(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Haji dan Umrah, Kelas 7D)
Disusun oleh:
Kelompok 10
Aditya (11180530000064)
SEMESTER 7
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum W.W.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami dan menyusun
makalah Praktikum Haji dan Umrah mengenai “Pelayanan Mabit Jamaah Haji di Mina.”
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memberdayakan umatnya
melalui dakwah dan pendidikan sehingga dapat melaksanakan pengabdiannya kepada Allah
SWT.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Bapak Drs. Ahmad
Kartono, M.Si dan juga teman-teman yang telah menjadi inspirasi kami dalam mengerjakan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Haji dan Umrah, dan rekan-rekan
yang sekiranya dapat memperbaiki kesalahan atau kekurangan dari makalah ini selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita, Aamiin.
Wa’alaikumussalam W.W.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................................ 13
B. Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sejarah kehidupan manusia, perjalanan haji dan umrah menjadi rangkaian ibadah
yang menarik sepanjang masa, karena selain pertumbuhan kuantitas jamaahnya, juga diiringi
dengan upaya peningkatan kualitas pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jamaah.
Selain itu, kualitas pelayanan kepada jamaah hanya dapat diwujudkan dengan memperkuat
koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders). Upaya menghadirkan
pelayanan prima tersebut, supaya jamaah haji dan umrah dapat melaksanakan ibadah dengan
aman, nyaman dan khusyu’ sesuai dengan ketentuan syari’at. Walaupun demikian, dalam
penyelenggaraan haji dan umrah masih saja muncul celah-celah permasalahannya.
Pelayanan dan bimbingan ibadah di Makkah terutama pada saat di Armuzna bagi
jamaah haji Indonesia, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
pelayanan haji. Jamaah haji baik yang berangkat pada Gelombang I maupun yang berangkat
pada Gelombang II setibanya di Armuzna masing-masing akan mendapatkan pelayanan
mulai dari tanggal 8 s.d 13 Dzulhijjah untuk melaksanakan mabit dan lempar jumrah. Untuk
mengetahui lebih dalam, maka akan dibahas mengenai pelayanan mabit jamaah haji di Mina
di dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Di dalam isi makalah yang kami susun ini telah kami ambil beberapa masalah, yaitu
dengan ingin mengetahui mengenai Pelayanan Mabit Jamaah Haji di Mina. Masalah tersebut
telah terangkum dalam beberapa hal, yaitu:
D. MANFAAT PENULISAN
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang pola penempatan jamaah haji di Mina.
b. Dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai pola kesehatan dan pelayanan jamaah sakit.
c. Dapat menguraikan mengenai pelayanan bimbingan ibadah dan kegiatan jamaah di Mina.
d. Dapat mengukur dan menjelaskan mengenai pola pelayanan katering dan pola pelayanan
kepulangan Jamaah di Mina.
e. Memberikan kesadaran akan tanggung jawab kepada kita untuk mencari ilmu mengenai
ilmu apapun itu.
BAB II
PEMBAHASAN
Tenda jamaah haji di Arafah dan Mina pada musim haji akan diberi nomor.
Penomoran ini dilakukan agar jamaah haji lebih mudah menemukan tendanya selama
puncak musim haji berlangsung. Penomoran tenda akan dilakukan oleh Panita
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi setelah memperoleh mapping maktab dari
Muasassah. Adapun penempatan jamaah masing-masing Embarkasi berdasarkan area yang
terbagi dalam tujuh zonasi sebagai berikut:
Fasilitas: Fasilitas yang disiapkan untuk jamaah haji Indonesia di Mina antara lain karpet,
pendingin udara, toilet dan dapur.
Tenda: Tenda jamaah haji di Mina permanen.
Maktab: Di Mina sama halnya dengan di Arafah, jamaah haji Indonesia dilayani oleh 71
maktab. Dalam satu maktab terdiri atas 6 sampai 7 kloter.
1
“Permudah Jamaah, Tenda Arafah dan Mina Akan Diberi Nomor” https://kemenag.go.id/read/permudah-jamaah-
tenda-arafah-dan-mina-akan-diberi-nomor-lp9nl diakses pada tanggal 22 November 2021, Pukul 21.07 WIB.
B. Pelayanan Bimbingan Ibadah dan Kegiatan Jamaah di Mina
Selama berada di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jamaah haji akan
mendapatkan bimbingan, meliputi: Tata cara wukuf dan amalan ibadah di Arafah, tata cara
mabit dan amalan ibadah di Muzdalifah, tata cara mabit di Mina, tata cara melontar Jamarat
dan tata cara Nafar Awal dan Nafar Tsani
Waktu Melontar
a. Melontar Jamrah Aqabah dilakukan pada 10 Dzulhijjah dimulai sejak lewat tengah malam
dan lebih afdhol dilakukan setelah matahari terbit. Namun, mengingat padatnya jamaah
haji yang melontar pada waktu itu, maka akan dianjurkan melontar dilakukan mulai siang
hari.
d. Jamaah haji yang mengalami uzur syar’i diperbolehkan mengakhirkan melontar jamrah
dengan cara melontar jamrah Sughra, Wustha dan Kubra secara sempurna sebagai qadha
lontaran untuk hari pertama. Setelah itu jamaah berbalik lagi menuju posisi Jamrah Ula,
kemudian memulai lagi melontar tiga jamrah yang sama secara berturut-turut sebagai
qadha hari kedua. Setelah itu, jamaah menuntaskan lontaran hari terakhir bagi nafar tsani.
Mewakilkan Melontar
Orang yang uzur syar’i disebabkan sakit atau lain lain, boleh mewakilkan kewajibannya
melontar jamrah kepada orang lain dengan salah satu cara sebagai berikut:
a. Orang yang mewakilkan orang lain melontar jamrah terlebih dulu untuk dirinya sendiri
sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran, mulai dari Sughra, Wusta dan Kubra.
Kemudian ia kembali melontar untuk yang diwakilkannya mulai dari Sughra, Wusta, dan
Kubra.
b. Orang yang mewakilkan orang lain melontar Jamrah Ula terlebih dulu untuk dirinya
sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran, kemudian ia melontar lagi
tujuh kali lontaran untuk yang diwakili tanpa harus terlebih dahulu menyelesaikan jamrah
Wusta dan Kubra. Demikian seterusnya tindakan yang sama ia lakukan di Jamrah Wusta
dan Jamrah Kubra.
a. Memasuki kemah dengan tertib sesuai dengan nomor maktab setelah turun dari bus
dengan teratur di bawah arahan Karu, Karom, atau ketua kloter.
b. Melaksanakan mabit di perkemahan Mina yang lokasinya ditentukan oleh maktab berupa
tenda besar tahan api, yang dilengkapi alat pendingin udara dan alas tidur berupa hambal
tanpa bantal. Hukum mabit di Mina adalah wajib.
c. Menyadari bahwa hak jemaah adalah mendapatkan pelayanan maksimal dari maktab
selama berada di Mina, mulai dari penempatan jemaah di kemah, pengurusan jemaah
haji tersesat jalan, sakit, wafat, bim bingan ibadah serta pengurusan pem berangkatan ke
Makkah.
d. Memastikan bahwa selama di Mina jemaah mendapat pelayanan katering yang
disediakan oleh Maktab, yang pembagiannya kepada Jemaah dikoordinasikan oleh ketua
rombongan.
e. Mengonsumsi jatah makan, sesuai dengan ketentuan waktu yang tercantum dalam boks
makan.
f. Menggunakan fasilitas kamar mandi/WC dengan penuh kesabaran, tawakkal kepada
Allah SWT, menjaga toleransi kepada sesama jemaah haji, karena hanya tersedia 10
pintu WC/kamar mandi untuk laki-laki dan 10 pintu WC/kamar mandi untuk perempuan
untuk setiap maktab.
g. Menjaga tertutupnya aurat ketika di kemah dan keluar masuk kamar mandi karena
jemaah sedang dalam keadaan ihram.
h. Memperbanyak istirahat dan terus menjaga kesehatan dengan makan minum yang cukup.
i. Mengutamakan ibadah dengan memperbanyak membaca talbiyah, berdzikir dan berdoa.
j. Melontar jamrah sesuai ketentuan manasik dan dilakukan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan pemerintah Arab Saudi, secara beregu atau berombongan di lantai tiga yang
dikhususkan untuk jemaah haji Indonesia. Hukum melontar jamrah adalah wajib.
k. Mempelajari dan mengenali letak setiap jamrah dengan cara melihat marka-marka yang
terdapat pada papan nama di jamarat, masing-masing:
Jamrah Sughra (small) artinya kecil yang juga dikenal dengan nama Ula (pertama),
Jamrah Wusta (middle) artinya tengah dikenal juga dengan nama Tsaniah,
Jamrah Kubra (big) artinya besar dikenal juga dengan nama Aqabah
l. Membadalkan atau mewakilkan lontar jamrah bagi jemaah haji yang sakit/udzur
termasuk jemaah yang dirawat di rumah sakit kepada teman satu regu/rombongannya.
m. Mematuhi jadwal melontar dengan tertib dan penuh tawakkal pada Allah SWT.
n. Meninggalkan Mina menuju Makkah pada 12 Dzulhijjah setelah melontar tiga jamrah
bagi yang melaksanakan nafar awwal (rombongan pertama), dan meninggalkan Mina
pada pada 13 Dzulhijjah setelah melontar tiga jamrah bagi yang melaksanakan nafar
tsani (rombongan kedua).
o. Menaiki bus yang disediakan oleh maktab baik untuk jemaah haji nafar awal (tanggal 12
Dzulhijjah) maupun nafar tsani (tanggal 13 Dzulhijjah) dengan tertib setelah selesai
mabit di Mina.2
a. Selama dalam perjalanan ibadah haji, baik pada saat keberangkatan maupun saat
kepulangan, kegiatan pelayanan kesehatan dilakukan oleh petugas yang menyertai
jamaah haji (TKHI Kloter).
b. Selama di Arab Saudi, yaitu di Jeddah, di Madinah dan di Makkah, disediakan Balai
Pengobatan Haji Indonesia (BPIH) dan petugas kesehatan haji non kloter (PPIH Arab
Saudi), selain pelayanan kesehatan di kloter masing-masing.
c. Pelayanan kesehatan selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), yaitu pada saat
jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, serta melontar jumrah
di Mina. Kegiatan pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan oleh petugas kloter dan
PPIH Arab Saudi yang membidangi kesehatan. Untuk pelayanan kesehatan jamaah haji
Indonesia di Mina juga dilayani oleh klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) selama 24
jam yang lokasinya berada di area tenda Missi Haji Indonesia.
2
Ditjen PHU. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2020), hlm. 48-51.
d. Di setiap rumah sakit Arab Saudi, baik di Jeddah, Madinah, Makkah, Arafah dan Mina.
Pelayanan di rumah sakit tersebut dilakukan oleh petugas-petugas kesehatan Arab Saudi.
e. Pelayanan kesehatan bagi jamaah haji sakit yang di Safari Wukufkan, dilakukan oleh
PPIH Arab Saudi Daker Makkah. Sedangkan yang di rumah sakit Makkah Arab Saudi
dilaksanakan oleh petugas rumah sakit.3
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka pos kesehatan untuk jamaah haji Tanah
Air di Mina, Arab Saudi. Pos Kesehatan (Poskes) Mina telah disiapkan di kawasan Missi
Haji Indonesia, tepatnya di Maktab 50. Pos Kesehatan Mina memiliki kapasitas sebanyak 40
tempat tidur yang diperkuat dengan tenaga kesehatan dari Daker Kesehatan Madinah. Pos
Kesehatan Mina sudah mulai beroperasi sejak 9 Dzulhijjah atau sejak jamaah haji selesai
melaksanakan wukuf di Arafah, dan akan buka sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah usai
seluruh jamaah haji meninggalkan Mina.
Selian Pos Kesehatan, Tim Promotif Preventif (TPP) turut menjalankan tugas dan
fungsinya di Mina. Seluruh anggota TPP secara bergiliran berkeliling di wilayah jalur atas
jamarat. Ketika berjumpa dengan rombongan jamaah haji Indonesia, TPP mengingatkan
untuk menggunakan alat pelindung diri terutama payung dan sandal. Saat menemui jamaah
yang kelelahan, mereka akan mengajak jamaah untuk beristirahat sejenak dan minum oralit.4
3
Ahmad Kartono, Manajemen Pembinaan dan Pelayanan Haji; Dalam Perspektif Peraturan Perundang-Undangan
Haji dan Umrah. (Jakarta: Pustaka Cendekiamuda, 2017), hlm. 55-56.
4
“Kemenkes Buka Pos Kesehatan di Mina” https://ihram.co.id/berita/pw4a52313/kemenkes-buka-pos-kesehatan-di-
mina diakses pada tanggal 23 November 2021, Pukul 00.59 WIB.
D. Pola Pelayanan Katering Jamaah di Mina
Agar jamaah haji dapat menjalankan ibadahnya dengan sempurna, maka dibutuhkan
asupan makanan yang sehat dan tepat selama menunaikan ibadah haji. Jamaah haji
Indonesia selama berada di Arab Saudi akan mendapatkan makan sebanyak 75 kali. Di
bandara Jeddah mendapatkan makan sebanyak 1 kali, di Madinah sebanyak 18 kali, di
Makkah sebanyak 40 kali, dan di Armuzna mendapat makan sebanyak 16 kali.
Alur distribusi konsumsi jamaah haji ialah dari perusahaan, petugas katering,
perangkat kloter dan jamaah. Semua proses distribusi konsumsi jamaah haji diawasi oleh
pengawas katering. Layanan konsumsi di distribusikan oleh petugas perusahaan kepada
perangkat kloter yang diawasi oleh petugas pengawas katering sektor, dalam hal ini
pengawas katering memastikan jumlah paket konsumsi sesuai dengan jumlah jamaah serta
memeriksa kualitas makanan dalam keadaan baik. Perangkat kloter kemudian
menandatangani tanda terima sebagai bukti bahwa konsumsi telah diterima sesuai paket
konsumsi dengan jumlah jamaah yang ada.
1. Arafah
Pada saat tiba di Arafah, Jamaah mendapatkan air minum selamat datang sebanyak 3
botol seberat 600 ml.
Pelayanan konsumsi diberikan mulai tanggal 8 Dzulhijjah (makan siang) sampai
dengan tanggal 9 Dzulhijjah (makan malam) sebelum jamaah berangkat ke
Muzdalifah.
Paket kelengkapan konsumsi Armuzna diberikan pada saat di Arafah.
2. Muzdalifah
Pelayanan paket snack Muzdalifah diberikan pada saat di Arafah sebelum jamaah haji
berangkat ke Muzdalifah.
3. Mina
Pelayanan konsumsi di Mina diberikan mulai tanggal 10 Dzulhijjah (makan pagi) sampai
dengan 13 Dzulhijjah (makan siang) sebanyak 11 kali. Paket kelengkapan konsumsi
Arafah dan Mina adalah: Teh celup, kopi 2 in 1, krimmer, gula, saus saset, kecap, gelas
dan sendok.
4. Jadwal penerimaan konsumsi:
Pagi : 06.00 s/d 08.00 WAS
Siang : 11.00 s/d 14.00 WAS
Malam : 18.00 s/d 21.00 WAS
5. Konsumsi diberikan dalam kemasan kotak.5
Pola kepulangan Jamaah haji dari Mina ke Makkah dapat menggunakan transportasi
Armuzna. Layanan transportasi Armuzna sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah
Arab Saudi yang dilaksanakan oleh Naqabah Amma Lissayyarat dengan rute sebagai berikut:
1. Makkah – Arafah
2. Arafah – Muzdalifah
3. Muzdalifah – Mina
4. Mina - Makkah
1) Makkah – Arafah
5
Ditjen PHU. Buku Saku Layanan Akomodasi, Konsumsi & Transportasi Darat Jamaah Haji Indonesia di Arab
Saudi, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2017), hlm. 121.
Angkutan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, pelaksanaan angkutan ini dibagi
dalam 3 trip yaitu:
Pertama pukul 07.00-12.00 WAS
Kedua pukul 12.00-16.00 WAS
Ketiga pukul 16.00-24.00 WAS
Rasio penggunaan bus adalah 1:144/bus, sehingga setiap maktab dengan jumlah jamaah
terbanyak kurang lebih 3000 orang mendapat alokasi bus sebanyak 21 unit.
2) Arafah - Muzdalifah
Angkutan Arafah-Muzdalifah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai pukul 18.00 WAS dan
terakhir pukul 24.00 WAS
Jumlah bus pada layanan ini sebanyak 7 bus per-maktab.
3) Muzdalifah – Mina
Angkutan Muzdalifah - Mina dilaksanakan pada tanggal 9-10 Dzulhijjah, mulai pukul
23.00 WAS.
Jumlah bus pada layanan ini sebanyak 5 bus per-maktab.
4) Mina - Makkah
Angkutan Mina-Makkah dilaksanakan pada tanggal 12-13 Dzulhijjah, dengan tahapan
sebagai berikut:
Nafar Awal (Tanggal 12 Dzulhijjah) pemberangkatan pertama mulai pukul 06.30
WAS dan terakhir pukul 16.00 WAS.
Nafar Tsani (Tanggal 13 Dzulhijjah) pemberangkatan pertama mulai pukul 06.30
WAS dan terakhir pukul 16.00 WAS sampai selesai.
Jumlah bus pada layanan ini sebanyak 21 bus per-maktab.6
6
Ditjen PHU. Buku Saku Layanan Akomodasi, Konsumsi & Transportasi Darat Jamaah Haji Indonesia di Arab
Saudi, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2017), hlm. 161-162.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Alhamdulillah tugas yang diamanatkan dosen kepada kami telah terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat diterima, dimengerti dan berguna bagi pembaca semua. Dalam
makalah ini kami memohon maaf jika terdapat tulisan atau bahasa yang kurang
berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan ini agar bisa
membangun dan memotivasi kami agar bisa membuat tulisan dan karya lainnya jauh
lebih baik lagi. Kami sadar kami bukanlah manusia yang sempurna dan kami ingin
menjadi orang yang lebih baik dari hari yang kemarin. Sebaik-baiknya manusia adalah
orang yang bermanfaat bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen PHU. 2017. Buku Saku Layanan Akomodasi, Konsumsi & Transportasi Darat Jamaah
Haji Indonesia di Arab Saudi. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Kartono, Ahmad. 2017. Manajemen Pembinaan dan Pelayanan Haji; Dalam Perspektif
Peraturan Perundang-Undangan Haji dan Umrah. Jakarta: Pustaka Cendekiamuda.
Ditjen PHU. 2020. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. Jakarta: Kementerian Agama RI.