20-35 dengan latar
informan kami bahwa kreteria memilih belakang gaya hidup serta follower yang sesuai
influencer berdasarkan pada kreteria berikut: produk perusahaan. Jumlah follower pun dibagi
jenis kelamin, usia, latar belakang, profil menjadi tiga kategori yaitu infliencer micro,
follower, data statistic engagement, jumlah macro, dan artis. Influencer micro dengan
follower, lokasi. Kreteria lain seperti agama, follower dibawah 10K, influencer mocro
hijab atau tidak, serta afiliasi polotik atau 100K-300K serta memiliki account youtube
ormas tertentu tidak dimasukkan sebagai mekipun jumlah subscriber masih sedikit dan
kreteria pemilihan influencer karena sifat influencer artis dengan follower diatas 3 jt dan
produk yang universal. memiliki account youtube dan merupakan
Penuturan informan pertama kami public figure yang lagi booming saat ini.
menjelaskan bahwa saat pemilihan influerncer Kreteria lain yang menjadi pertimbangan
secara kreteria lebih banyak perempuan kondisi influencer saat ini misalkan hamil
dengan usia antar 20-25 tahun dengan latar atau melahirkan maka produknya disesuaikan
belakang life style suka nongkrong di café sesuai kegunaan sedangkan influencer laki-
yang dilihat dari beberapa postingan influencer laki perusahaan juga menggunakan tetapi
sebelumnya di akun instagramnya. Pemilihan hanya untuk beberapa jenis produk yang
ini didasarkan pada produk perusahaan yaitu unisex sehingga target follower baik laki-laki
bergerak di industri makanan dan minuman maupun perempuan bisa didapatkan.
restoran yang menjual minuman kopi dan
makanan pendukung. Dari aspek follower, 3. Ketiga, efek penggunaan influencer
perusahaan melakukan analisa dan justifikasi terhadap product awareness
bahwa dengan influencer perempuan usia 20- Penggunaan influencer oleh perusahaan
25 tahun ternyata rata-rata influencer tersebut pasti diharapkan adanya efek kenaikkan
memiliki follower terbanyak adalah laki-laki product awareness seperti jumlah follower
dan ini menjadi sebagian besar target utama di instagram perusahaan, adanya engagement
market perusahaan. Sedangkan untuk jumlah pada setiap postingan produk perusahaan
follower, perusahaan lebih memilih influencer seperti banyaknya jumlah like, comment,
140 Influencer dan Strategi... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 135-144
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604
direct message, dan lain-lain. Engagement follower yang terpaksa karena factor give
merupakan ukuran seberapa berpengaruh away sehingga mereka melakukan aksi follow
akun perusahaan terhadap fans atau follower. hanya karena motif ingin mendapat produk
Ukuran ini diperoleh dari tingkat interaksi gratis. Kedua, faktor segmentasi produk yang
yang dihasilkan oleh konten yang perusahaan usianya diatas rata-rata pengguna instagram
tampilkan. Adapun cara menghitung sehingga cenderung follower tidak tertarik
engagement rate sebagai berikut : merespon postingan yang ada. Ketiga, faktor
harga yang cukup mahal diatas daya beli
pengguna instagram.
Pada produk ketiga, informan menuturkan
bahwa penggunaan influencer tidak
dilakukan pada moment-moment tertentu
tetapi dilakukan setiap bulan. Perusahaan
beranggapan bahwa kebutuhan influencer
Berdasarkan ketiga informan , peneliti setiap bulan perlu dilakukan agar memberikan
mendapatkan hasil yang berbeda dan strategi konsistensi iklan dan adanya engagement
yang berbeda juga. Pada informan pertama yang baik pula. Hasil yang diperoleh dari
terjadi dampak yang cukup signifikan pengalaman perusahaan secara umum adalah
terhadap kenaikkan follower dan angement perusahaan mengalami kenaikkan dari segi
di setiap postingan iklan IG perusahaan. jumlah follower dan kenaikkan engagement
Perusahaan pada informan pertama lebih disetiap postingan perusahaan. Meskipun
memilih menggunakan influencer pada demikian perusahaan juga pernah satu waktu
moment-moment tertentu seperti launching influencer yang digunakan tidak memberikan
produk baru, kegiatan diskon dan pemberian efek terhadap follower dan engagement.
produk give away dengan memberikan syarat- Moment tidak terjadinya efek yang diinginkan
syarat tertentu seperti harus memfollow akun tersebut biasanya terjadi saat influencer di kelas
IG perusahaan, comment dan tag orang agar macro dgn follower 100k-300k karena adanya
banyak orang yang mengetahui. Keberhasilan follower sampah atau beli dan factor lain
pemakaian influencer ini tidak terlepas dari bisa terjadi diluar prediksi perusahaan seperti
adanya kesamaan antara segmentasi produk adanya kematian anggota keluarga influencer
dan kreteria influencer yang dipilih serta sehingga follower instagram influencer lebih
follower-nya. focus menanggapi postingan berita duka dan
Kondisi cukup berbeda dialami oleh cenderung menghiraukan postingan produk
informan kedua, perusahaan melakukan perusahaan.
iklan menggunakan influencer pada moment-
moment tertentu seperti yang dilakukan 4. Keempat, efek influencer terhadap
oleh informan pertama hanya saja efek yang kenaikkan penjualan
diberikan berbeda. Perusahaan mengalami Kenaikan penjualan menjadi tujuan
kenaikkan jumlah follower melebihi yang akhir perusahaan dalam menggunakan jasa
diharapkan tetapi tidak dibarengi oleh influencer karena perusahaan sebagai entitas
engagement terhadap postingan yang ada bisnis pasti ingin mendapatkan keuntungan
di IG perusahaan serta terjadi penurunan dari proses bisnisnya. Penggunaan influencer
follower dalam jumlah besar pada saat satu di instagram bisa memiliki efek terhadap
minggu setelah kigiatan promo atau give penjualan tetapi juga tidak jarang juga yang
away berakhir. Setiap perusahaan posting juga gagal atau jauh dari ekspektasi perusahaan.
sangat sedikit adanya engagement yang terjadi Berdasarkan penuturan informan,
bahkan cenderung tidak ada. Hasil ini menurut kenaikkan penjualan terjadi jika pemilihan
informan dikarenakan tiga hal yaitu kenaikkan influencer sesuai dengan segmentasi pasar
BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasih et al. 141
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604
perusahaan. Pada kasus informan pertama, keputusan apakah tetap memakai influencer
perusahaan mengalami efek penjualan yang tersebut atau tidak kedepannya. Evaluasi
signifikan dikarenakan mampu membaca kinerja influencer ini biasa dilakukan
dengan baik target pasar dan kreteria influencer perusahaan pengguna dari beberapa aspek
yang dipilih seperti pemilihan influencer usia seperti kualitas layanan baik foto atau video,
20-25 tahun dengan life style suka nonggkrong komunikasi saat project berlangsung, efek
di café serta analisa follower yang tepat bahwa kenaikkan follower, product awareness,
influencer memiliki follower yang dominan engagement, dan efek penjualan.
laki-laki menjadikan iklan yang ditampilkan
sangat berimbas pada penjualan disetiap gerai Informan menuturkan bahwa hampir
perusahaan. pasti influencer yang memiliki efek kenaikkan
Keadaan tidak cukup baik dirasakan penjualan yang akan dipakai kembali karena
informan kedua, kenaikkan jumlah follower penjualan menjadi tujuan akhir perusahaan.
yang jauh diatas ekspektasi perusahaan tidak Jika influencer hanya mampu memberikan
berimbas pada penjualan produk perusahaan. efek kenaikkan follower saja maka perusahaan
Misalkan ekspektasi kenaikkan follower cenderung mengganti influencer tersebut
perusahaan dalam sebulan 5.000 follower dan karena follower yang dimiliki oleh influencer
ternyata mengahsilkan 7.000 follower. Hasil mungkin tidak sesuai dengan segmentasi
evaluasi yang dilakukan menyimpulkan karena perusahaan. Evaluasi biasa dilakukan
produk perusahaan memiliki segmentasi usia perusahaan setelah satu minggu dari pemakaian
berbeda dengan pengguna instagram serta influencer apakah ada efek kenaikkan follower,
harga yang tergolong mahal dimana sangat engagement, dan penjualan.
jauh dari daya beli pengguna instagram. Hal
tersebut menjadikan efek penjualan tidak
dirasakan dan tidak sebanding dengan biaya KESIMPULAN
yang dikeluarkan.
Pada informan ketiga, terjadi efek Strategi penggunaan jasa influencer untuk
penjualan yang signifikan saat pemilihan media promosi di media sosial menjadi sesuatu
influencer dilkukan dengan tepat meskipun yang sudah umum dilakukan. Perusahaan
penggunaaan influencer tidak dilkukan sebagai pengguna jasa influencer harus berhati
pada moment-moment tertentu saja seperti hati agar tidak terjadi kegagalan. Berdasarkan
launching produk baru, diskon dan give away. ketiga informan tersebut penggunaan
Konsistensi setiap bulan terhadap agenda influencer bisa berdampak positif tetapi juga
penggunaan jasa influencer memberikan bisa negatif. Banyak perusahaan yang terkecoh
efek penjualan yang terus meningkat dan dengan booming nya instagram saat ini tanpa
engagement yang baik. Pada kasus pemakaian mempelajari beberapa aspek agar berhasil.
jasa influencer yang tidak sesuai memang Perusahaan harus jeli dalam mempelajari
tidak memberikan efek penjualan produk lima pokok bahasan dipenelitian diatas agar
perusahaan dan ini menjadi pelajaran berharga kegiatan iklan dengan menggunakan jasa
sehingga perusahaan tidak salah dalam influencer berhasil.
memilih influencer dan bisa mengemat biaya. Temuan penelitian menunjukkan
perusahaan yang berhasil dengan influencer
di media sosial instagram selalu mempelajari
5. Kelima, kepuasan dan evaluasi kinerja produknya terlebih dahulu untuk mengetahui
influencer yang dipakai segmentasi pasar, harga produk, dan setelah
Kepuasan dan kinerja influencer itu mencari kreteria influencer yang tepat yang
menjadikan barometer perusahaan dalam sesuai dengan karakter serta segmentasi yang
program iklan perusahaan selanjutnya dan disasar sehingga hasil yang didapat optimal.
142 Influencer dan Strategi... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 135-144
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604
Strategi promosi menggunakan influencer yang cerminan untuk penelitian selanjutnya seperti
bisa bedampak positif dan negatif memberikan strategi untuk perusahaan baru dan cakupan
pelajaran kita kedepan agar berhati hati dalam sample yang lebih luas bisa menjadi rujukan
melakukan eksekusi promosi. Penelitian ini perusahan dalam penerapan strategi marketing
yang mengambil sample 3 (tiga) perusahaan di masa yang akan datang.
yang berlokasi di Jawa Timur bisa menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Anshar, Siti Burdatul Y.; Suryaningsih, Barokah Ika; Sumani. (2016). Pengaruh Selebriti
Endorser Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Online Pada Mahasiswi Universitas
Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa, Jurusan Manajemen FEB Universitas Jember, Jember
Arofi, Muhammad Kholid. (2016). Studi Deskriptif Perilaku Selebgram dalam Mengunakan
Instagram sebagai Sarana Endorsement di Era Pemasaran Digital. Skripsi, Program Studi
Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran, Yogyakarta.
Cresswell, Jhon W. 2015. Research Design. London: Sage Publication.
Deru R. Indika., Cindy Jovita., (2017). Media sosial instagram sebagai sarana promosi untuk
meningkatkan minat beli konsumen. Jurnal Bisnis Terapan, 01(1), 25-32.
Desy Setyowati,2014, TV Masih Mendominasi, tapi Iklan Online Tumbuh Lebih Cepat, diakses
26 Juni 2020 melalui
https://katadata.co.id/berita/2018/11/21/tv-masih-mendominasi-tapi-iklan-online-tumbuh-
lebih-cepat/
Fany Ariani., Wulan Trigartanti., (2016). Impression Management Seorang Selebgram sebagai
Eksistensi Diri melalui Media Sosial Instagram. Prosiding Hubungan Masyarakat , 02(1),
353-358.
Flick, Uwe. 2014. The SAGE Handbook of Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.
Gayatri Hutami Putri., Bhina Patria., (2018). Pengaruh Endorsement Selebriti Instagram
terhadap Minat Beli Remaja Putri. GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL
PSYCHOLOGY (GAMAJPP), 04(1), 33-41.
Hartini, S. (2016). Efektifitas Endorsment Pada Media Sosial Instagram Pada Produk Skin
Care. BINA INSANI ICT JOURNAL, 3(1), 43–50.
Hermawan, S. (2020). Netnografi, Salah Satu Solusi Riset Di Masa Pandemic Covid 19. Paper.
Disampaikan Pada Seminar Online Sharing Session Program S2 MM Umsida, 22 Agustus
2020.
Joseph, A Devito. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Karisma Publising
Group.
Kaplan, Andreas M, Michael Haenlein. 2010. “Users of the world, opportunities of Social
Media”. Bussines Horizons.
Kotler and Keller. 2016. Marketing Management. Pearson: Prentice hall
Kozinets, Robert V. 2010. Netnography: Doing Ethnographic Research Online. New Delhi:
Sage Publication
Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group
BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasih et al. 143
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604