Makalah Pendidikan Pancsila (FAUZAN)
Makalah Pendidikan Pancsila (FAUZAN)
DISUSUN OLEH
Fauzan Rizkiawan
FAKULTAS TARBIYAH
2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
C. RUMUSAN MASALAH
B. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Pada umunya terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat dalam arti
proses, dan filsafat dalam arti produk atau hasil. Pancasila dapat di golongkan
sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat pancasila sebagai pandangan hidup
maupun filsafat pancasila dalam arti praktis. Oleh karena itu, berarti pancasila
memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam bersikap,
bertingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari hari dalam kehidupan
bermasyarakat maupun bernegara di manapun mereka berada.
B. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari
pencerminan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa indonesia yang terkandung 5 isi
di dalamnya, yaitu satu, ketuhanan yang maha esa. Dua, kemanusiaan yang adil
dan beradab. Tiga, persatuan indonesia. Empat, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebikjasanaan dan permusayawaratan/perwakilan. Lima, keadilan bagi
seluruh rakyat indonesia.
Secara historis pancasila muncul pada tanggal 01 Juni 1945 yang pada saat
itu presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Kemudian, Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah
UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan lima
Prinsip sebagai Dasar Negara yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila.
Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi
walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila
namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini
didasarkan pada interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka
pembentukan Rumusan Dasar Negara.
Pancasila yang terdiri dari atas lima sila pada hakikatnya merupakan
sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar
yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam
pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain
matrealisme, idealisme, rasioanlisme, liberalisme, sosialisme dan sebagainya.
F. HAKEKAT SILA-SILA PANCASILA
Kata ‘hakekat’ dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala
sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu
itu, sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan bersifat mutlak. Terkait dengan
hakekat sila-sila Pancasila, pengertian kata ‘hakekat’ dapat dipahami dalam tiga
kategori, yaitu :
1. Hakekat abstrak yang disebut juga sebagai hakekat jenis atau hakekat
umum yang mengandung unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah.
Hakekat abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Menurut bentuknya,
Pancasila terdiri atas kata-kata dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil
yang dibubuhi awalan dan akhiran, berupa ke dan an (sila I, II, IV, dan V),
sedangkan yang satu berupa per dan an (sila III).
Dalam susunan hirarkis dan piramidal, sila Ketuhanan Yang Maha Esa
menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial.
Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan,
yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang
berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap
sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.
b. Sila kedua; kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
e. Sila kelima; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan
yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=LPQZVsLSE8i30gT-
pqLoDA#
https://www.google.com/search?q=filsafat+sebagai+ilmu&ie=utf-
8&oe=utf-8# diakses pada tanggal 12 oktober 2015